Yama's Wife - Bab 116 Dimana Telur Naga
Usai liburan, akhirnya semua beres kembali, aku juga bertekad untuk belajar, kapan aku harus melakukan sesuatu, tentu aku paham, aku harus serius saat di sekolah, bagaimanapun juga aku tidak bisa hidup seperti ini seumur hidup.
Perasaan di sekolah pada hari pertama relatif baik, bagaimanapun juga, itu adalah lingkungan yang asing dan perlu dikenali. Sepulang sekolah, aku hendak langsung pulang, tanpa sengaja aku melihat beberapa gadis menyudutkan seorang gadis di sudut tangga. Reaksi pertamaku adalah gadis itu dibully, kukira kejadian seperti ini hanya terjadi di SMP dan SMA saja, tidak disangka di universitas pun ….
Aku pernah melihat gadis yang dikelilingi itu, dia satu kelas denganku ketika pembagian kelas. Aku lupa siapa namanya, aku tidak memperhatikan saat guru mengabsen. Kalau tidak lihat ya sudahlah, masalahnya aku lihat, aku melihat sekeliling, ada seorang guru di koridor sedang berbicara dengan dua anak lelaki, aku berjalan kesana dan berkata kepada guru, “Tadi aku melihat satu gadis disudutkan beberapa gadis di pojok tangga, apa mungkin terjadi sesuatu?"
Guru itu adalah seorang wanita berusia 30-an, namanya Felita He, yang memberiku kesan pertama yang baik. Setelah dia mendengarkan, dia segera mengejarnya, beberapa saat kemudian, para gadis itu keluar, mulutnya terdengar kata-kata makian.
Aku pikir, ini adalah sekolah, orang-orang ini datang bukan untuk belajar, tetapi melakukan hal-hal ini, benar-benar hanya buang-buang uang sekolah saja.
Aku hendak kembali ketika suara Devil Yama datang dari liontin giok, "Ikuti wanita itu."
Wanita yang mana? Mataku beralih ke gadis yang keluar dari tangga bersama guru, yaitu gadis yang ditindas sebelumnya. Hatiku sedikit ciut, lalu bertanya dengan suara pelan, “Kenapa harus mengikutinya?"
Devil Yama juga tidak menjelaskan banyak hal, “Kalau disuruh ikuti ya ikuti saja."
Aku tidak bisa berkata-kata, apa mungkin dia tertarik padanya? Lalu memintaku membantunya mengejarnya, keterlaluan ….
Gadis itu terlihat biasa saja, dengan sosok yang tinggi. Singkatnya, dia adalah tipe yang lugu dan berkarakter halus, bahkan jika dia terlihat sangat biasa, dia memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya yang putih juga bisa memberikan poin ekstra, membuat orang terlihat sangat nyaman pada pandangan pertama.
Aku mengikuti gadis itu keluar dari sekolah. Aku tidak menyangka bahwa dia tidak tinggal di sekolah, sepertinya dia orang lokal.
Aku berpura-pura berjalan sambil bermain dengan ponselku, dan dari waktu ke waktu aku melirik gadis di depanku, bertanya-tanya sampai kapan Devil Yama ingin aku mengikutinya.
Gadis itu berhenti ketika dia tiba di terminal bus, mungkin menunggu bus. Aku sedikit ragu, aku tidak begitu paham dengan kota ini, jadi jangan sampai aku tersesat.
Setelah beberapa saat, bus nomor 17 datang, aku buru-buru mengikutinya ketika gadis itu hendak naik bus.
Dia melihat aku hendak masuk ke bus, sepertinya dia tahu aku terus mengikutinya dari sekolah, juga satu angkatan dengannya, tapi dia tidak menyapaku, aku merasa sifatnya agak sedikit tertutup, tidak suka bicara dengan orang asing.
Ada banyak orang di bus saat ini. Setelah aku naik bus, aku berdiri di satu sisi dan mencari uang kecil, ternyata hanya ada satu lembar 50 RMB, uang lainnya lembaran 100 RMB. Karena aku tidak perlu makan, jadi pada dasarnya aku tidak terlalu memakai uang, juga tidak ada uang kecil. Aku menggertakkan gigiku dan bersiap untuk melemparkan uang 50 RMB itu, tiba-tiba gadis itu menggesek kartu busnya sendiri dan berkata, “Tidak perlu keluar uang, kulihat kamu tidak punya uang kecil.”
Aku merasa sedikit canggung, "Terima kasih …."
Dia tidak mengatakan apa-apa dan memalingkan muka.
Kita hanya bisa berdiri, tentu saja tidak ada tempat duduk, aku memegang pegangan di bus untuk menjaga keseimbanganku, gadis itu bersiap untuk turun, aku juga buru-buru turun dari pintu belakang, jangan sampai nanti tidak sempat keluar.
Setelah turun dari bus, dia juga tidak mempedulikanku, aku mengikutinya dari belakang, berpura-pura tenang di permukaan, tapi nyatanya hatiku sangat ciut. Aku juga bukan penguntit, untuk apa Devil Yama menyuruhku mengikutinya?
Setelah berjalan kurang dari lima menit, gadis itu berbelok ke sebuah gang, aku berhenti di luar gang selama setengah menit sebelum masuk, dan hanya melihatnya membuka pintu besi dan masuk.
Aku tidak berencana untuk terus mengikuti, dia sudah sampai rumahnya, kalau aku terus mengikutinya, aku seperti psikopat saja, apalagi dia sudah membantuku membayar uang bus, kalau dipikir-pikir, aku merasa malu.
"Masuk lewat tembok," kata Devil Yama tiba-tiba.
Aku sedikit tidak berdaya, “Kalau kamu mau pergi, ya pergi saja, aku tidak mau. Ada apa kamu tiba-tiba ingin aku mengikutinya? Kalau mau mengikutinya, kamu sendiri saja, kamu kan hebat dalam menembus tembok, masih mau aku memanjat tembok …."
Dia tidak berbicara, tetapi aku merasa tubuhku tidak patuh, kakiku meninggalkan tanah dan terbang langsung ke atas tembok.
Ketika aku sadar kembali, aku sudah berada di halaman seseorang, sebenarnya, melihat lingkungan di sini, aku agak sedih, gadis itu tinggal di rumah tua sebelumnya. Terlihat agak tua dan bobrok. Ada beberapa bunga dan tanaman di dalamnya, ada pipa air dan keran di pojoknya, semuanya berkarat dan masih meneteskan air.
Rumah itu adalah bangunan dua lantai, aku berdiri di halaman dan tidak tahu harus berbuat apa, tetapi Iblis Yama memaksaku untuk masuk ke dalam. Tubuhku tidak mendengarkanku sama sekali.
Pintu di bawah tidak tertutup, tersembunyi, seolah-olah mendengar sesuatu, gadis itu turun dari lantai atas. Dia melihat aku, dan sedikit terkejut, "Kamu ... kenapa kamu di sini?"
Ketika aku tidak tahu harus berkata apa, Devil Yama berkata, "Naik dan tanyakan di mana telur naga!"
Telur Naga? Aku langsung teringat telur naga yang dicuri oleh hantu air tapi lenyap. Devil Yama sudah mencarinya selama sepuluh tahun. Dia pasti cemas, tapi bagaimana gadis ini bisa punya telur naga? Dia seusiaku, berapa umurnya sepuluh tahun yang lalu ….
Tidak membiarkan aku ragu-ragu, kakiku berjalan ke arah gadis itu dengan enggan, dan aku tidak punya pilihan selain menebalkan kulitku dan mencengkeram kerah bajunya, berpura-pura menjadi galak dan bertanya, "Di mana telur naga itu?!"
Pupil matanya membesar, dan kemudian dia menjadi tenang lagi, "Telur Naga? Telur Naga apa?"
Dia pura-pura tidak tahu, tetapi reaksinya barusan tahu dengan jelas. Devil Yama berkata lagi padaku, "Pasti ada di tangannya, paksa dia untuk mengatakan yang sebenarnya."
Aku mengeluh tanpa henti, mengapa aku harus melakukan hal semacam ini?
Aku menekannya ke dinding, "Jangan berpura-pura gila dan bodoh, kita tahu dengan jelas, benda itu bukan milikmu, benda itu harus kembali ke tempat yang semestinya." Aku rasa perkataanku benar, jika telur naga benar-benar ada di sini, maka harus kembali ke Underworld, keturunan pengurus Abyss harus terus menjaga Abyss.
Kadang-kadang ada hal-hal yang tidak dapat diprediksi, orang-orang di Underworld pasti telah mencari telur naga sejak awal, tapi terus tidak ditemukan, harus mengerahkan segenap tenaga.
Gadis itu berkata dengan tenang, “Kalau begitu, kamu tahu asal muasalnya dan kemana harus kembali?"
Aku terkejut, apakah dia mengakuinya?
Tepat ketika aku terpana, hembusan angin kencang menerpaku, aku tertiup angin hingga aku tidak dapat membuka mata, sebelum sempat melihat dengan jelas situasinya, aku merasa tangan gadis yang kupegang itu hilang ….
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoMore Than Words
HannyAdore You
ElinaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraCantik Terlihat Jelek
SherinTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk