Yama's Wife - Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
'Nenekku' berkata: "Lagipula Petugas Akhirat bukanlah roh biasa, kenapa tidak boleh keluar? Kalau aku tidak merasuki orang, kamu tidak hanya tidak mampu melihatku, juga tidak bisa mendengarku bicara. Kamu pergilah lebih cepat, Ratu Kecil bilang tidak mau pergi, maka dia tidak akan pergi, kalau kamu berulah lagi, aku akan membawamu ke Underworld!"
Aku langsung berkata pada ibuku dengan panik: "Ibu, kamu sendiri telah melihatnya, Raja Yama telah mengutus Petugas Akhirat untuk mengikutiku, aku tidak akan kenapa-napa, kamu pergilah, anggap saja aku sedang memohonmu, kita harus memikirkan jalan keluar untuk mengatasi hal ini, aku sekarang pun sudah besar, sudah tahu apa yang harus kulakukan."
Ibuku tetap saja keras kepala: "Seorang bocah kecil sepertimu memangnya bisa apa?"
Aku berkata: "Aku sudah besar, sudah berumur 18 tahun." Apalagi aku akan segera menjadi seorang ibu. Ucapan ini tidak kukatakan pada ibuku, ini jugalah asalan kenapa aku berharap dia segera pergi, semalam saat roh wanita mengatakan ada janin gaib dalam perutku, ada begitu banyak orang desa berada di sekitar, sekarang kabar ini seharusnya sudah tersebar luas, aku takut ibuku bakalan khawatir setelah mengetahuinya.
Ibuku sambil menangis sambil memungut barang yang terlempar ke tanah: "Aku pergi, anak kalau sudah dewasa tak ingin mendengar ucapan orang tua lagi, aku tahu itu, ingin tinggal ya tinggal saja, pokoknya aku sudah yakin ingin bercerai dengan ayahmu. Tidak peduli apa yang ingin kalian lakukan, matipun tidak akan kupedulikan!"
Melihat sosok punggung ibuku yang keluar dari pintu sendirian, aku sangat ingin menangis, tapi aku berusaha menahannya. Bagus kalau dia pergi, karena menetap di sini pun bukanlah hal yang baik. Aku sangat tidak merelakan kepergian ibuku, kalau aku tidak bisa bertahan hidup setelah kejadian ini, aku tidak akan bisa menemuinya lagi.
Setelah ibuku pergi, nenekku tiba-tiba jatuh pingsan, Kakek ketigaku memapah nenekku, orang yang memegangnya berkata: "Cepat bantu papah nenekmu masuk."
Aku masih belum mengerti situasinya: "Ada apa dengannya?"
Kakek ketigaku berkata: "Pingsan setelah kerasukan, meskipun dirasuki oleh Petugas Akhirat, tapi Petugas Akhirat tetap termasuk dalam roh yang mengandung energi negatif, tubuh nenekmu lebih kuat, tidak apa-apa, akan membaik setelah tidur sejenak."
Setelah mendengarnya baru merasa tenang, lalu memapah nenekku bersama Kakek ketigaku masuk ke dalam kamar untuk istirahat.
Saat keluar, baru mulai menyadari entah sejak kapan halaman rumah sudah dikerumuni banyak orang desa, ada yang kukenal, juga ada yang wajahnya terasa asing karena sudah tumbuh besar. Karena aku sudah pergi selama 4 tahun, waktu yang tidak lama juga tidak pendek.
Saat melihatku, ekspresi wajah orang-orang desa sedikit aneh, Bibi Olive berjalan ke hadapan Kakek ketigaku dan berkata: "Dengar-dengar, 8 Karakter Alice bersifat negatif, bahkan sampai mengandung janin gaib. Ini sungguhan? Lihatlah berbagai masalah yang menimpa keluarga kalian, Dwei dan Seacht sudah mati, bahkan mati dengan tragis, kamu harus menjelaskan masalah ini dengan jelas pada kami, agar membuat kami tenang. Semua biksu dan taoist yang sial sudah kabur, yang sedikit mengerti akan sesuatu di sini hanya tersisa kamu."
Bibi Olive sudah berumur 40 tahunan, aku mengenalnya, sifatnya sedikit lebih terus terang, dulu pernah bertengkar dengan nenekku. Parasnya biasa saja, kulitnya pun sangat coklat. 'Sedikit mengerti sesuatu' yang dimaksud olehnya adalah Kakek ketigaku sedikit mengerti terhadap hal-hal semacam exorcism dan Fengshui.
Sudah kuduga hal ini sudah tersebar, tidak ada dinding yang tak bercelah, aku tidak tahu Kakek ketiga akan berkata apa, jujur saja, tidak peduli ada yang percaya atau tidak, tapi takutnya mereka semua telah mempercayainya, hingga mengakibatkan keresahan. Mereka semua nantinya pasti akan kabur, tapi kabur bukan berarti tidak akan kenapa-napa lagi, dan mungkin saja akan mati lebih cepat.
Raut wajah Kakek ketigaku menjadi galak: "Omong kosong! Memang telah muncul sedikit masalah di dalam desa, dan terasa sangat menyeramkan, tapi bukankah aku ada di sini? Kalau benar-benar begitu parah, aku pasti sudah kabur dari awal-awal, memangnya aku masih ingin menetap di sini menunggu kematian? Aku tidak mengerti kenapa para biksu dan taoist itu pergi, tapi bukankah masih ada biksu yang memukul lonceng di Kuil Hong atas gunung sana? Ini artinya biksu belum pergi semuanya, alasannya yang jelas pun tidak kuketahui, jangan mendengar omong kosong orang lain lalu berpikir hal-hal sembarangan yang menakutkan. Lalu masalah tentang Alice mengandung janin gaib, coba lihatlah perutnya, terlihat seperti sedang hamil tidak? Semalam Austin telah kerasukan, omong kosong dari roh dalam tubuhnya pun kalian percayai?"
Hatiku sangatlah tegang, Kakek ketika sedang menyembunyikan fakta, dia tahu harus bagaimana mengatasinya. Bibi Olive terlihat tidak sepenuhnya mempercayai pernyataan Kakek ketigaku: "Aku tahu, orang-orang desa kebanyakan pun kurang lebih tahu hal tentang keluargamu, sepertinya ada pernikahan gaib. Kalau tidak kenapa setiap bayi perempuan yang lahir di keluarga kalian selalu tidak bisa bertahan hidup lama? Dulunya masih baik-baik saja, tapi kemudian tiba-tiba ada yang mati, ada yang menjadi gila, ataupun jadi idiot hanya dalam waktu semalam, yang tetap hidup pun hanya bisa bertahan setengah tahun saja, apalagi menurut sepengetahuan kami, semuanya tidak ada yang hidup lebih dari umur 15 tahun, hal ini terlalu seram. Keluarga kalian telah menyinggung suatu roh jahat ya? Jangan sampai ikut melibatkan orang-orang desa. Kakek ketiga, maklumi perkataanku yang kasar, masalah ini bukanlah sekedar lelucon. Pagi hari tadi, mayat Kakek besar dan Kakek kedua juga mayat Nenek besar yang sudah mati lebih awal telah ditempatkan bersama, bahkan sampai menjadi zombie, setelah Kakek kedua baru saja mati, Kakek besar langsung ikut mati, hal ini begitu menakutkan, jadi jujurlah pada kami."
Kakek ketigaku masih tetap tidak mengakuinya: "Katanya anak perempuan dalam keluarga kami tidak bisa hidup lebih dari umur 15 tahun, Alice saja sudah berumur 18 tahun? Mungkin ada masalah dengan makam leluhur, aku sedang memeriksanya, ini bukan masalah besar, jadi apa yang kalian khawatirkan sepanjang hari?"
Bibi Keenam yang pernah menyapaku saat aku pulang hari itu juga berada dalam kerumunan, saat mendengar ucapan ini, dia berkata dengan nada bicara yang aneh: "Bisa jadi Alice bukanlah anak perempuan keturunan keluarga kalian, siapa yang tahu pasti akan hal ini? Kakak Ipar kedua (nenekku) begitu hebat, tapi tidak berhasil membesarkan putrinya, dan hanya Alice yang tidak kenapa-napa. Aku ingat keluarga kalian pernah bertengkar di suatu pagi 4 tahun lalu, keributannya sangat heboh, kemudian baru tahu bahwa Belle telah membawa Alice pergi. Pada saat itu, Alice baru berusia 14 tahun bukan? Dengar-dengar Belle saat itu membawanya dengan menggendongnya di punggung, kenapa bakalan seperti itu kalau bukan karena ada sesuatu?"
Raut wajah Kakek ketigaku semakin lama semakin buruk: "Kenapa ucapanmu begitu kasar? Apa maksudmu mengatakan Alice bukan keturunan keluarga kami? Memangnya Belle adalah orang seperti itu? Memang benar, 4 tahun lalu Alice dibawa pergi oleh ibunya, tapi bukankah itu karena sifat Belle dan Kakak Ipar keduaku tidak cocok? Dulunya pun sering bertengkar, dan hari itu bahkan sampai berkelahi, apalagi Alice saat itu sedang sakit, bagaimana mungkin bisa ke rumah sakit kalau tidak digendong?"
Aku sudah tak tahan lagi, ucapan Bibi keenam sangatlah kasar, bahkan mengatai ibuku melahirkanku dari hasil perselingkuhan. Aku berkata dengan kesal: "Aku masih mengingatnya dengan sangat jelas, aku demam tinggi di tengah malam hari itu, ibuku pulang dan melihat aku telah sakit parah tapi masih saja belum diantarkan ke rumah sakit, makanya bertengkar dengan nenekku, itu sebabnya dia membawaku pergi, katanya nenekku tidak bisa membesarkanku, dia ingin membesarkanku oleh tangannya sendiri. Bibi keenam, kamu tidak bisa bicara dengan lebih lembut?"
Bibi keenam mungkin mulai menyadari ucapannya telah salah, lalu tersenyum: "Aduh, Alice, maaf, aku orangnya bermulut blak-blakan. Tapi anak perempuan di keluarga kalian selalu tidak bisa hidup lama, ada yang mati karena sakit dan alasan lainnya, semua ini terasa mengerikan. Demi masalah kalian, Dwei dan Seacht sudah mati, meskipun bilangnya adalah kecelakaan, tapi siapa pun tidak mampu mengatasi masalah terkait roh, juga tidak ada alasan untuk meminta tebusan dari kalian, tapi Dwei masih begitu muda, baru saja menikah dan anaknya saja belum lahir, betapa sedihnya ini. Keluarga Seacht tidaklah kaya, setelah dia yang merupakan tulang punggung keluarganya mati, semua anggota keluarganya menangis histeris, bagaimana ini? Keluarga kalian pun ada 2 orang yang mati, tidak ada orang yang ingin mencari masalah dengan kalian, tapi kalian setidaknya tebuslah mereka dengan sedikit uang."
Novel Terkait
Penyucian Pernikahan
Glen ValoraCinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Greget Husband
Dio ZhengMr Huo’s Sweetpie
EllyaKing Of Red Sea
Hideo TakashiInventing A Millionaire
EdisonAku bukan menantu sampah
Stiw boyNikah Tanpa Cinta
Laura WangYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk