Yama's Wife - Bab 53 Mengintip
Dia berkata bahwa hantu itu tidak akan mencari Yunisha Chen lagi, kondisi fisik Yunisha Chen saat ini sangat buruk, setelah hantu terluka, dia harus segera mencari host berikutnya dan segera menyerap energi positif untuk menyembuhkan diri. Sebenarnya aku masih cukup mempercayainya dalam hal ini. Melakukan ini berarti bisa membodohi orang, atau memiliki kekuatan yang sebenarnya, dia memiliki keduanya, jadi itu sebabnya dia bersiap akan segala kondisi.
Dia memberiku beberapa kertas jimat, tetapi tidak memberi tahu aku cara menggunakannya, kapan menggunakannya, hanya memberi tahuku bahwa aku akan tahu saat tiba waktunya.
Aku meletakkan kertas jimatnya, Yunisha Chen tidak masuk kelas pada sore hari, dia masih di UKS atau mungkin dia sudah dibawa pulang. Semula ada kelas pendidikan jasmani di sore hari, tapi sekarang mendekati ujian, jam pelajarannya sudah diubah, jadi pada dasarnya tidak ada kelas pendidikan jasmani lagi, lalu diganti dengan kelas matematika.
Untungnya, untuk memantapkan ujian, tidak perlu mendengarkan ceramah energik Nico Li di podium.
Di kelas, Nico Li seperti orang lain, serius dan halus, orang yang tidak mengenalnya akan menganggap dia orang yang sangat serius.
Matematikaku cukup bagus, meskipun aku mengalami penundaan selama beberapa hari, tapi aku masih bisa lulus. Nico Li terus berkeliaran di sebelahku, membuatku sedikit tidak nyaman, “Pak guru, bapak terus berkeliaran di sebelahku, membuatku tidak bisa fokus mengerjakan soal, bisakah bapak pergi ke tempat lain saja?"
Dia hanya bersandar di mejaku dan berkata, "Ketika tiba waktunya ujian, setidaknya akan ada dua pengawas di ruangan, mereka tidak akan mendengarkan kamu berkata jangan berkeliaran di sekitarmu. Cepat kerjakan saja soalnya!"
Aku memutar bola mataku, lalu menundukkan kepala dan melanjutkan mengerjakan soal, ketika di pertanyaan pilihan ganda, aku bingung. Aku mendongat melihatnya, dia juga melihatku, hatiku menciut, lalu berpura-pura seperti sedang mengerjakan soal, aku termenung, sebenarnya pikiranku sudah kacau. Awalnya memang tidak bisa mengerjakannya, ditambah dia bolak-balik di sampingku ….
Seolah bisa melihat bahwa aku tidak bisa mengerjakan soal ini, dia menjulurkan tangan menunjuk lembar soal, “Ini saja tidak bisa kamu kerjakan? Guru-guru sebelumnya mengatakan bahwa kamu cukup ceras, nilaimu juga lumayan, kulihat ketenaranmu itu sepertinya tidak nyata. Pikirkan sendiri.” Setelah berbicara demikian, dia berbalik dan pergi.
Aku menunduk melihat lembar soal, aku sedikit kacau, tadi dia terus menunjuk ke jawaban ‘b’ ini, dan meninggalkan sedikit bekas kuku, tadi aku terus curiga mau jawab b atau c … sekarang dipikir-pikir, sepertinya b adalah jawaban yang benar ….
Apakah dia sedang membantuku? Aku melihat pertanyaan ini berulang kali, dan akhirnya mengisi opsi b, ini adalah jawaban yang benar.
Setelah ujian selesai, dia bertanya apakah aku sudah bisa mengerjakan soal tadi atau belum, lama-kelamaan aku percaya bahwa dia juga mampu menjadi seorang guru, jadi aku dengan sopan mengatakan bahwa aku bisa mengerjakannya.
Tiba-tiba aku merasa bahwa dia sedikit tidak mudah, dia baru berumur dua puluh lima tahun, pada umur dua puluh lima tahun, dia tahu tentang Taoisme dan bisa menjadi guru SMA, aku cukup mengaguminya. Menurutku hidupnya sangat luar biasa, aku hanya bisa menghela nafas saja.
Sepulang sekolah, aku berpapasan dengannya begitu aku berjalan ke sudut tangga, dan dia hanya mengatakan agar aku mengikutinya.
Aku mengikutinya tanpa berbicara apapun, aku tidak lagi meragukan bahwa dia akan melakukan sesuatu yang tidak bermoral. Fakta membuktikan bahwa dia masih dapat diandalkan.
Dia masuk ke asrama anak laki-laki, banyak anak di sekolah kami yang tinggal di asrama, aku sangat ragu mau masuk atau tidak, dia melihatku tidak mengikutinya, lalu dia berteriak, “Lambat sekali?"
Tak berdaya, aku hanya bisa terus mengikutinya.
Asrama laki-laki berada di samping gedung kantor guru, dia membawaku ke lantai atas, lalu dia mengeluarkan teleskop kecil dan melihat ke gedung kantor guru.
Tidak ada yang tinggal di lantai ini, aku mulai bertanya-tanya apakah dia memiliki hobi mengintip ….
Dua lantai atas gedung kantor guru adalah asrama guru, dia melihat ke dua lantai atas.
Aku pun melihat ke arah ruang kelas dan gedung perkantoran, samar-samar aku bisa melihat bagian asrama guru di lantai atas yang gordennya setengah terbuka, sepertinya ada dua orang di dalamnya, karena sudut matahari saat ini sangat reflektif, aku tidak bisa melihat dengan jelas.
“Berikan teropongnya padaku.” Aku merebut teropong dari tangannya, ketika aku melihat apa yang terjadi di asrama guru, wajahku memerah dan mengembalikan teropong itu padanya.
Dia menatapku dengan senyum tipis dan berkata, “Masih mau lihat? Silahkan lihat sampai puas."
Aku memelototinya dan tidak mengatakan apa-apa, di ruangan dengan tirai setengah terbuka, kepala sekolah dan guru bahasa kami, Rachel Zhao, ada di sana, dan sedang berada di atas kursi ... pemandangan yang begitu panas hampir membuat hati kecilku kaget dan berhenti, terpikir bagaimana cara Nico Li memandang mereka dengan penuh minat, aku merasa sedikit ….
Aku tiba-tiba menyadari sesuatu, “Apa mungkin hantu itu ada di tubuh Guru Zhao?"
Nico Li tersenyum dan berkata, "Otakmu akhirnya lebih pintar, betul, semakin romantis wanita, semakin mudah menjadi sasaran hantu seperti itu saat berkencan. Biar kubilang, kalau kamu punya separuh otakku, kamu tidak akan dimanfaatkan orang lain."
Aku tidak memahami paruh terakhir kalimatnya, "Apa maksudnya? Siapa yang memanfaatkanku?"
Dia terus melihat ke asrama guru dengan teleskop, sambil berkata, "Aku tidak akan memberi tahu kamu, coba tebak sendiri."
Kalau tidak mau ngomong ya sudah, bukan masalah besar juga, bilang orang lain memanfaatkanku, sekarang siapa lagi yang memanfaatkanku selain dia?
Setelah beberapa saat, dia meletakkan teleskopnya dan berjalan ke bawah, aku bertanya, “Pergi kemana?"
Dia menoleh dan menatapku dengan bingung, lalu berkata, “Pulang lah, memang mau kemana lagi?"
Melihat ekspresinya yang serius, aku tidak bisa berkata-kata, dia datang ke sini untuk melihat apa yang terjadi pada kepala sekolah dan Rachel Zhao, setelah selesai dia pergi, kukira dia mau tangkap hantu. Aku benar-benar mengerti dengan pemikirannya, aku yang terlalu bodoh atau dia hanya orang yang sulit dipahami?
Setelah keluar dari asrama anak laki-laki, aku langsung pulang. Setelah memasuki pintu, aku melihat ibuku duduk di sofa di ruang tamu dan menatapku dengan wajahnya yang serius, “Kamu pergi kemana? Kamu pulang setengah jam lebih lambat dari biasanya!"
Aku dulunya adalah gadis yang penurut di rumah, aku pergi ke sekolah tepat waktu, sekarang sesuatu yang aneh telah terjadi, ibuku menatapku lebih ketat, aku meletakkan tas sekolahku dan berkata, “Ada urusan di sekolah, jadi tertunda beberapa saat …."
Dia tidak percaya, dia berdiri dan menatapku, lalu berkata, “Urusan apa yang tertunda? Dengan siapa? Aku mau telepon dan bertanya!"
Di mana aku bisa mendapatkan nomor telepon Nico Li? Jadi aku berkata, "Bu, sebenarnya ada apa denganmu? Sebelumnya, kamu tidak akan mengatakan apa-apa bahkan jika aku pulang setengah jam lebih lambat, apalagi aku tidak melakukan apa-apa …."
Matanya memerah, "Kamu pikir aku menyebalkan, kan? Aku tidak mempedulikanmu karena menurutku kamu penurut dulunya, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kamu bilang ... kamu bilang sekarang terjadi banyak masalah, apa aku bisa tidak khawatir? Kalau-kalau kamu ….” Dia tidak mengatakan apa-apa kemudian, dia sudah menangis dari awal.
Aku juga sedikit tidak nyaman, aku tahu dia takut aku akan menemui sesuatu yang tidak bersih atau hal tak terduga lainnya, kejadian sebelumnya masih membuatnya merasa khawatir ….
Novel Terkait
I'm Rich Man
HartantoDoctor Stranger
Kevin WongAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaHidden Son-in-Law
Andy LeeIstri Pengkhianat
SubardiCinta Yang Tak Biasa
WennieGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk