Lelaki Greget - Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
Erik Luo tidak sempat pisau terbang lagi, jadi dia berbalik mengadu kekuatan tinjunya dengan Eddy Zhang.
Sebuah ledakan besar dan gelombang udara yang dahsyat meletus di antara kedua tinju. Pasir di tanah terangkat oleh gelombang angin sehingga menjadi badai. Orang yang tak terhitung banyaknya dengan kekuatan yang rendah ikut terangkat, bahkan ada beberapa orang yang terluka langsung akibat tergores oleh percikan pasir, dan tempat tersebut menjadi berantakan.
Dragon Tu mengambil kesempatan ini untuk membawa Vivi Su kabur dari pengepungan dan menghilang di Gurun Gobi dalam sekejap mata.
Eddy Zhang tersapu oleh udara kuat tersebut, tetapi Marco Su dan jagoan tingkat alam kekosongan lainnya datang, dan keempatnya bekerja sama untuk menghalangi rute pelarian Erik dari segala arah, Erik Luo berbalik dan bertemu dengan salah satu dari mereka. Tiga lainnya segera mengambil kesempatan untuk menyerang dari belakang. Tetapi mereka tidak menyangka Erik Luo akan tiba-tiba berbalik dan menyerang Marco Su.
Tindakan Erik Luo tidak terduga oleh mereka, dan keduanya ke arah saling bertabrakan dalam sekejap mata, ketika Erik Luo sudah cukup dekat dengan Marco dia mengayunkan pisau terbangnya untuk memotong leher Marco.
Marco Su tidak menyangka Erik Luo akan secepat itu, dia tidak punya waktu untuk khawatir, dia mengira dirinya akan mati di sini, jadi dia sangat ketakutan. Tiba-tiba Eddy Zhang bergegas datang lagi dari samping. Erik Luo diam-diam kesal dan mundur sambil melempar pisau terbangnya.
“Semuanya menyingkir, lihat kabut asam sulfat milikku!” Tiba-tiba sebuah suara percikan berasal dari belakangnya, Erik Luo buru-buru menutup matanya dan melihat sekilas masa depan melalui mata tembus pandangnya. Dia melihat bahwa bajunya telah berlubang-lubang akibat asam sulfat. Marco Su tertawa, dan melempar lagi dua bom asam sulfat, asam sulfat meledak di udara, sehingga menjadi hujan asam sulfat yang membuat pakaian Erik mulai meleleh.
Meskipun Erik Luo tidak terluka, tapi dia marah karena tindakan Marco Su yang licik, dan berteriak dengan marah, “Matilah!” Lima pisau terbang ditembakkan, tetapi ditembak jatuh oleh beberapa orang yang datang dari belakang.
Marco Su tersenyum dan berkata: "Semuanya lindungi aku, biar aku yang menyerang!"
Pria besar yang memegang perisai baja bergegas datang, meraung dan menghantamkan perisainya dari atas kepala Erik Luo, tapi Erik Luo mendorong perisai tersebut dengan kedua telapak tangannya, sehingga menimbulkan suara ledakan keras, dan menghasilkan dua cetakan telapak tangan pada perisai baja, dan pria besar yang memegang perisai itu kejang-kejang hingga pingsan akibat sengatan listrik energi Qi murni milik Erik.
"Terimalah ini!"
Suara Marco Su terdengar dari belakangnya. Erik Luo tiba-tiba merasakan sakit yang luar biasa di belakang punggungnya. Dia pun menoleh ke belakang, melihat Marco Su yang memegang sebuah tongkat yang telah mundur ke belakang kerumunan lebih awal, dan tertawa: "Terus gunakan pisau terbangmu, aku ingin lihat apa yang bisa kamu lakukan padaku!"
Erik Luo benar-benar kesal dengan orang ini dan ingin segera membunuhnya lebih dulu, tapi belasan jagoan tingkat alam kekosongan terus menghalanginya, Marco Su berlari dan melompat-lompat. Tiba-tiba, rasa sakit yang dahsyat sekali lagi terasa di belakang punggungnya, karena dipukul lagi oleh Marco Su yang menyerang secara diam-diam, sehingga Erik Luo memuncratkan darah dari mulutnya.
Orang-orang Marco Su memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Erik Luo secara bersamaan, dalam sekejap atas Erik Luo sudah dipenuhi dengan tinju dan pedang. Erik Luo sedikit lambat bereaksi, dia segera menaikkan energi Qi murni miliknya, dan mengulurkan kedua telapak tangannya melindungi tubuhnya.
Orang luar hanya melihat Erik Luo seolah-olah tenggelam oleh kabut bom, dan debu yang lebat, pandangan mereka kabur akibat kabut.
Belasan jagoan tingkat alam kekosongan mundur ke pinggiran, menunggu debu serta kabut mereda.
Erik Luo tidak tahu berapa banyak pukulan yang dideritanya, tulang lengan kirinya juga patah, dan punggungnya juga terluka parah, darah mengalir di sudut mulutnya, dia terlihat menyedihkan sekarang.
Dia menelan beberapa pil, energi Qi murninya terisi kembali dan lukanya mulai pulih.
Setelah kabut serta debu mereda Marco Su tertawa dan berkata: "Serang dia lagi, aku sudah memukul patah lengannya tadi, bocah ini tidak akan bertahan lama lagi!"
"Marco Su!"
Erik Luo berteriak keras, tiba-tiba melompat dan melempar pisau terbang hitam dengan tangannya.
Seseorang telah lama berdiri di depan Marco Su dan ingin menghentikan pisau terbang itu, tetapi pisau terbang hitam itu melaju dengan kecepatan yang luar biasa, dalam sekejap mata pisau terbang hitam tersebut menembus tubuh orang ini. Marco Su berteriak dan menghindar ke samping dan berkata dengan keras, "Semuanya. Lindungi aku, selama aku tidak mati, perserikatan Huseng pasti akan memberi kalian keuntungan yang besar! "
Erik Luo bergegas ke arahnya lagi, tapi belasan jagoan tingkat alam kekosongan menghalangi di depan Marco Su, beberapa dari mereka mengejek, seolah-olah mempermainkannya.
Eddy Zhang tertawa dan berkata, "Jangan khawatir, Marco Su, bocah ini tidak bisa membunuhmu!"
"Apa benar?"
Erik Luo menyipitkan matanya sedikit, seolah-olah api berkedip di matanya.
Orang yang berdiri di depan Marco Su mengangkat tangannya, seolah-olah menonton lelucon. Seseorang tertawa dan berkata: "Anak muda, tidak baik begitu keras kepala, jumlah kami begitu banyak, mengapa kamu bersikeras untuk mengejar satu orang? Kami sekarang sudah berbaris dan menunggumu menyerang, ayo kita mulai."
Yang lain tertawa, karena menurut pendapat mereka, Erik Luo sudah berada di akhir pertarungan dan tidak bisa melarikan diri.
"Bagus!” Erik Luo mengangguk, tiba-tiba matanya penuh dengan cahaya keemasan, dua pilar api menyembur keluar, dan beberapa orang di depan berteriak, dan api terus membakar beberapa orang tersebut hingga tersisa abu.
Yang lain sangat ketakutan hingga mereka kehilangan senyum dan membeku di tempat.
Memanfaatkan momen ini, Erik Luo langsung bergegas maju, mengangkat telapak tangannya dan menepuk kepala Marco Su.
"Selamatkan aku!"
Marco Su berteriak dan mengayunkan tongkatnya, tapi tongkatnya langsung ditepuk jatuh oleh Erik Luo.
“Bocah, menjauhlah dariku!” Semua orang bereaksi dan mencoba menyelamatkannya, tapi Erik Luo mengabaikan serangan di belakangnya dan meninju dada Marco Su.
Darah terus muncrat dari mulut Marco Su, jantungnya hancur, dan dia pun terbunuh di tempat.
Di saat yang sama, Erik Luo juga menerima pukulan dari beberapa orang di belakangnya, dan seluruh tubuhnya terdorong hingga terjatuh. Setelah mendarat, dia dengan paksa menekan lukanya, menghentakkan kakinya untuk melompat menjauh dari pengepungan, dan mendarat di gundukan kecil di pintu masuk rumah harta karun.
Dia mengulurkan tangannya dan menepuk gundukan itu. Dalam sekejap, seluruh tanah berguncang. Badai yang dahsyat tiba-tiba melamda Gurun Gobi, dan tempat itu menjadi pusat badai pasir dalam radius lebih dari belasan mil, pandangan orang-orang ditutup oleh banyaknya pasir serta debu.
Erik Luo diam-diam menghela napas lega, karena mata tembus pandangnya dapat melihat situasi sejauh 10 meter, jadi pasir kuning di depannya tentu saja bukanlah apa-apa.
Tiba-tiba suara jeritan berasal tidak jauh dari tempat Erik berada. Erik Luo langsung menoleh dan melihat salah satu dari mereka dipotong menjadi dua oleh pisau pasir kuning yang dipadatkan oleh angin dan pasir. Guru besar tingkat surga lainnya berhasil bertahan, tetapi ada beberapa juga yang terluka.
Erik Luo perlahan bangkit dan mulai terus berpatroli di sekitarnya, lagipula pisau pasir kuning tidak dapat melukainya, sekarang dia akhirnya mengerti mengapa peta harta karun ini diperlukan untuk memasuki rumah harta karun, karena jika digunakan dengan ilegal, orang yang ingin masuk pasti sudah dicincang oleh pisau pasir kuning.
Setelah berjalan tidak jauh, Erik Luo melihat pintu masuk seukuran garasi muncul di tanah, Dia dengan cepat masuk. Suara gemuruh di luar langsung menjadi jauh lebih kecil, terdapat lorong gelap di depannya. Erik Luo dapat melihat berkat mata tembus pandangnya, sehingga dia dapat terus berjalan maju dengan tenang dan berani.
Setelah berjalan dua ratus meter kemudian, pasir kuning di tanah berangsur-angsur menghilang, saluran yang dilapisi dengan batu bata kotak-kotak muncul, dan kedua sisinya menjadi dinding batu yang halus.
Mata tembus pandang Erik Luo melihat ke kedua sisi, dan semua mekanisme yang bekerja yang tersembunyi di balik ubin lantai dan dinding semuanya terungkap. Ketika dia menginjak pijakan yang salah, air beracun dan panah beracun akan segera menyembur dan ditembak keluar, sehingga Erik tidak berani gegabah. Setelah mempelajari dengan cermat untuk beberapa saat, dia menginjak ubin lantai dengan hati-hati dan berjalan maju.
Tiba-tiba suara teriakan Eddy Zhang berasal dari belakang, "Ayo, semuanya, ini pintu masuknya!"
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleCinta Yang Berpaling
NajokurataGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraAnak Sultan Super
Tristan XuThick Wallet
TessaVillain's Giving Up
Axe AshciellyLove Is A War Zone
Qing QingLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)