Lelaki Greget - Bab 85 Mengganti Wajah Baru
Bersamaan dengan menghilangnya kulit, Erik Luo juga merasakan seperti ada yang aneh dengan wajahnya, ia mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya dan ia merasakan sentuhan yang sama dengan kulit di tangannya.
Vivi Su berkata dengan kaget, "Wajahmu!"
Erik Luo berjalan ke arah cermin, dia terkejut bahwa orang yang ia lihat bukanlah dirinya sendiri, melainkan seorang pemuda asing yang tampak berusia delapan belas sampai sembilan belas tahun, dan terlihat biasa-biasa saja.
Ia sedikit panik, berpikir bahwa bagaimana jika dirinya menjadi orang lain ke depannya? Sehingga ia dengan cepat menstimulasi kulitnya sendiri dengan energi Qi murni, sebuah kilat melintas, kulit di wajahnya rontok dan berubah menjadi kulit drum biasa yang bundar.
Dia pun seketika langsung mengerti bahwa kulit drum ini terbuat dari bahan yang sama dengan peta sebelumnya, dan selama kulit itu dirangsang oleh guntur maupun kilat, kulit tersebut akan menempel pada seseorang.
Sebelumnya kebetulan dia memiliki peta ini yang dibawa olehnya, dan kebetulan juga Riky Hai menyerangnya dengan guntur, sehingga peta itu langsung menempel padanya, memblokir semua kerusakan petir, tidak heran karena dirinya tidak mati saat itu.
Melihat kulit yang sedang berada di gengaman tangannya, Erik Luo sangat senang, karena dengan ini berarti dapat dikatakan bahwa dia akan memiliki dua identitas lagi ke depannya.
Dia juga melepaskan kulit dari sisi lain kulit drum tersebut, dan memasukkannya ke dalam labu kuning, kemudian melihat ke arah Vivi Su dan Dragon Tu.
Vivi Su mengira Erik Luo kan membunuh seseorang, dan berkata dengan gugup, "Aku tidak akan membocorkannya."
Dragon Tu tidak mengatakan apa-apa, seolah-olah dia tidak peduli dengan nyawanya sendiri.
"Kalian berdua ikut denganku!"
Erik Luo berjalan keluar melalui pintu, kedua topeng ini sangat berguna pada saat-saat kritis. Jika mereka berdua memberitahu orang lain maka kedua topeng tersebut tidak akan berfungsi secara maksimal lagi, dan dia juga tidak ingin membunuh orang, sehingga dia memutuskan untuk membawa mereka karena sekaligus bisa mengawasi mereka berdua. Dan ketika ia sudah mendapatkan sesuatu di bawah Lop Nor, bagaimanapun mereka menyebarkan ia memiliki dua topeng tersebut, itu tidak akan memberi pengaruh besar lagi terhadap dirinya.
Mereka bertiga meninggalkan pangkalan bawah tanah, Vivi Su melepaskan semua orang yang terjebak di sini, seluruh orang di halaman bersorak, kacau, dan bergegas keluar dengan cepat.
Vivi Su memandang Erik Luo dengan ekspresi yang rumit: "Aku dulu juga merupakan salah satu dari orang-orang ini, jika kamu datang lebih awal, mungkin aku tidak akan mengalami nasib seperti aku yang sekarang."
Erik Luo bertanya: "Bukankah kamu mengabdi pada perserikatan Huseng? Dari pandanganku aku merasa semua anggota perserikatan kalian sangat rela berkorban, mengabdi dan bangga bergabung dengan perserikatan. Ketika aku membebaskanmu, kamu dapat kembali dan terus mengabdi pada serikatmu."
Wajah Vivi Su meredup, "Aku gagal menjalankan misi, aku sudah seharusnya dikirim ke perserikatan Huseng untuk dihukum. Aku mendengar rumor mengatakan bahwa wanita yang dikirim ke Perserikatan Huseng mengalami nasib yang menyedihkan. Bahkan jika berhasil menjalankan misi, juga harus secara pribadi melayani Huseng. Aku dulu tidak punya pilihan, mereka akan membunuhku jika aku tidak menurut. Sekarang aku bebas, ketika urusanmu selesai, aku akan mencari tempat tinggal, hidup dalam pengasingan dan menjadi masyarakat biasa."
“Di mana orang tuamu?” Tanya Erik Luo.
"Aku yatim piatu."
“Di mana orang tuamu?” Erik Luo menatap Dragon Tu lagi.
"Meninggal."
Erik Luo tertawa dan berkata, "Kebetulan sekali, aku juga, ternyata keluarga kita mengalami nasib yang hampir sama.
Vivi Su tersenyum tulus, seketika merasa jarak antara satu dengan lainnya semakin lebih dekat.
Setelah meninggalkan halaman, Erik Luo menghentikan taksi. Sebelum pergi, Vivi Su sempat melirik gerbang besi yang berat ini lagi, dan bergumam, "Kandang di bawah pengendalian perserikatan Huseng seperti ini masih banyak, para orang tua mengantar anak-anak mereka yang tidak patuh ke sini dan dengan menggunakan sengatan listrik untuk memaksa mereka berkembang. Setelah beberapa tahun, beberapa anak tumbuh menjadi ahli kekuatan internal dan beberapa dari mereka menjadi sangat berbakat dalam manajemen ekonomi, tetapi kepribadian mereka menjadi penyendiri dan aneh. Tetapi para orang tua hanya melihat anak-anak mereka yang keluar dari kandang tersebut dari sudut pandang kemampuan mereka saja, sehingga rumor mulai menyebar yang menyebabkan lembaga seperti ini semakin populer dan anak-anak menjadi korbannya."
Dragon Tu bersenandung, "Bahkan kandang seperti ini tidak bisa dipatahkan, maka hanya bisa menerima nasib dikendalikan oleh orang lain, dan hanya dapat menyalahkan diri sendiri."
Vivi Su mencibir, "Kamu pikir kamu siapa? Jika kamu terlempar ke dalam situasiku dulu tanpa kekuatan, bagaimana bisa melarikan diri."
Dragon Tu dengan bangga berkata: "Pada usiaku yang ke empat belas aku sudah dikejar hingga ke Gurun Taklamakan tapi pada akhirnya aku juga berhasil bertahan hidup, lingkungan di sana sepuluh juta kali lipat lebih kejam daripada di sini. Jika ingin bertahan hidup, maka harus melakukan yang terbaik sesuai hukum, kamu telah diperbudak terlalu lama sehingga kamu kehilangan keberanian untuk melawan. "
Cahaya dingin melintas di mata Vivi Su, bagaimanapun, dia juga tahu bahwa dia bukan tandingannya, dia mengalihkan pandangannya dengan marah dan berhenti berbicara.
Dragon Tu mengangguk dan berkata, "Sekarang akhirnya memiliki sedikit perasaan tersebut, pertahankan."
“Haha.” Meskipun Vivi Su mengekspresikan ketidak puasannya, tetapi di dalam hatinya dia merasa apa yang dikatakan orang ini sepertinya masuk akal.
Setelah mereka bertiga tiba di kota, Erik Luo langsung menyewa sebuah mobil RV, berangkat pada malam hari menuju Lop Nor, dan tiba di daerah Ruoqiang pada sore besok.
Daerah Ruoqiang hanyalah sebuah kabupaten kecil, tak berlebihan juga jika disebut kota. Pada hari-hari umumnya, hanya sedikit orang yang berkunjung, namun belakangan ini bisnis di sini sedang naik pesat, sehingga hampir semua hotel dipenuhi orang. Jadi mereka bertiga harus mencari tempat untuk mengisi perut terlebih dahulu.
Saat ini, Erik Luo telah memasang wajah seorang pemuda biasa dan mengajak Vivi Su dan Dragon Tu untuk makan malam. Ketika melewati sebuah hotel, dia menemukan bahwa di depan pintu hotel tersebut sangat ramai. Tiba-tiba seorang pelayan berhenti di depan mereka bertiga dan berkata dengan penuh semangat: "Hari ini merupakan ulang tahun Tuan Qian, jadi semua pembelanjaan di dalam itu gratis, masuklah, tunggu apa lagi."
Dia baru saja mendorong mereka bertiga melalui pintu, dan Erik Luo tidak perlu repot-repot mencari tempat lain, jadi dia masuk ke hotel dan menemukan bahwa lobinya sudah penuh, jadi dia berjalan ke lantai atas.
Dua pria besar sedang menjaga di tangga, mereka mengulurkan tangan untuk menghentikan mereka bertiga dan berkata, "Siapa kalian? Tuan Qian sudah menyewa seluruh tempat di lantai atas, jika kalian ingin makan, silakan turun."
Vivi Su mengerutkan kening dan berkata, “Kami adalah teman Tuan Qian, jadi silahkan singkirkan tangan kalian, kami sedang buru-buru untuk merayakan ulang tahunnya.” Vivi mendorong mereka berdua dan berjalan ke lantai atas.
Melihat bahwa Vivi cantik dan kuat, kedua penjaga tidak berani menghentikannya, dan melepaskannya dengan ragu.
Di lantai dua merupakan aula besar, dan jumlah orangnya jauh lebih sedikit. Meja dipenuhi dengan makanan yang sangat enak. Mereka bertiga duduk begitu saja setelah lapar selama sehari dan mengambil sumpit masing-masing untuk mulai menyantap hidangan.
Erik Luo dan Dragon Tu tidak peduli dengan penampilan dan sikap diri mereka sendiri lagi, begitu juga dengan Vivi Su, mereka bertiga makan daging dan minum dengan cepat, Vivi terlihat seperti seorang seniman bela diri wanita yang memiliki keberanian seorang wanita barat.
Tiba-tiba, seorang gadis di sebelahnya berkata: "Dari mana asal ketiga pengemis ini, lihat cara mereka makan, seperti hantu yang kelaparan."
Erik Luo mendongak dan melihat seorang gadis berwajah bulat dengan rambut pendek, dengan pakaian serta aksesoris yang bermerek. Dan seorang wanita cantik yang bertubuh bagus berdiri di sampingnya. Dia mengenakan gaun malam yang tampak mulia dan cantik, dia mengerutkan kening dan bertanya: "Apakah kalian bertiga teman Tuan Qian?"
“Ya.” Vivi Su menjawab dan terus makan dan minum.
Gadis berwajah bulat itu berkata dengan jijik: "Bagaimana mungkin Tuan Qian punya teman seperti mereka? Kak Juli, kamu lihat mereka memakai pakaian yang begitu lusuh, aku lihat mereka hanya ingin makan gratis di pesta ulang tahun ini saja, aku akan meminta penjaga keamanan untuk mengusir mereka."
“Jangan terburu-buru.” Melihat kecantikan Vivi Su, Juliana Wu curiga dan bertanya, “Apa kalian ada hubungan dengan Tuan Qian? Karena kalian ikut pesta ulang tahun ini, apakah kalian membawa hadiah ulang tahun?”
"Baiklah!" Erik Luo menyentuh labunya, dan mengeluarkan benda gelap dan meletakkannya di atas meja: "Aku tidak terlalu suka memanfaatkan orang lain, senjata ajaib ini akan kuberikan kepada Tuan Qian sebagai hadiah ulang tahun."
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranThat Night
Star AngelMata Superman
BrickMenantu Hebat
Alwi GoLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)