Yama's Wife - Bab 117 Suamiku
Ketika kesadaranku kembali, barulah tahu dengan jelas, entah sejak kapan, gadis itu sudah tiba di puncak tangga, seorang anak laki-laki yang tampak berusia 16 atau 17 tahun sedang berdiri berdampingan dengannya. Anak laki-laki itu terasa sangat aneh dan kulitnya putih. Kulitnya sangat putih, rambutnya juga putih, selain itu rambutnya sangat panjang hingga mencapai lutut. Yang lebih mengejutkanku adalah, anak laki-laki itu memiliki dua tanduk di atas kepalanya, tanduk bewarna putih susu, dan ujung tanduk itu bercabang.
Meskipun orang modern berpakaian dan berdkamun, aku hampir yakin lelaki itu menetas dari telur naga itu, kalau tidak, orang normal mana yang punya tanduk di atas kepala?
Dulu aku berpikir bahwa semua naga adalah legenda dalam mitos, pertama kali aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, aku merasakan keringat dingin di telapak tanganku.
Selain itu raut matanya tampak mengerikan, seperti binatang buas yang sedang menatap makhluk yang mengancamnya, pupilnya berbeda dari orang normal, warnanya kuning samar.
Gadis itu berbisik, "Sudahlah ... jangan sakiti manusia, kalau tidak, kamu tidak akan bisa tinggal di sini lagi ….”
Setelah mendengarkan kata-kata gadis itu, raut matanya sedikit mereda, dia hanya berkata padaku, "Pergi dari sini, kalau tidak, kubunuh kamu."
Devil Yama keluar dari liontin giok, "Bocah kecil, apakah kamu tahu siapa yang berdiri di hadapanmu? Ikut aku kembali ke Underworld!"
Ketika gadis itu melihat kemunculan Devil Yama yang tiba-tiba, dia menunjukkan ekspresi ketakutan, dan tanpa sadar bersembunyi di balik "Manusia Naga". Ketika 'Manusia Naga' melihat Devil Yama, dia mengerutkan kening, "Siapa kamu?"
Devil Yama mendekatinya selangkah demi selangkah, "Tidak peduli siapa aku, yang penting adalah kamu tidak tahu siapa dirimu, dan juga tidak tahu tanggung jawabmu."
Aku meraih Devil Yama, "Jangan menakut-nakuti mereka …." Sangat mungkin untuk duduk dan membicarakan hal-hal tersebut, untuk apa memasang tampang galak?
Sesuatu seperti sisik mulai muncul di punggung tangan ‘Manusia naga'. Dia dengan tegas menjaga gadis di belakangnya dan berkata, "Aku adalah aku, aku hanya ingin melakukan apa yang ingin kulakukan, tidak peduli siapa yang ingin menghancurkan hidupku, aku tidak akan setuju!"
Kemarahan Devil Yama juga muncul, mereka berdua hendak bertarung, aku memeluk Devil Yama dan berteriak pada gadis itu, "Kalian pergi dulu, bersembunyilah sejauh yang kalian bisa, besok di sekolah aku cari kamu lagi, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui!"
Aku memperingatinya untuk tidak kabur dari sini, tidak berguna, telur naga sudah menetas, dunia ini juga bukan milik naga itu, dia harus mempertimbangkan konsekuensinya.
Gadis itu mengangguk dan menyeret ‘Manusia Naga’ itu ke atas, hembusan angin bertiup dari pintu dan jendela di lantai atas, tidak ada gerakan lagi di lantai atas, kurasa mereka telah melarikan diri, barulah aku melepaskan Devil Yama, "Apa yang kamu lakukan? Jika kamu ingin mengatakan sesuatu, katakan baik-baik, kenapa harus begitu? Jika telur naga itu baru saja menetas dan dia dibesarkan di dunia manusia, bagaimana dia bisa tahu siapa dirinya? Biarkan dia tahu tanggung jawabnya, lalu kembali ke Abyss dengan sukarela, kenapa harus membuat masalah seperti ini? Kalau bertengkar dan sampai dilihat orang, bagaimana?"
“Selama bisa membawanya kembali ke Abyss, dia secara alami akan mengingat siapa dirinya, dia punya kesadaran dan ingatan ketika berada dalam telur naga. Kenapa harus bermain-main, jika bukan karena takut dia menyadariku sejak awal, untuk apa aku menyuruhmu mengikutinya. Jika kamu merasa besok gadis itu akan menunggumu datang mencarinya di sekolah, maka terserah kamu saja!” Devil Yama selesai berbicara dan kembali ke liontin giok, sepertinya dia marah besar.
Aku tidak berpikir aku melakukan kesalahan, gadis itu sepertinya memiliki hubungan yang baik dengan naga itu. Secara paksa membawa naga itu kembali ke Abyss juga harus memikirkan gadis itu dulu. Selain gadis itu dan naga itu, sepertinya tidak ada orang lain yang tinggal di sini, aku berjalan dengan frustasi kembali ke rumah sewaan.
Setelah membuang waktu lama, aku juga merasa lelah, aku tidak terlalu suka cara Devil Yama menyelesaikan masalah, terlalu dingin dan kejam.
Aku berharap gadis itu tidak akan ingkar janji padaku, setidaknya aku bisa duduk dengannya dan membicarakan masalah itu dengan baik, jadi tidak perlu berselisih dengan Devil Yama dan membantu mereka melarikan diri.
Setelah selesai mandi, aku berbaring di tempat tidur, aku tidak bisa tertidur. Apa Devil Yama benar-benar marah? Dia terus tidak mengatakan apa-apa sampai sekarang ….
Aku memainkan liontin giok dan berseru, "Apakah kamu masih marah? Aku pikir gadis itu tidak akan mengingkari janjinya padaku, dia pasti pergi ke sekolah."
Dia mengabaikanku, jadi aku berbicara dengan liontin giok seorang diri, tetapi kesabarannya terlalu kuat, tidak peduli bagaimana aku berbicara, dia tetap mengabaikanku. Aku harus menenangkannya, dan memberitahu dia harus pelan-pelan menangani masalah ini, sepuluh tahun sudah berlalu, dan hanya beberapa hari saja. Jika telur naga itu menetas di tangan gadis itu, hubungan di antara mereka pastilah sangat dalam, melihat naga itu berusia enam belas atau tujuh belas tahun setelah berubah menjadi manusia, dia sbeenarnya masih sangat muda. Kurasa masih harus mempertimbangkan perasaan semua orang, kuharap dia bisa kembali ke Abyss dengan sukarela. Dari awal juga ini adalah hidupnya, tidak ada pilihan lain.
Meski pikiranku tidak begitu kaku, aku juga tahu jika tidak ada utusan penjaga di Abyss, akan ada hantu yang akan melarikan diri ke dunia manusia, entah apa yang akan terjadi jika dunia manusia kacau.
Aku melihat ponselku sambil berbicara dengan liontin giok, tiba-tiba aku melihat berita, tentang sekolah tempat aku dulu bersekolah.
Aku langsung mengkliknya, setelah membaca isinya, aku sedikit menghela nafas. Ada pohon yang sangat menonjol di gunung belakang sekolah itu, yang lebih tinggi dan lebih tebal dari pohon lainnya. Siapa sangka, tiba-tiba seorang siswa menemukan mayat kering di bawah pohon itu, yang kelihatannya hanyut setelah hujan lebat, diketahui bahwa mayat itu berumur sekitar seratus tahun, dan itu adalah mayat perempuan, bahkan penyebab kematiannya pun ditemukan. Dia membunuhnya, tengkoraknya dihancurkan, dan dia ditusuk dengan pisau berkali-kali. Anehnya, mayat itu tidak begitu membusuk sehingga hanya tersisa tulangnya, tetapi dikeringkan dengan udara. Kasus pembunuhan ini tidak selesai dalam seratus tahun, tapi sekarang sudah diperlukan lagi untuk mengetahui kasusnya, lagipula orang itu sudah mati.
Menurutku mayat itu ada hubungannya dengan hantu perempuan, hantu perempuan yang dibawa pergi oleh malaikat maut hitam putih di kantor polisi. Saat itu, dia memohon untuk tidak membawanya pergi, dia tidak rela. Sudah seratus tahun, kebaikan dibalas kebaikan, kejahatan dibalas kejahatan, untuk apa diteruskan?
Sekarang sudah tidak apa-apa, di masa depan, mungkin tidak akan ada banyak orang jahat pergi ke belakang gunung untuk melakukan hal-hal semacam itu, kalau pergi ke belakang gunung di malam hari, pasti akan mendengar banyak suara yang membuat raut wajah memerah. Sekarang ditemukan seorang mayat, orang yang bernyali kecil pastinya tidak akan pergi, dan pintu ke belakang gunung mungkin akan ditutup.
Aku menghela nafas lega dan meletakkan ponsel, "Suamiku? Kalau kamu terus mengabaikanku, aku mau pergi tidur lho?"
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataMy Lady Boss
GeorgeCinta Di Balik Awan
KellyPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCinta Dan Rahasia
JesslynAkibat Pernikahan Dini
CintiaYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk