Yama's Wife - Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
Aku memikirkan sesosok yang mutar-mutar di satu tempat, tapi agak berbeda seperti sebelumnya. Aku merasa seperti melangkah di tempat, terlihat sedang berjalan, tapi sebenarnya belum mengambil langkah.
Aku takut terjadi sesuatu pada ayahku, aku mulai mempercepat langkahku. Tiba-tiba aku merasa ada ruang kosong di bawah kakiku dan pemandangan sekeliling berubah, aku menyadari bahwa aku sudah tidak ada di atas jembatan lagi, tapi di langit yang sejajar dengan dek jembatan, dan di bawah kakiku ada sungai yang deras.
Aku mengulurkan tangan untuk meraih pagar pembatas di jembatan, tetapi hanya ujung jariku yang menyentuhnya, dan tubuhku dengan cepat jatuh ke sungai.
Hantu itu pasti membuat silau mataku, dan membuatku lompat ke sungai untuk bunuh diri, tapi yang membuatku merasa heran adalah, kenapa pagar pembatas tidak membuat halangan? Apakah aku aku bisa melewati pagar pembatas di jembatan?
Sebelum aku bisa berpikir terlalu banyak, air memercik ke telingaku, seluruh tubuhku basah oleh air. Aku sama sekali tidak bisa berenang, tetapi insting bertahan hidup bisa membuatku menjulurkan kepalaku ke permukaan. Tiba-tiba sesuatu menarikku ke bawah. Aku menahan nafas, rasa takut menyelimuti seluruh tubuhku, sepertinya aku telah menendang sesuatu dengan kaki dan kulit kepalaku agak mati rasa, apakah ini hantu air?
Dikatakan bahwa orang yang telah tenggelam tidak dapat bereinkarnasi, harus mencari pengganti dari orang mati, yaitu membunuh seseorang agar dia dapat bereinkarnasi. Apakah orang ini ingin mengambil aku sebagai penggantinya? Aku memaksa diriku untuk tetap tenang, lalu merogoh jimat yang basah dari sakuku, kemudian membungkuk untuk menempelkan pada sesuatu yang mencengkeram pergelangan kakiku. Pada saat yang sama, aku terpana, kakek ketiga mengatakan bahwa selama aku membawa jimat di tubuhku, sesuatu yang kotor tidak akan bisa mendekatiku, tapi bukankah orang ini sedang memegang pergelangan kakiku sekarang? Mungkinkah kertas jimat menjadi tidak berguna setelah basah?
Sebelum aku menempelkan kertas jimat pada orang itu, aku merasa otakku kekurangan oksigen, bahkan tidak ada tenaga untuk meronta, tubuhku ditarik dan tenggelam ke dasar sungai. Sedetik sebelum aku kehilangan kesadaran, aku masih memikirkan siapa orang yang ada di qq itu, kenapa ingin aku datang kesini? Dari awal targetnya bukan ayahku, tapi aku?
….
Aku pikir aku sudah mati, entah sudah berapa lama, aku membuka mataku, aku melihat langit yang kelabu. Untuk sesaat, aku pikir aku berada di Underworld, aku pernah melihat langit di sana, sangat mirip dengan di sini ….
“Sudah sadar? Apa yang kamu lakukan di sini? Jika aku tidak datang tepat waktu, tubuhmu mungkin telah dimakan ikan."
Suara Nico Li terdengar, aku duduk tiba-tiba, dia duduk di sampingku, kami berada di lubang jembatan di bawah jembatan, bukan di Underworld.
“Kamu menyelamatkanku? Di mana ayahku?” Aku buru-buru bertanya.
Dia memalingkan wajahnya dan menatapku, lalu berkata, "Ayahmu, ayahmu sudah pulang kan, aku menelepon rumahmu, kalau tidak sekarang mereka pasti sudah melapor polisi. Ada angin apa kamu keluar tengah malam? Orang biasa tidak masalah, energi negatif di sekujur tubuhmu sangat menarik makhluk gaib di sekitarmu, hati-hati dong."
Aku sedikit kecwa, kenapa bukan Devil Yama yang menyelamatkanku?
Dia seperti siluman saja, bisa melihat apa yang kupikirkan, dia berkata dengan masam, "Kamu sedang berpikir kenapa yang menyelamatkanmu bukan suamimu ya? Haduh, tahu kamu akan berpikir begini, seharusnya aku tidak menyelamatkanmu. Tunggu tubuhmu mengambang di sunga, lalu diambil oleh Yama.”
Dia sepertinya tahu dengan sangat jelas apa yang terjadi padaku, baik aku maupun kakekku semuanya tidak pernah berbicara dengan jelas tentang masalah ini, tapi dia seperti tahu segalanya. Aku tidak curgia bagaimana dia bisa mengetahuinya, dia seperti tahu bagaimana caranya melakukannya, sama seperti kakek ketiga yang sering mencubit jari.
Aku memutar bola mataku dan berkata padanya, “Tidak cukupkah aku berterima kasih padamu karena telah menyelamatkanku? Kamu sepertinya mengenal Devil Yama, namamu juga bukan Nico Li, kan? Namamu sepertinya Matteo Li. Terakhir kali aku mendengar namamu darinya. Kenapa membohongimu? Bagaimanapun juga kamu juga tinggal dan makan di rumahku selama beberapa hari, tidak etis.”
Dia tersenyum dan berkata, “Kamu ini, apa kamu percaya apa yang dia katakan? Namaku Nico Li, bukan Matteo Li, aku masih merasa aneh kenapa dia berpura-pura dekat denganku."
Aku merasa ada yang tidak beres, saat itu, aku merasa mereka sudah saling kenal sejak lama, aku berkata, "Jangan bohong padaku, jelas-jelas kamu dekat dengannya, bahkan masih memanggil namanya. Kamu juga mengatakan kalau dia adalah seseorang yang melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan konsekuensinya."
Dia tampak tidak berdaya, "Biar kuberitahukan padamu, alasan kenapa aku mengetahui namanya, adalah karena kita berurusan dengan orang mati, meskipun kebanyakan orang tidak memanggil nama asli Yama, bukan berarti semua orang tidak tahu. Aku hanya bertanya kepada hantu yang keluar dari Underworld atau menyuap orang jahat, aku bisa tahu kan? Selain itu aku bisa memperhitungkannya. Juga, aku mengatakan dia adalah seseorang yang melakukan sesuatu dengan sembrono, karena aku dengar dari guru yang mengajarkanku Taoisme tentang Underworld, itu masa lalu, tentu saja aku percaya pada guruku, aku tidak terlalu setuju dengan tindakan Yama. Singkatnya, aku bukan Matteo Li, aku adalah aku, aku juga tidak dekat dengannya. Lagipula aku tidak takut dia akan membunuhmu, sebagai Raja Yama, memang apa yang akan dilakukannya terhadap kita yang membantumu membereskan hantu berkeliaran? Ada terlalu banyak hantu di dunia ini yang tidak bisa ditangkap oleh Underworld, kami melakukannya untuk mendapatkan poin kebajikan."
Mendengar perkataannya, aku merasa ada yang tidak beres lagi, dia memang seperti ini, ada hal yang tidak ditanyakan padanya, dia tidak akan menjelaskannya padamu, meskipun bertanya juga belum tentu dia akan memberitahumu.
Tapi aku masih berpikir bahwa Devil Yama sepertinya sangat mengenalnya ... kalau Nico Li bukan Matteo Li, mengapa Devil Yama memanggilnya seperti itu? Sudahlah, aku malas memikirkan hal ini, bisa menjaga nyawaku tetap hidup saja aku sudah senang.
Setelah beberapa saat, aku melihat fajar mulai terbit, aku bertanya padanya, "Apakah jimat yang basah tidak berguna lagi? Aku ingat sepertinya aku bertemu sesosok yang berjalan di tempat, lalu tiba-tiba aku jatuh ke dalam air, lalu sesuatu mencengkeram kakiku, apa itu hantu air? Jelas-jelas aku membawa jimat di tubuhku, tapi malah tidak berguna ….”
Dia berkata, “Hanya dengan kemampuanmu menggambar jimat, tidak basah juga sepertinya tidak berguna deh? Tidak ... siapa bilang kalau basah tidak akan berguna? Lebih baik kamu berlatih dengan baik, kalau tidak punya kemampuan, jangan keluar membuat repot orang di tengah malam. Akhir-akhir ini banyak hantu jahat membuat onar, sudah lihat berita belum? Jantung empat orang dalam satu keluarga dicongkel, hantu itu sangat dendam pada orang. Kalau bukan karena aku sedang memeriksa insiden ini dan kebetulan menyelamatkanmu, mungkin punyamu sudah dicongkel sejak awal. Karena kamu, aku menyia-nyiakan waktuku sepanjang malam dan tidak menemukan apa-apa."
Aku membeku sejenak, aku tahu berita ini, apakah jantung empat orang dalam satu keluarga yang dicongkel itu perbuatan hantu? Iya juga, aku pernah mendengar pemotongan leher, mutilasi dan pembunuhan lainnya, tetapi aku belum pernah mendengar ada orang yang balas dendam dengan mencongkel jantung. Saat melihat berita aku tidak merasakan apa-apa, tapi sekarang aku merasa jijik ….
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniNikah Tanpa Cinta
Laura WangCinta Tapi Diam-Diam
RossieBretta’s Diary
DanielleVillain's Giving Up
Axe AshciellyThe Sixth Sense
AlexanderYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk