Yama's Wife - Bab 125 Suara Apa
Aku sangat terkejut, tebakanku benar? Sudah begini, dia masih bisa cabul pula, mampus!
Aku langsung menepuk wajahnya dan bertanya: "Kamu baik-baik saja? Jangan menakutiku, Celio dan Raphael sudah pergi, kalau kamu sampai mati di saat-saat seperti ini, aku pun takkan berdaya menyelamatkanmu......"
Tepat saat aku hendak memanggil Abishu Ming datang untuk membantu, Devil Yama tiba-tiba kembali 'hidup': "Kamu takut aku bakalan mati?"
Aku langsung merasa diriku telah dipermainkan setelah melihat keadaannya yang berbeda dari keadaan tadi, lalu berkata dengan menahan harsatku untuk menonjoknya: "Bukan takut kamu mati, melainkan takut tidak akan ada yang percaya aku tidak berkaitan dengan kematianmu di ranjangku meskipun sudah kujelaskan sampai mulutku berbusa, dan nantinya pasti akan dijerumuskan ke purgatorium tingkat ke-18...... intinya aku takut orang lain merasa akulah yang membunuhmu......"
Raut wajahnya berangsur berubah menjadi buruk: "Benarkah ini isi hatimu?"
Aku menelan air ludah dan berkata: "Coba...... Coba tebak......"
Dia mengulurkan tangan dan menyentil keningku, aku merasa kesakitan sampai air mata pun hampir mengalir keluar, tapi dia malah berkata dengan sangat senang: "Akan kuanggap perkataan tadi itu bohong, aku terus terang saja, kalau aku mati, kamu pun bakalan mampus, aku ingin kamu menemaniku saat dikubur."
Aku berkata sambil tersenyum sedih: "Kamu adalah makhluk gaib, kalau mati, maka wujudmu akan benar-benar musnah, mayat pun takkan bersisa, jadi memangnya masih perlu dikubur? Sedangkan aku paling tidak hanya akan menjadi janda!"
Sang pria mendekat, keningnya menempel di keningku: "Boleh juga......"
Entah kenapa aku merasa suasana mulai berubah menjadi aneh. Sang pria mulai menciumku berulang-ulang, perlahan-lahan, ciumannya semakin kuat dan lebih lama......
Saat suasana memuncak, aku bertanya dengan terengah-engah: "Kamu yakin baik-baik saja......?" Jangan sampai nantinya malah mati di tengah proses, nanti pasti sangat sulit dijelaskan......
Sang pria memegang kakiku dan mulai masuk: "Bukankah bakalan kamu ketahui setelah mencobanya?"
Saat sedang masuk, aku sepertinya mendengar jendela kamarnya Clarissa Ke telah terhantam suatu benda, menghasilkan suara yang keras. Aku merasa sedikit canggung, memangnya suara kami terlalu besar? Sampai-sampai terdengar oleh Abishu Ming dan Peace? Aku bertanya pada Devil Yama: "Suara apa tadi?"
Dia berkata dengan sekenanya: "Mungkin Abishu sudah mulai berejakulasi, makanya keluar dan pergi mandi air dingin di dalam sungai, suara desahanmu terlalu keras......"
Aku......
Kenapa malah menyalahkanku, jelas-jelas semua gara-gara dia!
Saat bangun di keesokan harinya, aku bersiap-siap pergi ke sekolah, lalu bertemu dengan Peace yang sedang makan sarapan saat aku baru keluar dari kamar mandi, dia berkata: "Kemari dan makan sarapan, aku telah beli lebih dua porsi."
Aku melirik ke arah kamar yang ditinggalinya sekilas, lalu berkata: "Tidak apa, aku tidak makan...... Abishu mana?"
Raut wajah sang perempuan sangat normal dan berkata: "Semalam sepertinya telah keluar, baru saja kembali tidak lama sebelumnya dan pergi tidur, ada apa?"
Aku tersenyum canggung, berkata: "Tidak apa-apa, err...... semalam kamu ada dengar suatu suara tidak?"
Sang perempuan merasa sedikit bingung: "Tidak ada...... memangnya suara apa?"
Dia kelihatannnya tidak sedang berbohong, makanya aku langsung merasa tenang, kalau tidak, pasti akan terasa sangat canggung, karena dia satu sekolah denganku, bahkan sekelas denganku, kami akan bertemu di setiap saat. Saat aku baru saja hendak kembali ke kamarku, dia kembali berkata: "Kamu sebaiknya makanlah sedikit, aku telah membeli sebanyak ini, Abishu pun tak memakan makanan seperti ini, tidak akan habis kumakan seorang diri. Oh ya...... err...... Devil Yama sudah makan belum?"
Aku menggelengkan kepala: "Dia tidak makan, aku pun tak makan makanan seperti ini, kamu jangan terlalu segan, cukup beli untuk dirimu sendiri saja.
Dia merasa sedikit kaget: "Kamu juga tidak makan makanan bangsa manusia?"
Aku menganggukkan kepala: "Hmm, dulunya makan, tapi sekarang sudah tidak."
Dia tidak bertanya lebih lanjut, saat hendak keluar, Devil Yama menyelinap masuk ke dalam liontin giok, tapi masalahnya adalah, bagaimana dengan Abishu Ming? Dia sementara ini pasti sudah tak berani kembali ke rumahnya Peace, taoist sialan itu pun entah sudah mampus atau belum, entah bagaimana kinerja seorang dewa, selain itu, kalaupun taoist sialan itu sudah tiada, masih tetap ada ancaman yang lainnya, bukan hanya ada satu rintangan saja, orang yang mengincar Abishu Ming terlalu banyak. Aku tidak tenang meninggalkan Abishu Ming seorang diri di tempatku, Devil Yama pun belum mengutarakan dia akan mengembalikannya ke underworld, makanya aku tidak mengungkitnya sedikit pun, dan membiarkannya menetap dengan Peace untuk beberapa hari lagi.
Setelah membahasnya cukup lama, Abishu Ming berubah menjadi wujud sekecil cacing dan bersembunyi di dalam bajunya Peace, dengan begini, dia akan mudah di bawa ke mana-mana, dan tidak takut akan disadari orang lain.
Kemarin sore sudah bolos, sore ini hanya ada satu kelas pelajaran, tidak perlu absen, makanya tidak akan bermasalah, aku awalnya takut akan disadari.
Saat kelas sedang berlangsung, Devil Yama berkata padaku bahwa taoist sialan itu sudah mampus, tapi bukan dibinasakan oleh Raja Langit. Aku bertanya dengan suara kecil tentang siapa yang melakukannya, tapi sang pria tidak menjawab. Dia mengetahuinya setelah arwah taoist sialan telah dibawa ke underworld. Kelihatannya, tidak peduli di mana pun dia berada, dia tetap akan memerhatikan masalah di underworld. Tidak peduli siapa pun yang melakukannya, cukup asalkan hasilnya memuaskan. Sia-sia saja orang seperti itu memiliki kemampuan yang luar biasa, yang dilakukan selalu adalah hal-hal jahat dan berdosa, kematiannya tidaklah disayangkan.
Setidaknya Peace sekarang sudah bisa merasa sedikit lebih tenang, Abishu Ming dalam waktu dekat pasti akan kembali ke underworld, semoga tidak akan ada masalah apapun lagi.
Setelah melewati beberapa hari yang tentram dan damai, Peace dan Abishu Ming terus tinggal di tempatku, lalu akhirnya Devil Yama membuka suara menyuruh Abishu Ming kembali ke underworld, Dia tetap harus pergi cepat atau lambat, Devil Yama sudah cukup bertoleransi dengan membiarkannya menetap beberapa hari lebih lama.
Sabtu malam harinya, Devil Yama membuka pintu gerbang underworld, karena Abishu Ming tidak mengingat memori yang berkaitan dengan underworld, khawatir dia akan tersesat. Pintu gerbang underworld yang terlihat olehku adalah sebuah lubang hitam yang tak berujung, Abishu Ming jelas terlihat tidak begitu bersedia pergi, keningnya berkerut. Angin tiada hentinya berhembus keluar dari dalam lubang hitam, terasa dingin, itu adalah angin beraura negatif dari underworld sana.
Peace tersenyum dan berkata terhadap Abishu Ming yang masih merasa ragu: "Pergilah, pulanglah ke tempat asalmu, kita masih bisa bertemu, pasti."
Devil Yama duduk di samping dan melihat mereka tanpa berekspresi apapun, aku takut Devil Yama akan mendesaknya, sebenarnya mengulur sedikit waktu tidak akan bermasalah.
Abishu Ming berkata setelah diam cukup lama: "Peace, aku tunggu kedatanganmu di underworld, kamu harus datang......"
Sebuah suasana yang sangat menyentuh seketika langsung hancur akibat sebuah ucapan ini, kenapa rasanya ini terdengar mengerikan? Memangnya ada yang bakalan berkata akan menunggu seseorang di underworld?
Peace menganggukkan kepala, Abishu Ming terlihat hendak bicara namun tak jadi, dan Devil Yama pun sudah kehabisan kesabaran: "Cepat katakan ucapanmu, membuka pintu gerbang underworld sangat menguras energi......"
Abishu Ming terakhir tidaklah mengutarakan apa yang ingin dia ucapkan, lalu langsung melompat ke dalam lubang hitam. Beberapa detik kemudian, suaranya terhembus keluar oleh angin beraura negatif: "Peace, kutunggu kedatanganmu, menikahlah denganku!"
Bocah itu......
Jelas-jelas masih begitu kecil, tapi sudah mulai meniru orang lain mengejar gadis, dari dia keluar dari cangkang hingga sekarang baru hanya berlalu beberapa tahun saja.
Wajah Peace sedikit memerah, pintu gerbang underworld tertutup dalam waktu singkat, Devil Yama berdiri dan berkata: "Bocah tengik, lindungi Abyss dengan baik dulu, masih begitu muda malah langsung ingin menikah, yang benar saja......" Setelah mengatakannya, sang pria langsung menghilang, lalu merasa liontin giok di depan dadaku menjadi dingin.
Peace bertanya padaku Pdengan suara kecil: "Boleh tidak......"
Aku tentu saja tahu apa yang sedang ditanyakannya, aku merenungkan ucapan Devil Yama tadi sejenak, lalu baru berkata terhadapnya: "Aku rasa sepertinya boleh......"
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiBeautiful Lady
ElsaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiSi Menantu Buta
DeddyYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk