Yama's Wife - Bab 115 Sudah Berakhir
Pikiranku sangat kacau, Edo Zheng ingin menarik Evita Chen pergi, tetapi Evita Chen yang membungkuk sangat kuat, seorang pria bertubuh besar ditampar.
Aku melihat ke arah polisi muda yang ketakutan itu dan memintanya untuk kemari. Dia juga seorang polisi, ikat pingganggnya belum diikat, dia menaikkan celananya dan datang kemari. Sebelum Evita Chen membukanya, aku mengulurkan tangan dan meraih ikat pinggangnya di bawah tatapan kagetnya, aku bukannya ingin melecehkannya, aku hanya ingin meminjam ikat pinggangnya dan menggunakan logamnya untuk menggores tanganku saja. Sekarang juga tidak bisa beradu mulut dengannya, hanya bisa bertaruh!
Aku hanya merasakan sakit di tanganku, tanganku yang gemetar melukis jimat di tanganku satunya, kemudian aku menampir dahi Evita Chen.
Evita Chen terpukul dan terbang membentur dinding beberapa meter jauhnya, membuat teriakan aneh. Ternyata aku memenangkan taruhannya. Edo Zheng dan polisi muda segera lepas kendali. Aku rasa mereka tidak percaya bahwa seorang gadis kecil sepertiku dapat menerbangkan orang sejauh ini, bahkan hanya menampar dengan ringan.
Hantu wanita itu sepertinya ingin keluar dari tubuh Evita Chen, namun ada bekas darah di dahi Evita Chen. Itu adalah jimat roh jahat yang aku cetak. Hantu wanita itu meronta lama dan tetap tidak bisa keluar.
Selanjutnya, aku tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya bisa bertanya kepada Devil Yama. Aku meraih liontin giok dan bertanya, “Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Leherku masih sakit, keras sekali dia mencengkeramku ….
Devil Yama berkata dengan datar, “Selanjutnya serahkan saja pada orang-orang dari Underworld, lain kali jika tidak memanggil ‘suamiku’, lihat apa aku akan memedulikanmu atau tidak.
Aku hampir mati, tapi dia masih berbicara dengan dingin, tiba-tiba, malaikat maut hitam putih muncul di samping Evita Chen, wajah Evita Chen menunjukkan ekspresi putus asa, "Tolong, jangan bawa aku ... aku tidak ingin pergi ke Underworld, Aku tidak ingin pergi ke Underworld! Aku tidak rela, aku tidak rela!"
malaikat maut hitam berkata, “Apa lagi yang tidak rela? Sudah menyakiti orang, direbus dalam panci minyak sepuluh ribu kali juga tidak cukup, kalau masih ribu kupotong lidahmu!"
Evita Chen menatapku, "Tolong, biarkan aku memenuhi keinginanku, oke? Jika tidak, aku tidak akan mati dengan tenang!"
Aku mencengkeram leherku dan berkata, "Aduh … bukannya kamu sudah mati? Apanya lagi yang tidak bisa mati tenang? Pergilah dengan tenang ke Underworld, kamu sudah membunuh orang, kamu tidak punya hak untuk memohon."
Malaikat maut hitam putih tersenyum padaku dan berkata, "Kalau begitu kami kembali dulu, gadis kecil, jaga dirimu baik-baik."
Aku mengangguk, mereka berdua mengikat hantu wanita itu dengan rantai dan menariknya keluar dari tubuh Evita Chen, kemudian membawanya pergi.
Evita Chen pingsan dan jatuh ke tanah tak bergerak. Edo Zheng bertanya padaku, "Apa sudah berakhir?"
Aku mengangguk, "Sudah berakhir, hantu wanita itu telah dibawa ke Underworld, kasusnya sudah selesai, kalian urus saja."
Mereka secara alami tidak melihat malaikat maut hitam putih, mereka masih kalang kabut sampai saat ini. Aku melihat sekilas ke celana polisi muda itu, lalu menutupi mataku dan berkata, "Pakai celanamu dulu …."
Polisi muda itu buru-buru berbalik dan memakai celananya, “Kenapa aku merasa jadi polisi itu sulit ya …."
Edo Zheng menepuk pundaknya dan berkata, "Tidak apa-apa, kebanyakan orang belum berpengalaman, apalagi kamu dilihat begitu, tidak ada kerugian apa-apa."
Ternyata banyak hal belum selesai barusan, sepertinya Edo Zheng dan aku harusnya masuk lebih awal. Saat kami mendengar Evita Chen memanggil kami, kami bergegas masuk, tetapi itu belum selesai ….
Evita Chen dikirim ke rumah sakit, tidak ada yang serius, yang aku takutkan adalah tamparan yang baru saja aku pukul di dinding dan membuatnya pingsan. Edo Zheng menyimpan nomor teleponku dan terus terang mengatakan bahwa tidak ada kompensasi uang apapun dalam bekerja sama dengan polisi, jadi aku hanya terkekeh saja, aku membantunya demi menghilangkan kecurigaannya padaku, sekalian menyelesaikan masalahku sendiri, dari awal aku tidak menginginkan kompensasi. Aku kembali ke hotel dan mengembalikkan kamar, kemudian langsung kembali ke kamar sewaan, sekarang kasusnya sudah berakhir, jadi aku bisa kembali tinggal di sana.
Sepertinya Clarissa Ke tidak akan terus tinggal di sini, Evita Chen takut dan dia tidak akan terus tinggal di sana, tidak apa-apa, aku bisa tinggal sendiri, tinggal bersama orang lain itu sebenarnya memang lebih murah, tapi hal lainnya tidak enak sama sekali, anggap saja aku merasakan berbagi kehidupan dengan orang lain, lebih baik aku tinggal sendiri, kalau benar-benar kehabisan uang, barulah aku pertimbangkan untuk berbagi kamar lagi.
Diperkirakan Evita Chen meninggalkan bayangan yang dalam, menurut tebakanku, dia menyerap energi positif dari pacarnya setelah dirasuki, dan kemudian secara pribadi memindahkan tubuh pacarnya ke bawah tempat tidur. Mungkin dia mengira pacarnya sudah pergi ketika dia masih tidur, tetapi dia tidak menyangka ….
Aku mandi dan makan mutiara energi negatif, barulah bersiap tidur, saat sedang berbaring, Devil Yama muncul. Aku mengabaikannya, memintanya untuk membantuku saja susah, alhasil aku hampir mati dicekik, jika bukan karena kecerdasanku, sekarang leherku sudah putus. Dia melihatku tidak memedulikannya, lalu dia mencubit daguku dan memaksaku untuk melihatnya, "Sungguh? Marah?"
Aku berkata dengan marah, "Aku hampir mati tercekik dan kamu tidak mau membantuku, sekarang baru muncul, apa gunanya? Lebih baik kamu terus tinggal di liontin giok saja sana!"
Dia mengulurkan tangannya dan melepas topeng dari wajahnya, lalu menatapku sambil tersenyum, "Jika bukan karena aku, apakah malaikat maut hitam putih akan datang secepat itu? Jika bukan karena aku tidak membantumu, bagaimana kamu bisa membuat terobosan dalam Taoist? Setidaknya kamu bisa menggunakan darah sebagai penghantar jimat, kan?"
Kata-katanya masuk akal, sebenarnya aku masih merasa tamparan hantu perempuan itu cukup bertenaga, hatiku sedikit bersemangat, tapi aku masih pura-pura marah, "Pokoknya saat aku hampir mati tercekik, kamu tidak menyelamatkanku, aku tidak ingin meladenimu sekarang.”
Dia meletakkan topeng dan memelukku, “Marah-marah terus, kalau kamu benar-benar hampir mati, mana mungkin aku mengabaikanmu? Kapan kamu jauh dari kematian."
Aku meronta-ronta dalam pelukannya, ”Sudahlah … aku merasa aku akan mati dicekik saat itu …."
Dia membelai wajahku dengan ringan, lalu mengulurkan tangan dan menjilat daun telingaku dengan lidahnya, sekujur tubuhku sangat bersemangat, bulu kudukku merinding, "Jangan ... geli …."
Dia terus-menerus menggigit dan menjilati daun telingaku, aku merasa geli, hatiku juga ikut geli. Tanpa sadar aku memutar tubuhku, “Jangan gigit lagi …."
Dia tidak berbicara, dia hanya memeluk aku erat-erat, tidak membiarkanku meronta-ronta, dan bermain-main dengan daun telingaku lebih keras. Aku sedikit bingung dengannya, ciumannya tiba-tiba bergeser ke leherku, menekanku lebih keras, rasanya seperti ….
Aku sudah dilemahkan olehnya, telinga dan leherku lebih sensitif, dia mungkin mengerti dengan sangat jelas, jadi aku mendapatkan dua bagian ini langsung dari awal. Aku merasa napasku semakin berat, dan aku berkata tanpa sadar, “Bukannya kamu berani kembali … ke Underworld? Wanita-wanitamu ... um ... taruh saja di sana ... tidak khawatir?"
Yang aku maksud adalah biarkan dia kembali ke wanita-wanitanya di Underworld, jangan menyentuhku seujung rambutpun! Berhati-hatilah agar para wanitanya tidak merasa kesepian dan menyelingkuhinya!
Dia meregangkan kakiku dan masuk tanpa peringatan, sekujur tubuhku gemetar, aku merasa tidak bertenaga sama sekali. Dia berkata di telingaku, “Dipikir-pikir, kamu lah yang paling mengkhawatirkan, mereka tidak akan berani melakukan hal-hal yang di luar kendali, kamu berbeda ….”
Aku memutar bola mataku dalam hati, maksudnya aku yang paling kurang ajar di antara semua wanitanya? Yang paling berani menyelingkuhinya?
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharitySang Pendosa
DoniMy Lady Boss
GeorgeMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiThick Wallet
TessaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk