Lelaki Greget - Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
Kota Hedong, hotel Emperor.
Di depan pintu terlihat beberapa tipe mobil mewah yang sedang berbaris, hari ini adalah hari pernikahan putri dari Wahyu Ye keluarga yang sangat kaya raya, mereka pun memesan satu gedung hotel.
Erik Luo mengenakan pakaian pengantin pria dan sedang bersulang dengan beberapa tamu undangan.
Hari ini adalah hari besarnya, tetapi dia malah terlihat tidak senang.
Pengantinnya bernama Beti Ye, dia mengenakan gaun putih yang tampak mewah, kecantikannya tidak perlu diragukan lagi, dan hal yang membuat Erik Luo merasakan tidak nyaman adalah, Beti yang semakin cantik dari yang dia lihat enam tahun yang lalu, hanya saja wanita itu tidak tulus menikah dengannya dan malah masih mencintai orang lain.
Erik dan Beti adalah teman sepermainan, tetapi ketika berusia 16 tahun, setelah dia memasuki sekolah tentara, mereka berdua pun sudah tidak pernah bertemu, dan kepulangan kali ini dia menyadari bahwa Beti Ye yang dia kenal dan dia sukai itu pun sudah berubah total.
Kalau bukan karena permintaan terakhir ibunya untuk menikahi Beti Ye, hari ini dia pun tidak akan berada di sini, sampai-sampai dia dijuluki sebagai “Perebut” di kota ini, bagaimana dia bisa menerima penindasan semacam itu.
Beberapa tamu pun tampak sedang berdebat dengan suara kecil, wanita cantik semacam ini malah menikahi tentara rendahan seperti dia.
“Dari umur belasan tahun kamu menjadi tentara, tetapi tidak ada pencapaian apapun, ke depannya belajarlah banyak dengan Beti, belajarlah untuk maju sedikit, jangan setiap hari hanya tahu bermain dan bersantai-santai, karena keluarga Ye kami tidak memelihara orang yang seperti sampah!”
Wajah Beti penuh dengan embun beku, wajahnya tampak sangat tidak bersedia, dan kata-kata ibu mertua tadi pun tidak berhenti menghantui pikiran Erik Luo.
Saat itu Erik Luo pun sangat depresi, karena dia bukanlah orang yang keras kepala, jadi jika kamu tidak bersedia, apalah arti pernikahan ini?
Kepulangannya kali ini hanya untuk menikah, hanyalah demi permintaan terakhir ibunya, bukan untuk merebut kekayaan.
“Beti, gembiralah sedikit, ada kami di sini!”
Tamu undangan kebanyakan adalah teman baik Beti Ye, kebanyakan dari mereka pun meremehkan Erik, dan beberapa di antara mereka pun melihat Erik dengan pandangan mengejek.
Ibu mertua dan tamu undangan pun merendahkan Erik sepuas hati mereka, sehingga dia menjadi bahan candaan orang-orang.
“Ketua, aku dan Linda bersulang untukmu.”
Terlihat sepasang suami-istri berdiri di meja sebelah, pria itu terlihat besar dan tinggi, sedangkan perempuan itu terlihat kecil dan imut, mereka berdua bersamaan mengangkat gelas mereka sebagai rasa kegembiraan terhadap Erik Luo.
Akhirnya wajah Erik Luo mengeluarkan sedikit senyuman, dengan mengangkat gelasnya dia pun berkata: “Surya, kata-kataku diwakilkan oleh bir ini, mari bersulang!”
Mereka berdua adalah teman perang sehidup-semati, dalam pernikahan ini Erik hanya mengundang satu orang temannya yaitu Surya Li, kemudian dia pun segera meneguk sebotol bir putih, karena itu adalah kebiasaan mereka saat menjadi tim.
Sedangkan di meja lainnya semuanya adalah anak muda, baju yang mereka kenakan pun semuanya bermerek dan sangat modis, dilihat dari penampilan mereka sepertinya adalah anak-anak orang kaya.
Erik Luo pun tidak terlalu suka berteman dengan orang-orang seperti mereka, jadi ketika baru saja meneguk segelas bir dan ingin pergi, tidak disangka seorang pemuda yang duduk di tengah barisan pun menggebrak meja: “Apa maksudnya? Tadi minum satu botol dengan orang itu, tetapi hanya minum segelas dengan kami, kenapa hah? Meremehkan kami?”
“Nih, minum satu botol ini!” seseorang yang berada di sampingnya menyodorkan sebotol bir putih kepada Erik, dengan tertawa terbahak-bahak seperti sedang menonton sebuah topeng monyet.
Erik Luo pun tertawa dan mengangkat botol itu: “Boleh, ayo siapa?”
Seseorang di antara mereka pun menjawabnya: “Sepertinya kamu tidak mengerti, maksud tuan muda Han adalah kamu beri kami sebuah pertunjukan dengan meminum sebotol bir putih ini, kan hari ini adalah hari yang bahagia, jadi menampilkan sebuah pertunjukan untuk menyenangkan kami, tidak ada salahnya bukan, apakah kamu tidak mengerti juga?”
Terlihat seorang pemuda di tengah mereka duduk dengan santai, menyilangkan kedua kakinya tanpa berkata apapun, seharusnya itu adalah tuan muda Han yang mereka sebut.
Erik Luo memanggilnya: “Nama kamu Riski Han bukan, jangan mencari masalah di sini, kalau berani kita satu botol satu orang.”
Raut wajah Riski Han pun berubah, dengan sigap dia mengangkat gelas yang penuh akan bir itu, lalu menyiramkannya ke wajah Erik dan berkata: “Kamu kira kamu siapa, sampai bisa minum bir bersamaku? Beti benar-benar sudah buta, sampai-sampai bisa menikah dengan orang busuk sepertimu.”
Orang-orang yang berada di meja itu pun tertawa terbahak-bahak melihat Erik, sepertinya mereka sudah merencanakan ini dari awal, orang-orang di sekitar mereka pun terpaku ke arah mereka karena suara tawa itu, melihat adegan pengantin pria yang sangat kasihan itu, membuat mereka pun tertawa secara sembunyi-sembunyi.
Beti Ye dari tadi tidak memedulikan hal itu, seperti hal tersebut tidak ada hubungan dengannya.
Jelas sekali dia dan ibunya tidak menyetujui adanya pernikahan ini, kalau tidak bagaimana mungkin begitu banyak orang yang merendahkan Erik Luo, mungkin mereka berharap agar Erik mengajukan cerai karena tidak tahan ditindas.
Erik berkata dengan nada datar kepada Riski: “Jika kamu meminta maaf padaku, maka aku tidak akan perhitungan kepadamu.”
Riski Han pun tertawa terbahak-bahak: “Apakah kalian mendengarkannya, sepertinya si bodoh ini sudah mabuk, dan berani-beraninya menyuruhku untuk minta maaf?”
Tatapan mereka kepada Erik Luo seakan-akan sedang melihat orang bodoh, semua orang yang berada di meja itu pun tertawa terbahak-bahak.
Riski sambung mengejeknya: “Kamu juga seharusnya sadar kamu itu siapa, memangnya kamu sudah mengira bahwa kamu sudah menjadi menantu keluarga Ye? Kamu hanyalah seekor anjing keluarga Ye, mengerti? Dasar sampah!”
Erik Luo membalikkan kepalanya dan bertanya kepada Beti: “Apakah ini teman-temanmu?”
Beti Ye pun dengan tidak sabaran berkata: “Kita pergi saja, jangan membuat malu diri sendiri.”
Memalukan diri sendiri!
Kata-kata itu sangat menyakiti Erik Luo, saat itu pula tidak ada lagi sedikit kesabaran dengan Beti, bibir Erik mengeluarkan senyuman, kemudian dia mengambil sebotol bir di atas meja dan memukulnya dengan kuat di kepala Riski Han.
“Phiangg!” botol itu pun pecah berkeping-keping, dan kepala Riski Han pun mengeluarkan banyak darah.
Orang-orang yang duduk bersama Riski Han bersama-sama mendobrak meja, berdiri dan berkata: “Jahanam, kamu benar-benar cari mati!”
“Sudah menyakiti tuan muda Han jangan harap kamu bisa hidup, habiskan dia!”
Segerombolan orang itu pun dengan segera mengambil botol bir dan ingin menghantam kembali Erik Luo, tetapi tiba-tiba keluarlah bayangan seseorang dari samping.
“Phiangg! Krakk! Krakk! Brakk!” terdengar suara tulang yang dipatahkan, semua orang yang tadinya berada di meja itu, sekarang pun menjadi terlunta-lunta di lantai, ada yang patah leher, ada juga yang tulang kakinya dipatahkan.
Tangan Surya Li pun memegang kaki meja yang tidak tahu darimana asalnya dan berkata: “Kalian semua tetap di bawah lantai dan jangan bergerak!”
Saat berperang di luar negeri dia sering sekali seperti ini, hanya saja saat itu di tangannya memegang pistol, dan siapapun yang tidak menurut kepadanya akan langsung dia tembak di kepalanya.
Erik Luo pun bergerak, dia mengeluarkan tangannya dan memegang leher Riski Han, lalu berkata: “Aku beri kamu dua pilihan, bersujud meminta maaf padaku, atau mati!”
Setelah berkata seperti itu tangannya pun mulai memegang dengan semakin erat!
Riski Han pun merasakan tenaga di lehernya semakin lama semakin kuat, sampai-sampai susah untuk bernapas.
Novel Terkait
My Secret Love
Fang FangThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlWaiting For Love
SnowLove And War
JaneCinta Yang Dalam
Kim YongyiMata Superman
BrickCEO Daddy
TantoBehind The Lie
Fiona LeeLelaki Greget×
- Bab 1 Pertumpahan Darah Di Acara Pernikahan
- Bab 2 Ditindas Di Depan Makam Ibu
- Bab 3 Ancaman Adik Ipar
- Bab 4 Katakan Semuanya dengan Jelas
- Bab 5 Masa Lalu
- Bab 6 Tidak Ada Cara Untuk Menuntutnya
- Bab 7 Kecelakaan
- Bab 8 Mati Mengenaskan
- Bab 9 Penculikan
- Bab 10 Dasar Sampah
- Bab 11 Mengakui Kesalahan
- Bab 12 Aku Sedang Mencari Anakku
- Bab 13 Orang Ini Sudah Gila
- Bab 14 Kekuatan
- Bab 15 Menginjak Keluarga Han
- Bab 16 Tidurlah di Kamarku
- Bab 17 Sangatlah Kuat
- Bab 18 Pengunjung Dari Luar
- Bab 19 Indra Lao
- Bab 20 Habislah kamu
- Bab 21 Master di Aliran Huajin
- Bab 22 Duduk di Penjara
- Bab 23 Pahlawan Menggunakan Kekerasan untuk Melanggar Hukum
- Bab 24 Tidak Pernah Meleset
- Bab 25 Roda Tenaga Dalam
- Bab 26 Tiga Keluarga Terdesak
- Bab 27 Kakak Sepupu dari Luar Negeri
- Bab 28 Sekolah Bela Diri Naga Terbang
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Demi Kebebasan
- Bab 31 Night Fury
- Bab 32 Tiga Ribu Prajurit Berarmor Emas
- Bab 33 Riky Hai
- Bab 34 Lolos dari Maut
- Bab 35 Mendapatkan Keberuntungan dalam Sebuah Kemalangan
- Bab 36 Hadiah Sekadarnya
- Bab 37 Guru Besar Henglian
- Bab 38 Menguasai Beberapa Jurus
- Bab 39 Memberontak
- Bab 40 Pisau yang Sampai Sebelum Orangnya
- Bab 41 Jurus Hit The Heaven
- Bab 42 Riska
- Bab 43 Menjadi Pahlawan
- Bab 44 Apakah Kamu Sudah Puas
- Bab 45 Nama dari Sebuah Sasana
- Bab 46 Kristal Api
- Bab 47 Membuka Sekolah Bela Diri
- Bab 48 Keluarga Ye di Kota Beijing
- Bab 49 Kucabut Kedua Tanganmu
- Bab 50 Perserikatan Seni Bela Diri Galaxy
- Bab 51 Yin Yang Bersaudara
- Bab 52 Perjalanan Ke Qizhou
- Bab 53 Bakat Keluarga Tang
- Bab 54 Orang Udik
- Bab 55 Hidup dan Mati
- Bab 56 Konferensi Seni Bela Diri Dimulai
- Bab 57 Tiga Belas Guru Besar
- Bab 58 Dewa Petir Terlahir Kembali
- Bab 59 Berbakat
- Bab 60 Tanah Harta Karun Pelatihan Diri
- Bab 61 Tuan Muda Ye
- Bab 62 Tampar Muka Sendiri
- Bab 63 Menghabiskan 10 Miliar RMB
- Bab 64 Pergi ke Beijing Sekali Lagi
- Bab 65 Menikah
- Bab 66 Lancang
- Bab 67 Mengalahkan Lawan dalam Dua Serangan
- Bab 68 Tuan Besar Keluarga Ye
- Bab 69 Kekalahan
- Bab 70 Menembus Tingkatan
- Bab 71 Pisau Terbang Hitam
- Bab 72 Menghancurkan Keluarga Tang
- Bab 73 50 miliar RMB
- Bab 74 Menuntut Keadilan
- Bab 75 Pemberontakan
- Bab 76 Orang-orang Keluarga Lu Datang
- Bab 77 Adik Perguruan Lu
- Bab 78 Raja Dongbei
- Bab 79 Ancaman Tuan Besar Zhang
- Bab 80 Perjalanan Mencari Harta Karun
- Bab 81 Pembunuhan Diam-Diam yang Ceroboh
- Bab 82 Profesor Yang
- Bab 83 Master yang Tidak Berhasil Menembak
- Bab 84 Perserikatan Huseng
- Bab 85 Mengganti Wajah Baru
- Bab 86 Makan dan Minum Gratis
- Bab 87 Perbaiki Dulu Bentuk Wajahmu, Baru Bicara
- Bab 88 Pisau Terbang Membelah Biji Wijen
- Bab 89 Menuju Lop Nor
- Bab 90 Terlalu Lambat
- Bab 91 Nine Stars in Line
- Bab 92 Raja Dongbei Muncul
- Bab 93 Pintu Masuk Terbuka
- Bab 94 Senjata Suci
- Bab 95 Kesulitan Keluarga Ye
- Bab 96 Pertarungan Keras Kepala
- Bab 97 Menjadi Pelayan
- Bab 98 Hukuman dari Ketua
- Bab 99 Pesta Kelas
- Bab 100 Anak di Luar Nikah
- Bab 101 Kaya
- Bab 102 Siapa yang Berani Menyentuh Orang Keluarga Ai
- Bab 103 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 104 Satu Kata untuk Pemusnahan
- Bab 105 Anak Tuhan
- Bab 106 Tidak Masuk Akal
- Bab 107 Formasi Besar
- Bab 108 Ruang Senjata
- Bab 109 Ayahku Akan Segera Tiba
- Bab 110 Musuh Hebat Berkumpul
- Bab 111 Kutukan Setan
- Bab 112 Desa Heilong
- Bab 113 Racun
- Bab 114 Melepas Kutukan
- Bab 115 Bertemu Musuh Lagi
- Bab 116 Tuan Muda Yi Ketiga
- Bab 117 Perjamuan Makan Malam Memicu Pertumpahan Darah
- Bab 118 Pembalasan Patah Tangan
- Bab 119 Menghancurkan Keluarga Yi
- Bab 120 Hanya Wanita
- Bab 121 Rantai Besi
- Bab 122 Penopang Kehidupan
- Bab 123 Gerald Yi
- Bab 124 Petir Datang
- Bab 125 Aneh
- Bab 126 Kuil Qinling
- Bab 127 Diam-Diam pergi
- Bab 128 Di Luar Dugaan
- Bab 129 Tangkap Dia
- Bab 130 Tuan Husheng Asli
- Bab 131 Jurus Iron Mountain
- Bab 132 Membantai Huseng
- Bab 133 Teknologi dan Pembinaan Bersatu
- Bab 134 Sedikit Pelajaran
- Bab 135 Lucas Mo
- Bab 136 Perjamuan Harta Karun Unik
- Bab 137 Buku Kuno
- Bab 138 Tinggalkan Celah dalam Melakukan Segala Hal
- Bab 139 Harta Kekuatan Negara
- Bab 140 Rio Ma
- Bab 141 Hukuman Berat untuk Memaksa Pengakuan
- Bab 142 Melawan Paul Lagi
- Bab 143 Memenggal Leher
- Bab 144 108 Pisau Terbang
- Bab 145 Merasakan Formasi Jimat
- Bab 246 Ada yang Menyerang Masuk
- Bab 147 Metode Rahasia
- Bab 148 Tetua Han
- Bab 149 Penyergapan
- Bab 150 Memecahkan Formasi
- Bab 151 Menyerang Kuil
- Bab 152 Tingkat Kedewaan
- Bab 153 Tetua Taishang Sudah Mati
- Bab 154 Aliran Energi Suci
- Bab 155 Tamu Terhormat
- Bab 156 Kamu Saja Bisa Kupukuli
- Bab 157 Bunga Mingshi
- Bab 158 Bukan Manusia Bumi
- Bab 159 Tingkat Dewa
- Bab 160 Samudera Pasifik
- Bab 161 Pulang ke Rumah
- Bab 162 Murid Perguruan Xinghai
- Bab 163 Ruang Teleportasi
- Bab 164 Masuk ke Gujing
- Bab 165 Kampung Tianyang
- Bab 166 Babak Final
- Bab 167 Mencari Celah
- Bab 168 Kemenangan Mutlak
- Bab 169 Memainkan Permainan dengan Sempurna
- Bab 170 Pemenang
- Bab 171 Diketahui
- Bab 172 Meratakan Istana Dewa Salju
- Bab 173 Menjadi Raja Langit (Tamat)