Yama's Wife - Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
Jelas kamu tidak tahan, mengerti? Aku dengan melangkah ke depan dengan perasaan enggan, mendengarkan suara senang yang muncul dari tenggorokannya, hingga akupun merasa semakin malu......
Aku benar-benar tidak bisa menelannya sama sekali dan hanya bisa menggantinya dengan tanganku secara perlahan, lalu hanya terlihat memegang ujung depannya.
Dia sepertinya tidak tahan melihat diriku yang sembrono, dia menekan kepalaku dengan keras, lalu masuk hampir setengah dalam sekejap. Tidak tahu mengapa pria suka sekali dengan cara seperti ini, intinya aku merasa wanita merasa sangat tidak nyaman, saat hendak mencapai tenggorokan, keinginanku untuk muntah pun muncul. Ini bukan respons psikologis, tetapi sesungguhnya hanya respons fisik. Sebenarnya, hanya berdasarkan wajah Devil Yama yang membawa malapetaka itu, aku juga tidak bisa merasa risih terhadap dirinya.
Keringatku mengucur dengan deras, dia memaksaku melakukannya sejenak, lalu tiba-tiba menggendongku dan mendorongku ke tempat tidur,”Aku bahkan belum sempat menikmati rasa manisnya, tetapi kamu hampir saja membuat suamimu ini mengalami luka internal, ubah saja caranya, kamu juga akan merasa lebih baik...... "
Aku tiba-tiba merasa dipermainkan, benar-benar mengotori mulutku dengan sia-sia......
Dia mencium wajah dan leherku, namun tidak mencium mulutku, aku merasa dia sedang risih karena mulutku pernah menyentuh sananya, lalu tiba-tiba merasa kesal. Itu adalah aromanya sendiri, bagaimana mungkin dia tidak mencobanya? Aku menekan kepalanya ke arah bawah, dia tidak sempat mengelak hingga menciumku dari mulut ke mulut, terlihat jelas bahwa dia terkejut dan ingin menyingkir, tapi aku menolak menghalanginya, menjulurkan lidah, dan menjilat bibirnya.
Aku tersenyum bangga dalam hati, seharusnya tidak dapat dikatakan sebagai senyuman angkuh.
Dia tidak meberontak lagi, sebaliknya berinisiatif untuk terlibat denganku.
Dia tiba-tiba memisahkan kakiku, aku tahu apa yang akan tanpa kusadari, hingga tubuhku menegang. Dia melepaskan bibirku dan berkata,”Kamu ini benar-benar mencintai suamimu, jika bukan karena dirimu, diriku yang merupakan suamimu yang sudah hidup selama ribuan tahun tidak pernah merasakan dirinya sendiri, kamu benar-benar membuat suamimu sangat bersemangat hari ini, aku harus sesungguhnya ‘berterima kasih’ kepadamu."
Dia menekankan kata terima kasih dengan kuat, aku diam-diam merasakan adanya masalah, hingga dia langsung menembusnya. Saat ini, aku benar-benar sudah linglung, ini adalah kekuatan dan kedalaman yang belum pernah aku alami sebelumnya...... Aku mulai menyesal karena sudah memprovokasi dirinya, dia sepertinya sudah menawarkan hati dalam pembalasan dendamnya kali ini, aku merasa aku akan tewas lebih mengenaskan lagi.
Dia tidak langsung bergerak, tetapi berbisik di samping telingaku,”Wanita, kamu harus berteriak lebih keras, aku sudah memasang peredam suara di kamar ini, tidak akan ada yang bisa mendengar suaramu dari luar."
Aku benar-benar konyol jika aku mempercayai perkataanmu itu!
Setelah selesai berbicara, dia tiba-tiba mulai bergerak, awalnya aku mengira aku masih bisa menahannya, tapi aku tidak bisa setelah menahan cukup lama, mulai dari suara tinggi hingga serak, aku aku bahkan tidak bisa berteriak pada akhirnya, hingga hanya bisa mendengung dengan lemah.
Aku menatapnya meletakkan kakiku di bahunya dengan putus asa, lalu mengulurkan tangan dan memegang pinggangku. Dia sepertinya menyukai postur ini, postur yang paling tidak dapat aku tahan......
Aku hanya bisa mendengar jeritanku yang serah terus meninggi dan merendah, ketika suasana sudah mereda, dia mencubit daguku seperti orang yang baik-baik saja dan berkata, "Kamu sepertinya merasa cukup puas, bukan?"
Apakah aku bisa berkata bahwa aku tidak bisa mengatur apa yang sudah ditakdirkan? Aku menyesal, apakah kamu sudah puas? Namun jika aku melemas sekarang, Peter Jin tidak hanya tidak akan bisa diselamatkan, tetapi semua yang aku derita hari ini akan sia-sia. Aku perlahan membuka mataku untuk menatapnya, tidak bisa berbicara, dan hanya tersenyum, aku tidak akan berkompromi dengannya, wanita lain mungkin lemah, tetapi tidak diriku.
Ketika dia melihatku tersenyum, dia juga ikut tersenyum,”Ya, setidaknya bisa menahannya, sepertinya suamimu ini sudah melatihmu dengan sangat baik."
Aku awalnya ingin memarahi dirinya, namun aku terpikat oleh karena senyumannya yang mempesona...... Aku sudah pernah melihat emosinya saat sedang dingin, marah, tenang, tersenyum dingin, dan menyindir atau bahkan senyuman saat berckamu, tetapi ini pertama kalinya aku melihatnya tersenyum tulus seperti ini. Setelah mengabaikan semua ucapannya yang tidak tahu malu tadi, aku merasa bahwa aku benar-benar terpikat olehnya......
"Mengapa kamu melihat suamimu seperti ini? Apakah kamu masih menginginkannya?"
Aku segera memutar mataku dan berpaling, mau apanya!
Pada keesokan harinya, aku ingin menelepon Peter Jin, tetapi Devil Yama melarangku dan menyuruh pihak lain untuk mencari diriku terlebih dahulu. Baiklah, aku hanya akan mengikuti perkataannya saja.
Akibatnya, aku tidak mencari Peter Jin dan Peter Jin tidak mencariku sepanjang hari, aku mulai merasa sedikit cemas, jika Peter Jin tidak mencariku, dalam jangka waktu yang lama, aku juga tidak dapat mencarinya lagi, bukankah artinya semuanya akan sia-sia saja? Aku menunggu dengan sabar sampai keesokan harinya, dan akhirnya menerima panggilan, tetapi bukan dari Peter Jin, melainkan dari ayahnya Paul Jin.
Aku sedikit terkejut, Paul Jin berkata melalui panggilan,”Nona Alice Fan, mohon selamatkan anakku, berapapun biayanya tidak akan menjadi masalah, aku bersedia sekalipun keluarga bangkrut, mohon selamatkan dia!"
Aku sedikit tercengang,”Apa yang terjadi?"
Dia menceritakan semuanya secara keseluruhan, ternyata Peter Jin tidak pernah terbangun setelah aku tertidur pada malam sebelumnya, pengasuh di rumah menelepon dan memohon dirinya yang sedang berada di luar daerah untuk kembali, dia sudah pernah mengundang dokter untuk mengceknya dan Peter Jin tidak dinyatakan sakit, karena tidak menemukan alasannya, dia juga pernah menemui Peramal Geomansi, tetapi mereka semua tidak mengatakan apa-apa. Aku merasa sedikit tidak nyaman dalam hati, dia ini tidak percaya terhadap diriku, jadi dia pergi menemui Peramal Geomansi lainnya, lalu mencariku setelah tidak menemukannya, aku tentu saja merasa tidak nyaman dalam hati. Dia ini juga sudah tergesa-gesa hingga menggila, apa dia tidak takut aku marah hingga mengatakan hal-hal seperti ini?
Aku terdiam, lalu berpikir mengapa Peter Jin tidak kunjung bangun, Paul Jin merasa cemas,”Nona Alice Fan, aku tahu aku seharusnya mencarimu sejak awal, tetapi Onmyoji datang mencariku dengan sendirinya, aku pikir dia cukup mempunyai kemampuan, tidak kusangka...... Salah satu Peramal Geomansi di sini berkata bahwa dia mengenalmu dan juga berkata bahwa masalah ini hanya dapat diselesaikan oleh dirimu, mohon bantu aku.”
Ya, mempedulikan masalahnya saat ini juga sudah tidak berguna, aku tidak tahu Peramal Geomasi mana yang dia katakan mengenal diriku, aku tidak pernah mengingat bahwa aku mengenal banyak Peramal Geomansi, selain dari kakek ketiga, maka hanya ada Nico Li, apakah Nico Li mungkin juga menargetkan Peter Jin?
Aku tiba di rumah keluarga Jin dengan perasaan raug, berjalan masuk ke ruang tamu, dan melihat Nico Li duduk dengan angkuh sambil minum teh. Sudut mulutku bergerak, ternyata benar dirinya. Peter Jin bukannya kerasukan, bagaimana dia bisa menemukannya di sini? Terlebih lagi, aku curiga dia tahu kisahku sebelum datang ke rumah keluarga Jin, jika tidak, dia tidak akan memberi tahu Paul Jin bahwa dia mengenalku, juga tidak akan datang mencariku, jika bukan karena mengetahui apa yang sudah terjadi sebelumnya, untuk apa dia datang mencari diriku yang merupakan anak dari pernikahannya yang sebelumnya?
Ketika Paul Jin melihatku datang, dia langsung mempersilahkan diriku untuk duduk dengan sangat bersegan,”Tuan Li ini berkata bahwa dia mengenal dirimu, sepertinya kalian memiliki koneksi di masa lalu, kalian ini adalah orang-orang hebat......"
Aku melirik Nico Li dan berkata,“Aku tidak mengenalnya.” Jika aku bersama dengan Devil Yama, aku akan mendapatkan uang dalam jumlah yang jauh lebih banyak, bahkan mendapatkan Nico Li, setidaknya dia masih saja berkata dia mengenalku, menghalangi jalurku untuk mendapatkan hartaku, maka aku akan berpaling dan tidak mengenalinya
Nico Li terlihat sangat tenang, tapi Paul Jin sedikit kebingungan,”Ini...... Bagaimana bisa?"
Nico Li berkata dengan santai,"Hanya wanita dan penjahat yang sulit dididik, tidak usah mengenal jika memang tidak mau mengenal.”
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaMeet By Chance
Lena TanLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Cute Wife
DessyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyePergilah Suamiku
DanisYama's Wife
ClarkYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk