Yama's Wife - Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
Ekspresinya kelihatan sangat natural: “Itu karena dia selalu mengatakan kalau aku adalah Matteo Li, setiap kali melihatku, dia selalu ingin mulai berkelahi denganku, karena dia tidak bisa menyelamatkanmu terlebih dahulu, aku pun menyembunyikan aromamu, aku hanya tidak ingin berkelahi dengannya.”
Baiklah, alasan ini terpaksa aku terima, aku kemudian melanjutkan perkataanku: “Baiklah, masalah ini sudah selesai, kalau begitu bagaimana pula saat di alam mimpi Peter Jin? Aku merasa kalau kamu adalah Matteo Li, kamu penipu, masih berani tidak mengakuinya. Jika kamu memang adalah Nico Li, apa mungkin kamu masih tetap bisa hidup setelah Devil Yama melontarkan begitu banyak jurusnya padamu? Nico Li memang hebat dalam hal menangkap hantu, tetapi bagaimanapun dia bukanlah tandingan Devil Yama, kecuali kamu adalah Matteo Li.”
Dia kemudian memperlihatkan ibu jarinya: “Kamu lumayan juga, mengatakannya sedetil ini, jujur saja, aku juga tidak tahu kalau selama ini ditubuhku masih ada sosok yang lain, tapi aku tidak memiliki cara untuk mengeluarkannya, aku rasa kalau aku adalah Nico Li, bukan Matteo Li. Maaf, sebelumnya aku tidak memberitahu dirimu, tapi setiap orang selalu memiliki rahasia yang tidak ingin dikatakannya, benar tidak?”
Mendengarnya berbicara seperti ini, ketidakpuasanku yang sebelumnya ada juga sudah menghilang cukup banyak, tetapi aku merasa kalau dia masih menyembunyikan sesuatu, ketika aku ingin bertanya mengenai masalah Yasmine, Devil Yama sudah kembali: “Alice Fan!”
Aku terkejut dan gemetar, aku kemudian melepaskan kerah baju Nico Li: “A? Ada apa……?”
“Menjauh darinya!” Devil Yama sepertinya sudah mulai marah.
Bibir aku kemudian manyun, dan bergeser menjauh darinya: “Aku tahu, kamu jangan galak seperti itu……”
William Chen dan Jacob hanya melihat-lihat disamping, mata mereka terbelalak dan terlihat bengong, mereka pasti bingung bagaimana Nico Li dan Devil Yama bisa muncul.
Nico Li juga tidak berkeberatan dengan sikap Devil Yama, dia hanya berjalan sampai kehadapan William Chen dan mengatakan: “William Chen ya? Ayahmu yang memintaku datang, bagaimanapun Alice Fan masih sangat muda, dia takut gadis ini tidak bisa melakukannya.”
Aku kemudian mendelik pada Nico Li, ternyata benar, tidak seharusnya mempercayai perkataannya, rupanya dia datang dengan tujuan untuk mendapatkan uang.
Aku kemudian berjalan dan berdiri disamping Devil Yama, jika sekarang mereka berani berkelahi, aku pasti akan memihak Devil Yama.
Nico Li menyadari kalau aku tidak senang, dia kemudian mengeluarkan segepok uang dari dalam saku bajunya: “Hei, ini adalah uang booking yang diberikan oleh bos kita, dia memintaku untuk memberikannya padamu, lihat aku masih lumayan baik bukan, aku mendapatkan uang juga membagikannya padamu.”
Bos disini tentu tidak lain adalah ayah William Chen, sambil menerima uang itu aku lantas mengatakan: “Apa kamu kembali menggunakan trik yang sama? Waktu dengan Paul Jin juga sama, kamu mengatakan kalau kamu mengenal diriku, kali ini kamu mencari ayah William Chen, dan mengatakan kalau kamu mengenalku juga kan. Aku tidak paham, kamu hebat sekali, mengapa harus mengikutiku? Asal kamu tahu saja, cara menggambar jimat pun kamu yang pertama-tama mengajariku.”
Devil Yama kemudian mendengus dingin dan mengatakan: “Memiliki niat buruk.”
Aku mengangguk membenarkan: “Tidak salah, pasti seperti itu.”
Nico Li melihat Devil Yama dan mengatakan: “Argus Yan, apa kamu ingin berkelahi? Kamu juga memiliki niat buruk, jangan berpura-pura menjadi orang baik.”
Yo, informasi yang ada dikata-katanya ini tidak bisa tidak digubris, pemahamanku pada perkataannya barusan adalah, Nico Li memiliki niat buruk, dia kemudian mengatakan kalau Devil Yama juga memiliki niat buruk, aku selalu merasa kalau mereka berdua menyembunyikan sesuatu dariku, dan mereka berdua sama-sama mengetahuinya. Aku melihat Devil Yama kemudian kembali melihat Nico Li, setelah itu aku langsung berjalan mendekati William Chen dan Jacob: “Ayo jalan, kita jalan dan tidak perlu memperdulikan mereka.”
William Chen dan Jacob juga sudah melihat Devil Yama, katanya energi positif pada orang yang baru saja bertemu dengan hantu bisa berubah menjadi lemah, dengan demikian mereka bisa dengan mudah melihat sesuatu yang tidak biasanya bisa dilihat oleh orang-orang normal. Mereka berdua kemudian mengikutiku dengan bingung, setelah berjalan cukup jauh Jacob dengan suara kecil bertanya padaku: “Kamu lumayan juga ya, siapa cowok berambut panjang itu? Dia kelihatannya sangat hebat. Kemudian pria dengan seragam itu, dia bisa menaikkan mobil yang sudah terjatuh ke dalam jurang, kenalanmu semuanya orang-orang hebat, mereka itu hantu atau manusia?”
Aku menjawab: “Jangan bertanya tentang sesuatu yang tidak seharusnya kamu tanya, jika kamu tahu terlalu banyak tidak ada bagusnya, lagipula yang memakai seragam itu adalah orang yang diutus oleh ayah William Chen, kalian tenang saja, dengan keberadaan mereka berdua, tidak ada yang perlu kalian takutkan.”
Aku kemudian berbalik melihat Nico Li dan Devil Yama, mereka berdua saling memperhatikan satu sama lain, aku benar-benar takut kalau mereka sampai berkelahi, aku lantas berteriak pada mereka: “Apa yang kalian lakukan??”
Nico Li kemudian berjalan mendekati ku, Devil Yama kemudian menghilang dari tempat itu, Jacob berteriak kaget: “Yang berambut panjang itu pastilah bukan manusia, aku berani jamin!”
Mereka yang memiliki mata tentu akan menyadarinya, Devil Yama sudah kembali kedalam kalung giok, aku sudah merasakannya, kalung giok itu bergerak sebentar.
Awalnya Jacob benar-benar sangat terkejut, sekarang dia mulai ceria lagi, mungkin itu karena dia merasa meskipun hal yang terjadi padanya sangat mengejutkan tetapi juga sangat menegangkan. Di sepanjang perjalanan William Chen sangat jarang berbicara, dia menyembunyikan sesuatu di dalam hatinya, tentu dia tidak akan bisa gembira.
Nico Li kemudian berjalan maju dan mulai bertanya pada William Chen mengenai masalahnya, tiba-tiba saja aku teringat akan sesuatu, sebelumnya Nico Li mengatakan padaku alasan dia menyembunyikan aromaku setelah menyelamatkanku dari jembatan Jiaqin tidak lain karena dia tidak ingin bertemu dengan Devil Yama, dia takut sampai harus berkelahi dengannya, kalau begitu mengapa sekarang dia malah datang sendiri, apa yang disembunyikannya? Demi uang dia rela mengorbankan nyawanya?
Aku kemudian bertanya padanya, dia kemudian tertawa tidak tahu malu: “Mengapa sekarang kamu baru menyadarinya? Aku tahu kalau kamu sama bodohnya seperti dulu, tapi jujur saja, aku memang tidak ingin bertemu dengan Raja Yama, tetapi, karena ada uang maka akupun tidak takut apapun lagi.”
Aku pun tidak tahu harus mengatakan apa, sebelumnya aku sudah sadar kalau dia akan menjawab seperti ini, dan aku tidak bisa membalas perkataannya.
Mobil van itu kemudian dibiarkan tergeletak di tempat itu, setelah pemilik mobil terbangun dia sendiri akan membawa mobilnya meninggalkan tempat itu, Nico Li mengatakan dia telah menempelkan kertas jimat pada mobil itu, dengan demikian supir itu akan selamat.
Aku rasa disaat supir itu terbangun dia pasti benar-benar sangat bingung, dia tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi, dia juga tidak akan tahu kalau dirinya hampir saja mati.
Ketika jam 2 lewat dini hari, kita baru tiba di kampung halaman Jacob. Semua orang masih tertidur, dia lantas mengantarkan kami sampai ke sebuah rumah mengetuk pintu dan berteriak: “Paman ketiga, apa kamu di sini?”
Tidak lama kemudian, lampu di dalam rumah itupun menyala, seorang pria paruh baya yang memakai celana longgar berjalan keluar, ketika dia melihat Jacob dia lantas bertanya: “Mengapa kamu kembali malam-malam seperti ini? Kamu juga tidak menghubungiku sebelumnya.”
Jacob lantas tersenyum mengatakan: “Aku pikir aku bisa tiba dengan lebih cepat, siapa sangka di tengah jalan......terjadi sesuatu, aku dan teman-temanku berjalan sampai ke sini. Setelah beres beres biarkan kami tidur sebentar, benar-benar capek sekali.”
Paman ketiga Jacob tidak mengatakan apapun, dia hanya menyuruh kita masuk, kemudian membangunkan bibi ketiga agar beliau membuatkan makanan untuk kami. Rumah paman ketiga Jacob baru saja direnovasi, dua tingkat, kelihatannya lumayan juga, dan sangat luas. Kamar mandinya juga tidak seperti kamar mandi di desa-desa, seperti kamar mandi di kota-kota. Biasanya di desa-desa kamar mandi dibangun di atas kandang babi atau dibuat dengan sangat sederhana menggunakan batu bata dan sebagainya, intinya akan sangat tidak nyaman, untung saja keuangan paman ketiga Jacob bisa dikatakan cukup lumayan, mungkin saja termasuk orang yang kaya di desa ini.
Setelah aku selesai mandi dan keluar, bibi ketiga Jacob memanggilku untuk makan. Bisa dilihat, paman dan bibi ketiga Jacob bersikap sangat baik pada Jacob, oleh karena itu kesanku pada mereka juga lumayan baik, tengah malam dibangunkan dan masih kelihatan tidak ingin bangun.
Bibi ketiga Jacob bisa dikatakan cukup cantik, dandanan nya juga tidak seperti orang-orang desa, baju yang dipakainya juga lebih kurang sama dengan baju yang dipakai orang-orang kota, rambutnya juga dicat kuning, kulitnya sangat putih, tetapi yang terpenting adalah bentuk tubuhnya masih sangat indah. Di usianya yang sudah tidak muda bentuk tubuhnya tidak banyak berubah, pedalaman yang jauh dan terpencil ini juga memiliki pemandangan yang sangat indah......
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiPerjalanan Selingkuh
LindaInnocent Kid
FellaCinta Dan Rahasia
JesslynYou're My Savior
Shella NaviMr Huo’s Sweetpie
EllyaCinta Di Balik Awan
KellyYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk