Yama's Wife - Bab 56 Mengancam
Aku memalingkan muka dan mengutuk dengan suara rendah, "Tak tahu malu ... Apakah hal semacam ini juga kamu potret?"
Dia mematikan ponsel dan berkata, "Ini bukan diambil olehku. Yang lain mengambilnya dan memberikannya kepadaku. Laki-laki di dalam tidak mengambil wajahnya, tapi pakaiannya pasti murid dari sekolah kita. Yang wanita sepertinya tidak perlu aku katakan lagi, kan? Aku melihat Rachel Zhao biasanya sangat menyukaimu, dan sering memanggilmu untuk berbicara, aku mengira dia tahu sesuatu tentangmu..."
Aku tahu itu, tapi dia baru tahu. Gaya hidup pribadi Rachel Zhao memang tidak bagus, tapi sebagai seorang guru, dia juga seorang guru yang baik. Aku tidak memenuhi syarat untuk menghakiminya, dan aku tidak ingin terus berkata kepada Toni Qu: "Aku tidak tahu, kamu jangan seenaknya bicara omong kosong, aku mau membaca buku, kembali ke tempat dudukmu."
Dia tidak langsung pergi, tapi bersandar di mejaku sambil menatapku dan berkata, "Apa kamu sangat membenciku?"
曲林panik dengan sorot matanya: "Kamu, jangan sembarangan, oke? Sekarang waktunya untuk belajar..."
Dia tersenyum dan berkata, "Ada apa dengan waktu belajar? Bagaimanapun, Rachel zhao tidak bisa kembali untuk sementara waktu. Melihat sikap sedihnya, kurasa dia tidak akan kembali setelah kelas selesai..."
Aku tidak menghiraukannya dan memindahkan kursinya. Dia justru menarik kursi itu lebih dekat lagi: "Alice Fan, aku menyukaimu, kamu mau jadi pacarku?"
Reaksi pertamaku adalah marah. Aku telah melihat mereka pergi untuk menghukum gadis bersama-sama, dengan sengaja menyatakan rasa cinta mereka, dan ketika mereka dengan malu-malu setuju, mereka berkata bahwa itu lucu, tidak tahu berapa banyak gadis yang menangis setelah mereka permainkan seperti ini. Yang paling menjijikkan adalah sebagian besar topik yang mereka kumpulkan adalah berhubungan dengan erotika, bahkan ada yang membicarakan diri mereka dengan pacar mereka. Dulu, aku mengira anak laki-laki itu hanya membual, sampai kemudian, ketika aku melihat Yunisha Chen dan Waylon An melakukan hal seperti itu, aku tiba-tiba menyadari bahwa sebagian besar yang mereka katakan adalah benar ...
Murid-murid SMA, tidak sepolos yang aku kpikirkan sebelumnya.
“Tidak, permainan semacam ini sangat kuno.” Aku tidak bodoh, aku tidak akan tertipu dengan hal semacam ini, aku tidak akan kehilangan kemampuan berpikirku hanya karena dia tampan.
Dia menatapku dan berkata dengan serius: "Aku tidak bercanda, kita akan segera lulus, dan aku tidak perlu membuat lelucon tentang hal semacam ini. Bahkan jika kamu tidak menyukaiku, setidaknya aku telah mengatakannya, dan aku tidak akan menyesal."
Aku tidak menanggapi perkataannya dengan serius dan mengabaikannya.
Setelah beberapa saat, dia benar-benar pergi. aku menghela nafas lega, aku benar-benar tidak tahu apa yang orang-orang ini pikirkan.
Benar saja, Rachel Zhao tidak kembali setelah kelas. Saat sekolah usai pada siang hari, berita yang mengejutkan tersiar, guru pendidikan jasmani sekolah kami meninggal, Rachel Zhao dalam keadaan tidak sadarkan diri, dan Nico Li dibawa pergi oleh polisi karena dicurigai melakukan pembunuhan.
Selain Nico Li, hanya aku yang mengetahui cerita di dalamnya. Pasti ada kesalahpahaman di dalamnya. Aku tidak percaya Nico Li akan membunuh.
Aku ingin segera minta izin dan pergi ke kantor polisi untuk mengecek keadaan, tapi tidak disetujui, karena butuh persetujuan dekan, alasan penolakan dekan untuk minta izin adalah karena kondisi sekolah sekarang agak berantakan, jadi agar aku baik-baik saja, diharuskan untuk tetap di sekolah dan belajar dengan baik. Alasanku untuk minta izin adalah karena ada keadaan darurat di rumah.
Aku hanya bisa pergi ke kepala sekolah, selain dekan di sekolah ini, kata-kata kepala sekolah yang paling berguna, selama dia setuju, maka aku bisa keluar.
Sesampainya di luar kantor kepala sekolah, aku mengetuk pintu. Suara Kepala Sekolah datang dari dalam: "Masuk."
Aku mendorong pintu dan masuk. Kepala sekolah melihat bahwa itu adalah aku, wajahnya penuh senyum: "Alice Fan, ada apa?"
Aku berjalan menghampiri dan berkata, "Kepala Sekolah, ada urusan mendesak di keluargaku dan aku harus kembali, aku ingin minta izin, tapi dekan tidak menyetujuinya ..."
Kepala sekolah mengambil surat izinku dan melihatnya dan berkata, "Apa masalah mendesak di keluargamu?"
Aku sembarang membuat alasan: "Aku ... Sepupuku tinggal di rumahku, dia mengalami kecelakaan dan pergi ke rumah sakit, ibuku tidak bisa mengurusnya sendiri, aku harus kembali dan menjaganya..."
Kepala sekolah bangkit dari kursi dan berjalan ke sisiku dan mengulurkan tangannya, lalu menyentuh pundakku: "Alice, apa kamu benar-benar ingin kembali? Sekarang mau ujian, kamu harus cepat belajar ... Apakah tidak ada orang di rumah kecuali ibumu?"
Aku mengelak dan berkata, "Ayahku ada di kampung halamannya, dan sekarang hanya ada ibuku di rumah. Kepala sekolah, tolong setujui izinku kali ini!"
Dia tersenyum dan meraih tanganku: "Tidak apa-apa memintaku menyetujui surat izinmu, tapi kamu harus membuatku bahagia."
Aku menarik tanganku dan merasa sedikit jijik: "Apa maksudmu?"
Dia mengerutkan bibirnya dan berkata, "Apakah kamu benar-benar tidak mengerti atau berpura-pura tidak mengerti?."
Aku mengertakkan gigi dan berkata, "Kamu sebagai kepala sekolah, bukankah memalukan melakukan hal seperti itu?"
Dia tidak setuju: "Sama-sama mau, apa malunya? Jika kamu masih seperti ini lagi, aku akan marah."
Dia bergegas maju untuk memelukku, dan aku mundur ke sudut dan berteriak: "Kalau kamu berani mendekat lagi, aku akan menyebarkan masalahmu dengan Guru Zhao!"
Dia membeku sejenak: "Guru Zhao? Guru Zhao yang mana? Jangan bicara omong kosong, bahkan jika kamu mengatakannya, tidak ada yang akan percaya!"
Aku menunjuknya dan berkata, "Kalau tidak percaya, coba saja. Aku punya videonya sebagai bukti!"
Dia sedikit panik sekarang: "Jangan jangan jangan, ayo kita bicarakan baik-baik, aku akan setujui surat izinmu. Video yang kamu katakan ... di mana?
Aku juga sedikit panik, nyatanya aku juga teringat video ini saat teringat Toni Qu menunjukkannya padaku, lalu terpikir untuk mengatakan ini. Video itu hanya antara Rachel Zhao dan yang lainnya, tapi untungnya dia masih ketakutan.
Aku berpura-pura tenang dan berkata: "Sekarang tidak padaku. Jika kamu menyetujui surat izinku, dan tidak menggangguku, aku jamin video itu tidak akan tersebar. Jika kamu berani, aku tidak akan sungkan! Dan reputasimu sebagai kepala sekolah pasti langsung hancur."
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMy Perfect Lady
AliciaDon't say goodbye
Dessy PutriVillain's Giving Up
Axe AshciellyYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk