Lelaki Greget - Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana

Vincent Song sulit menyembunyikan ekspresi terkejut di wajahnya, Dia melihat-lihat tangannya, lalu melihat ke arah bajunya sendiri yang berlumuran darah, terlihat dia tidak berani percaya bahwa dia telah dikalahkan seperti ini, dan parahnya dikalahkan oleh generasi yang lebih muda darinya.

Dia secara khusus mengundang orang-orang untuk melihat betapa menakjubkannya dia! Tapi sekarang, seluruh rekor menakjubkannya pupus tanpa sisa.

“Ayah!”

Tampak dari luar Deni Song menerobos masuk ke dalam, Lalu membantu Vincent Song sambil berkata: “Ayah, apakah kamu baik-baik saja?”

Vincent Song menggelengkan kepalanya lalu berkata: “Aku sekarat, Meridianku juga telah rusak, dan aku tak akan bisa hidup lebih dari tiga hari lagi.”

Lalu dia mendongak kepalanya melihat ke arah Erik Luo, lalu berkata: “Aku memohon sesuatu padamu, mohon lepaskanlah anakku, berikanlah dia sedikit tempat tinggal, karena dia adalah satu-satunya putraku...”

Erik Luo memandangnya dengan dingin dan berkata: “Jika aku kalah, apakah kamu bisa mengampuniku? Kamu bukan hanya tidak akan mengampuniku, tetapi malah berkomplot dengan putramu untuk menghina istriku! Pikirkanlah perbuatan busuk anakmu, apakah pantas aku melepaskannya begitu saja!”

Vincent Song terbatuk beberapa kali, lalu sambil sedih ia tersenyum dan berkata: “Baik, yang kamu katakan memang benar!”

“Hei Orang yang bermarga Luo, kamu jangan menghinanya lebih jauh lagi! Ayahku sudah kalah olehmu, kamu masih ingin berbuat apa?“ Deni Luo matanya terlihat memerah penuh dengan amarah.

Erik Luo dengan tatapan yang dingin lalu berkata: “Kamu ingin membalaskan dendamnya? “

Vincent Song segera meraih anaknya, lalu melambaikan tangannya ke arah Sekretaris yang berada di sebelahnya, dan menandatangani kontrak transfer, lalu dengan seluruh kekuatan yang dimilikinya, dengan lantang berkata: “Aku, Vincent Song, hari ini mengaku kalah kepada Eric Luo, Dengan lapang dada mengaku kekalahanku hari ini!”

Setelah selesai berkata, dia menyerahkan tanda tangan kontraknya kepada Erik Luo.

Erik Luo mengulurkan tangan dan mengambilnya, lalu perlahan pergi menjauh.

Para penonton sontak menjadi ribut seketika, siapapun tidak akan menyangka hasilnya akan berakhir seperti ini, Vincent song dikalahkan, bahkan ia harus rela kehilangan seluruh aset propertinya, Lalu seseorang menghela napas dan berkata: “Jika Vincent song tidak serakah pada aset properti orang lain, maka hari ini dia tidak akan kehilangan segalanya, nasibnya sungguh kurang beruntung, karena sudah berani cari masalah dengan orang seperti Xiao Sha Xing (pemain film kungfu), Siapa namanya? Erik Luo bukan? “

“Benar, dia bernama Erik Luo, dia adalah orang yang sedang naik daun dari kota Hedong....”

Pertarungan kali ini, reputasi Erik Luo sudah dipastikan akan segera tersebar kemana-mana.

Setelah meninggalkan Gym beladiri, Erik Luo bersiap-siap naik mobil untuk pulang, dia tidak berencana untuk tinggal lebih lama kali ini, dia memperkirakan untuk mengalahkan Vincent Song cukup menggunakan kungfu yang sederhana saja, tetapi tak disangka, bahkan dengan hanya jurus dasarnya saja dia sudah kewalahan menghadapinya.

“Tunggu sebentar!”

Terdengar suara cemas dari belakangnya, Lalu Erik Luo berbalik melihat, lalu melihat anak laki-laki kurus sebelumnya sedang berdiri di belakangnya, lalu tiba-tiba ia berlutut dan berkata: “Aku mohon, bantu aku balas dendam!”

lalu dengan penasaran Erik Luo bertanya: “Vincent Song tidak akan hidup lebih dari tiga hari lagi, kamu masih ada kebencian apa lagi untuk balas dendam? “

Mata anak laki-laki itu menunjukkan kebencian yang mengerikan, dan dia berkata: "Aku ingin membunuh seluruh keluarganya."

Erik Luo mengerutkan dahinya, lalu dalam hati berpikir, anak yang baru seusia 15 atau 16 tahun sudah memiliki niat membunuh yang begitu parah, jika dia tidak mengendalikannya, takutnya dia bisa tersesat. Di luar negeri ia menemukan banyak sekali anak kecil yang diperdaya orang, ada yang dijadikan sebagai bom bunuh diri, ada juga yang dilatih menjadi mesin pembunuh, selanjutnya yang lebih menyedihkan, anak ini bisa jadi tidak akan bisa lolos dari penjara anak dalam negeri ini.

“Aku mohon, cukup membantuku membalaskan dendam, mati pun aku rela! “ Dengan keras dia membenturkan kepalanya ke lantai, lalu terdengar suara "buk", dahinya mengalir keluar darah segar.

Erik Luo memikirkan seorang kawannya yang yatim piatu, lalu dengan hatinya yang lembut berkata: "Ikutlah denganku!"

Lalu keduanya pergi ke kafe di sebelah untuk duduk, Anak muda tersebut dengan lahap memakan habis dua piring makanan dan minuman, Erik Luo melihat badannya yang kurus kerempeng, lalu badannya juga memiliki memar yang tidak sedikit, terlihat jelas seperti mendapat banyak pukulan, lalu bertanya: “Siapa namamu nak? “

“Kevin Tang.”

Erik Luo bertanya dengan penuh ketertarikan: “Siapakah yang memberikan nama kepadamu? Lalu apa artinya? “

Ketika membahas masalah tersebut, Kevin Tang pun berhenti, lalu dengan mulut yang masih dipenuhi dengan makanan yang belum tertelan, air matanya mengalir keluar dengan deras, dia menyeka air matanya dan dengan menangis sesengukan berkata: “Ayahku yang memberikannya, Dia berharap aku.....berharap aku bisa menjadi seorang ksatria....”

Melalui penjelasan Kevin Tang yang terbata-bata, Erik Luo menjadi sedikit mengerti tentang masalah sebab akibat yang telah ditimbulkan, ternyata Kevin Tang berasal dari keluarga yang mempelajari ilmu seni beladiri, Ayahnya membuka sasana beladiri di daerah kecil kota Hedong, dia telah kehilangan ibunya sejak masih kecil, dan kakaknya mengikuti jejak ayahnya mempelajari ilmu tinju, kemudian ada orang yang mengorganisir sebuah organisasi perserikatan seni beladiri di provinsi Qizhou, dan mewajibkan seluruh Sasana beladiri yang berada di sana untuk ikut berpartisipasi, bagi yang bersiap-siap untuk menerima tugas, bisa mendapatkan manfaat yang cukup besar. Akan tetapi ayahnya Kevin Tang curiga ada yang tidak benar dengan organisasi perserikatan seni beladiri tersebut, menolak untuk ikut berpartisipasi, bahkan terlibat konflik dengan perserikatan seni beladiri tersebut, dan juga ia telah melukai satu orang penting di pihak lawan tersebut.

Oleh sebab itu perserikatan seni beladiri itu diam-diam mengutus Vincent Song untuk membunuh Ayah dan kakaknya Kevin Tang, dan juga membakar sasana beladiri tersebut.

Kevin Tang melarikan diri, tetapi ia dikejar oleh orang-orang di sasana tersebut untuk dibunuh, ia melewati harinya yang keras dengan memungut sampah demi bertahan hidup, juga diam-diam berlatih ilmu beladiri teknik membunuh untuk mempersiapkan dirinya melakukan pembalasan dendam, dan akhirnya hari ini dia diam-diam menyelinap masuk ke dalam Sasana beladiri tersebut, untuk menggunakan jurus beladirinya membunuh tersebut, dan hasilnya bisa dibayangkan.

“Vincent Song membunuh seluruh keluargaku, maka aku juga harus membunuh seluruh keluarganya!“ Kevin Tang memukul mejanya dengan keras menggunakan kedua tangannya, kebencian di matanya seperti menyala-nyala keluar.

“Aku bisa membantumu! “ Erik Luo berdiri dan berkata: “Apakah itu bisa berhasil atau tidaknya, semua tergantung pada kemampuanmu.”

Lalu Dia mencari tempat yang terpencil, dan mengajari Kevin Tang tiga jurus, ini adalah jurus tiga teknik membunuh yang ia keluarkan dari kitab pandora menurut ingatan Riky Hai, kekuatannya tidak tertandingi, kekuatan untuk melenyapkan seseorang sangatlah hebat.

Meskipun Kevin Tang terlihat sangat kurus, dan tenaganya tidak cukup, tetapi ini sudah cukup untuk membunuh ahli seni beladiri biasa seperti Deni Song.

Adapun Meridian milik Vincent Song sudah hancur, juga akan sulit untuk mengatasinya.

Pada malam hari Erik Luo berjalan sendirian di alun-alun, Kevin Tang sendirian pergi ke kediaman keluarga Song untuk melakukan balas dendam, jika berhasil, Jika berhasil, Erik Luo akan merekrutnya, Dan jika tidak berhasil, maka itu sudah menjadi takdirnya.

“Kakak, aku sangat lapar...”

Saat dia sedang berjalan, tiba-tiba Erik Luo mendengar suara yang tidak asing, lalu memusatkan pandanganya, tampak dari bawah lampu jalan yang tidak jauh dari sana, ada Riska yang sedang duduk dipangkuan Ivy Ai dengan perasaan yang sangat sedih, ia menjulurkan lidahnya, terlihat seperti sedang sekarat hampir mau mati.

Ivy Ai mengelus kepalanya sambil berkata: “Tunggu kakak mengajukan permohonan untuk membuat kartu telepon besok, dan setelah kakak meminjam uang kepada teman, kakak akan membawamu ke restoran untuk makan makanan enak.”

Riska meratap dan berkata: “Mungkin aku sudah tidak bisa menunggu sampai besok, daripada menungguku mati kelaparan, lebih baik kamu menguburku di sini saja! “

Ivy Ai ingin mengatakan sesuatu, tanpa sengaja saat mendongak kepalanya melihat Erik Luo, dengan sedikit tertawa canggung ia berkata: “Sungguh kebetulan sekali....”

Riska dalam sekejap langsung melompat sampai kedalam pelukannya Erik Luo: “Kakak yang tampan, bagaimana jika kamu membawaku pergi makan ke restoran, sungguh aku tidak bisa membalas kebaikanmu, hanya dengan persetujuan kakakku...ah...” lalu ia mendapat tamparan sebelum menyelesaikan pembicaraannya.

Ivy Ai dengan wajah yang tersipu dan berkata: “Kita berdua diam-diam kabur keluar, karena membuat ayahku marah, semua kartu bank dan nomor teleponku dibekukan...aku ingin...meminjam sedikit uangmu, boleh tidak?...” meskipun dia tidak biasanya meminjam uang, suaranya semakin lama semakin mengecil saat berbicara.

Erik Luo membawa mereka berdua makan di salah satu restoran Buffet dekat alun-alun, Riska makan hingga perutnya kekenyangan, matanya menunjukan rasa puas, dan bahkan tidak sanggup berjalan, sampai dipapah oleh Ivy Ai untuk berjalan keluar, dan sambil berjalan dia sambil berkata: “Lain kali jika melihatmu makan sampai kekenyangan seperti itu, sungguh mirip sekali dengan hantu kelaparan yang baru terlahir kembali.”

“Kita sudah kelaparan sangat lama...” saat Riska sedang mengatakan sesuatu, tiba-tiba ia terbengong melihat ke arah jalan raya.

Erik Luo juga sekalian melihat ke arah sana, lalu melihat ada dua buah mobil Lambhorgini yang sedang terparkir di sana, Seorang pemuda yang tinggi nan tampan sedang bersandar dimobil tersebut, dengan wajahnya yang tanpa ekspresi itu melihat ke arah Ivy Ai.

“Kakak kedua...”

Ivy Ai memanggilnya, lalu perlahan-lahan menundukkan kepalanya, bahkan Riska juga tidak berani berbicara lagi, menutup mulutnya dengan rapat, matanya dengan liar bergerak-gerak melihat ke mana-mana.

“Keberanianmu sungguh besar, berani membohongi Keluarga Ye yang berada di kota Beijing, tahu tidak seperti apa kemarahan kakek sekarang? “ Kata-kata pemuda tersebut sangat kasar, lalu melihat ke arah Erik Luo dan berkata: “Orang macam apa kamu? “

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu