Yama's Wife - Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
Tiba-tiba, suara Devil Yama keluar dari liontin giok,"Aku sudah menduga sejak awal akan terjadi sesuatu, aku juga sudah kubilang kamu sebaiknya tidak kembali ke desa ini."
Ketika melihat ada harapan, aku bergegas berkata kepada liontin giok,"Semuanya sudah terjadi, tidak ada gunanya mengatakan ini. Mengapa penduduk desa harus mati? Apakah kamu tidak peduli orang-orang mati itu mencelakai orang-orang hidup? Lagipula kamu adalah seorang Yama, apakah kamu tidak peduli? Kejahatan keji apa yang sudah dilakukan oleh orang-orang di desa ini hingga harus mati? Jelaskan semuanya kepadaku...... "
Liontin giok terdiam, aku pun mulai merasa gugup, aku kemudian terus memukuli liontin giok: "Bicara......"
Setelah beberapa saat, suara Devil Yama kembali terdengar lagi: "Aku sudah mengatakan sejak awal bahwa yang mati dan yang hidup diperlakukan sama, semuanya juga sangat masuk akal. Jika ada yang melakukan sesuatu yang terlalu agresif, aku tidak akan hanya duduk diam. Biarkan ibumu pergi, dia bukan penduduk Desa Du, hal ini tidak ada hubungan dengannya, dia akan mati jika dia terus menetap. Mengenai dirimua, sama saja jika kamu pergi, kamu adalah orang asli Desa Du, aku hanya dapat melindungimu, kamu dapat memikirkannya sendiri . "
Dia tentu saja sedang membicarakan ibuku, aku tahu akan hal ini. Ibu menikah dan datang dari desa sebelah, bukan dari desa Du, jika dia baik-baik saja, dia harus pergi dari sini dulu, semua nyawa yang masih bisa bertahan hidup harus diperhitungkan sekalipun hanya satu.
Aku bergegas pergi ke taman dan berkata kepada ibuku,”Ibu, cepat pergi dari sini dan kembali ke kota, kamu tidak perlu mengurusi yang lainnya lagi!”
Ibuku melirikku dan berkata,"Bisakah aku pergi sekarang? Ayahmu sudah berakhir seperti ini...... Ada banyak orang yang tewas dalam keluargaku, aku bukanlah orang yang tidak berperasaan!"
Aku menggelengkan kepalaku dan berkata,”Ibu, aku tahu kamu tidak seperti itu, tetapi kamu harus pergi, kamu tidak boleh menetap di sini. Masalah ini berhubungan dengan semua orang di Desa Du. Kamu tidak berasal Desa Du, kamu berasal dari luar dan menikah kemari, kamu akan mati sia-sia jika kamu tidak pergi! Ibu, dengarkan aku sekali ini saja, aku tidak akan berbohong kepadamu! "
Ibuku menatapku untuk beberapa saat dan berkata,"Alice, apa saja sebenarnya yang kamu ketahui? Apa yang kamu sembunyikan dariku?!"
Aku menarik napas dengan sangat mendalam dan berkata,"Bukankah aku sudah mengatakannya sebelumnya? Bibi kecil datang mencariku tadi malam, bibi kecil yang menikah dengan makhluk gaib dan meninggal. Dia yang menyembuhkan semua lepuhan di kakiku dengan mengoleskan obatnya. Bukankah kamu bertanya dari mana bekas di tubuh aku berasal? Yama datang setelah bibi kecil pergi tadi malam Yama yang menikah secara gaib denganku empat tahun lalu. Aku tahu Anda tidak percaya pada roh jahat dalam sepanjang hidupmu, namun faktanya berada di depan mata, kamu harus mempercayainya! Pergilah, aku mohon, permasalahan Desa Du tidak sesederhana itu...... "
Ibuku langsung tercengang dalam sekejap, lalu kembali fokus setelah cukup lama,"Ini benar-benar konyol...... Kenapa hal-hal ini bisa terjadi pada keluarga kita, benar-benar sial! Alice, kamu juga harus ikut dengan ibu, kamu adalah putriku satu-satunya, ayo turuti aku, sayang...... "
Aku mundur dua langkah dan berkata,"Aku tidak bisa kabur, penjaga gerbang sekolah kita sudah mati, Gerry He juga sudah mati, aku kira keluarga Gerry He juga tidak akan bisa kabur. Penduduk Desa Du harus disiksa untuk mati. Tidak ada gunanya melarikan diri, masalah ini harus diselesaikan, jika tidak seluruh penduduk desa hanya perlu menunggu kematian! "
Ibuku terus menarikku dan berkata, "Apa lagi yang bisa kamu lakukan sebagai anak kecil yang tinggal di sini selain menunggu kematian? Kamu harus pergi dengan ibu, ayo pergi cari polisi, aku tidak percaya elemen-elemen buruk itu tidak bisa diselesaikan......"
Aku menghempaskan tangan ibuku dan berkata, "Bisakah kamu menyadarkan dirimu? Polisi juga manusia, hasilnya sama saja ketika mereka datang. Mereka hanya akan menyuruh kita untuk berhenti percaya pada roh, lalu pergi setelah selesai mengkiritk, apa lagi yang bisa dilakukan? Bahkan jumlah orang yang mati mungkin saja bertambah.”
Ibuku masih saja tidak mau pergi seperti ini, saat aku sudah tidak bisa menemukan cara lain, kakek ketiga berjalan keluar dari ruangan utama,"Belle, aku tahu kamu sebelumnya merasa keberatan terhadap diriku, pernikahan Alice itu diurusi oleh aku dan neneknya. Tapi kali ini, kamu harus mendengarkan aku sekali saja dan segera pergi, percayalah, Alice adalah anggota Yama, dia akan baik-baik saja. Ini adalah hutang yang harus dibayar oleh penduduk Desa Du cepat ataupun lambat, semua ini tidak ada hubungannya denganmu. Cepat pergi, selagi langit masih pagi. "
Ibuku masih saja merasa tidak terlalu percaya: "Tuan Yama? Sepertinya sudah terdengar terlalu jahat? Aku tidak percaya, kecuali kamu bisa memanggil Yama datang kemari. Selama dia memberi tahu aku bahwa Alice akan baik-baik saja, aku akan percaya, jika tidak, aku harus mengambil Alice untuk pergi bersama denganku hari ini!”
Kakek ketiga melihatku dan berkata, "Alice, kalau tidak, pergi saja dengan ibumu."
Aku tentu saja tidak mau, aku bukanlah Bodhisattva yang hidup, aku juga tidak mempunyai kemampuan untuk melindungi seluruh penduduk desa, tetapi aku tidak ingin melihat anggota keluarga aku meninggal satu per satu, dua penduduk desa saja sudah meninggal karena permasalahan kakekku, sekalipun semua ini sudah terjadi, penduduk desa tetap saja membantu keluarga kamu, jadi tidak heran aku juga ingin membantu mereka. Aku mau menetap di sini, aku harus menemukan cara untuk meyakinkan Devil Yama, selama dia bersedia ikut campur, masalah ini seharusnya tidak sulit untuk diseleesaikan.
"Aku tidak akan pergi, kakek ketiga, beberapa orang sudah meninggal, apakah kamu benar-benar ingin melihat orang-orang di desa meninggal? Para biksu Tao yang lebih mampu dari kamu saja melarikan diri, tetapi kamu tidak melarikan diri. Jika kamu bisa melakukannya, apa lagi yang tidak bisa aku lakukan? Aku ingin mengikutimu dan mempelajari Mantra Exorcism, aku juga ingin berkontribusi! Jika aku tidak bisa meyakinkan Yama untuk membantu kami, kami akan melawan roh-roh itu bersama-sama!" Ucapku dengan sikap serius.
Ibuku berteriak ke arahku,"Untuk apa kamu ikut dan menganggu?! Sudahlah jika nyawamu memang tidak bisa dipertahankan! Apakah kamu harus tersiksa mati-matian baru merasa puas ?! Ikut denganku sekarang juga! Cepat!"
Aku bersembunyi di belakang kakek ketiga,"Aku tidak mau pergi! Aku bilang aku tidak mau pergi, maka aku tidak akan pergi!"
Kakek ketiga juga merasa kesal karena ibuku, lalu berkata, "Bukankah kamu meminta Tuan Yama untuk mengatakannya kepadamu? Aku akan mengundangnya, aku pikir aku tidak mempunyai kemampuan itu, tapi aku akan mencobanya. Jangan ribut lagi, keadaan saat ini sudah cukup berantakkan! "
Ibuku menatap tajam kakek ketiga dan berkata,"Baik, undang dia kemari, aku ingin melihat apakah kamu sanggup mengundangnya atau tidak!"
Kakek ketiga benar-benar melakukan apa yang dia katakan, setelah memindahkan meja, dia meletakkan sehelai kain kuning dan menaruh dupa diatasnya, dia mulai melakukan trik tertntu. Ibuku sepertinya tidak akan percaya bahwa kakek ketiga benar-benar dapat mengundang Yama untuk berbicara dengannya, aku juga tidak bisa melakukan apa-apa, siapa yang tahu apakah Devil akan menjawab atau tidak?
Nenekku berjalan keluar dari kamar samping saat ini dan melihat kakek ketigaku sedang melakukan triknya, dia pun bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan ini?"
Kakek ketiga melirik ibuku dan menjawab dengan sedikit nada tidak puas,"Belle menyuruhku untuk mencari Tuan Yama, dia bersikeras ingin memastikan bahwa Alice akan baik-baik saja. Kita sudah menyuruhnya pergi, tetapi dia masih saja tidak mau pergi. Alice adalah orang Desa Du, keadaannya akan sama saja tidak peduli kemanapun dia pergi, dia lebih baik menetap di sini dan melihat apakah masalah ini dapat diselesaikan atau tidak. "
Ekspresi nenekku terlihat tidak terlalu enak,"Untuk apa kamu mempedulikannya? Alice berasal dari keluarga Fan kita, apakah dia bisa mengambil keputusannya? Pergi ataupun tidak, dia tetap saja berpikir bahwa seluruh keluarga kita berhutang padanya, bukan? Tempramennya semakin buruk seiring dengan bertambahnya usianya, kakak ketiga, tidak perlu mempedulikan dia! "
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyYou're My Savior
Shella NaviCinta Yang Berpaling
NajokurataAdore You
ElinaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk