Yama's Wife - Bab 134 Kamu Bodoh Ya
Aku melihat Devil Yama sambil melongo, lalu dia berkata: "Kenapa melihatku?"
Aku bilang: "Bukankah kamu sendiri yang bilang, hanya dalam satu tatapan mata, kamu bisa langsung mengerti apa yang dimaksud? Kenapa kamu malah tidak mampu mengetahui apa yang sedang kupikirkan?"
Dia bertanya dengan serius: "Kamu rasa tatapan matamu cukup pintar?"
Aku......
Aku menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya...... jangan marah......
"Kenapa hantu itu mengincarku?" Aku bertanya dengan tenang.
Sang pria melihat ke arah perutku: "Dia menginginkan benda dalam perutmu."
Ternyata benar......
Hatiku tiba-tiba merasa tegang, sebelumnya juga ada hantu yang mengincar janin gaib dalam perutku, aku sudah mulai terbiasa, tapi ini adalah pertama kalinya ada hantu yang membelah perutku hidup-hidup, aku harus bagaimana?
Luka perutku seharusnya tak begitu dalam, kalau tidak, pasti harus ke rumah sakit untuk menjahitnya, tidak akan cukup dengan penanganan sendiri, tapi sekarang, anaknya saja belum lahir, perutku malah bakalan memiliki bekas garisan......
"Kenapa semuanya mengincar benda dalam perutku? Anakmu begitu berharga?" Aku berkata dengan setengah bercanda.
Devil Yama melihatku sekilas, tatapan matanya sangatlah aneh: "Hmm...... Istirahatlah baik-baik."
Aku berkata dengan cemberut: "Bantu aku ajukan izin ke sekolah, tidak peduli cara apapun yang kamu gunakan, asalkan bukan dengan memberikan mimpi pada wali kelasku...... aku tidak bisa ke sekolah dengan keadaanku yang seperti ini. Selain itu, aku sudah lapar, bantu ambilkan mutiara energi negatif......
Tak kusangka dia malah membantuku mengambil mutiara energi negatif dengan begitu lembut, hal ini membuatku merasa ini tidak mirip dengannya. Saat dia membawakan kotak dan membukanya, dia jelas telah melongo sejenak: "Ini butiran terakhir......"
Dia kusuruh memberikannya padaku, setelah memakannya baru merasa lebih nyaman.
"Ya sudah kalau habis, kenapa malah berlagak seperti itu? Sana pergi cari makanan untukku, aku terluka gara-garamu, akan kuputuskan hubungan kita kalau kamu mengabaikanku." Dengan mengandalkan sikapnya yang masih lembut, aku memerintahkannya tanpa takut mati.
Dia meletakkan kotaknya dan berkata: "Aku tidak boleh pergi meninggalkanmu, bukankah mati kelaparan jauh lebih baik daripada mati tragis dengan perut dibelah?"
Kalimat pertama membuatku sangat terharu, namun kalimat terakhir malah membuatku ingin menghajarnya: "Tidakkah kamu mendengar mati pun harus mati dengan perut kenyang? Orang terpidana mati pun diberikan layanan makan enak sebelum dieksekusi. Ya sudahlah, tidak akan kuminta lagi, bolehkah membiarkanku makan lebih banyak mutiara energi negatif? Memangnya kamu benar-benar ingin membuatku mati kelaparan? Memangnya hantu itu berani datang di hari secerah ini?"
Benar, sekarang hari telah cerah, hantu biasanya tidak akan berani keluar.
Devil Yama mulai melepaskan topeng dan memainkannya: "Kamu benar-benar merasa itu adalah hantu biasa? Kalau kukatakan bahwa dia sebelumnya dikurung dalam purgatorium tingkat ke-18 di underworld, bagaimana perasaanmu? 500 tahun pun tidak bisa menghilangkan rasa dendamnya, hantu yang seperti ini tidaklah biasa, baik di siang maupun malam hari, dia tetap bisa bergerak bebas. Upaya keluar dari purgatorium telah menguras energinya, 5 tahun sudah berlalu, dia masih belum pulih sepenuhnya, kalau kemampuannya sudah pulih, dunia ini akan menjadi purgatorium. Kamu benar-benar mengira aku dihukum menetap di dunia manusia karena telah membunuh wanita yang ada dalam gua itu? Urusan di dunia manusia terlalu banyak......"
Aku jadi merinding, tapi entah kenapa aku malah merasa kebanyakan waktu Devil Yama telah dihabiskan demi urusan para wanita, juga setiap hari bersenang-senang dan melupakan kewajibannya, makanya bisa menyebabkan begitu banyak masalah? Kalau dia datang ke dunia manusia sedikit lebih awal, akankah tetap memiliki masalah sebanyak ini? Abishu Ming telah diculik saat masih berada dalam telur, 10 tahun sudah berlalu, sekarang baru ditemukan kembali. Hantu ini sudah kabur selama 5 tahun, dia malah baru datang sekarang untuk mengatasinya, dilihat dari segi mana pun, tetap merasa dia itu malas! Bermalas-malasan saja sana!
Tentu saja, ucapan semacam ini mana mungkin berani kukatakan di hadapannya langsung, aku boleh saja beradu mulut dengannya setiap saat, tapi tidak boleh mengatainya menelantarkan kewajiban, karena itu menandakan aku menyatakan dia tidak pantas menjadi Yama. Aku tidaklah bodoh......
"Jadi bagaimana? Kamu hanya ingin menjagaku, dan melihatku mati kelaparan?" Aku menatapnya dengan tatapan memelas kasihan.
"Hmph, tenang saja, ada orang yang tidak akan mengharapkan kematianmu, pasti akan mengantarkan makanan ke sini."
Siapa? Sekarang siapa yang masih memedulikanku?
Lupakan saja, anggap saja semua ucapannya benar. Aku menyuruhnya mengambil tasku, untung saja dia membawanya pulang, tidak meninggalkannya di rumah Keluarga Hong.
Aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas dan memainkannya, ada sebuah pesan masuk dari Nico Li, katanya uang telah ditransfer. Mungkin diberikan oleh orang Keluarga Hong, dia tidak mengatakan berapa jumlahnya, aku sekarang pun tidak mempedulikan masalah tentang uang, yang kukhawatirkan adalah bagaimana cara melindungi nyawaku.
Suasana di dalam kamar sangat aneh, aku berbaring di ranjang menjadi mayat dengan mata terbuka, sedangkan Devil Yama duduk di samping bermain dengan topengnya, kami tidak sering berbicara, keadaan ini terus berlanjut sampai hampir jam 12 siang hari.
Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu dari luar, Devil Yama dalam sekejap telah menghilang, aku melihat pintu kamarku masih tetap bergerak dengan aneh......
Dalam waktu singkat dia telah kembali lagi, bergerak secepat kilat seperti tadi dan tiba di kursi, sebelum sempat menanyakan siapa orangnya, suara yang familier langsung terdengar: "Alice?"
Aku melihat ke arah pintu, dia adalah Toni Qu yang tidak pernah kujumpai lagi setelah tamat sekolah, aku merasa sedikit kaget: "Kenapa kamu bisa di sini?"
Wajahnya terlihat kebingungan, aku tahu dia sedang merenungkan siapa yang tadinya membukakan pintu untuknya, aku rasa dia tadi tidak sempat melihat dengan jelas, kecepatan Devil Yama terlalu cepat, apalagi, dia pun belum tentu mampu melihat Devil Yama.
Ternyata benar, dia tidak mampu melihat Devil Yama, dia berjalan ke samping ranjangku dan meletakkan tas selempangnya: "Masterku menyuruhku datang melihatmu, juga menyuruhku membawakan barang untukmu, dia bilang kamu sedang sakit. Tempat tinggalku berada dalam kota yang sama dengan sekolahmu, juga berada di sini, tempatnya tidak terbilang jauh...... Hanya saja aku tidak pernah tahu di mana letak tempatmu secara rinci, ini pun diberi tahu oleh master."
Aku memiliki firasat buruk: "Siapa mastermu?"
Dia berkata sambil tersenyum: "Master Li, dulu pernah mengajari kita saat SMA...... Master Nico Li. Ngomong-ngomong, aku dan dia cukup berjodoh juga, dulunya adalah guruku yang mengajariku belajar, sekarang adalah masterku yang mengajariku ilmu taoist."
Setelah mendengarnya, aku hampir memuncratkan darah: "Kamu...... otakmu bermasalah ya? Kenapa malah mempelajari ilmu ini dengannya? Bukankah kakekmu juga mengerti dalam bidang ini? Kenapa tidak belajar dari kakekmu?"
Senyuman di wajahnya menghilang: "Kakekku...... sudah meninggal bulan lalu."
Aku tak menyangka: "Maaf, aku tidak tahu......"
Aku merasa, mempelajari hal apapun akan terasa lebih baik, asalkan dia jangan mempelajari ilmu ini, hal ini terlalu berbahaya, apalagi dia malah belajar dengan Nico Li, kalau belajar dari Nico Li yang suka bermain itu, murid yang diajarinya...... pasti ikut bermoral buruk sepertinya.
Tentu saja, aku tidak enak hati mengatakan hal ini secara terus terang, sekarang dia sudah memanggil Nico Li sebagai master dengan begitu akrab, aku mana enak hati mengatakan semua ini di hadapannya.
Sang pria sepertinya telah terlihat akan sesuatu, lalu mengeluarkan sebuah kotak kayu yang diatasnya tertempel gambar Bagua dari dalam tasnya: "Ini adalah barang yang master suruh berikan untukmu."
Aku ingin mengulurkan tangan menerimanya, tapi karena bergerak, lukaku jadi sakit, seketika langsung berteriak, membuat Toni Qu panik sambil menanyakan keadaanku.
Devil Yama pergi menerima kotak itu sambil menenangkanku: "Kamu bodoh ya? Atau idiot?"
Novel Terkait
The Revival of the King
ShintaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMy Perfect Lady
AliciaLove and Trouble
Mimi Xu1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangSi Menantu Buta
DeddyInnocent Kid
FellaYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk