Yama's Wife - Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
Pesan yang dikirim oleh pihak lain menunjukkan bahwa kini baru saja dikirmkan, dan isinya adalah: Jangan berpikir aku akan melepaskanmu begitu saja, jika bukan karena keberuntunganmu sebelumnya, kamu akan hancur digigiti ikan, kamu sebaiknya jangan berjalan terlalu jauh dari topanganmu, jika tidak, aku akan menemukan segala jenis kesempatan untuk membunuhmu kapan saja!
Aku bergegas mengetik: Siapa kamu? Kenapa kamu ingin mencelakai diriku?
Pihak lawan bicara dengan cepat menjawab: Tidak peduli siapa diriku, hal yang penting adalah, aku sedang mengincar dirimu, aku sudah mengusahakan yang terbaik untuk melarikan diri dari Underworl, apakah kamu tahu seberapa memalukannya diriku ini? Kamu pasti tidak tahu, kamu tidak mengerti rasa sakitnya, orang yang hidup tidak akan pernah mengerti rasa sakit orang mati!
Aku baru saja membaca pesan yang dikirim oleh pihak lawan bicara, lalu jendela percakapan langsung menghilang.
Aku merasa tidak nyaman dalam hati, tetapi aku tetap tidak percaya bahwa orang lain itu bukan manusia, tidak sepenuhnya tidak percaya, melainkan setengah mempertanyakannya. Lagi pula, jika pihak lawan bicara adalah roh, mengapa dia tidak langsung mencariku, melainkan menggunakan cara seperti ini? Mungkin ada orang yang sedang iseng, lalu menggunakan peretas untuk meretas komputerku dan memunculkan serangkaian kejadian. Tapi...... apa yang terjadi dengan roh di atas jembatan yang menabrak tembok, hingga akhrinya terjatuh ke dalam air bersama denganku?
Aku merasa semakin takut ketika memikirkannya, aku mematikan komputer, mencabut kabel arus komputer, lalu memutuskan untuk tidak menggunakan komputer untuk sementara waktu ini, aku akan melihat bagaimana dia menemukanku.
Karena permasalahan Peter Jin, ibuku terus mengomeliku mulai dari siang hari ketika dia kembali, hingga dia akhirnya kembali bekerja, lalu lanjut mengomeliku setelah pulang di malam hari. Aku hanya mendengarkannya, dia hanya mengatakan bahwa aku mulai mempelajari hal buruk dan tidak disiplin, lalu berkata bahwa dia tidak tahu hal buruk apa yang kulakukan dengan menggunakan alasan menghadiri acara pesta bersama dengan teman.
Telingaku hampir saja kapalan mendengarnya, untung saja, dia tidak punya hari libur dan masih harus pergi bekerja, jika tidak, dia bisa saja terus mengomel selama sehari penuh.
Ayahku tentu saja tidak berani mengatakan apa-apa, walaupun dia awalnya juga membantuku menyampaikan kebohongannya, namun selama dia berani berbicara demi diriku, maka dia juga akan dimarahi oleh ibuku.
Dalam beberapa hari setelahnya, Devil Yama tidak pernah keluar dari liontin giok, aku juga tidak pernah berbicara dengannya, aku bahkan tidak tahu apakah dia ada di dalam liontin giok atau tidak. Beberapa hari belakangan ini, Paul Jin pernah menghubungi, dengar-dengar, Peter Jin sudah meyadarkan diri dan kondisi mentalnya menjadi jauh lebih baik. Namun Nico Li berkata bahwa Peter Jin akan mengalami malapetaka ketika dia berumur dua puluh empat tahun, lalu akan baik-baik saja setelah melewatinya. Aku tidak bertemu dengan Nico Li, aku mendapatkan kabarnya dari Paul Jin. Mengenai apakah Peter Jin bertemu dengan Aiden Liang atau tidak, aku tidak tahu, aku kira dia seharusnya sudah menemuinya. Setelah itu, aku mendapat kabar dari Nico Li mengenai hal-hal yang terjadi setelah aku pergi hari itu, karena Peter Jin bermimpi tentang kehidupan sebelumnya, ingatannya terhadap kehidupan di masa lalu itu tidak dapat terhitung sudah membaik
Setelah tiba di Underworld, mereka menemukan Aiden Liang di lautan api di purgatorium tingkat ke-18, Aiden Liang diikat pada pilar besi merah dengan seluruh tubuhnya yang diikat dengan rantai besi merah membara. Tapi setelah bertahun-tahun berlalu, dia berhasil melewatinya, dia awalnya tidak harus disiksa selama ini, karena Peter Jin di kehidupan sebelumnya, Dave Liang, juga merupakan seorang jenderal dan sudah membunuh banyak orang, dia menerima siksaan yang sehaursnya diterima Dave Liang.
Dia ingin Dave Liang terlebih dahulu bereinkarnasi, tetapi Dave Liang juga menunggunya selama seribu tahun di Underworld, hingga akhirnya bereinkarnasi sendirian beserta dengan obsesinya.
Masa hidup Peter Jin dalam kitab nyawa sudah berubah menjadi 60 tahun, karena Aiden Liang masih memiliki 38 tahun hingga dia dapat terlepas dari lautan api dan bereinkarnasi, hingga mereka akhirnya dapat bereinkarnasi bersama.
Mengenai malapetaka Peter Jin ketika dia berusia dua puluh empat tahun, semuanya itu tidak sama dengan cara penyelesaian yang kami bayangkan sebelumnya, aku yakin Tuhan juga tidak akan tega mempersulitnya lebih lagi.
Aku tidak tahu seberapa besar peran Devil Yama dalam hal ini, Nico Li berkata bahwa semua itu adalah keputusan hakim, tetapi tanpa izin Devil Yama, hakim tidak dapat membuat keputusan, bukan? Tentu saja, aku baru mengetahui semuanya setelahnya, sekarang, mungkin sekarang.
Aku tidak menginginkan uang pemberian Paul Jin, sebenarnya, aku tidak melakukan apa-apa, setelah itu, aku baru mendapat kabar bahwa Nico Li juga tidak meminta bayaran, dia hanya berkata bahwa ini untuk mengumpulkan kebajikannya. Sebenarnya, alasan aku tidak menginginkan uangnya adalah, hanya karena aku tersentuh oleh cerita Aiden Liang dan Dave Liang, mereka hidup di zaman dimana perempuan akan dibunuh oleh opini publik jika mereka berpakaian minim, homoseksual tidak diakui, dimana mereka bahkan adalah saudara, walaupun tidak ada hubungan darah. Pada akhirnya, mereka hanya bisa berakhir secara tragis, berharap mereka tidak akan meyimpan penyesalan di kehidupan yang selanjutnya. Pantas saja Night God menyusun cerita ini menjadi sebuah mimpi dan menyimpannya di buku itu.
Pada akhir bulan delapan, aku pergi ke universitas yang akan menjadi tempat bagiku untuk menuntut ilmu, universitas itu tidak terlalu baik atau terlalu buruk, itu adalah pertama kalinya aku terlepas dari orang tuaku dan pergi ke tempat yang begitu jauh sendirian, aku merasa sedikit bingung, lalu seakan-akan selalu saja merasakan kehampaan.
Orang tuaku tidak bisa pergi karena permasalahan pekerjaan, jadi mereka hanya bisa mengantarku sampai ke stasiun, lalu aku harus mulai bergantung kepada diriku sendiri. Ayahku tersenyum dan berkata bahwa aku sudah seharusnya melatih kemandirianku karena aku sudah beranjak dewasa, tetapi ibu menangis dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sebenarnya, jaraknya juga tidak dapat dikatakan terlalu jauh, tapi...... Butuh sembilan jam untuk naik kereta, dimana jaraknya hanya antar stasiun.
Aku tidak membawa terlalu banyak barang, karena ayahku takut lengan dan kaki kecilku tidak bisa mengangkatnya dalam perjalanan jarak jauh menggunakan kereta yang kulakukan pertama kalinya, jadi aku hanya membawa ransel dan koper kecil, dengan beberapa set pakaian di dalam koper. Sebelum pergi, ayahku memberikan kartu bank kepadaku, dia mengurusinya dengan menggunkan kartu identitasnya, dia diam-diam mengatakan kepadaku bahwa aku boleh meneleponnya jika aku tidak punya uang, dia mengirimkan uang untukku dan berkata bahwa uang yang kusimpan di pihaknya itu tidak akan boleh disentuh, dia juga tidak akan menyampaikannya kepada ibuku.
Karena aku selalu mengambil uang dari ibuku sebelumnya, jadi aku tidak pernah mengurusi kartu, hingga akhirnya ayahku memberikan salah satu kartunya sendiri kepadaku.
Aku menerima kartu tersebut dan naik ke kereta, mencari tempat kosong dan duduk, kereta pun bergerak dalam jangka waktu singkat, sepertinya karena saat ini adalah periode puncak, maka ada banyak orang di dalam kereta, ayahku awalnya ingin membelikan tiket yang disertai dengan tempat tidur, namun dia tidak mendapatkannya, sehingga aku hanya bisa menahan diri untuk duduk selama sembilan jam.
Orang yang duduk di sebelahku adalah seorang wanita yang menggendong seorang anak, lalu yang duduk di seberangku adalah sepasang kekasih. Wanita yang menggendong sepertinya melanggar peraturan berkeluarga, karena anaknya terlihat baru berusia tiga atau empat tahun, namun wanita itu terlihat berumur setidaknya empat puluh tahun, terlebih lagi, dia terlihat seperti orang pedesaan dengan kulit gelap.
Kursiku berada di sisi jendela, aku berusaha duduk sedalam mungkin untuk memberi ruang yang lebih luas bagi ibu dan anak di sampingku, tidak tahu apa yang sedang terjadi, anak itu terus menggerakkan kakinya, lalu menendang celanaku berkali-kali sampai terlihat kotor. Aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa, wanita itu ternyata tidak menanggapinya, tidak tahu apakah dia tidak melihatnya atau berpura-pura tidak melihatnya.
Aku merasa sedikit kesal, namun aku tidak bertindak, orang tuaku pernah mengatakan kepadaku bahwa aku harus lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu ketika berada di luar sendirian.
Ketika ada terlalu banyak orang di dalam kereta, bau keringat akan langsung keluar, disertai dengan berbagai bau tidak sedap lainnya, orang yang naik kereta seharusnya tahu bahwa kereta mungkin menyalakan pendingin pada cuaca seperti ini, sehingga suasananya tidak terlalu pengap, namun ketika penumpangnya sudah teralu banyak, maka situasi seperti ini tentu saja juga tidak dapat dihindari.
Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh orang-orang yang melepas sepatu mereka? Aku terus menutupi hidungku dengan tisu dan menundukkan kepalaku, aku merasa pusing.
Ketika anak itu menendangku setidaknya untuk ke-101 kalinya (ini hanyalah sebuah metafora hiperbola), aku sudah tidak bisa menahan diri, aku mengangkat kepalaku dan berkata kepada wanita itu,”Kakak, anakmu sudah menendangku berkali-kali......"
Novel Terkait
Mata Superman
BrickPrecious Moment
Louise LeePRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeAfter The End
Selena BeeLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyHis Soft Side
RiseAsisten Bos Cantik
Boris DreyYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk