Lelaki Greget - Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
"Sial!"
Erik Luo berseru. Dia memejamkan mata, butuh waktu lama baginya untuk pulih. Dia membuka matanya perlahan-lahan. Kristal api itu tetaplah kristal api, tidak ada perubahan.
“Sebenarnya apa yang terjadi?” Erik Luo sedikit takut setelah kejadian itu, dia berpikir, nasib baik dia memiliki mata khusus, kalau tidak tadi pasti akan terbakar.
Saat memikirkannya, perasaan mata terbakar itu muncul lagi.
Erik Luo tiba-tiba memiliki ide yang berani di dalam hatinya, jika dia menatapnya seperti ini, apakah mata raja langitnya akan mengalami perubahan?
Dia tidak membuang pandangan matanya kali ini. Matanya berubah dari panas menjadi sangat panas. Bahkan pada akhirnya merasa seperti sakit yang menusuk, tetapi dia tetap tidak membuang pandangan matanya.
Sepuluh menit kemudian, kristal api sepertinya hampir terbakar, Erik Luo merasa matanya sedang terbakar, tapi untungnya dia tidak buta.
Dan sepuluh menit kemudian lagi, suhu kristal api menaik tinggi. Meskipun kulitnya bisa menahan suhu tinggi, ia masih merasa sangat panas. Segera dia melemparkannya ke tanah, jari-jarinya melepuh, dan batu granit juga terkena panas dan muncul lubang kecil.
Erik Luo merasa ada api di matanya, panas yang bisa membuat kepalanya hampir meledak.
Kristal api yang berada di tanah tiba-tiba terbakar, membuat batu granit terbakar menjadi sebesar mangkuk magma, dan masih menyebar di sekitar.
Api itu tiba-tiba menyebar menjadi dua ladang api dan menembak ke dalam mata Erik Luo.
"Ahhhh, Erik Luo berteriak, merasa matanya tiba-tiba hitam. Dia dengan cepat mengerahkan kekuatan bintang di perutnya untuk melindungi matanya.
Kedua api yang dikeluarkan dari kristal api mengalir ke matanya tanpa henti, Erik Luo terus-menerus mengerahkan kekuatan bintang untuk melindungi dan memperbaiki matanya, memaksa agar mampu menyeimbangkan keduanya.
Kondisi mata yang terbakar semacam ini terus menerus lanjut sampai setengah jam baru selesai. Rasa sakit yang membakar perlahan-lahan menghilang, matanya akhirnya pulih. Erik Luo menghela napas lega. Melihat kristal api di tanah telah menghilang, dan batu granit baru saja mendingin, tetapi mengeluarkan bau yang menyengat.
Kristal api itu menghilang.
"Dimana kristal api itu?"
Dia mengarahkan matanya ke tempat di mana kristal api tadi berada. Tidak ada apa-apa di sana. Sebagian besar telah terbakar habis. Sebaliknya, matanya tiba-tiba menyemburkan dua api, membakar dua lubang besar di tanah.
Matanya bisa menyemburkan api?
Jadi dia menggunakan kekuatan pikirannya berpikir lagi, dua api yang lemah bisa menyembur keluar.
Sepertinya hanya bisa menyembur api seperti itu dalam satu waktu. Jika bisa mendapatkan lagi dua kristal api keluarga Ai yang tersisa yang telah dimurnikan, kekuatannya akan lebih kuat.
Hatinya gembira, dengan adanya kemampuan ini, dia akan memiliki peluang lebih besar untuk menang dalam menghadapi musuh kuat asing di masa depan.
Hanya satu mata raja langit yang memiliki kekuatan seperti itu. Mereka yang mendapatkan hati dan jiwa raja langit, pasti akan menentang hukum alam, dan akan sangat kuat.
Memikirkan hal ini, dia segera duduk di atap dan melihat bintang-bintang di langit untuk berlatih.
Keesokan paginya, Erik Luo memperkenalkan Kevin Tang kepada publik, disertai dengan upacara pemujaan. Dia menjadikannya murid kedua, menghormati David Li sebagai kakak senior, dan mengajarkan keterampilan memelihara mayat dari "Pulau kematian" dan jurus Sixteen Sword.
Ini juga keterampilan yang dicuri Riky Hai dari Tianqing Guxing. Semua murid di pulau kematian sangat kejam, jadi mereka semua melakukan jurus membunuh. Seiring berjalannya waktu, mereka meninggalkan hal-hal yang penting, yaitu Sixteen Sword, teknik pedang membunuh orang yang sangat penting.
Kevin Tang memiliki karakter yang suka tertekan, mempelajari keterampilan semacam ini paling cocok.
Bagaimanapun, Erik Luo telah mengintegrasikan memori ingatan Riky Hai. Setidaknya dia bisa memberikan bimbingan yang benar di langkah awal. Dia harus membawa beberapa murid yang kuat untuk hidup tenang di perjuangan masa depan.
Dengan upaya Erik Luo yang tak henti-hentinya, David Li telah berlatih di langkah awal. Bahkan di hadapan Vincent Song, dia memiliki kekuatan untuk bertarung. Oleh karena itu, dia dikirim ke Kota Hexi untuk melindungi Vini Tang, mengambil alih bisnis keluarga Song, dan memperluas pasar untuk perusahaan keluarga Ye.
Perusahaan keluarga Ye berada di puncak, menarik banyak orang yang iri dan kagum.
Hari ini adalah hari ulang tahun Wahyu Ye. Satu keluarga mengesampingkan semua urusan mereka dan semua berkumpul bersama untuk menemani Wahyu Ye pergi berbelanja untuk membeli pakaian baru. Erik Luo juga menemaninya. Dia sudah lama tidak begitu santai dan ngobrol diam-diam dengan Beti Ye.
Beberapa orang berjalan ke toko pakaian. Bella Ye menunjuk ke sebuah jaket dan berkata: "Ini jaket yang bagus. Ayahku bisa 40 tahun lebih muda jika menggunakan ini!"
Ketika dia akan mengambilnya, seseorang di dekatnya dengan cepat merebutnya dan telah mengambilnya terlebih dahulu. Dia berkata dengan gembira: "Darwin, pakaian ini bagus untuk ayah kita."
Bella Ye berseru: "Apakah kamu tidak mengerti mengantri? Aku melihat pakaian ini terlebih dulu!"
"Mengapa kamu..."
Kedua belah pihak bertemu satu sama lain dan menemukan bahwa mereka saling kenal, dia adalah Syifa Ding dan Darwin Zhang.
Yang paling tidak ingin dilihat Syifa Ding adalah keluarga Ye. Awalnya, dia mengejek Beti Ye di acara makan, menertawakannya bahwa dia menikahi suami yang tidak berguna. Tanpa diduga, dia telah menjadi penguasa kota Hedong dan bahkan meluas ke kota Hexi .
Dikatakan bahwa ini semua karena suaminya. Syifa Ding agak tidak yakin. Lagipula, apa yang bisa dimiliki seorang prajurit? Yang membuatnya khawatir dari lubuk hatinya adalah Beti Ye. Dia pikir ini adalah wanita yang kuat.
“Aku benar-benar minta maaf, aku akan memberikannya pada paman. Aku akan membayarnya nanti.” Wajah Syifa Ding segera berubah menjadi senyuman penuh perhatian dan menyerahkan pakaian itu kepada Bella Ye.
Beti Ye berkata sambil tersenyum: "Tidak perlu membayar, terima kasih banyak atas kebaikan Nona Ding."
Pada awalnya, dia tidak memiliki banyak rasa baik untuk wanita ini dan tidak ingin memiliki terlalu banyak persahabatan dengannya.
Darwin Zhang ingin memiliki hubungan yang lebih dekat. Dia melihat Erik Luo di pojok. Dia pikir itu akan menjadi pilihan yang baik untuk memulai dengannya. Dia segera melangkah maju dan berkata sambil tersenyum: "Tuan Luo, lama tidak bertemu!"
Erik Luo mengangguk sedikit, tidak lagi memperhatikannya, berbalik dan melihat pakaian bersama Bella Ye.
Darwin Zhang yang ingin berjabatan tangan dengannya merasa malu, dia hanya bisa mengembalikan tangannya. Tiba-tiba, matanya tertuju pada seorang pria paruh baya gemuk di sampingnya dan berseru: "Direktur Huang, sungguh suatu kebetulan. Aku tidak menyangka bisa melihat kamu di sini!"
Dia berjabat tangan dengan wajah ramah, Direktur Huang sedang memeluk wanita cantik di sebelahnya. Dia berjabat tangan dengannya dengan santai dan berkata: "Ternyata kamu, bagaimana kabar Tuan Zhang akhir-akhir ini?"
"Lumayan baik. Direktur Huang, mengapa kamu tidak bilang jika ingin datang ke sini? Aku sebagai tuan rumah akan memperlakukan kamu dengan baik."
Darwin Zhang sangat sopan. Dia memandang Beti Ye dan berkata: "Direktur Ye, ini adalah Direktur Huang, pemilik house property terkenal di kota Hexi! Industrinya ada di seluruh bagian utara. Jika kamu ingin berbisnis di kota Hexi, harus mengandalkan Direktur Huang. "
Mata Direktur Huang tertuju pada Beti Ye, dan matanya tiba-tiba menjadi cerah. Ketika dia melihat Erik Luo di sebelahnya, dia sangat terkejut. Dia menundukkan pinggangnya dan berkata: "Tuan Luo, aku telah menemukanmu!"
Dia menjabat Erik Luo dengan tangannya yang besar dan gemuk, dan enggan melepaskannya untuk waktu yang lama.
Erik Luo mengeluarkan tangannya tanpa jejak dan menatapnya dengan ragu.
Syifa Ding dan Darwin Zhang yang berada di sebelah kebingungan, mereka tidak mengerti bagaimana Rico Huang, seorang pemilik house property yang terkenal bisa mengenal manusia seperti Erik Luo.
"Nama aku Rico Huang. Aku menyaksikan pertandingan antara kamu dan Pimpinan sekolah Song."
Direktor Huang menyerahkan kartu namanya dan berkata dengan penuh semangat: "Begini, aku pikir keterampilan seni bela diri kamu jauh lebih tinggi daripada pemilik sekolah Song. Aku ingin berbicara denganmu tentang kerja sama. Aku akan menyumbangkan 300 juta RMB (sekitar 600 miliar rupiah) untuk membantu kamu membangun sekolah seni bela diri. Aku akan membantumu menyebarkannya, kamu hanya perlu muncul sesekali. Sekarang seni bela diri sedang populer, Saat sekolah seni bela diri dibuka menjadi cabang, aku ambil 20% kamu ambil 80%, bagaimana menurutmu?"
Otak Darwin Zhang sedikit tidak mengerti. Rico Huang jelas ingin melakukan bisnis yang merugi. Jangan bicara tentang investasi 300 juta RMB bisa berhasil atau tidak, bahkan jika dia berhasil, kapan hasil 20% dan 80% ini bisa kembali ke semula.
Rico Huang bukan orang bodoh, satu-satunya kemungkinan adalah dia sengaja membeli wajah untuk Erik Luo. Tapi sebenarnya siapa Erik Luo ini? Bagaimana dia bisa memiliki wajah yang begitu besar?
Ketika dia mengeluh tentang keberuntungan Erik Luo, dia tidak menyangka bahwa Erik Luo bahkan tidak melihat Rico Huang, dan langsung menolak: "Tidak tertarik!"
Novel Terkait
After Met You
AmardaIstri kontrakku
RasudinCantik Terlihat Jelek
SherinSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniDemanding Husband
MarshallDewa Perang Greget
Budi MaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)