Lelaki Greget - Bab 127 Diam-Diam pergi
Puluhan orang menembak ke arah Erik Luo, peluru ditembakkan mengenai badannya, tapi dengan cepat suara pistol berhenti.
Beberapa orang ini melihat Erik Luo seperti melihat hantu, badannya yang tertembak peluru seperti menggelitik, sedikit masalah pun tidak ada.
Erik Luo selesai menelepon, memelototi orang yang duluan menembaknya dan berkata: "Kamu ada hubungan dengan Lazt Yi?"
"Apa maksudmu?" Polisi itu tetap mengarahkan pistolnya, dengan dingin berkata: "Lebih baik kamu jangan menginjak-nginjak hukum, penegakkan hukum kita, kamu berani lawan, sama dengan melawan negara."
"Aku lihat kamulah yang menginjak hukum. Kamu akan segera mengerti." Erik Luo tidak mengindahkannya, tidak berapa lama dari kejauhan suara sirine polisi berbunyi lagi, dari mobil turun seseorang yang gemuk dengan perut buncit, dengan wajah dihiasi senyuman kecil berlari ke arah Erik Luo berkata: "Kepala bagian Luo, maaf, aku datang terlambat."
Erik Luo tahu dia seharusnya mendapat telepon dari Michael Tan, meilhat polisi itu dan berkata: "Tangkap dia dan periksa, Lazt Yi berencara memberontak, sudah ditembak mati, di dalam rumahnya ada senjata pistol, pergi periksa dan cari buktinya."
"Baik!" Si gemuk itu langsung berkata: "Tangkap dia!"
Polisi yang membuka tembakan pertama tadi berubah menjadi pucat, berteriak: "Aku menegakkan keadilan, mengapa kamu menangkapku? Ayahku berkerja di Departemen Provinsi!"
Si gemuk berkata: "Kamu sembarangan membuka tembakan, hampir membunuh menteri negara, bukankah ini pelanggaran hukum memanfaatkan relasi orang dalam? Lebih baik kamu tidak ada hubungan dengan Lazt Yi, jika tidak ayahmu akan turun jabatan, mengerti?"
"Menteri negara......" Polisi tersebut tidak dapat berkata, membiarkan orang di sampingnya menangkapnya, tetap tidak mengerti mengapa orang ini adalah menteri negara, mungkinkah membereskan Lazt Yi adalah keinginan negara? Tidak mungkin! Kekuasaan Lazt Yi begitu besar, tidak mungkin begitu saja dimusnahkan?
Meskipun banyak orang tidak percaya, tapi jatuhnya Lazt Yi sudah menjadi kenyataan, perserikatan seni bela diri Galaxy milik Erik Luo seperti angin guntur menyapu bagian selatan, sehingga seluruh aset dan bisnis keluarga Yi menjadi milik perserikatan seni bela diri Galaxy dan banyak kekuatan yang tersisa akan dibereskan, satu demi satu, Erik Luo meminta orang-orang untuk menetapkan aturan. Semua pejuang yang melanggar hukum dengan pelanggaran ringan, seni bela dirinya akan dimusnahkan, pelanggaran berat akan dibunuh. Sejak saat itu, kekuatan seni bela diri di utara dan selatan bersatu, dan dunia seni bela diri menjadi jelas.
Atasan menelepon Erik Luo untuk mengapresiasinya, dan membiarkan dia mengurusnya, lebih baik untuk menjaga keamanan negara selama beberapa dekade.
Sisa 20 hari, Erik Luo membawa Beti Ye menelusuri seluruh negeri, pergi ke tempat yang ingin pergi, melihat 30 hari yang semakin dekat, hati Erik Luo dan yang lainnya semakin berat, dan agak tertekan sewaktu bermain.
Beti Ye juga sedikit sedih, di 2 hari terakhir dia menyarankan untuk kembali ke rumah tua di Hedong, ia ingin meninggal di tempat dirinya tumbuh besar, sehingga sekeluarga berlima pulang kembali ke rumah tua di Hedong.
Malamnya, Erik Luo dan Beti Ye duduk di balkon, berdua saling bersandar, Beti Ye tersenyum berkata: "Masih ingat hari pertama kita menikah? Waktu itu aku sangat bodoh, malah di depan begitu banyak orang memarahimu, apakah kamu sangat marah."
"Tidak marah, tapi sedikit sedih."
Beti Ye mencium bibirnya berkata: "Maaf, aku meminta maaf atas diriku yang dulu, kamu adalah hadiah paling berharga yang Tuhan berikan kepadaku, bisa menjadi istrimu, adalah keberuntunganku selama 3 kehidupan."
Erik Luo dengan sedih berkata: "Hal paling bodoh yang kamu lakukan adalah menikah denganku, jika tidak, tidak akan berakhir seperti ini."
"Tidak!" Beti Ye menggeleng kepala berkata: "Aku tidak pernah menyesal, walau menjadi suami istri sehari denganmu aku juga bersedia."
Erik Luo terbengong menatap bintang di langit, akhir-akhir ini tidak tahu sudah berapa orang dia utus untuk mencari tahu mantra cara melepas kutukan, tapi tidak mendapatkan hasil, dia benar-benar sangat ingin pertapa Tianqing Guxing mencarinya, dan dia akan memberikan apapun untuk menolong nyawa Beti Ye.
"Suamiku..... Aku besok akan meninggal, di saat itu akan berubah menjadi nenek tua, tapi aku tidak ingin kamu melihatku berubah menjadi nenek tua......."
"Tidak peduli kamu berubah menjadi apa, aku tetap akan mencintaimu." Erik Luo memeluknya dengan erat, tidak ingin melepaskannya sedikit pun.
"Mari kita kembali ke kamar."
Beti Ye memegang tangan Erik Luo dan kembali ke kamar, Berdua bermesraan, tengah malam baru tertidur.
Malam yang tenang, Beti Ye membuka matanya, melihat tampang Erik Luo yang tertidur pulas, dalam hatinya sangat tidak rela, memikirkan dirinya yang akan meninggal, tanpa sadar, air matanya mengalir.
Dia menutup mulutnya dengan erat, melihat beberapa saat baru bangun, memakai pakaiannya, pelan-pelan berjalan keluar, ke kamar orangtuanya melihat mereka tidur pulas, menjulurkan tangan memegang setiap barang yang ada di kamar, dan ke kamar Bella Ye lihat, terakhir mengelilingi seluruh bagian rumah, melihat hari sudah mulai terang, baru meletakkan sepucuk surat di meja, dengan tidak rela meninggalkan rumah.
Berjalan agak jauh, dia akhirnya tidak dapat menahan diri dan menangis tersedu, sambil berjalan mundur, sambil melihat rumahnya yang pelan-pelan hilang dari pandangan.
Dengan bingung berjalan di jalan, rasa kesepian yang kuat menyerangnya dari berbagai arah, melihat orang di sekitar berjalan ke sana kemari, dia tahu dirinya sudah tidak termasuk di dunia ini lagi.
Matahari yang terik membuat Erik Luo terbangun dari mimpinya, melihat ranjangnya yang kosong, sontak dia meraba-raba selimut, ranjangnya dingin.
Sebuah perasaan takut menyerangnya, dia melompat dari ranjang, tidak peduli di tubuhnya yang hanya memakai celana pendek, keluar dari pintu rumah menjerit: "Beti, Beti!"
Orang di kamar lain juga terbangun, seluruh orang mencarinya, akhirnya menemukan sepucuk surat yang berada di meja.
Kaki Erik Luo dingin, gemetaran membuka surat tersebut, dari dalam mengeluarkan sebuah surat.
Mereka pun mendekat, melihat surat tertulis: "Ayah, Ibu, Adik, Suami, aku sudah pergi, aku tidak ingin kalian melihatku berubah menjadi tua, lebih tidak ingin melihat kalian bersedih, maafkan aku yang egois, kalian anggap saja aku pergi ke tempat yang jauh. Setiap orang pasti akan meninggal, aku sudah melewati masa-masa yang bahagia, meninggal tanpa rasa menyesal. Aku cinta kalian, Beti."
Santi Tang sontak menangis, "Dia sendirian, bisa kemana......"
Erik Luo memikirkan Beti Ye pergi sendirian, tidak menahan diri dan menangis, dia berlari keluar, memerintah David Li mengirim seluruh pasukan, harus menemukan Beti Ye, dia tidak bisa membiarkan Beti Ye sendirian menghadapi kematian, paling tidak ingin menemaninya sampai detik terakhir kehidupannya.
Wahyu Ye mengeluarkan banyak uang mempublikasikan foto Beti Ye di media, koran, iklan, transportasi umum dan yang lainnya untuk pencarian orang, jika menemukannya akan diberi hadiah 100 juta RMB (sekitar 200 miliar rupiah), seluruh orang di Hedong heboh, ada orang yang bahkan tidak bekerja, hanya untuk mencari orang di setiap sudut.
Satu hari terlewati, tidak dapat kabar apapun.
Ada kamera cctv yang melihat Beti Ye ke tepi sungai, tapi sejak itu tidak melihatnya lagi.
Erik Luo mengurung diri seharian di dalam kamar, sewaktu hari terang, dia tiba-tiba teringat jurus mencari arwah.
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangBretta’s Diary
DanielleIstri Yang Sombong
JessicaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangThe Great Guy
Vivi HuangInnocent Kid
FellaLoving Handsome
Glen ValoraMy Perfect Lady
AliciaLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)