Yama's Wife - Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
Aku melihatnya kemudian dengan serius mengatakan: “Setelah manusia meninggal dia memang bisa pergi kealam gaib, kamu boleh meminta hakim untuk tidak membawamu bereinkarnasi, mengorbankan kesempatan bereinkarnasi dan tinggal didunia gaib. Didunia gaib sebenarnya ada banyak hantu yang tidak ingin bereinkarnasi. Abyss ada disana, jika kamu ingin bertemu dengannya tentu bukan hal yang sulit, oleh karena itu jangan memikirkan situasimu sekarang sepesimis itu, dia akan lebih baik jika kembali ketempat dimana dia seharusnya berada, tentu bukan hanya ada satu orang yang berpikir untuk mencelakakannya, jika dia harus tetap disini mungkin saja kalian berdua harus……aku tidak akan mengatakan kata-kata itu untuk menakut-nakuti dirimu, kamu sendiri seharusnya juga sudah memahaminya. Usia manusia itu juga tidak panjang, hanya puluhan tahun, kamu juga sudah bisa bertemu dengannya.”
Dia tersenyum dengan mata merah dan mengatakan: “Ya, aku percaya padamu!”
Setelah langit hampir berubah gelap, Abishu Ming baru kembali. Dia mencengkram Devil Yama dengan cakarnya, topeng Devil Yama entah dimana, dia menutup matanya, aku saat itu meraskan kalau sepertinya keadaannya tidak begitu baik……
Didunia manusia Devil Yama tidak pernah melepaskan topengnya……
Abishu Ming kemudian membaringkannya ditanah, dia sama sekali tidak bergerak. Aku merasakan rasa pedih dihidungku, hampir saja aku menangis: “Ada apa dengannya?”
Abishu Ming juga ikut terluka, aku melihat ada sebuah luka menganga dilengannya, dan darah terus saja mengalir. Dengan terengah-engah dia mengatakan: “Pendeta Tao itu menggunakan jurusnya, kekuataan kami berdua dibatasi olehnya, dia……dia terluka sangat parah, kemudian muncul dua orang, aku tidak tahu siapa mereka, tapi aku merasa kalau sepertinya aku pernah bertemu dengan mereka sebelumnya, aku segera membawa Raja Yama kabur dari tempat itu, jurus pendeta Tao itu hanya bisa digunakan satu kali, mereka berdua pasti bisa kabur dengan mudah.”
Aku memaksakan diriku untuk tetap tenang, aku kemudian membawa mereka ke tempat yang kusewa, sekarang aku tinggal sendiri disini, dan tentu saja semuanya menjadi lebih mudah.
Aku meletakkan Devil Yama diatas ranjang, dia tetap tidak memberikan respons apapun, aku tidak dapat merasakan nafas dan detak jantungnya, aku juga tidak tahu apakah sebelumnya dia memilikinya atau tidak……
Ketika kami tidak tahu harus melakukan apa, dikamar tiba-tiba muncul dua orang, mereka adalah Raphael Bai dan Celio Bai. Dua orang yang dimaksud Abishu Ming tadi sepertinya adalah mereka, melihat mereka aku segera mendekati mereka dan mengatakan: “Kalian tolong dia, dia tidak bernafas!”
Raphael Bai memanyunkan bibirnya dan mengatakan: “Raja Yama berbeda dengan manusia biasa, dia tidak perlu bernafas……”
Apa?
Celio Bai kemudian mendekati ranjang dimana Devil Yama berbaring dan melihat kondisi lukanya, setelah itu berbailik kearah Abishu Ming dan mengatakan: “Abishu Ming, biarkan dia meminum darahmu.”
Luka dilengan Abishu Ming baru saja diperban, tanpa ragu, dia menggunakan kukunya dan membuat sebuah luka ditelapak tangannya, dia sama sekali tidak berkedip.
Darah segar mengalir dibibir Devil Yama, seperti bisa terhisap secara otomatis, setetes pun tidak disia-siakannya.
Tidak lama kemudian, Celio Bai kemudian mengatakan: “Sudah cukup, tidak ada masalah besar, masalah ini sudah kami laporkan pada Raja Langit, pendeta Tao yang kurang ajar itu juga sudah tiba di penghujung hidupnya.”
Pendeta Tao busuk itu berpikir untuk melepaskan diri dari lingkaran reinkarnasi dan tidak takut pada konsekuensi apapun, sekarang semuanya berbeda, dia sebentar lagi akan berakhir. Dia bukan hanya tidak bisa mendapatkan kehidupan abadi, dia bahkan akan mati lebih cepat, dia pantas mendapatkannya.
Peace berpikir untuk membantu Abishu Ming membalut lukanya, Abishu Ming lantas menggeleng dan mengatakan: “Ini tidak perlu ditutupi, luka biasa bisa tertutup dengan sendirinya. Aku juga tidak selemah diriku ketika masih kecil……” baru saja menyelesaikannya, luka ditelapak tangannya sudah menghilang. Peace kemudian mengangguk, dia kemudian meletakkan perbannya, aku bisa melihat kesedihan yang muncul diwajahnya……
Tumbuh dewasa belum tentu adalah sesuatu yang baik, Abishu Ming sudah dewasa, sebentar lagi dia akan pergi.
Aku masih sempat berpikir kalau Devil Yama terluka parah, sekarang jika diperhatikan sepertinya tidak separah itu, aku pun merasa lebih tenang. Celio Bai dan Raphael Bai tidak berpikir untuk pergi sekarang, mereka berdua berjaga-jaga didepan pintu kamarku, mereka berdua seperti dewa penjaga pintu. Aku kemudian membiarkan Abishu Ming tinggal dikamar Clarissa Ke, Clarissa Ke dan Lily Chen sudah membereskan barang-barang mereka dan pergi dari tempat itu, mereka tidak akan kembali tinggal disini. Peace sepertinya selalu tidur dengan Abishu Ming, meskipun Abishu Ming kelihatan seperti anak berusia 16-17 tahun, tapi dia adalah seekor naga, seharusnya aku bisa memikirkan hubungan yang lebih murni diantaranya dan Peace, mohon maafkan pemikiranku yang agak melenceng ini, ketika Peace mengatakan kalau dia ingin tidur dikamar yang sama dengan Abishu Ming, hal pertama yang aku pikirkan adalah hubungan mereka berdua itu……seperti itu. Tapi ketika melihat wajah mereka yang terlihat sangat natural, aku pun merasa kalau aku ini terlalu jahat……
Setelah aku selesai mandi, aku pun kembali kekamar, tidak peduli apakah Devil Yama sudah tewas atau belum ,aku harus tetap menjaganya, jika dia belum sadar juga, aku tentu tidak akan bisa tenang.
Aku tidak menemukan luka ditubuh Devil Yama, mungkinkah dia mengalami luka dalam? Aku kemudian berbaring disisinya, tiba-tiba saja aku teringat kalau dia suka mendengar opera, aku kemudian menggunakan ponselku dan memutarkan opera untuknya, aku tidak paham tentang opera, aku juga tidak tahu mana yang dia suka.
Aku memutarnya dengan suara yang sangat kecil, kemudian aku menutup mata dan bersiap-siap untuk tidur, meskipun aku merasa sangat tidak tenang, tapi hidup ini terus berjalan, tidak mungkin juga dengan melihatnya terus dia bisa segera bangun.
Setelah 20 menit lebih, Devil Yama tiba-tiba bersuara: “Opera apa ini? Rasanya sudah berubah……”
Aku membuka mataku dengan sangat kaget, melihat dia yang berbaring tidak bergerak, aku pikir aku sudah berkhayal, sejenak aku merasa sangat sedih, setelah menyelimutinya, dengan wajah sedih aku kembali berbaring. Baru saja menutup mataku, tiba-tiba aku merasa tubuhku didekap oleh sepasang tangan, aku pun senang bukan main, tapi aku berpura-pura tidak senang dan mengatakan: “Kamu tidak sedang berpura-pura mati bukan? Jika kamu belum mati mengapa kamu sama sekali tidak bersuara?”
Dia meletakkan jarinya dileherku; “Berani bicara seperti ini padaku, apa kamu tidak takut lehermu kupatahkan?”
Sekujur tubuhku kemudian gemetar, aku teringat pada suara yang keluar saat dia mematahakan leher penjaga Abishu Ming, dan bulu kudukku pun berdiri: “Jangan! Aku mengaku salah ok? Dan lagi……kamu benar-benar baik-baik saja?” setelah meminum darah Abishu Ming dia sudah baik-baik saja?
Dia melepaskan leherku kemudian tangannya bergerak turun kearah dadaku: “Coba saja kamu juga akan tahu kan?”
Aku ingin sekali memarahinya dan mengatainya tidak beres, disaat seperti ini dia masih berpikir untuk melakukan hal itu, tapi aku tidak berani melawan, pertama aku takut dia tidak senang, kedua aku tidak tahu dimana letak lukanya, aku takut aku tidak sengaja menyenggol lukanya jika aku banyak bergerak.
Celio Bai dan Raphael Bai masih berjaga-jaga diluar sana, wajahku memerah dan mengatakan: “Disaat sekarang kamu jangan berpikir melakukannya, Raphael Bai dan Celio Bai masih ada didepan sana……”
Tangan Devil Yama terus bergerak, dia kemudian menjerit kearah pintu dan mengatakan: “Celio Bai Raphael Bai, kalian sudah boleh kembali, aku sudah baik-baik saja!”
Setelah mendengar sahutan Raphael Bai dan Celio Bai dari luar sana, semuanya kemudian kembali tenang. Aku pun bengong, tidak tahu harus bagaimana?
Aku melihat gerakannya melepaskan pakaiannya sangat lancar, aku ragu dimana sebenarnya lukanya. Sebelumnya dia kelihatan seperti sudah hampir mati, sekarang dia malah kelihatan sangat bersemangat. Aku mengkhawatirkan dirinya, dia malah mencurahkan pikirannya untuk melakukan hal itu……
Aku bertanya padanya: “Kamu baik-baik saja? Dimana sebenarnya lukamu? Jangan nanti lukamu kambuh lagi……”
Aku belum sempat menyelesaikan perkataanku, ekspresinya tiba-tiba berubah seperti kesakitan, setelah itu dia terjatuh di atas tubuhku……
Novel Terkait
Adieu
Shi QiIstri Yang Sombong
JessicaBeautiful Lady
ElsaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyGet Back To You
LexyThis Isn't Love
YuyuWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk