Yama's Wife - Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
Aku sedikit tidak senang, saat dia mengatakan itu, aku merasa dia menyembunyikan sesuatu dariku, dia selalu tidak memberitahuku apa-apa. Meskipun dia mengatakan bahwa dia telah mengunjungi aku dalam empat tahun, itu membuat aku sedikit senang ... tetapi aku masih merasa rasa tidak puasku dengannya lebih banyak! Aku mengulurkan tanganku untuk mendorongnya, dia meraih tanganku, "Bukankah tadi masih senang-senang saja? Kenapa tiba-tiba tidak senang sekarang?”
Aku ….
Aku hanya menarik tali di bajunya, apa menurutnya ini seperti sebuah petunjuk?
Aku merendahkan suaraku dan berkata, "Bukankah mau lewat? Berhenti membuat onar ... bukannya kamu masih mau keluar?"
Dia meletakkan tanganku di sisinya, “Untuk apa terburu-buru? Celio Bai dan Raphael Bai belum datang, tidak ada kata terlambat untuk menunggu mereka datang ... selain itu ... bagaimana aku bisa cukup denganmu?"
Tidak bisa ... begitu dia berkata begitu, aku tidak tahan lagi, wajahku memerah, tangan kiriku masih tidak boleh memakai tenaga saat ini, hanya satu tangan saja tidak bisa menariknya, dia meniup leherku, membuatku merasa geli sekali, aku hanya menggerakkan tubuhku dan berkata, "Geli ... jangan berbuat onar lagi, malaikat maut putih masih ada di sini ….”
Dia melepaskan tangannya untuk menarik rokku, "Apa yang dia takuti? Meski mendengar juga akan berpura-pura tidak dengar. Sebelumnya takut Toni Qu mendengarnya, sekarang takut malaikat maut putih mendengarnya, saat tidak ada orang juga kamu akan memakai banyak alasan, apa sebegitu tidak menyenangkannya berhubungan seksual denganku? Atau apakah kamu memikirkan orang lain di dalam hatimu?"
Gila, bukankah aku tidak mau? Jadi aku dicap selingkuh? Apakah dia memiliki delusi perselingkuhan?
Aku hanya merasa, baru saja selesai berhubungan, kalau berhubungan lagi, sepertinya aku tidak kuat, melihatnya masih kuat seperti itu, hatiku menciut, "Bukan ... tunggu kamu kembali, ya?"
Dia berkata dengan wajah cemberut, “Kalau tidak bersedia langsung katakan saja, untuk apa menunggu setelah kembali? Bagaimana jika aku tidak bisa kembali?"
Apa yang dia katakan membuatku tidak bisa berkata-kata, tidak bisa kembali ... apa seserius itu? Kalau dia tidak mengatakan itu, aku tidak akan khawatir, karena dia selalu melakukan banyak hal dengan sangat mantap, aku selalu mempercayainya dan merasa tidak ada yang bisa menjatuhkannya. Tetapi ketika dia mengatakan ini, aku mulai khawatir, bagaimana jika dia benar-benar tidak bisa kembali?
Aku memikirkannya sejenak dan kemudian berkata, “Tidak mungkin tidak bisa kembali, aku percaya padamu."
Dia berhenti bicara dan menatapku dengan wajah tenang, aku langsung merasa bahwa aku idiot. Yang dia inginkan sekarang bukanlah apa yang aku katakan, tapi keinginanku untuk melakukan itu dengannya. Diam-diam meletakkan kedua kakiku di pinggangnya, berekspresi seperti aku mencintainya. Tentu saja, dia tidak akan memaksa masuk, kalau masuk dengan kejam seperti sebelumnya, aku hanya bisa menggenggam sprei dengan erat sambil menutup mata, bertahan sebentar, setelah itu aku merasa cukup baik ….
Setelah beberapa saat, aku tidak melihat ada pergerakan darinya, aku diam-diam membuka mata dan menatapnya. Wajahnya menjadi semakin suram, “Apa-apaan reaksi dan ekspresimu itu? Apakah aku melecehkanmu?"
Aku ….
Bukan karena dia melecehkan aku, hanya saja ketika tidak lembut, aku merasa lebih tidak nyaman ….
Aku bergerak sedikit dan berkata, "Tidak ... sebenarnya kamu lembut sedikit juga masih boleh …."
Dia berkata dengan tanpa ekspresi, "Tapi sekarang aku tidak bisa bersikap lembut, kalau kamu tidak datang sendiri, kalau tidak kamu tunggu hukuman saja!"
Aku mengingatkan diriku dalam hati untuk tidak tidak malu saja sekarang, kalau tidak nanti kena hukuman, kemudian dengan petunjuk psikologis ini, aku merasa lebih nyaman. Aku melingkarkan lenganku di lehernya dan menciumnya dengan cara yang sama seperti saat dia menciumku sebelumnya. Aku merasa seperti sedang menggendongnya dengan tangan dan kakiku bersama. Dia tidak menanggapiku pada awalnya, aku sedikit kejam ... dan kemudian dia tidak bisa menahannya.
Jangan tanya apa yang kejam, aku tidak akan mengatakannya, untuk menghadapi ….
Ketika kami terobsesi, dia tiba-tiba bertanya kepadaku, "Apakah kamu tahu kenapa aku hanya melihatmu dalam kegelapan saja selama 4 tahun, dan tidak muncul di hadapanmu?"
Aku setengah membuka mataku dan melihatnya menggelengkan kepalanya, dia tiba-tiba membenamkan kepalanya di leherku, dan kemudian tampak tertawa, "Karena kamu masih terlalu muda saat itu …."
Sebelum aku sempat memikirkan arti kata-katanya, aku dimainkan olehnya sampai tidak bisa berpikir, hanya mendesah tanpa henti.
Aku tidak menyadari arti kata-katanya sampai dia pergi. Sepertinya dia agak canggung ketika dia memulainya empat tahun yang lalu, takut akan membunuhku, jadi setelah melakukan itu dia tidak mencariku lagi, baru belakangan .…
Tidak hanya Celio Bai dan Raphael Bai yang datang, tapi bibi kecilku juga datang, jangan melihat Raphael Bai yang tampak dingin dan seolah menjauh dari orang lain, tapi ketika bibi kecilku selalu menarik lengan bajunya dan memanggilnya, dia juga akan melakukannya, meski bibi kecilku hanya bermain memanggil saja, dan memanggilnya bukan karena ada urusan, dia juga tetap akan mengiyakan.
Malaikat maut putih kembali ke Underworld, dia harus kembali lebih dulu, dia beruntung bisa menyelamatkan hidupnya kali ini. Ketika aku bertanya tentang situasi Peace, bibi kecilku berkata, "Gadis kecil bernama Peace itu, dia tinggal bersamaku. Dia tidak ingin pergi ke tepi Sungai Abyss, mengatakan bahwa dia tidak ingin melihat Abishu Ming. Tapi Abishu Ming sangat ingin bertemu dengannya, tapi Abishu Ming tidak bisa meninggalkan Abyss begitu saja, jadi dia hanya …."
Peace tidak ingin melihat Abishu Ming karena kematiannya, dia diperkosa dan dibunuh ... dia pasti peduli tentang ini.
Ketika memikirkan hal ini, aku ingin menghancurkan mayat berdarah itu menjadi sepuluh ribu keping, benar-benar terkutuk!
Tapi sekarang aku tidak bisa membantu Peace, aku di dunia manusia, dia di Underworld, jadi hanya bisa melihat apakah dia bisa mengerti. Sesuatu sebelum kematian tidak perlu dihubungkan setelah kematian, setelah kematian, hanya jiwa yang tersisa, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Bibi kecilku menyalakan TV di ruang tamu untuk menonton, bagaimanapun juga dia termasuk orang modern, dia masih mengerti tentang barang modern. Celio Bai terus berdiri di samping, menyuruh dia duduk juga dia tak mau, Raphael Bai juga sama, mengatakan bahwa dia ada di sini untuk melakukan tugas, dia harus waspada dan tidak bisa bersantai meski hanya sejenak.
Aku bercanda padanya, "Bukankah kamu juga membawa anggota keluargamu Raphael Bai untuk melaksanakan tugas? Jadi tidak perlu terlalu serius. Kurasa tidak ada yang berani memperlakukanku bagaimana saat kalian berdua ada di sini, jadi kalian bersantailah sedikit."
Raphael Bai melirik bibi kecil yang duduk di sofa dan berkata, “Julia yang mau ikut, kalau tidak dia tidak akan membiarkanku pergi … aku merasa malu pada Raja Yama!"
Aku menutup mulutku dan tertawa, "Jangan berkata begitu, membiarkanku menghadapi kalian berdua pria besar sendirian hanya membuatku canggung, jadi aku senang jika bibi kecilku bisa datang, terlihat, kamu sangat baik terhadap bibi kecilku, meski telah membuat kesalahan besar, aku juga akan meminta Devil Yama memaafkanmu sekali!"
Aku menguap dan kembali ke kamarku untuk tidur, Celio Bai dan Raphael Bai berdiri di dekat pintu kamarku, bibi kecilku mengikutiku ke kamar, “Alice, sepertinya selir raja akan datang."
Aku tercengang, bukankah Devil Yama berkata tidak boleh datang? Apakah dia berkata begitu karena berhadapan denganku, dan sebenarnya tidak menyampaikannya ke selir raja? Jika benar begitu, aku benar-benar ingin mengajar Devil Yama, semua laki-laki sama saja, kata-katanya penuh tipu muslihat ….
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieIstri Yang Sombong
JessicaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyBehind The Lie
Fiona LeeAir Mata Cinta
Bella CiaoCantik Terlihat Jelek
SherinLelaki Greget
Rudy GoldSang Pendosa
DoniYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk