Yama's Wife - Bab 88 Obsesi (2)
Dia melirik ke arah Devil Yama, dengan ekspresi yang kurang menyenangkan, dia berkata,”Dia sedang memikirkan...... Jika aku lebih dekat denganmu lagi, dia akan membunuhku......"
Aku menahan tawa dan tidak pergi melihat ke arah Devil Yama, aku hanya akan mengabaikannya, atas dasar apa aku harus setia dengan dirinya sendiri, ketika dia bersama dengan wanita yang tak terhitung jumlahnya?
Aiden Liang tiba-tiba berteriak,”Dave Liang! Pergi! Aku tidak akan kembali bersamamu, kita juga tidak akan menyerah! Apakah kita mungkin membiarkan kerja keras selama delapan bulan ini hancur begitu saja? Prajurit yang kalah tidak pantas dihormati, terlebih lagi dengan pengecut yang menyerahkan diri! Jangan merusak dirimu hanya demi diriku! "
Kalimat terakhir Aiden Liang menuturkan jelas bahwa menyerah bukanlah keinginan Kaisar, tapi dekret kekaisaran palsu Dave Liang.
Dave Liang tidak mau menuruti perkataannya, lalu mulai bernegosiasi untuk menyerahkan diri kepada pihak musuh. Aiden Liang menutup matanya dengan perasaan putus asa,”Dave Liang, jika kamu tidak pergi, aku tidak akan pernah memperlakukanmu sebagai orang yang paling kupedulikan lagi!"
Dave Liang tertegun, lalu bergumam,”Orang yang paling...... Dipedulikan......" Ketika dia masih mendalami makna kalimat ini, tidak tahu dari mana asal kekuatan Aiden Liang, dia langsung memutuskan ikatan besi yang menjeratnya, hingga terbelah. Rambut panjangnya terurai dan tertiup sepoian angin, lalu tubuhnya langsung membeku saat hujan panah yang tak terhitung jumlahnya menembus tubuhnya.
Aku terkejut hingga melebarkan mataku, Dave Liang turun dari kudanya dan ingin menghampirinya, tapi ditahan oleh tentara di belakangnya. Tubuh Aiden Liang tidak langsung terjatuh, dia hanya menatap Dave Liang dan berkata,”Demi kamu, aku bersedia, tapi aku tidak akan pernah membiarkanmu melakukan hal bodoh untukku. Jika tidak...... semuanya sia-sia...... Para pasukan terima perintahnya! Dave Liang terima perintahnya! Cepat hancurkan pasukan musuh! "
Anak panah terakhir menembus jantung Aiden Liang, tubuhnya akhirnya terjatuh, Dave Liang merasa sangat sedih, ketika melihat pasukan musuh sudah siap maju, kini sudah tidak ada lagi yang akan memberikan perintah. Keadaan Dave Liang saat ini benar-benar tidak cocok untuk medan perang, kematian Aiden Liang menghadirkan pukulan yang terlalu keras terhadap dirinya.
Aku tidak berani menonton akhirannya, tidak tahu kenapa, hatiku merasa sangat sedih, hal ini berbeda dengan kisah cinta biasa, sebaliknya, terasa jauh lebih menyedihkan.
Ketika pasukan musuh bergegas ke arah Dave Liang, aku mengira semua pasukan akan dimusnahkan, aku menundukkan kepala dan tidak ingin melihatnya, tapi pada saat inilah, raungan Dave Liang mengguncang langit, aku mengangkat kepalaku dengan tercengang, lalu menyadari bahwa dia sudah mengangkat pedangnya dengan perasaan emosi.
Dia memimpin para pasukan hingga jalan menuju ke tubuh Aiden Liang dipenuhi darah. Dia berlutut dan bergumam,”Ketika aku masih kecil, aku selalu tersesat dan tidak dapat menemukan jalan pulang. Kamu selalu menemukanku dan membawaku pulang, sekarang, tiba giliranku untuk membawamu pulang......"
Aku tidak tahu apa yang terjadi, mataku memerah melihatnya, mereka memenangkan pertempuran ini, tetapi Aiden Liang meninggal. Dave Liang kembali sambil membawa jasad Aiden Liang, suasananya lagi-lagi berubah hingga tiba di aula yang megah, seorang pria yang mengenakan jubah bermotif naga duduk di kursi naga tepat di atas aula. Tidak perlu dipikirkan lagi, orang tersebut pasti adalah kaisar.
Dave Liang mengenakan pakaian berwarna putih, dia berdiri di dalam aula tanpa berkutik, kaisar tersenyum,”Dave Liang, kematian Aiden Liang ini memang sangat menyedihkan, dengar-dengar, Jenderal Aiden Liang dibunuh oleh pihak musuh, lalu kamu yang memimpin para pasukan untuk memenangkan pertempuran terakhir. Bagus, bagus, permasalahan yang sebelumnya tidak dapat diselesaikan dalam hitungan tahun kini hanya dapat diselesaikan hanya dalam jangka waktu delapan bulan. Walaupun Jenderal Aiden Liang meninggal, dia dihormati dengan gelar "Raja Liang", dan akan dimakamkan. Dave Liang, kamu akan menggantikan posisinya sebagai jenderal, lagipula, kamu adalah orang yang ditetapkan untuk pergi berperang pada awalnya, kakak tertuamu hanya pergi untuk menggantikan dirimu saja.”
Ketika kaisar mengatakan ini, Dave Liang langsung tertegun,”Apa?!"
Kaisar tersenyum dan berkata,”Apa kamu tidak tahu? Saat itu, ketika aku memanggilmu untuk pergi berperang di pagi hari, ayahmu tidak mengatakan apa-apa, namu Aiden Liang datang menemuiku di sore hari dan memohon untk menggantikanmu pergi berperan. Dia juga menegosiasikan sebuah persyaratan denganku, dia dapat menenangkan peperangan di luar perbatasan dalam waktu tiga tahun, jika dia bisa melakukannya, dia tidak akan pernah pergi berperang lagi untuk selamanya. Dia benar-benar berhasil melakukannya, tapi diakungkan sekali...... tidak bisa kembali dalam keadaan hidup. Para pejuang ini memang sangat diakungkan sekali. Namun, mengapa kalian yang berbakat di dalam keluarga Liang tidak ingin berusaha demi negara? Apakah kalian hanya ingin menjalani kehidupan yang tenang dan nyaman di mansion? Ini benar-benar terlalu egois, karena berapa banyak orang yang menderita karena peperangan? Jika kamu tidak ingin pergi berperang, tidak peduli seberapa hebatpun kemampuanmu, bukankah semuanya hanya akan berakhir sia-sia? Selain itu...... Aku juga tidak akan memperhitungkan masalah dekret kekaisaran palsu itu denganmu lagi......”
Kaisar ini hanya bersikap tidak konsisten, aku merasa persyaratan yang diajukan Aiden Liang pada saat itu tidak sesederhana ini, seharusnya adalah, setelah perang berhasil ditenangkan dalam waktu tiga tahun, Aiden Liang dan Dave Liang tidak akan pernah pergi berperang lagi, atau semua keluarga Liang tidak akan pergi berperang. Aiden Liang tidak mungkin tidak membuat perencaaan jika dia mati, dia juga akan meninggalkan pilihan lain bagi Dave Liang.
Dia kini lagi-lagi menggunakan dekret kekaisaran palsu untuk mengancamnya, aku benar-benar ingin tahu dari kaisar dinasti manakah yang semenyedihkan ini.
Dave Liang jelas merasa tidak puas terhadap sikap kaisar, apakah orang yang meninggal akan baik-baik saja setelah diberikan gelar tertentu? Dia kini bahkan masih ingin menyudutkan anggota keluarga Liang. Dave Liang mengepalkan kedua tangannya dan menatap kaisar dengan sikap dingin. Kaisar terlihat jelas merasa sedikit malu oleh karena tatapannya ini.
"Aku, bersedia menggantikan kakakku pergi ke medan perang, jika dia bisa melakukannya, aku juga bisa melakukannya, aku, Dave Liang, akan mengabdi pada negara sampai akhir hidupku......"
Kaisar menghela nafas lega ketika mendengar Dave Liang berkata demikian. Setelah Dave Liang pergi, kaisar memanggil Ketua Sida untuk melayaninya dan berkata,”Dave Liang ini penuh dengan aura jahat, dia terus mengomentari bawha aku tidak menyelamatkan kakak tertuanya, lalu sangat diakungkan ketika kini sudah dibunuh, membiarkannya menetap ini hanya akan menjadi sebuah masalah bagi kita sendiri. Begini saja, suruh dia bergegas pergi meninggalkan perbatasan, tinggal di sana dan tidak perlu kembali, bagaimana menurutmu? "
Ketua Sida berkata,”Kaisar, ini kurang tepat, walaupun Dave Liang itu menyebarkan dekret kekaisaran palsu, namun pasukan kita tidak menyerah, dia juga memimpin para pasukan memenangkan peperangannya, jika kamu ingin mengirimnya ke perbatasan, tidak aka nada yang bisa menerimanya. Lagipula, dia kini masih muda dan tidak melakukan hal-hal yang terlalu kejam, dia memiliki orang tua dan istri, dia tidak akan mungkin memberontak saat ini. Coba lihat ke arah sekeliling, berapa banyak orang yang bisa kita kuasai secara militer? Aiden Liang sudah meninggal, kita tidak mungkin kehilangan Dave Liang lagi hanya karena ide yang tidak realistis ini. Emosinya ini juga mungkin merupakan hanya kemarahan sesaat, selama kaisar memperlakukannya dengan lebih baik, juga bersikap sedikit lebih baik terhadap keluarga Liang, maka di tentu saja juga akan tahu membalas budi. "
Walaupun Ketua Sida juga bukanlah orang yang baik, setidaknya dia tetap membantu Dave Liang berbicara, walaupun dia juga masih mempertimbangkan situasi secara keseluruhan. Kaisar ini memiliki kekuasaan yang sepenuhnya, dia sendiir rakus dan takut mati, dia tidak menganggap orang yang berada di bawah kekuasaannya ini sebagai orang, tetapi di sisi lain juga takut mereka memberontak.
Setelah itu, Dave Liang tidak menampilkan reaksi lain ketika membaca surat itu, hanya mulutnya saja yang tersenyum datar. Pada musim dingin ini, dia dan istrinya, Naomi Li, pergi ke Anfu Temple untuk kembali menaruh dupa, Langit dipenuhi salju halus, hingga keadaan di sekeliling menjadi sepenuhnya berwarna putih.
Setelah selesai menaruh dupa, mereka berjalan ke bawah pohon harapan di halaman kuil, seorang biksu tua melewati mereka, lalu bergumam,”Kehidupan lalu bersangkutan dengan kehidupan kedepan, aku menyesal tidak mengetahui luka yang sudah kuperbuat."
Aku kira aku dapat memahami apa yang dikatakan biksu itu, tapi mungkin Dave Liang pada saat itu tidak memahaminya......
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiBehind The Lie
Fiona LeeLove and Trouble
Mimi XuCinta Tapi Diam-Diam
RossieIstri Pengkhianat
SubardiStep by Step
LeksYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk