Yama's Wife - Bab 95 Main Mata
Devil Yama mengangkat sprei, menampakkan noda darah di tepi tempat tidur, "Kalau begitu aku tidak tahu jelas, sekarang hantu biasa tidak akan keluar untuk membuat masalah, tunggu malam, energi negatifnya paling berat, orang dengan energi negatif yang berat sepertimu sulit untuk bertahan hidup. "
Aku mengeluarkan ponsel yang baru aku beli dan mengecek jamnya, jam 11:45 malam, bukankah dari jam 12 sampai jam 1 malam itu energi negatif sedang mencapai puncaknya? Tadinya aku mengira noda darah di pinggir ranjang itu sama dengan noda darah di seprai sebelumnya, dari darah wanita perawan, sekarang aku tidak berpikir demikian lagi, kenyataannya tidak begitu.
Aku buru-buru mengemasi barang bawaanku dan berkata, "Ayo cepat pergi, aku merasa diriku tidak nyaman sepenuhnya."
Devil Yama mengambil topeng yang baru saja aku taruh di tempat tidur, tampak jelas bahwa dia benar-benar menyukai topeng.
"Apa yang kamu takutkan? Hantu ini penuh dengan energi negatif dan orang-orang yang telah berulang kali melarikan diri dari Underworld, mereka tidak ingin kesana, dan hanya ingin mengganggu orang dunia sini, dari awal tidak ada keluhan apapun, mereka sendiri yang melakukan kejahatan. Hantu seperti ini lebih baik dijadikan mutiara energi negatif saja."
Aku merasakan sedikit respon di hatiku, bentuk mutiara energi negatif masih bisa kuterima, seperti kristal bening, tapi dalamnya sedikit mengerikan, misalnya hantu mesum tadi … Devil Yama ternyata malah memasukkan mutiara itu ke mulutku. Baiklah, tidak akan kuperhitungkan, kalau bukan karena dia, entah akan diapakan aku oleh hantu mesum itu, tapi masalahnya dia masih tidak ingin pergi, dan masih ingin mengubah semua hantu di sini menjadi mutiara energi negatif. Kalau aku menyaksikan seluruh prosesnya, bagaimana aku bisa terus memakan mutiara energi negatif itu?
Aku bertanya dengan suara rendah, "Putramu ... haruskah dia dibesarkan mutiara energi negatif? Tidak ada cara lain?"
Devil Yama berhenti, "Tidak akan lama lagi, terima kasih atas kerja kerasmu …."
Ini seperti kata-kata manusia, sudahlah, demi anak dalam perut, sementara tahan saja, kuharap setelah anak itu lahir, dia tidak menjadi monster, jangan membuatku sia-sia mengandungnya.
Aku duduk di ranjang bersama Devil Yama dan menunggu, waktu semakin mendekati pukul dua belas, untuk membuat diriku tidak takut, aku mencolokkan earset ke telingaku untuk mendengarkan lagu, tiba-tiba Devil Yama berkata, "Jangan bergerak!"
Aku mendengarkan perkataannya untuk tidak bergerak, jari-jarinya yang ramping terulur ke arahku, dan melepas earset yang aku pasang di telingaku, "Kenapa benda ini bisa bersuara?"
Aku ….
Aku pikir ada hantu datang, dia mengagetkanku saja.
Aku menyelipkan earset ke telingaku, “Ini earset, bisa mendengarkan lagu, kudengar kamu lebih suka mendengarkan opera, ini lagu modern.”
Dia mendengarkan sebentar dan berkata, "Apakah orang-orang sekarang mendengarkan ini, bagaimana telinganya bisa tahan?"
Aku mencabut earset dengan tegas, "Kalau begitu lain kali aku melihat di mana ada opera, aku akan membawamu ke opera."
Dia berkata dengan datar, "Orang-orang saat ini jauh lebih tidak terampil dalam menyanyi daripada sebelumnya, aku seorang bisa mengalahkan mereka seratus orang."
Aku sedikit kaget, tidak hanya mendengarkan opera, juga bisa bernyanyi? Aku baru mau bilang agar dia bernyanyi 1 lagu, tiba-tiba dia terbang dan menabrak langit-langit dengan satu pukulan. Sebuah lampu merah meledak dari tinjunya, ada satu hantu yang dirobohkan dari balik langit-langit. Aku sangat terkejut dan tak bisa berkata apa-apa, tiba-tiba seperti ini, membuat orang sangat terkejut saja ….
Untungnya, dia tahu bagaimana mengukur dan tidak menembus langit-langit.
Aku melihat hantu jahat yang jatuh ke tanah dan menatapku dengan ganas, aku masih merasa sedikit bersalah di hatiku. Ada cahaya merah samar yang menyelimuti tubuh hantu jahat itu, tidak terlalu sama dengan cahaya merah yang ada pada tubuh Devil Yama, dulu aku pernah mendengar dari nenek dan kakek ketiga, hantu yang penuh dengan dendam akan diselimuti dengan cahaya merah, semakin besar dendamnya, semakin menyala lampunya, sekujur tubuhnya merah, diwarnai oleh kebencian.
Hantu ini adalah seorang laki-laki, pakaiannya compang-camping, berlumuran darah, dan dia tidak tahu siapa dirinya, dia tampaknya telah mati dengan menyedihkan. Ini jelas merupakan pembunuhan. Meskipun bajunya belum menjadi merah, ada lapisan cahaya merah di badannya. Dikatakan bahwa hantu yang sangat kejam, tidak perlu alasan untuk membunuh.
Devil Yama tidak memberinya kesempatan untuk meronta, dia menggunakan metode yang sama terhadap hantu mesum sebelumnya, dan emngubahnya menjadi mutiara energi negatif.
Devil Yama melemparkan mutiara energi negatif padaku, “Makanlah kalau lapar.”
Ini terlalu berat, aku sudah tidak bisa memakannya lagi ….
Aku memasukkan mutiara energi negatif ke dalam kotak, aku tidak ingin tinggal di sini lagi, jadi aku mengembalikan kamar dan mencari penginapan yang lebih sesuai, harganya mahal dua kali lipat, tapi demi kenyamanan, aku merasa itu sepadan.
Benar saja, penginapan yang bagus berbeda dengan penginapan kecil, kamar tunggal jauh lebih besar, fasilitasnya jauh lebih baik, yang lebih penting, ranjangnya jauh lebih besar, dan juga tidak akan ada jejak darah seperti sebelumnya.
Setelah meletakkan koper, aku tertidur di tempat tidur, besok masih harus pergi ke sekolah untuk melapor, kalau tidak tidur, aku akan berubah menjadi kucing buangan.
Aku menyalakan AC dan bersiap untuk tidur nyenyak, begitu aku memejamkan mata, Devil Yama keluar dari batu giok, "Tempat ini jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi masih terlalu kecil …."
Mau tak mau aku memikirkan aula utamanya di Underworld, benar-benar tidak bisa dibandingkan ….
Tapi ruangan ini cukup besar untukku, aku memejamkan mata dan berkata dengan santai, “Dulu saat tinggal di rumahku, kamu tidak bilang kecil, sekarang keluar malah bilang kecil."
Aku merasa dia sedang menatapku, aku merasa sedikit tidak enak, lalu membenamkan kepalaku ke bantal, "Aku mau tidur, besok masih harus ke sekolah untuk melapor, kamu kembalilah ke liontin giok.."
Dia menolak, lalu menarikku “Setelah selesai memanfaatkan, sekarang aku dibuang begitu saja? Dulu saat kamu bersama Night God, aku masih selesai tentang kamu main mata itu."
Main mata? Jelas-jelas hanya mengucapkan beberapa patah kata, tapi dia malah berkata aku main mata dengan Night God. Entah siapa yang bertengkar dengan Nico Li demi seorang wanita, dan hampir melupakan diriku seutuhnya di samping, tentu saja aku membutuhkan Night God untuk maju, bukankah waktu itu lebih penting menyelamatkan Peter Jin?
Saya melepaskan diri dari tangannya dan terbaring di atas ranjang seperti ikan mati, “Tidak tuh, terserah kamu mau berpikir bagaimana, pertama-tama aku ucapkan terima kasih telah menyelamatkanku, lalu sekarang aku butuh istirahat, kalau ada perlu, besok bicara lagi saja setelah aku bangun."
Aku hanya merasakan sosok di depanku yang bergetar, lalu wajahnya membesar dan muncul di depan mataku. Aku tahu apa yang ingin dia lakukan, sebelumnya tidak bisa dia lakukan di penginapan kecil itu, dia ingin melakukannya sekarang. Aku juga malas meladeninya, lagipula dari awal perlawanan itu tidak efektif .…
Aku memicingkan mata dan melihat pakaianku dan pakaiannya terbang … udara dari AC membuat tubuhku kedinginan, tubuhnya juga dingin, aku merasa lebih dingin. Ciuman panas dan lembab menyebar ke seluruh tubuhku, di saat aku merasa linglung, dia bahkan tidak melepaskanku di sana, aku merasa dingin, dia yang selalu dingin itu ternyata bisa ….
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlIstri ke-7
Sweety GirlCinta Tapi Diam-Diam
RossieMy Cold Wedding
MevitaCinta Di Balik Awan
KellyNikah Tanpa Cinta
Laura WangMenunggumu Kembali
NovanYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk