Yama's Wife - Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
Malaikat Maut Hitam sepertinya masih agak bingung dengan perintah yang diberikan ini, tapi dia tidak mengatakan apapun, bagaimana pun jabatan yang lebih tinggi lebih berkuasa, dia pun hanya bisa melakukannya sesuai dengan perintah Devil Yama.
Karena takut arwah-arwah ini gentayangan kesana-kemari, dan sulit ditemukan, kami pun menanti kembalinya Malaikat Maut Hitam Putih. Sekarang semuanya sudah membaik, aku pun segera menuju ke krematorium, ketika aku naik taksi, Devil Yama dan Malaikat Maut Putih berdiri diatas mobil, ada sesuatu......yang aneh yang sulit diutarakan.
Letak krematorium ada di pinggiran kota, jumlah orangnya sangat sedikit, transportasinya juga agak tidak praktis.
Ketika sudah tiba di krematroium, aku menghubungi anggota keluarga dari mayat yang sebelumnya telah kuhubungi, tidak kusangka mereka memberitahuku, tubuh itu baru saja dikremasi didalam krematorium.
Aku marah dan memarahi mereka, karena kebodohan mereka, arwah orang itu telah lenyap.
Wanita dari keluarga mayat itu sepertinya cukup berpendidikan, dia adalah orang kota, seharusnya dia adalah warga lokal, aku menanyakan alasan mereka melakukannya, bagaimana pun jasad ini tetap harus dikremasi, pemeriksaan dari kepolisian sana sudah selesai, mereka harus segera kembali mengurus hal yang lain, bahkan ada yang mengatakan kalau mereka harus segera kembali untuk bekerja. Yang mengatakannya tentu bukan orang tua dari korban, hanya kerabatanya saja. Aku marah sampai tidak ingin berbicara dengan mereka, ketika aku bersiap untuk pergi, aku melihat Devil Yama tiba-tiba saja menghilang. Ketika aku mencari-carinya, dia ternyata telah masuk ke tungku kremasi.
Dari luar aku tidak bisa melihat apa yang terjadi didalam tungku kremasi, tapi aku bisa membayangkan, didalamnya pastilah panas sekali.
Ketika aku melihat Devil Yama menggendong arwah seorang wanita keluar, hatiku sangat tersentuh, dia memapah arwah tersebut, orang lain tidak bisa melihatnya, tetapi aku bisa melihatnya. Dia adalah Raja Yama yang baik……
Aku tidak memperdulikan anggota keluarga arwah yang bodoh itu, aku biarkan saja mereka.
“Malaikat Maut Putih, bawa arwah ini, ketika kesadarannya kembali, kita akan meminta bantuannya untuk mencari zombie darah.” Ujar Raja Yama setelah dia meletakkan arwah wanita itu.
Malaikat Maut Putih segera mengeluarkan sebuah botol kecil dan memasukkan arwah wanita itu kedalamnya, aku tahu, sekarang masih pagi, arwah yang baru saja meninggalkan tubuhnya tidak bisa bertahan pada cahaya, bisa juga disebut akan mati jika berada dibawah cahaya, oleh karena itu hanya bisa menyimpannya.
Arwah wanita yang diselamatkan Devil Yama tidak terluka parah, tapi ini tidak penting, mungkin api biasa tidak akan bisa melukai dirinya, Devil Yama yang menyerbu masuk ke tungku, membuatku sadar kalau hubungan kita berdua cukup berarti baginya, aku benar-benar sangat mengaguminya, dia membuat keputusan dengan cepat, tanpa ragu sedikitpun, dia tahu apa yang harus dilakukannya dan apa yang harus dilakukannya. Saat itu Malaikat Maut Putih juga sangat kaget melihatnya, tentu saja, dia juga kagum dan menghormatinya. Aku tidak keberatan jika ada wanita lain yang kagum dan menyukainya, bagaimanapun dia juga memiliki wanita lain selain diriku disisinya, entah sejak kapan dimulai, aku sepertinya sudah terbiasa……dengan keberadaan dirinya disisiku……
Ketika dijalan, ditempat ini tidak ada terminal atau stasiun, bahkan taksi juga sangat jarang ada, bagaimanapun lokasi ini memang agak pinggiran. Aku kemudian berjalan didepan dengan Devil Yama, Malaikat Maut Putih berjalan dibelakang, aku yakin Devil Yama sudah tahu apa yang harus dilakukannya berikutnya, bagaimanapun kepercayaan adalah sesuatu yang tumbuh secara perlahan-lahan.
Dia terus saja diam, entah apa yang dipikirkannya, matahari sangat terik, dijalan selain kami bertiga, tidak ada siapapun lagi, meskipun telah terjadi sesuatu yang buruk, tapi sekarang, akhirnya kita berhasil mendapatkan ketenangan.
Sepertinya ini adalah pertama kali aku berjalan dengannya, aku bisa melihat kalau dia sangat terganggu karena masalah ini.
Aku berpikir sejenak kemudian mengatakan: “Tidak apa-apa, kita gunakan saja usaha terbaik kita untuk menemukan zombie darah itu, terjadi hal seperti ini, kita juga tidak mengharapkannya, mungkin saja dikehidupan mendatang para korban itu bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak, kamu sudah membuat mereka bereinkarnasi……” semua ini sudah cukup untuk menutupi kerugian mereka akibat kejadian ini, mungkin saja ketika mereka mati mereka sangat menderita, tapi nanti setelah meminum ramuan Elora Chuan, mereka akan melupakan semuanya. Dikehidupan mendatang, mereka akan memiliki permulaan yang baru, awal dari kehidupan, dimana tidak ada penderitaan apapun……
Devil Yama kemudian memiringkan kepalanya dan melihat ke arahku, dia sama sekali tidak mengatakan apapun.
Aku kemudian menunduk dan menarik tangannya, dia lantas menggenggam tanganku, meskipun tidak ada suhunya, tetapi aku merasa sangat hangat.
“Hubungan diantara Raja Yama dan Ratu Kecil benar-benar sangat bagus, membuat orang-orang disekitar menjadi cemburu.” Ujar Malaikat Maut Putih sambil tertawa.
Devil Yama berjalan sambil mengatakan: “Akhir-akhir ini aku tidak kembali ke Underworld, apakah ada sesuatu yang buruk terjadi di sana?”
Malaikat Maut Putih mengatakan: “Tidak ada......utusan Abyss juga telah kembali, akan tetapi......”
Devil Yama kemudian menghentikan langkah kakinya: “Tetapi ada apa?”
Malaikat Maut Putih dengan tergesa-gesa mengatakan: “Selir Raja mengatakan kalau beliau sudah lama tidak berjumpa dengan anda, bahkan telah merindukan anda...... beliau mengatakan kalau dia ingin datang dan melihat anda, dan lagi......selir Nian juga sedang hamil, dia berharap agar anda bisa kembali melihatnya.”
Ketika Malaikat Maut Putih mengatakan hal ini dia kemudian melihat ke arahku, sepertinya dia takut kalau aku marah. Baiklah, aku akui, suasana yang menyenangkan tadi, sekarang semuanya sudah menghilang. Aku kemudian melepaskan tanganku dari tangan Devil Yama kemudian berjalan lebih cepat: “Lebih baik kamu pulang dan lihat mereka, posisi Selir Raja lebih tinggi dariku, aku takut dia sampai tidak senang padaku. Dan lagi selir Nian, dia sedang hamil anakmu, kamu juga seharusnya pergi dan melihatnya.”
Sebenarnya yang dipikirkan olehku adalah, sekarang yang hamil bukan hanya aku seorang, apa dia bisa tetap berada di sisiku?
Jujur saja, pertanyaan ini benar-benar membuatku merasa sedih, tapi aku ingin mendapatkan jawabannya sesegera mungkin, aku juga tidak mengharapkan jawaban yang sangat baik.
“Seorang wanita, apa dia pantas berjalan seperti itu?!”
Suara Devil Yama terdengar dari belakang sana.
Aku pun melangkah dengan lebih cepat, masalah bagaimana aku harus berjalan dia juga ingin ikut campur, atas dasar apa?
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya tiba di tempat yang lebih maju, kita tiba di terminal, aku melihat pilihan jalan yang ada di papan terminal kemudian berdiri di sana menunggu datangnya angkutan umum. Disaat itu hanya ada aku sendiri di terminal, alasan aku mengatakan kalau tempat ini lebih maju, itu karena akhirnya aku menemukan terminal......
Devil Yama berjalan mendekatiku kemudian bertanya: “Kamu sedang marah?”
Aku lantas sembarangan menjawabnya: “Tidak.”
Dia tidak melepaskanku: “Masih bilang tidak, di wajahmu sudah terlihat dengan sangat jelas.”
Aku tidak mengatakan apapun, di dalam hatiku aku tidak senang padanya, memiliki wanita sebanyak itu, apa dia tidak takut sampai gagal ginjal? Biasanya laki-laki yang memiliki banyak wanita tidak bisa hidup panjang......
Malaikat Maut Putih sepertinya sudah ditegur oleh Devil Yama, wajahnya terlihat sedih dan mengatakan: “Ratu Kecil, anda jangan marah lagi, diantara semuanya, andalah yang paling disayangi oleh Raja Yama, kita semua bisa melihat hal itu......”
Aku suka mendengar hal ini, tetapi tidak manjur, biasanya semuanya baik-baik saja ketika aku tidak melihat selir selirnya yang lain, sekarang jika diungkit, bohong namanya jika aku mengatakan kalau aku tidak peduli. Meskipun awalnya aku tidak berpikir untuk menghabiskan sisa waktuku bersamanya, meskipun setelah aku mati aku juga tidak ingin tetap berada di dunia gaib, tetapi......mana ada wanita yang bisa menerima dirinya dimadu? Dari drama tentang pertempuran sengit selir-selir di istana, sudah jelas ini bukanlah hal yang mudah, wanita juga memiliki hati yang lebih sempit.
Novel Terkait
Back To You
CC LennyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMenaklukkan Suami CEO
Red MapleBehind The Lie
Fiona LeeMr Huo’s Sweetpie
EllyaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk