Yama's Wife - Bab 122 Jurus Penggoda
Aku tertegun sejenak, waktu itu dia yang memilihku? Sepertinya waktu itu dikeluarga Fan selain diriku, juga tidak ada wanita lain yang seusia dirinya……dia sepertinya juga tidak memiliki pilihan lain waktu itu. Yang penting sekarang juga tidak ada yang bisa dikerjakan, aku pun bertanya: “Mengapa kamu bisa menyukaiku? Waktu itu dikeluarga Fan hanya aku yang berusia 14 tahun, jika tidak menikahiku siapa yang bisa kamu pilih?”
Dia tertawa ringan: “Kamu pikir aku akan menikahi wanita manapun? Jika aku tidak menyukaimu, aku bisa saja mengutus orang lain untuk menikahimu.”
Aku benar-benar ingin langsung menanyakannya mengapa gadis keturunan keluarga Fan harus menikah dengan makhluk gaib, tapi mengingat kalau dulu dia sama sekali tidak ingin membertihuku, aku pun menahan diriku, tanya dulu yang lain baru pelan-pelan memancing jawaban itu. Memikirkannya, aku kembali bertanya: “Kalau begitu mengapa kamu ingin menikahiku? Mengapa kamu bisa menyukaiku?”
Dia melepaskan daguku dan mengatakan: “Tentu saja itu karena kamu cantik……”
Jujur saja, penyakit yang diderita oleh semua wanita diusiaku kembali muncul, ada perasaan manis didalam hatiku ini. Aku menunduk malu: “Sebelum kamu menikah denganku kamu juga tidak pernah melihat wajahku bukan……?” bagaimanapun seingatku hari pernikahan itu adalah pertama kali aku bertemu dengannya, tidak, hari itu aku tidak melihat wajahnya! Sekarang jika dipikir-pikir sadis sekali, sudah tidur bersama dia masih tidak mengizinkanku melihat wajahnya.
Waktu itu aku masih kecil, sama sekali tidak berpikir jika dia sangat jelek bagaimana pula dengan kehidupanku dimasa mendatang. Tapi untung saja dia tidak jelek, sebaliknya masih lumayan enak dipandang.
Dia dengan datar mengatakan: “Siapa bilang tidak pernah berjumpa? Hanya kamu saja yang tidak tahu. Ketika kamu lahir aku pergi melihatmu, sampai waktu aku menikah denganmu, aku sudah melihatmu tiga kali.”
Ini berarti, dia sudah diam-diam datang melihatku tiga kali, karena merasa aku lumayan cantik, dia pun menikahiku. Aku tidak pernah berpikir kalau dia bisa diam-diam melihatku, aku juga baru tahu sekarang, muncullah pemandagan disaat itu, rasanya agak manis……juga terasa agak nyeleneh. Waktu itu aku masih anak kecil! Dan dia diam-diam telah mengawasiku, dan berpikir apakah dia ingin menikahiku atau tidak!
Dia melihatku dengan tidak senang dan mengatakan: “Apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu tersenyum dan terlihat sangat bodoh……”
Apa aku sedang tersenyum? Aku sedikit tidak enak hati: “Tidak tidak……aku tidak tersenyum……kamu tahu……mengapa gadis dari keluarga kami harus menikah dengan makhluk gaib? Aku tidak pernah mengetahui alasannya, kamu pasti tahu.” Dia adalah Raja Yama, masalah ini ada hubungannya dengan dirinya, dia pasti mengetahuinya.
Aku menunggu jawabannya, tetapi dia malah dengan tenang mengatakan: “Untuk apa bertanya sebanyak itu? Hal yang begitu mendalam dijelaskan padamu, kamu juga tidak akan paham, tunggu sampai saat dimana otakmu lebih cerdas, aku akan memberitahukannya padamu. Sekarang kamu jangan memikirkan ini dulu, cari dulu cara untuk menghancurkan guci ini. Entah dari mana pendeta Tao busuk ini bisa mendapatkan benda ini, dan merasa kalau dia itu sangat hebat dan tidak terkalahkan, nanti dia pasti akan menangis!”
Akan sangat baik jika pendeta Tao busuk itu bisa dibuat sampai menangis, takutnya nanti akhirnya malah kami yang dibuat menangis. Sekarang sisik Abishu Ming yang dicabut satu persatu, nanti terakhir setelah semuanya dicabut jantungnya akan diambil dan dijadikan obat, saat itu dia pasti akan mati. Dunia ini memang seperti ini, demi keuntungan selalu ada orang segila itu, pendeta Tao busuk juga pasti sudah gila, dia bahkan berani menyentuh utusan Abyss dan Raja Yama.
“Aku ajarkan ilmu untuk menghancurkan guci ini, jurus pengurung ini sangat manjur untukku, tapi tidak manjur untuk orang biasa, kamu itu manusia, karena itu semuanya sekarang hanya bisa bergantung padamu.” Ujar Devil Yama.
Apanya yang manusia? Mengapa aku merasa seperti aku sedang dimarahi olehnya?
Dia mengajariku untuk menggambar sebuah jimat yang tidak pernah kulihat sebelumnya dengan darah, setelah itu dia memintaku untuk menggambarnya dengan perlahan-lahan diatas permukaan lantai, setelah aku berlatih. Dia kemudian melihat lihat kesekeliling dinding guci seperti sedang mencari sesuatu.
Setelah beberapa waktu, dia kemudian bertanya padaku: “Apa kamu sudah bisa menggambarnya?”
Aku tidak berdaya dan mengatakan: “Aku bisa menggambarnya tapi belum tentu manjur……”
Tidak ada bahan seperti kertas kuning, jika hanya menggunakan darah, aku tidak berani menjaminnya. Waktu itu ketika dalam situasi genting dikantor polisi, siapa yang menyangka masih bisa digunakan? Aku tahu menggambar jimat dengan darah bukanlah sesuatu yang mudah, orang yang baru masuk sepertiku, mana mungkin bisa melakukannya dengan mudah?
Dia dengan tenang mengatakan: “Jika kamu tidak bisa melakukannya, maka kita akan terkurung disini, aku sih tidak masalah, aku tidak bisa mati, tapi kamu berbeda, apa kamu ingin menhabiskan sisa hidupmu didalam sini?”
Mengapa aku merasa dia seperti sedang mengancamku, aku melihat jari jemariku dan mengatakan: “Kamu beritahu aku bagaimana melakukannya……” tidak buruk sampai jari-jariku harus sampai menghilang semuanya.
Dia menunjuk sebuah tempat didepanku dan mengatakan: “Gambar dulu disini, aku sudah menemukan titik lemah jurus ini.”
Aku berjalan mendekat sambil mengerang menggigit jari-jemariku, kemudian menggambar jimat yang diajarkannya ditempat yang ditunjukkannya, belum semua tergambar, aku merasa kalau darah yang keluar terlalu sedikit, tulisan jimatnya belum lengkap semua. Setelah selesai menggambarnya, dia kemudian menggelengkan kepalanya dan menarik tanganku, aku merasa kesakitan pada jari telunjukku, dan kembali mengerang. Dia melepaskan tanganku dan mengatakan: “Sakit seperti ini saja tidak tahan? Cepat gambar!”
Aku menggambarnya sambil menahan rasa sakit, dia kemudian menjulurkan tangannya dan memukul kepalaku mengatakan: “Fokus! Kalau tidak kamu bisa saja kehabisan darah dan mati karena menggambar jimat!”
Aku takut, mengapa hal sepert ini harus aku yang melakukannya? Aku berbalik dan melihanya mengatakan: “Apa darahmu tidak bisa digunakan?”
Dia dengan serius mengatakan: “Jika bisa digunakan untuk apa memintamu melakukannya? Jurus pengurung ini digunakan untuk melawan hantu dan dewa, hanya darah manusia yang bisa manjur.”
Yah, aku memang sial.
Aku kemudian menghempaskan semua pikiran buruk didalam benakku, menarik nafas dalam setelah itu menggambarnya……berkali-kali, setelah itu dia memintaku untuk pindah ketempat yang lain. Entah sudah berapa tempat yang digambar, yang pasti jempolku juga sudah digigit, aku juga tidak kidal, aku tidak bisa menggambarnya dengan tangan kiri, jari-jari tangan kananku sudah hampir tidak bisa mengeluarkan darah.
Kita pun tiba di sebuah tempat, aku dengan sedih melihatnya: “Tidak ada darah lagi……”
Dia tiba-tiba mendekatiku, menyentuh wajahku dan mengatakan: “Ini tempat terakhir, setelah selesai menggambarnya kita akan bisa keluar dari sini.”
Baiklah, jurus penggoda? Aku sepertinya juga termakan dengan cara ini.
Aku lagi lagi menggigit luka yang sudah kering ditanganku, rasa sakitnya itu, jangan ditanya lagi. Semua jari itu tersambung ke ulu hati, rasanya benar-benar seperti menginginkan nyawaku.
Setelah selesai menggambar di pojok terakhir, guci tiba-tiba saja bergetar dengan sangat hebat, aku kehilangan keseimbanganku, kemudian mencengkram baju Devil Yama, dia menahan tubuhku dengan satu tangannya, tangan lainnya menutupi wajahku, sepertinya sesuatu terbelah, setelah semuanya berubah tenang, aku lantas mengintip dari sela-sela jarinya, sepertinya aku sudah kembali ke kamar dimana Abishu Ming di kurung.
Devil Yama kemudian melepaskanku, dan mengatakan padaku: “Aku akan pergi membereskan pendeta Tao busuk tadi, kamu gambar jimat yang tadi kuajarkan padamu pada bagian depan belakang dan juga samping kiri dan kanan kurungan, keluarkan Abishu Ming dulu!”
Pendeta Tao busuk itu terkejut setengah mati akibat ledakan guci itu, Peace yang berdiri didekat kurungan juga ikut kaget, aku tidak berpikir lama, kemudian melakukan apa yang diminta Devil Yama. Ketika pendeta Tao busuk itu sadar dia kemudian berubah berang, diluar pintu terdengar suara langkah kaki, itu pasti langkah kaki orang-orang berpakaian hitam itu.
Novel Terkait
The Gravity between Us
Vella PinkyRahasia Istriku
MahardikaMy Superhero
JessiMy Perfect Lady
AliciaCEO Daddy
TantoDon't say goodbye
Dessy PutriMr. Ceo's Woman
Rebecca WangYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk