Yama's Wife - Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
Aku mengusap mataku dan membuka pintu, itu William Chen. Aku bertanya kepadanya, "Kenapa?"
Dia tampak pucat, dan bernapas sedikit lebih cepat, "Aku ... itu ... kamar mandinya sepertinya ada masalah, aku tidak tahu bagaimana memperbaikinya, tolong bantu aku melihatnya."
Kamar mandi? Bukankah dia sudah mandi? Selain itu suara buka pintu terdengar dari kamar sebelah? Bukankah seharusnya dia keluar dari kamarnya sendiri baru benar ….
Tapi aku tidak terlalu banyak berpikir, aku juga perlu mandi, tidak nyaman bagi siapa pun jika ada masalah di kamar mandi. Meskipun aku tidak tahu cara memperbaikinya, tidak apa-apa untuk memeriksanya, tetapi sangat tidak mungkin menemukan tukang reparasi besok.
Aku berjalan ke kamar mandi dan William Chen mengikutiku. Aku sedikit merasa aneh, kenapa dia mengikutiku dengan sangat dekat?
Aku kembali menatapnya, kepalanya tertunduk, seluruh tubuhnya dalam keadaan cemas.
Ketika sampai di kamar mandi, dia berdiri di sebelahku, aku bertanya, "Di mana masalahnya?"
Dia pertama kali menunjukkan ekspresi yang agak bingung, lalu menunjuk ke shower, "Itu ... tidak ada air yang keluar …."
Oh ya? Saat aku mandi sebelumnya masih baik-baik saja, apa mungkin mati air? Aku percaya dia di dalam hatiku, kalau tidak ada air, berarti mati air, tapi aku masih memutarnya untuk mencobanya, siapa sangka airnya langsung keluar dan membasahi sekujur tubuhku. Aku menutup putarannya dan menyeka wajahku, kemudian berkata, “Mungkin tadi mati air, sekarang tidak masalah, kalau mau mandi silahkan mandi.”
Setelah itu, aku akan kembali ke kamarku dan berganti pakaian untuk tidur, sebenarnya dibasahi sekujur tubuh begitu, aku menjadi sangat sadar.
William Chen juga mengikutiku, ketika aku sampai di pintu kamarku, aku melangkah masuk dengan satu kaki dan dia meraih pakaianku, aku berbalik dan bertanya, "Ada apa?"
Dia tampak sedikit gelisah, yang membuatku semakin bingung. Aku merasa ada yang salah dengannya, jadi aku mencondongkan tubuh lebih dekat untuk melihat alisnya. Poninya agak panjang dan pada dasarnya menutupi dahinya. Aku mengambil poninya dan melihat gumpalan asap hitam tertinggal. Mungkin karena ciri yang paling jelas dari orang yang melakukan kejahatan adalah ciri dahi, jadi aku juga terbiasa melihat orang bukan di wajah tetapi di dahi.
Dia bertanya dengan bingung, "Ada apa?"
Bukankah ini yang aku tanyakan barusan?
Aku membuka jendela atap dan berkata untuk mencerahkannya, "Tidak ada masalah dengan kamar mandi, kamu datang mencariku, kamu terlihat tidak beres, sebenarnya ada apa?"
Dia menurunkan kelopak matanya, “Tidak apa-apa ... maaf merepotkanmu.” Setelah berbicara demikian, dia berbalik dan kembali ke kamar.
Aku tidak memaksanya untuk mengatakan mengapa. Sebenarnya, beberapa orang mungkin tidak bisa mengatakan apa yang mengganggu mereka, itu adalah privasi orang lain.
Keesokan paginya, Clarissa Ke mengetuk pintu satu per satu untuk sarapan. Aku menguap dan berjalan ke ruang tamu, ternyata dia bangun pagi-pagi sekali untuk membeli sarapan.
William Chen juga keluar dari kamar, tetapi kondisi mentalnya sangat buruk, aku curiga dia tidak tidur sepanjang malam tadi.
Clarissa Ke dengan antusias memanggil William Chen untuk sarapan. William Chen hanya berkata dengan lemah, "Aku tidak makan."
Awalnya aku ingin mengatakan bahwa aku tidak makan, tapi William Chen mengatakannya terlebih dahulu. Jika aku mengatakan aku tidak makan, Clarissa Ke akan sangat malu. Umumnya, dia bangun sampai tengah hari, hari ini dia bangun pagi-pagi sekali, tentu saja aku tidak enak mengatakannya.
“Mengapa kamu tidak makan? Tidak sarapan itu tidak baik untuk lambungmu.” Clarissa Ke memecahkan sepiring pangsit kukus dan sepiring kecil saus, lalu berjalan ke arah William Chen.
Aku bisa melihatnya, memanggil untuk sarapan itu hanya sekalian, tujuan Clarissa Ke adalah William Chen. Itu berarti dia memiliki arti itu terhadap William Chen, menurutku, pria tampan dan wanita cantik juga sangat baik. Aku berkata bahwa aku tidak ingin makan. Biarkan mereka berdua makan sendiri. Aku hanyalah orang ketiga, lebih baik kembali melanjutkan tidurku.
Pada siang hari, aku sedang bermain game kecil dengan ponselku, seseorang mengetuk pintuku. Aku pikir itu Clarissa Ke, jadi aku berkata, "Pintunya tidak terkunci, masuklah."
Pintunya terbuka, bukan Clarissa Ke, melainkan William Chen.
Aku langsung duduk tegak, “Ada urusan apa?” Bukannya aku harus sengaja memperhatikan image, aku takut postur dudukku yang tidak senonoh akan membangkitkan rasa jijiknya. Bahkan wanita cantik seperti Clarissa Ke saja dia illfeel, kalau sampai merasa jijik pada keduanya, mungkin saja dia akan membatalkan sewanya.
Dia tidak masuk, hanya berdiri di depan pintu dan bertanya, "Apakah kamu pernah melihat benda kuning berbentuk segitiga? Itu tidak besar, sangat kecil."
Segitiga, benda kuning, tidak terlalu besar, aku sama sekali tidak bisa menggambarkannya dalam pikiranku, jadi aku menggelengkan kepalaku dan berkata, "Aku tidak melihatnya, apakah itu penting? Kalau begitu aku akan membantumu mencarikannya."
Aku mencari di ruang tamu dan di sudut-sudut, tetapi tidak menemukannya. Clarissa Ke keluar dari kamar, “Kalian sedang apa?"
Aku berkata, “Membantu dia mencari barang, tapi tidak ketemu."
Clarissa Ke bertanya, “Barang apa?"
William Chen tidak bermaksud untuk berbicara, jadi aku yang harus bicara, "Kuning, segitiga, relatif kecil."
Clarissa Ke berpikir sejenak dan berkata, "Kertas jimat? Aku melihat kertas jimat terlipat membentuk segitiga di kamar mandi pagi ini, aku pikir salah satu dari kalian yang membuangnya, jadi aku masukkan ke saluran pembuangan. Itu mainan siapa? Kalian masih percaya takhyul?"
Wajah William Chen langsung menjadi hitam, dia kembali ke kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku menatap Clarissa Ke dan berkata, "Itu milik William Chen …."
Clarissa Ke tersenyum, "Benarkah? Tidak disangka dia percaya akan hal ini, tidak terlihat …."
Aku tidak menyangka bahwa William Chen sedang mencari kertas jimat, dia membawa barang semacam itu, yang berarti dia tahu dia terjerat dalam sesuatu yang tidak bersih. Aku pikir dia tidak ingin hidup sendiri karena alasan ini. Dia pasti datang kepadaku tadi malam karena takut.
Sore harinya, Clarissa Ke ada urusan dan pergi ke luar, setelah berpikir lama, aku memutuskan untuk bertanya pada William Chen tentang apa yang terjadi padanya. Aku melihat seluruh tubuhnya seperti tersiksa dan wajahnya pucat, melihat bahwa dia adalah teman sekamarku, aku pergi bertanya padanya, nanti lihat apa masalahnya, barulah aku menebalkan muka dan meminta bantuan Devil Yama.
Aku berjalan ke pintu kamar William Chen dan mengetuk pintu, "Apakah kamu ada di dalam?"
Pintu dengan cepat terbuka, William Chen menatapku dengan tatapan sedih di matanya, “Ada urusan apa?"
Aku berkata, "Keluarlah, aku ingin berbicara denganmu."
Dia mengikutiku ke ruang tamu, aku duduk di sofa, tapi dia tidak duduk. Aku bereaksi dan tahu bahwa Clarissa setiap kali pulang selalu berbaring di sofa sebentar, dan setiap kali tubuhnya berbau alkohol, mungkin saja maniak kebersihannya tidak mengijinkannya untuk duduk.
Ya sudahlah, cepat akhiri.
Aku bertanya kepadanya, "Kamu mencariku tadi malam bukan karena ada masalah di kamar mandi, tapi karena kamu takut, kan? Hari ini, kamu menyadari kertas jimatnya hilang, jadi kamu merasa lebih takut, coba ceritakan lebih lanjut, kamu pasti bertemu dengan hal yang aneh?"
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuBlooming at that time
White RoseMarriage Journey
Hyon SongAfter Met You
AmardaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk