Yama's Wife - Bab 138 Ada Masalah Apa?
Mungkin karena melihat ekspresiku yang kelihatannya kurang baik, Jacob pun bertanya: “Ada apa denganmu? Ini……apa yang tidak beres disini?”
Aku kemudian menjilati bibirku dan mengatakan: “Tidak tahu, aku juga tidak jelas, kalian jangan kemana-mana disekolah, sebisa mungkin hindari tempat dimana peti mati dikeluarkan.”
William Chen dan Jacob tahu kalau aku memahami ilmu Taoist, tentu saja mereka percaya dan tidak meragukan perkataanku. Aku segera kembali ke kelas, kemudian memanggil Devil Yama keluar: “Sekolah menggali keluar sebuah peti mati, ditanah itu ada bau darahnya, ada apa ini?”
Devil Yama agak tidak sabaran: “Masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu jangan ikut campur, masalah ini bukan sesuatu yang mudah dibereskan, setelah lukamu sembuh kamu sudah lupa rasa sakit itu seperti apa.”
Aku tidak berdaya, aku bukan ingin ikut campur, aku hanya ingin tahu bisa sebesar apa masalah ini, dulu disekolah itu beberapa orang sampai mati, aku tidak ingin hal yang sama juga terjadi disini. Aku hanya ingin bersekolah dengan tenang apa tidak bisa?
Apa yang ku khawatirkan sama sekali tidak terjadi, setidaknya sampai sekarang masih belum terjadi. Keesokan harinya ketika bangun, aku lewat dari bawah tangga, sebuah kedai sarapan pagi sedang memutar sebuah berita, aku kemudian menghentikan langkah kakiku, aku melihat tubuh orang yang mengalami musibah dan ditutupi dengan kain putih, meskipun gambarnya sudah diburamkan, tapi aku masih bisa melihat warna darah dengan jelas.
Benar-benar telah terjadi sesuatu, hal pertama yang terpikir olehku adalah hal ini berhubungan dengan peti darah itu, karena berita itu memberitakan 13 wanita yang tewas dibunuh, cara mati mereka semuanya sama, diperkosa lalu dibunuh, tanpa sehelai benang pun, tubuh mereka mengeluarkan darah ketika disentuh. Mati diperkosa itu cukup wajar, tapi jika jumlah yang tewas sampai sebanyak itu, dan begitu disentuh mayat itu langsung mengeluarkan darah, merupakan hal yang sangat aneh. Dan dua diantaranya juga berasal dari sekolah ini. Aku lantas mengomeli Devil Yama, jika semalam setelah mengetahuinya kita melakukan tindakan pencegahan, mungkin saja hal ini tidak akan terjadi. Ketika aku menanyakannya, penjelasan yang diberikannya padaku adalah, ada hal yang sudah termasuk takdir, apa yang seharusnya terjadi tetap akan terjadi, peti darah yang sudah berusia ribuan tahun muncul adalah takdir. Jika pemilik peti darah itu tidak melukai siapapun, dia tetap tidak bisa mengambil tindakan padanya, apalagi peti darah itu akan tercipta ketika seseorang diperlakukan dengan tidak adil dan mati dengan sangat menderita, arwah orang itu tidak akan bisa pergi ke Underworld, tetapi akan tetap terkurung dimayatnya, peraturan Underword mengizinkan arwah mereka untuk bereinkarnasi setelah mereka membalaskan dendam mereka. Tetapi mereka tidak boleh melukai mereka yang tidak berdosa, sekarang arwah orang yang berada didalam peti darah itu sudah melukai orang yang tidak berdosa, oleh karena itu Underworld sudah boleh ikut campur akan hal ini.
Entah mengapa, aku merasa peraturan Underworld ini benar-benar sangat aneh, misalnya memberikan izin untuk arwah mereka yang tewas karena perlakuan tidak adil membalaskan dendam mereka, ini benar-benar sangat berprikemanusiaan, tetapi mereka akan ikut campur setelah yang berdosa tewas terbunuh, ini benar-benar peraturan yang sangat aneh.
Tapi aku juga tidak paham, juga tidak berhak menilainya.
Setibaku disekolah, Peace tidak datang juga, aku merasa agak penasaran, kemana perginya dia? Berita tadi membuatku merasa sangat tidak tenang, aku bertanya pada teman sekelasku mengapa Peace tidak datang, jawaban yang kudapatkan malah tidak tahu. Akupun hanya bisa menanyakannya pada konselor, setelah itu aku mendapatkan jawaban kalau Peace izin tidak masuk karena sedang sakit. Aku sangat khawatir padanya, Peace tinggal sendirian, jika terjadi sesuatu padanya, apa yang harus dikatakannya pada Abishu Ming?
Aku meminta Devil Yama untuk pergi melihat Peace, dia bersikeras tidak mau pergi, aku agak marah: “Apa salahnya jika kamu pergi melihatnya sebentar?”
Suaraku agak besar, semua orang dikelas kemudian melihat kearahku, aku merasa sedikit malu, untung saja bukan saat jam pelajaran. Aku berpura-pura seperti tidak terjadi apapun, suara Devil Yama kemudian terdengar dari dalam liontin giok: “Jika aku pergi, bagaimana pula denganmu? Kamu jangan lupa kalau sekarang kamu juga sedang diperhatikan, sekarang ini aku masih menjalani masa hukuman, aku tidak bisa memerintahkan orang-orang dari Underworld sesuka hatiku, aku hanya bisa memberi perintah pada mereka disituasi khusus.”
Aku agak menyesal memarahinya, aku mengkhawatirkan Peace, Devil Yama malah mengkhawatirkanku.
Aku kemudian menggenggam liontin giok itu dengan lembut: “Bukankah kamu bisa menggunakan sihir? Kamu bisa meramalkan? Tolong lihat jika Peace baik-baik saja atau tidak……maaf, tidak seharusnya aku berteriak padamu, aku juga khawatir……”
Dia tidak mengatakan apapun untuk sesaat, aku pikir dia marah, dan tidak ingin menggubrisku untuk sementara. Aku rasanya ingin sekali menampar bibirku sendiri, bagaimanapun aku seharusnya tidak boleh menyinggungnya……
Ditengah pelajaran, dia tiba-tiba saja mengatakan: “Setelah pelajaran berakhir kita baru cari dia.”
Aku pun hanya bisa menenangkan ketidak tenangan hatiku, susah-susah bertahan sampai pelajaran berakhir, aku pun bolos untuk pelajaran sore nanti, aku pergi kerumah Peace, aku menemukan kalau didepan rumahnya telah diberi segel, didalamnya telah diberi garis batas polisi.
Aku tidak masuk, semuanya sudah jelas, Peace termasuk dalam ketiga belas wanita yang tewas itu.
Aku kemudian berjongkok ditempat itu, benakku benar-benar kacau: “Setelah Peace tewas, apakah arwahnya bisa bertemu dengan Abishu Ming?”
Devil Yama kemudian keluar dari liontin giok, dia berdiri disisiku dan mengatakan: “Arwah orang yang tewas karena ulah zombie darah dari peti darah, tidak bisa melepaskan diri dari tubuh mereka, mereka memiliki nasib yang sama dengan orang yang berada didalam peti itu, hanya saja kebencian mereka tidak terlalu besar. Asalkan arwah mereka dikeluarkan dari tubuh mereka sebelum mereka dikremasi maka semuanya akan baik-baik saja, kalau tidak mereka akan dibakar sampai tidak ada lagi yang tersisa. Semuanya sudah terjadi, tidak ada gunanya khawatir, Matteo Li sepertinya akan bersedia ikut campur mengenai masalah ini.”
Aku bertanya padanya: “Kamu yakin Matteo Li bersedia ikut campur mengenai masalah ini? Jika kamu tidak bisa memastikannya, maka kamu saja yang urus, Peace sudah meninggal, setidaknya kita bisa membuat arwahnya bisa bersatu dengan Abishu Ming, kita tidak bisa sampai kehilangan arwahnya. Kamu jangan pedulikan aku dulu……”
Dia lantas menarikku: “Aku bisa tidak memperdulikan siapapun tetapi tidak bisa tidak memperdulikanmu? Apa otakmu bisa berpikir? Jika aku bisa meninggalkanmu aku sudah mengurusnya dari awal, untuk apa aku harus menunggu Matteo Li?!”
Aku tidak bisa mengatakan apapun, dia memiliki dendam pada Matteo Li, demi menjaga diriku, dia telah meletakkan harapan pada orang yang sangat di bencinya, baginya ini bukanlah hal yang menyenangkan, jika aku tidak terharu tentu saja aku sedang berbohong.
Melihatnya benar-benar marah, aku kemudian menarik lengan bajunya dengan manja mengatakan: “Apa tidak boleh meminta Raphael Bai dan Celio Bai? Aku tahu sebenarnya kamu tidak suka meletakkan harapan pada Matteo Li……”
Dia kemudian melepaskanku: “Kita baru saja meminta bantuan pada Raphael Bai, setidaknya harus menunggu tujuh hari, apa kamu pikir bisa meminta bantuan mereka setiap hari? Sudahlah, meskipun aku jelaskan padamu, kamu juga tidak akan paham, cepat atau lambat aku akan mati karena dibuat marah olehmu.”
Aku mengeluarkan ponselku dan mencari nomor kontak Matteo Li, ketika telepon sudah tersambung, suara pria itu kemudian terdengar: “Yo, kamu menghubungiku? Ada masalah apa?”
Aku kemudian menceritakan masalah peti darah padanya, dia tersenyum dan mengatakan: “Masalah ini seharusnya kamu minta pada Raja Yamamu untuk melakukannya, masalah yang merepotkan dan tidak menguntungkan ini aku tidak ingin melakukannya. Ini masalah yang merepotkan, orang biasa mana yang bersedia berhubungan dengan zombie darah yang membawa kesialan itu?”
Aku tahu dia bukannya tidak ingin melakukannya, dia melakukan pekerjaan ini bukan demi uang, dia hanya sedang mencari masalah dengan Devil Yama. Aku lantas bertanya padanya dengan hati-hati: “Kamu itu Nico Li atau Matteo Li?”
Yang diujung telepon kemudian terdiam beberapa saat, dia kemudian mengatakan: “Matteo Li, masalah ini jika bukan Argus Yan sendiri yang memintaku, aku tidak akan mau ikut campur.”
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiHusband Deeply Love
NaomiAdieu
Shi QiMore Than Words
HannyWahai Hati
JavAliusHabis Cerai Nikah Lagi
GibranYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk