Yama's Wife - Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
Tiba-tiba ia memelukku dan mengangkat kakiku, aku hanya merasa punggungku bersandar di tembok, ia berada di depanku, dan tembok di belakang ...
Ia mengulurkan satu tangan untuk mencubit dadaku, aku mendongakkan kepala untuk menghela napas, dan dia mengambil kesempatan ini untuk menciumku.
Untuk menstabilkan tubuhku, aku hanya bisa melingkarkan lengan di lehernya, sesekali ia tidak bisa menahan suara dari mulutnya hingga membuatku tersipu dan berdebar-debar. Saat mengira ibuku akan mendengarnya, aku sedikit gugup.
Mungkin karena rangsangan ini, dia tidak terlalu lama melakukannya, sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Dia selalu suka memelukku dengan erat di saat-saat terakhir melakukan hal-hal semacam ini, membuatku sedikit terengah-engah ...
Dia menurunkanku, dan saat kaki turun ke bawah, aku merasa kakiku agak lemas dan tidak bisa berdiri sama sekali, jadi hanya bisa bersandar padanya. Aku tidak tahu kapan dia melepas bajunya, harus mengakui bahwa dia tidak kalah dengan model pria yang profesional, tubuhnya penuh dengan garis-garis otot.
"Sepertinya kamu kehabisan tenaga, ayo aku bantu kamu membersihkannya..."
Setelah mengalami hal semacam itu, aku menjadi sangat sensitif, dan saat dia melakukan ini, aku tanpa sadar menyatukan kakiku. Dia menepuk pantatku dan berkata, "Jangan jepit terlalu erat ..."
...
Sepertinya itu untuk mencegah aku menghubungi Nico Li lagi. Dia bahkan tidak berencana untuk pergi, tidak tahu darimana dia mendapatkan beberapa buku tua dan bersandar di samping tempat tidur sepanjang hari, aku menebak bahwa dia memiliki kebajikan yang sama ketika dia berada di underworld, kemanapun dia pergi, ketika dia berada di underworld sebelumnya, aku melihatnya, dan kursi yang dia duduki cukup besar untuk tidur ... …
Orang yang muncul secara misterius tidak pernah muncul lagi, aku merasa aku seharusnya bertemu hantu.
Hasil ujian masuk perguruan tinggi akan segera keluar. Orang tuaku sangat gugup. Jika aku gagal masuk universitas yang bagus, mereka pasti akan memarahiku habis-habisan.
Meski aku juga gugup, percuma saja cemas.
Saat ibuku pergi, aku diam-diam belajar menggambar kertas jimat. Devil Yama merasa tidak nyaman, mengatakan bahwa aku adalah keluarga wanita yang belajar melakukan ini, omong kosong, tentu saja itu untuk perlindungan diri. Aku tidak bisa menjadi onmyoji yang bisa menangkap hantu dan setan, tapi setidaknya aku harus melindungi diri sendiri.
Aku menggambar beberapa kertas jimat roh jahat, aku tidak tahu apakah itu akan berhasil, dan aku tidak bisa mencobanya sekarang, aku melihat Devil Yama, dia setengah jahat kan? Melihat dirinya membaca buku itu dengan serius, aku diam-diam beralan ke dekatnya sambil memegang selembar kertas jimat.
Saat dia berjalan menuju tempat tidur, aku membanting kertas jimat itu ke arahnya. Saat aku melihat bahwa dia sudah lama tidak bergerak, aku pikir itu berhasil. Setelah beberapa saat, dia mengulurkan tangan dan membalik halaman buku, aku langsung merasa sangat canggung.
Dia menatapku dan berkata, "Tidak masalah, setidaknya berguna untuk hantu biasa."
Siang hari, ibu pulang kerja dan bergegas ke kamarku dengan membawa sayur: "Alice, kudengar hasil ujian masuk perguruan tinggi sudah keluar, dan cepat lihat komputer!"
Hatiku menegang, menyalakan komputer, menyempatkan diri melirik Devil Yama, ia masih membaca buku...
Tiba-tiba ibuku melihat keras jimat yang tertempel di tubuh Devil Yama, matanya melebar: "Apa itu?! Kenapa melayang di udara?!"
Aku sedikit canggung, dan berjalan untuk merobek kertas jimat itu dan berkata, "Aku menggambar dan bermain dengan ... Itu hanya kertas jimat untuk pengusiran setan, kan?"
Ibuku sedikit terkejut: "Kapan kamu mempelajari ini? Kenapa sampai bisa melayang di udara?"
Dia tidak bisa melihat Devil Yama dan tentus aja melihatnya melayang di udara. Jika ibu tahu Devil Yama ada di sini, dia pasti akan merasa tidak nyaman, jadi aku mengalihkan perhatiannya dengan melihat nilai hasil ujian.
Fokusnya saat ini adalah pada hasil ujianku, pengalihan yang sangat bagus.
Aku masuk ke website pengecekan nilai, dan jantung berdegup kencang. Aku selalu merasa aku tidak lulus ujian ...
Saat menemukan hasilku, hatiku setengah dingin, benar saja, nilaiku tidak bagus...
Wajah ibuku menjadi muram, lalu aku melihatnya pergi dengan mata merah.
Yang dia harapkan adalah aku diterima di universitas terbaik, tapi aku belum mampu.
Saat aku dalam keadaan linglung, tidak tahu kapan Devil Yama berada di belakangku: "Ada apa? Apa ini sepenting itu?"
Aku berkata: "Iya, harus mengerjakan ujian dengan baik, kamu tidak mengerti dunia kehidupanku. Jika aku diterima di salah satu universitas terbaik, ibuku bisa membual tentangku ketika dia bersama temannya, tapi sekarang semuanya menjadi kacau karenaku."
Dia terdiam beberapa saat dan berkata, "Apa-apaan ini? Dulu, yang kita lihat adalah gelar pemerintahan, tapi sekarang, hal utama yang kita lihat adalah status, asalkan ada uang, maka akan menjadi terkenal."
Tentu saja, aku tahu ini, aku meraih liontin giok di leher dan berkata: "Jika liontin giok kamu bisa dijual, keluargaku akan bisa tinggal di sebuah vila, dengan begini bisa terkenal."
Dia mengetuk kepalaku: "Kamu berani!"
Melihatku menatapnya dengan perasaan tidak puas, dia mengulurkan tangan dan mengangkat daguku, lalu berkata, “Bukankah kamu hanya ingin menghasilkan uang? Ini sangat mudah. Orang kaya lebih serakah dan takut mati, dan kebanyakan orang kaya itu bukanlah orang baik sebenarnya, selalu memandang rendah orang lain, hati mereka jahat, tentu saja akan mengundang hantu. Aku akan mengajak kamu untuk menangkap hantu, aku yang bertanggung jawab untuk menangkap hantu, kamu Bertanggung jawab untuk berakting, dunia manusia sangat membosankan, lebih baik menyingkirkan orang jahat, sekalian membantumu menghasilkan uang."
Idenya bagus, tapi aku tahu betul kemampuan apa yang aku miliki. Kecuali menggambar kertas jimat roh jahat, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan aktingku tidak bisa tampil dengan baik. Lagipula cara mencari kontak masih menjadi masalah, Devil Yama pasti tidak akan muncul. Ketika orang melihat aku masih kecil, mereka tidak akan percaya bahwa aku bisa menangkap hantu.
Melihat aku seolah tidak tertarik, ia membungkuk dan menciumku: "Kamu hanya bertanggung jawab dalam berakting, dan selebihnya biar aku yang lakukan, tunggu kabar dariku, dan jangan lupa membagi keuntungan denganku."
Novel Terkait
His Soft Side
RiseTen Years
VivianMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMy Goddes
Riski saputroYour Ignorance
YayaBretta’s Diary
DanielleYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk