Lelaki Greget - Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
Boyce Ai seperti telah bertemu seorang penyelamat, dan buru-buru berteriak: "Paman Kelima, aku di sini, beraninya dua penjaga keamanan busuk ini memukulku."
Kerumunan itu dibuka, dan seorang pria paruh baya dengan perut buncit datang mendekat, Boyce Ai bergegas menghampirinya, menangis dan berkata: "Paman Kelima, kamu harus memberiku pengadilan, kamu lihat mereka telah memukulku sampai seperti ini."
Randy Ai memandang penjaga keamanan itu dengan dingin dan berkata: "Apakah kalian yang memukulnya?"
Kedua penjaga keamanan itu berjalan ke samping, dan muncul sosok Erik Luo.
Ekspresi wajah Randy Ai tiba-tiba berubah, dan dia hanya merasakan dentuman keras di dalam kepalanya, terkejut sampai kedua kakinya melemas, lalu tersenyum dan berkata: "Tuan Luo, ternyata itu Anda, junior di rumah sangat ceroboh, Anda mohon jangan ambil hati."
Boyce Ai bingung dan berkata: "Paman Kelima, dialah yang memukulku, untuk apa kamu sopan padanya?"
"Diam kamu!" Randy Ai menampar wajahnya, berjalan ke sisi Erik Luo lalu mengangguk dan membungkuk, berkata: "Tuan Luo, jangan khawatir, aku pasti akan mendidiknya dengan baik ketika pulang."
Erik Luo tersenyum dan berkata: "Junior ceroboh, itu karena sesepuh tidak mendidiknya dengan baik, tidak perlu menunggu sampai pulang, langsung didik dia di sini saja, coba aku lihat bagaimana Keluarga Ai kalian mendidik orang?"
Randy Ai berbalik dan menendang Boyce Ai ke tanah, menggertakkan gigi dan berkata: "Kamu ini anak kurang ajar, apakah kamu tahu dirimu sedang mencari masalah dengan siapa?"
Boyce Ai masih tidak mengerti, lalu membantah: "Dia adalah teman sekolahku, bagaimana mungkin aku tidak mengenalnya, kamu pasti telah salah orang!"
"Salah orang?" Randy Ai benar-benar kesal melihatnya yang tidak tahu situasi, meraih telinganya dan menampar beberapa kali, memarahinya: "Hari ini aku akan memberitahumu, ini adalah Tuan Luo, Kepala Gunung Naga, nenek moyangnya Keluarga Ai kita, apakah kamu mengerti?"
Wajah Boyce Ai memucat, mengangguk dan berkata: "Mengerti, mengerti."
Randy Ai diam-diam melirik Erik Luo, melihat dia yang acuh tak acuh, tampaknya masih tidak puas, menggertakkan gigi, lalu menampar beberapa kali lagi, berteriak: "Berlutut dan meminta maaflah kepada Tuan Luo."
"Apa!"
Orang-orang di sekeliling langsung tercengang, terutama Eden Zheng dan teman-teman lainnya yang paling terkejut, mereka semua tahu bahwa Keluarga Ai adalah keluarga besar yang hebat, bagaimana bisa membiarkan Boyce Ai meminta maaf kepada pekerja yang rendahan seperti ini, sebenarnya apa identitas Erik Luo ini?
Boyce Ai berkata dengan marah: "Paman Kelima, kita adalah Keluarga Ai, apa yang kita takuti padanya? Aku tidak akan pernah berlutut dan meminta maaf padanya!" jauh di lubuk hatinya, dia berpikir bahwa hanya dia yang bisa menindas Erik Luo, dan hari ini sudah sangat memalukan, dia tentu tidak akan berlutut dan meminta maaf padanya.
Randy Ai menghembuskan napas panjang, lalu menendangnya dengan ganas sampai membuatnya berlutut di tanah, dan berkata: "Aku katakan untuk terakhir kalinya, berlutut dan meminta maaf."
"Tidak!" mata Boyce Ai seperti akan pecah, dan menatap Erik Luo dengan ganas, dia tidak percaya bahwa pengecut yang pernah dipukulinya sampai berbaring di tanah, bisa-bisanya dia sekarang menginjak kepalanya.
Erik Luo menggelengkan kepala dan berkata: "Kamu pernah mematahkan kakiku satu kali, mari kita selesaikan bersama hutang lama dan hutang baru hari ini, kalian berdua bantu dia."
Dua penjaga keamanan di sebelahnya segera memegang Boyce Ai, mengeluarkan tongkat karet di pinggangnya, dan memukul dengan ganas ke tulang kaki Boyce Ai.
Di dalam tongkat karet ini terdapat pipa baja, dan kedua penjaga keamanan juga merupakan siswa dari Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy, kekuatan mereka yang jauh melebihi orang biasa, lalu kedua tongkat pun mematahkan kedua kakinya, Boyce Ai menjerit kesakitan dan jatuh ke tanah, sakit sampai dia menghirup hawa dingin.
Randy Ai melihat dari samping dengan terkejut, dan dengan tergesa-gesa berkata: "Terima kasih Tuan Luo telah memberi pelajaran."
Erik Luo meliriknya sekilas dan berkata: "Anak haram dari Keluarga Ai saja sangat sombong, dan menindas orang di mana-mana, bukankah ini merusak reputasi Ye Group kita? Jika masih ada lain kali, kalian tidak perlu tinggal di Qizhou lagi, pergilah sejauh-jauhnya."
"Baik baik, kami pasti mengikuti ajaran Tuan Luo, dan kami akan mengusir bajingan yang tak berakal ini keluar dari rumah saat kembali." Keringat dingin mengalir dari dahi Randy Ai, dia merasa seolah-olah tubuhnya ditusuk oleh jarum, dan hanya ingin meninggalkan tempat ini secepat mungkin.
"Direktur Ye telah datang!"
Pada saat ini, suara salam tiba-tiba terdengar terus menerus, semua orang sedang memanggil "Direktur Ye", dan suara itu terus menerus ke arah sini, tidak lama kemudian, sosok anggun muncul di penglihatannya, Beti Ye mengenakan gaun putih dengan wajah dingin, seperti sang dewi yang turun ke bumi, membuat samua pria yang ada di sana tergila-gila, dan wanita malu pada diri mereka sendiri.
"Ya … dia adalah Dewi Ye kita, aku benar-benar telah melihatnya!" suara gembira Yonathan Jiang bergetar, dan paha ayam di tangannya pun jatuh ke tanah.
"Dia jauh lebih cantik dari sebelumnya, benar-benar seorang peri!"
Menghadapi pujian dari orang-orang yang ada di tempat, ekspresi Beti Ye tetap tidak berubah sampai dia melihat wajah Erik Luo, wajahnya tiba-tiba menunjukkan senyum cerah, memanggil "Suamiku", lalu melangkah maju dan meraih lengannya.
Panggilan suamiku ini langsung mematahkan fantasi Yonathan Jiang dan yang lainnya, Rita Wen terkejut dan langsung menutup mulut kecilnya, Boyce Ai yang terbaring di tanah seperti telah diambil kekuatannya, wajahnya benar-benar pucat, dia sekarang baru benar-benar mengerti identitas Erik Luo sebenarnya, tapi semuanya telah terlambat.
Erik Luo meletakkan tangannya di pinggang Beti Ye, menoleh ke arah Rita Wen dan berkata: "Apakah kamu masih ingat dengan teman-teman lama kita, hari ini kebetulan ada pertemuan siswa-siswi, maka aku mengajak mereka untuk datang bersama."
"Rita, Yonathan, halo." Beti Ye tersenyum dan menyapa beberapa orang, Yonathan Jiang begitu semangat dan berkata dengan tidak jelas, "Dewi … halo, aku Yonathan Jiang."
"Ayo pergi, kita bicara di aula dalam." Erik Luo melambaikan tangan, dan masuk ke dalam bersama Rita Wen, Yonathan Jiang dan yang lainnya, bahkan dia sama sekali tidak melihat Eden Zheng dan yang lainnya, orang-orang ini hanya bergaul dengan siapa yang berkuasa, dan tidak ada masalah jika tidak berteman dengan mereka.
Eden Zheng baru ingin melangkah maju dan menyapa Beti Ye, tetapi dalam sekejap dia dikerumuni orang sampai keluar, melihat Erik Luo dan yang lainnya pergi begitu saja, dia sangat menyesal, bagaimanapun dia juga tidak menyangka jika Erik Luo sebenarnya adalah suami Beti Ye, kalau sejak awal dia mengetahui hal ini, dia tidak akan menjalin hubungan buruk dengannya, tapi sayangnya sekarang sudah terlambat untuk mengatakan apapun ….
Aula dalam adalah tempat yang hanya bisa dimasuki oleh lingkungan kelas atas yang sebenarnya, setidaknya mereka yang bisa sampai di sini kekayaan mereka bernilai lebih dari puluhan miliar RMB, hanya ada beberapa belas orang di ruang tamu yang megah, mereka berbicara satu sama lain dengan sangat bahagia, kemudian mereka langsung datang menyapa setelah melihat Erik Luo dan Beti Ye, bahkan Rita Wen dan Yonathan Jiang serta yang lainnya disukai dan dihormati orang-orang, ada yang langsung membagikan kartu nama, dan ingin bekerja sama dengan perusahaan Rita Wen. Juga ada beberapa orang yang mengundang Yonathan Jiang dan yang lainnya untuk minum teh dan mengobrol di lain hari.
Teman-teman sekolahnya ini semuanya adalah karyawan, dan sejak kapan mereka bisa menerima kesopanan seperti itu, wajah satu per satu pun memerah karena gembira, dan tiba-tiba merasa sosok Erik Luo menjadi lebih tinggi dan besar.
Tiba-tiba ada seorang pemuda berjalan mendekat dan tersenyum pada Rita Wen: "Halo cantik, kita bertemu lagi."
Rita Wen berkata dengan tidak senang: "Kamu lagi, apa yang ingin kamu lakukan?"
"Lakukan apa? Aku hanya ingin mengajakmu minum dua gelas saja." Pemuda itu dengan sopan mengangguk ke Erik Luo, dan tersenyum melihat Rita Wen.
Rita Wen berkata dengan tidak senang: "Tidak ada waktu, jika kamu ingin minum, kamu bisa pergi mencari Ayahku."
"Haduh … sekarang Ayahmu mati atau hidup saja tidak jelas, kamu memintaku untuk mencarinya, itu benar-benar menyusahkan orang."
Ekspresi Rita Wen berubah: "Apa maksudmu?"
Pemuda itu tersenyum dan berkata: "Ayahmu pergi ke Dongbei untuk membahas bisnis, dan akhirnya dia menyinggung Raja Dongbei, Eddy Zhang, menurutmu apa yang akan dia dapatkan?"
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaThe Gravity between Us
Vella PinkyDon't say goodbye
Dessy PutriAwesome Guy
RobinInnocent Kid
FellaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniSee You Next Time
Cherry BlossomLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)