Yama's Wife - Bab 55 Video
Pandangan mataku tertuju pada manik itu, seolah-olah aku melihat sesuatu bergerak di dalam manik itu, sebelum aku bisa melihatnya dengan jelas, dia mencubit daguku dan melemparkan benda itu ke mulutku. Aku benar-benar merasakannya di mulutku, tetapi seolah-olah meleleh di mulut, manik-manik itu menghilang dalam sekejap, dan juga aku tidak merasa menelan sesuatu.
Aku hanya merasa dingin saat manik itu masuk ke mulutku, seperti perasaan dingin yang terpancar dari roh ….
Aku memandangnya dengan heran, "Jangan sembarangan kasih aku makan sesuatu! Aku masih ingin hidup beberapa tahun lagi!"
Dia menutup tutup kotak kecil dan meletakkannya di depanku, "Kamu tidak perlu makan makanan manusia lagi, kamu bisa makan ini saat kamu lapar. Aku akan membawakannya kepadamu secara teratur. Jangan khawatir, makan ini tidak akan membuatmu mati, kalau tidak makan malah kamu yang mati."
Bulu kudukku sedkit berdiri saat dia berkata begitu, tidak menunggu aku bertanya dengan jelas, dia langsung hilang dalam sekejap.
Saya membuka kotak itu dan melihat tujuh atau delapan manik yang tersisa di dalamnya, manik itu berwarna lebih gelap atau lebih terang, dan sepertinya ada sesuatu yang mengambang di dalam setiap manik tersebut, karena sangat kecil, jadi aku tidak dapat melihat dengan jelas.
Aku tidak tahu apakah aku harus percaya padanya atau tidak, tetapi dipikir-pikir, kalau dia ingin membunuhku, tak perlu cara merepotkan seperti ini, sejak awal dia menghargai benda dalam perutku. Dia bilang di perutku ada anaknya, kenapa aku merasa bukan? Beberapa orang mengatakan bahwa seorang wanita merasa bahagia ketika dia menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya, tetapi aku tidak memiliki kegembiraan sama sekali, tidak ada sama sekali.
Untuk sesaat, gerakan di perutku cukup keras, butuh waktu lama sebelum berhenti. Aku mengangkat pakaianku dan menyentuh perutku, benarkah ada anak di dalamnya? Perutku tidak bertambah besar, bagaimana dia bertumbuh, yang ada di dalam sepertinya merasakan bahwa aku sedang merasakannya, dia mulai bergerak lagi, kulit perutku didorong-dorong dari dalam, dia menyentuh telapak tanganku dengan jarak perut yang membatasi. Seutas tali dalam hatiku tersentuh, apa benar ada sebuah kehidupan dalam perutku?
Saat makan malam, aku masih tidak nafsu makan seperti siang hari, untuk mengatasi ibuku, aku mencoba makan semangkuk nasi, perutku terus-menerus melonjak, aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan, tunggu sampai ibuku pergi ke dapur untuk mencuci piring, barulah aku berlari ke toilet untuk muntah. Tunggu sampai makanan dalam perutku dikosongkan, aku sudah merasa pusing, aku merasa lebih baik setelah mencuci muka dan berkumur.
Apakah aku benar-benar tidak bisa makan makanan yang dimakan orang yang hidup sekarang? Apa sebenarnya yang diberikan Devil Yama padaku? Aku tidak bisa berpikir banyak hal lagi, setelah muntah aku merasa sangat lapar, tapi aku tidak ingin makan makanan lainnya, pikiranku hanya ada manik aneh yang dia berikan padaku. Dikatakan manik, karena bentuknya kecil seperti pil atau manik, juga terasa dingin, seperti batu giok.
Aku kembali ke kamar dan makan satu lagi, barulah rasa lapar itu mereda. Aku merasa seperti pengguna narkoba sekarang, sejak aku makan manik-manik semacam itu, begitu aku lapar, aku akan selalu berpikir untuk makan manik-manik semacam itu, dan seluruh diriku menjadi gelisah, setelah makan, akan normal kembali.
Aku tidak berani memikirkan akan jadi apa jika Devil Yama berhenti memberiku manik-manik semacam itu, hatiku terasa gelisah.
Saat aku tiba di sekolah keesokan harinya, aku bertemu Nico Li di pojok tangga, dia menatapku dengan tatapan aneh, “Raut wajahmu tidak terlihat bagus …."
Aku tidak merasa ada yang salah denganku, “Iyakah? Aku hanya merasa sedikit lapar …." Setelah selesai berbicara, aku mengeluarkan kotak hitam kecil dari tas sekolahku dan mengeluarkan manik untuk dimakan, mata Nico Li langsung tertuju pada manik itu, membuatku merasa sedikit aneh, “Ada apa?"
Setelah menanyakan pertanyaan ini, aku merasa diriku sedikit idiot, dia paham Taoisme, juga pernah berurusan dengan orang mati, mungkin saja dia tahu apa itu.
Setelah aku makan manik-manik itu, aku bertanya lagi padanya, “Kamu tahu apa ini?"
Dia melihat ke perut bagian bawahku tanpa sadar, “Aku pasti lebih pintar darimu, kembali ke kelas dan bersiap memulai pelajaran.” Dia pergi setelah selesai berbicara.
Aku tidak terlalu memikirkannya, ketika aku lapar, aku akan merasa lemas, sekitar empat atau lima jam aku akan merasa lapar.
Manik-manik di dalam kotak hanya cukup untuk kumakan hari ini, seharusnya Devil Yama akan mengirim beberapa lagi padaku.
Sebenarnya aku juga merasa sangat aneh, manik yang keras tersebut menghilang bahkan setelah masuk ke dalam mulut, dan dapat menghilangkan rasa lapar. Aku hanya tahu bahwa hal ini jelas bukan sesuatu dari dunia manusia.
Yunisha Chen tidak masuk kelas, dengar-dengar dia sedang ijin karena sakit, bisa menyelamatkan nyawanya saja sudah termasuk bagus.
Dua jam pelajaran pertama di pagi hari merupakan pelajaran bahasa, saat Rachel Zhao masuk kelas, aku melihat dahinya sedikit membiru, raut wajahnya sangat buruk. Memikirkan dia memiliki hubungan dengan kepala sekolah, kesanku terhadapnya berubah total, ketika hantu itu menghantui Yunisha Chen, dia sudah bergumul dengan kepala sekolah, perilakunya adalah keinginannya sendiri, dan bukan karena terpengaruh orang lain. Memang benar bahwa orang itu tidak bisa dinilai dari penampilannya saja, ini terlalu sepihak, pada akhirnya akan membuat terkejut.
Di tengah jam pelajaran kedua, seperti ada yang tidak beres pada Rachel Zhao, terkadang dia meraba-raba lehernya, saat belum selesai menerangkan pelajaran, dia buru-buru menyuruh kami belajar sendiri, kemudian dia duduk di kursi. Aku memperhatikan bahwa dia seperti memutar tubuhnya dengan sengaja atau tidak sengaja, menggosokkan tangannya ke leher.
Belum dua menit setelah dia duduk, dia bangkit berdiri dan meninggalkan kelas. Ketika aku melihat sesosok hantu mengikutinya, aku tiba-tiba menyadari bahwa hantu itu sekarang membutuhkan energi positif, dan Rachel Zhao disuruh ‘memetik energi positif’ tersebut. Aku sudah membayangkan apa yang akan terjadi, hantu ini diincar oleh Nico Li, dia seharusnya tidak akan mengabaikannya, percuma bagiku untuk mengikutinya sekarang.
Aku menunduk dan melihat buku itu, Toni Qu yang merupakan murid yang seenaknya sendiri, menyelinap ke kursi kosong di belakang Yunisha Chen, "Alice Fan, apa kamu tahu Rachel Zhao pergi ngapain?"
Toni Lin bertubuh tinggi dan tampan, dikatakan bahwa dia juga ahli berantem di sekolah, orang-orang seperti ini umumnya memiliki prestasi akademis yang buruk dan latar belakang keluarganya tidak terlalu baik. Tentu saja, ini semua hanya kabar burung.
Aku memiringkan muka dan berkata, "Bagaimana aku bisa tahu?"
Dia menjatuhkan ponsel ke mejaku, sebuah video ditampilkan di layar ponsel, aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Apa ini?” Anak laki-laki di kelas biasanya suka berbohong dan tidak bijaksana, aku harus bertanya dengan jelas sebelum melihat.
Dia mengedipkan mata dan berkata, "Kamu klik saja dan tonton, ini bukan film aksi, tapi ya kurang lebihlah, hanya saja kamu pasti familiar dengan pemeran utamanya. Aku tidak menunjukkannya pada orang biasa."
Aku mengembalikan ponsel itu kepadanya, “Aku tidak mau, kamu tonton saja sendiri."
Dia menarik kursi di sebelahku dan memaksaku untuk melihat. Dia mengklik video itu, tidak ada suara, hanya gambar. Jelas itu diambil secara diam-diam. Seorang pria dan seorang wanita melakukan hal semacam itu, wanita itu sedang berlutut di depan pria dan melakukan itu untuk pria tersebut ….
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangDewa Perang Greget
Budi MaHidden Son-in-Law
Andy LeeYour Ignorance
YayaMeet By Chance
Lena TanCinta Yang Terlarang
MinnieAfter Met You
AmardaYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk