Yama's Wife - Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
Nico Li menggelengkan kepala sambil berkata: "Tidak ada gunanya memindahkannya sekarang, energi negatif dari tubuh sang bapak akan tetap terus berkumpul membentuk butiran air, letak posisi peti mati sang bapak dari awal sudah buruk, ditambah lagi dengan energi negatif yang begitu pekat dari lampu gantung itu, makanya bisa mengakibatkan hasil seperti ini. Pertama-tama, pikirkanlah cara membuat lampu gantung itu terjatuh secara tak disengaja, lalu segera kremasi sang bapak, sekarang bukanlah saatnya untuk memenuhi permintaan terakhir sang bapak, melainkan harus berusaha menguburkannya."
Membuat lampunya jatuh secara tak sengaja, dengan kata lain maksudnya adalah untuk tidak membuat pelakunya mulai berwaspada. Si marga Hong merasa ragu sejenak, setelah itu baru berkata: "Baik, lakukan seperti saranmu saja."
Kelihatannya malam ini harus menginap di sini, saat jam 7 lebih, ada begitu banyak orang yang datang melayat, Nico Li menyuruh orang menutup peti matinya dengan rapat, lalu kembali ke kamar lantai atas untuk bersiap-siap menghancurkan lampu gantungnya di hadapan banyak orang. Dia menyuruhku menetap di bawah. Aku rasa, orang yang memberikan lampu gantung ini pada si marga Hong pasti hadir di sini. Sambil berpikir apa sebenarnya masalah dari lampu gantung ini.
Aku melihat kerumunan orang yang hadir sekilas, mereka semua terlihat kaya, yang paling menarik perhatian adalah sepasang pria dan wanita, terlihat seperti sepasang suami istri ataupun kekasih, pokoknya si pria dan wanitanya sama-sama menawan, apalagi kenapa sang pria terlihat begitu mirip dengan orang bermarga Hong itu? Rasa seperti terlahir dari ayah yang sama.
Dan hanya sepasang pria dan wanita itu yang tidak pernah berbicara dengan yang bermarga Hong sejak masuk ke dalam, orang lain saja ada menyapa atau basa basi degnan si marga Hong sejenak, sedangkan dia yang jelas-jelas terlihat seperti kerabat dekat, malah tidak berkata sepatah kata pun, tidakkah ini terlalu aneh?
Aku berdiri di samping orang yang bermarga Hong, menyadari saat sepasang pria dan wanita itu masuk ke dalam, pandangan matanya lebih sering tertuju pada sang wanita, ini kelihatannya...... sedikit aneh.
Pandangan mata sang wanita pun tiba-tiba tertuju pada orang bermarga Hong yang ada di sampingku, tatapan sang wanita sangat aneh, sulit kujelaskan, yang paling penting adalah, dia bahkan juga melototiku sekilas, aku merasa tatapan matanya tidaklah bersahabat. Dalam pandanganku, sepasang mata yang indah tidak seharusnya digunakan untuk melihat orang dengan penuh dendam, entah kenapa aku merasa tatapan mata sang wanita saat melihatku bagaikan sedang melihat musuhnya?
Tepat saat aku sedang merasa bingung, lampu gantung tiba-tiba terjatuh dan menghantam peti mati, semua orang menjadi ketakutan, suara jeritan diiringi dengan suara pecahan lampu gantung berbunyi, terdengar mengerikan.
Ada orang yang pergi menyalakan lampu dinding, dan kegelapan telah disinari oleh sinar lampu, setelah itu baru orang-orang yang tadinya terkejut mulai menjadi tenang.
Pria yang parasnya mirip dengan orang bermarga Hong mulai berjalan mendekat: "Lorenzo, lampu untukmu yang sebagus ini malah tidak kamu hargai, bahkan terjatuh di saat-saat seperti ini, bukankah kakek sangat menyayangimu sebelum dia meninggal? Tapi beginikah caramu membalas budinya? Membiarkan lampu menghantam peti matinya, pantaskah kamu menerima warisannya?"
Dari tadi selalu menyebutnya sebagai orang bermarga Hong, sekarang baru tahu nama lengkapnya adalah Lorenzo Hong, kenapa ucapannya seperti bermaksud lampu ini adalah pemberian sang bapak untuk Lorenzo Hong? Apakah pengertianku telah salah?
Lorenzo Hong melihat wanita itu sekilas, lalu berkata: "Terkadang, suatu hal yang terlihat sangat gawat belum tentu adalah hal buruk, terkadang, hal yang terlihat indah pun belum tentu adalah hal baik. Victor Hong, terima kasih atas lampu pemberianmu dan kakak ipar, tapi sekarang sudah tiba waktunya untuk mengganti yang baru."
Orang ini adalah kakaknya Lorenzo Hong? Dan wanita itu adalah kakak iparnya? Tak disangka rupanya lampu ini adalah pemberian mereka, saat melihat ekspresi mereka yang terlihat pura-pura lugu, aku langsung ingin membongkar kedok mereka. Tapi aku tidaklah berbuat begitu, setidaknya Lorenzo Hong sudah tahu dan mengerti akan suatu teori, ada suatu hal yang terlihat indah, namun sebenarnya belum tentu merupakan hal baik, pernyataan ini sangat tepat, tujuan pemberian barang dari kakak dan kakak iparnya tidaklah baik, hampir saja membuat sang bapak berubah menjadi zombie. Lalu hal yang terlihat gawat pun belum tentu adalah hal buruk, memangnya kenapa kalau lampunya telah menghantam peti mati sang bapak? Bagi Lorenzo Hong dan sang bapak, ini adalah hal baik.
Victor Hong samar-samar tersenyum, berkata: "Bukankah kamu belakangan ini tidak begitu berpenghasilan banyak, bahkan sampai rugi besar bukan? Memangnya masih ada uang untuk membeli lampu semahal ini?"
Ini adalah sindiran secara terang-terangan, aku awalnya mengira Victor Hong bakalan marah, tak kusangka dia malah tertawa: "Tentu saja, kakek telah meninggalkan semua warisannya untukku, kalaupun aku merugi dan dijebak berkali-kali lagi, aku masih mampu menanggungnya. Tapi, lampu cukup beli yang murah dan tahan lama saja, lampu semahal apapun tetap akan hancur di suatu saat, sama halnya dengan manusia...... selalu sulit diprediksi."
Aku menyadari raut wajah kakak ipar Lorenzo Hong mulai menjadi sangat buruk, bukanlah ekspresi marah, melainkan termasuk dalam ekspresi garang. Raut wajah Victor Hong memburuk karena telah dibuat kesal, dia mengecilkan suara dan berkata terhadap Lorenzo Hong sambil menatapnya: "Entah taktik apa yang telah kamu pergunakan sehingga membuat kakek mewariskan hartanya padamu, ini tidak adil, aku hari ini awalnya tidak berniat untuk datang, dasar kakek kejam, aku pun tidak ingin melihatnya lagi. Tapi setelah merenungkannya, aku memutuskan untuk datang, dia selalu memperlakukanku seperti itu saat masih hidup, sekarang aku kembali berdiri di hadapannya, tapi sekarang, dia sudah tidak bisa melakukan apapun lagi terhadapku. Haha......"
Selalu ada maksud yang tersirat dalam ucapan mereka, aku tidak mengerti, tapi aroma bubuk mesiu tetap saja mampu tercium olehku, dua bersaudara ini sepertinya saling berselisih karena masalah uang. Namun tak disangka Victor Hong akan berkata seperti ini terhadap orang tua yang sudah meninggal, yang bahkan merupakan keluarganya sendiri, ini sungguh keterlaluan. Aku awalnya tidaklah ingin ikut campur, tapi tetap saja tidak tahan saat mendengar ucapan ini: "Semua perbuatan manusia disaksikan oleh Tuhan, jangan begitu keterlaluan."
Victor Hong menepuk bahunya Lorenzo Hong dan berkata: "Sudah ganti selera, bagus juga pilihanmu, meskipun kampungan, tapi setidaknya terlihat sedikit cantik, haha......"
Sialan, dia sedang mengataiku? Dia mengira aku adalah kekasihnya Lorenzo Hong, bahkan mengataiku kampungan, aku yang biasanya sangat sabaran pun sudah tak tahan lagi sekarang: "Victor, tahu tidak orang seperti apa yang sama sekali tidak boleh disinggung di dunia ini?"
Victor Hong melihatku sekilas dan berkata: "Sama sekali tidak boleh disinggung? Aku sudah hidup selama 20 tahunan, tapi tidak pernah kutemui, bagaimana kalau kamu jelaskan sebentar?"
Aku tertawa sambil berkata: "Orang yang berhubungan dengan makhluk gaib."
Dia sepertinya tidak begitu mengerti, makanya melamun sejenak, Lorenzo Hong berkata padaku: "Nona Alice, aku pergi meminta Tuan Li untuk turun memeriksa keadaan."
Aku menganggukkan kepala, lalu berjalan ke samping peti mati sang bapak untuk memeriksanya, tutup peti mati telah penyok akibat dihantam lampu gantung, tapi masih kokoh, tidaklah rusak. Setelah Nico Li turun dari lantai atas, dia langsung menyuruh orang bergegas mengkremasi mayatnya sang bapak, juga menempelkan kertas jimat di keningnya sang bapak.
Saat hal ini selesai dilakukan, aku pergi mencari Nico Li ingin menanyakan sesuatu, ketika baru keluar dari kamar, aku langsung mendengar suaranya Lorenzo Hong, sepertinya berasal dari arah tangga.
Karena penasaran, aku mendekat ke tangga, mengulurkan kepala dan menyadari Lorenzo Hong sedang bersama dengan istrinya Victor Hong, dengan kata lain adalah sedang berbicara dengan kakak iparnya, mereka berdua kelihatannya sedang bertengkar, tapi suara mereka tidaklah keras.
"Lorenzo, kamu benar-benar telah salah paham, aku tidak berniat untuk mencelakaimu dan kakek......" Wanita itu berlagak sok menyedihkan.
Novel Terkait
Beautiful Lady
ElsaBretta’s Diary
DanielleMy Superhero
JessiSi Menantu Buta
DeddyThe Richest man
AfradenYour Ignorance
YayaVillain's Giving Up
Axe AshciellyYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk