Yama's Wife - Bab 70 Berbohong
Sesampainya di rumah, aku sedikit merasa bersalah, aku belum pernah semalaman tidak pulang, kemarin malam tidak pulang, bahkan diam-diam keluar saat tengah malam, entah bagaimana ibuku akan memarahiku. Entah alasan apa yang digunakan Nico Li kepada orang tuaku, tidak mungkin dia langsung mengatakan aku menemui hantu, kan?
Ibuku biasanya bangun pagi-pagi sekali, dia membuat sarapan di dapur, saat mendengar aku membuka pintu, dia hanya menjulurkan kepalanya keluar dari dapur, “Sudah pulang? Kenapa pesta kelulusan anak muda sepertimu harus keluar begitu larut? Kamu juga tidak memberitahuku, kalau bukan karena guru matematikamu yang dulu menelepon kemari, aku masih harus mencari kemana-mana. "
Pesta kelulusan? Nico Li benar-benar bisa bicara, sudah berapa lama sejak ujian ….
Aku hanya berbicara beberapa kata dan kembali ke kamar, begitu aku memasuki pintu, aku melihat Devil Yama berbaring di atas tempat tidurku, sepertinya sedang tidur. Topengnya diletakkan di samping, aku bisa melihat wajahnya dengan jelas, kemarin malam dia mencariku, tapi aku malah tidak ada di rumah, kalau dia tahu aku bersama Nico Li, apa dia akan memotongku?
Ketika aku berjalan ke depan tempat tidur dan bertanya-tanya apa yang harus kulakukan, dia setengah membuka matanya dan menatapku, lalu berkata, “Kamu pergi ngapain tadi malam?"
Aku tanpa sadar berbohong padanya, "Pesta kelulusan ... terlalu larut, jadi tidak pulang."
Dia bangkit berdiri dan memperhatikanku sebentar, lalu berkata, "Benarkah? Apakah pesta kelulusan akan berantakan? Bajumu ada tanah dan debu, juga bau air sungai, juga … bau Matteo Li."
Apakah dia seekor anjing? Pikiran pertama di benakku adalah ini, memang ada debu dan tanah di bajuku, aku diangkat oleh Nico Li dari sungai, pasti ada kotoran, lewat semalaman, meskipun bajuku sudah kering, tapi pakaianku tetap kotor, tadi ibuku hanya menatapku sekilas, dan tidak menyadarinya.
Aku tidak bisa menyembunyikannya darinya, jadi aku hanya bisa mengatakan yang sebenarnya, "Sebenarnya, aku mengalami hal yang aneh, orang aneh yang tidak kukenal menyuruhku pergi ke Jembatan Qingjia jam 12 malam, ayahku akan melewati jembatan itu saat jam 12, aku khawatir terjadi sesuatu pada ayahku kalau tidak kesana. Setelah pergi kesana, aku malah melihat sesosok yang berjalan di tempat, lalu tiba-tiba aku terjatuh dan tenggelam ke dalam air, untungnya Nico Li menyelamatkanku, saat aku sadar, aku pulang. Aku berkata yang sebenarnya, dan lagi … namanya Nico Li, bukan Matteo Li …."
Aku mengalami sedikit gangguan obsesif-kompulsif, setelah dipikir-pikir, aku mengoreksinya. Nico Li bilang namanya Nico Li, bukan Matteo Li.
Raut muka Devil Yama tidak terlalu bagus, aku tidak ingin tinggal berdua dengannya, aku selalu merasa sesuatu akan terjadi.
Aku mengambil baju ganti dan bersiap untuk mandi, aku mau membersihkan bau yang menempel pada tubuhku, lalu berjalan ke pintu, tapi tidak bisa membuka pintu itu. Aku berbalik dan melihat Devil Yama, “Kamu yang melakukannya? Ngapain? Aku mau mandi dulu …."
Dia berkata dengan serius, “Kenapa tidak mencariku dari awal? Apakah perlu mengantar nyawa seorang diri? Apakah perlu yang bermarga Li itu menyelamatkanmu? Dia itu tidak bisa tenang, mungkin saja dia yang merencanakannya!"
Aku tidak tahu ada dendam apa Devil Yama terhadap Nico Li, tapi menurutku setidaknya Nico Li telah menyelamatkanku, jadi aku merasa tidak boleh mengatakan sesuatu seperti ini, ”Jangan berkata begitu, apa ada untungnya dia melakukan itu? Tadi malam dia pergi memeriksa kasus pembunuhan, dia curiga hantu jahat yang melakukannya, lalu melewati tempat kejadianku. Kenapa aku tidak mencarimu … coba katakan bagaimana caraku mencarimu …."
Saat pertengkaran sebelumnya, kekasihnya menghilang dengan membawa liontin giok, sekarang liontin giok tidak ada padaku, bagaimana caraku mencarinya? Masih harus menunggunya muncul, sekarang malah bertanya begini.
Sebelumnya, raut wajahnya tidak terlalu bagus, sekarang sorot matanya agak menakutkan, aku merasa aku telah mengatakan sesuatu yang salah, tetapi di bawah ancaman sorot matanya, aku merasa sedikit takut ….
Dia melangkah maju ke arahku, aku pikir dia akan memukulku, tanpa sadar dia memegangi kepala. Dia malah menyisipkan liontin giok ke tanganku, kemudian berkata dengan kejam kepadaku, "Lain kali meski mati pun kamu tidak boleh membiarkannya menyelamatkanmu! Lagipula kalau kamu mati juga aku masih bisa menghidupkanmu kembali."
Kalimat ini terlalu arogan, Yama adalah Yama, satu kalimat bisa membuat orang mati, juga bisa membuat orang hidup. Kembali hidup berarti jiwa orang mati kembali ke dunia manusia, kebanyakan ditujukan untuk orang-orang yang belum mencapai akhir hidup mereka tetapi tidak sengaja meninggal dalam kemalangan, dengar-dengar jiwa seperti itu dibawa ke Underworld tapi tidak tinggal, selama raganya tidak rusak, masih bisa kembali ke dunia manusia. Tentu saja, hal ini juga kudengar dari nenekku dan kakek ketiga.
Aku juga tidak berani membuatnya marah pada saat ini, liontin giok itu masih diikat dengan tali merah yang telah kupakai sebelumnya, aku langsung menggantungkan liontin giok itu di leherku, “Aku mengerti … aku mau mandi dulu …."
Dia tidak berbicara, tapi ekspresinya sedikit mereda. Aku mencoba memutar kenop pintu, dan pintu pun terbuka.
Ibuku sedang meletakkan mangkuk dan sumpit di ruang tamu, ketika dia melihatku keluar, dia bertanya, "Kamu sudah sarapan belum? Kalau belum sini makan, kurasa ayahmu akan tidur sampai siang."
Aku berbalik menatap Devil Yama dan bertanya, “Kamu makan?"
Dia berbalik, "Tidak."
Ketika aku kembali menatap ibuku, dia memegang sumpit dan menatapku dengan tatapan kosong, sepertinya dia tidak melihat Devil Yama, aku tersenyum canggung dan berjalan ke kamar mandi. Dia juga tidak bertanya padaku, dia mungkin menebak tadi aku berbicara dengan Devil Yama, setelah tertegun sejenak, dia duduk untuk makan.
Kebanyakan orang tidak bisa melihat makhluk gaib, Devil Yama juga merupakan orang Underworld, kalau dia tidak sengaja muncul di hadapan orang, tidak ada yang bisa meliahtnya.
Aku melepas pakaianku dan memutar shower, air hangat menghujani tubuhku, aku merasa sangat nyaman, kemarin malam kotor karena air sungai, aku merasa tidak nyaman saat memikirkannya. Air masuk ke mataku, sedikit tiadk nyaman, aku memejamkan mataku dan menggosok mataku yang terkena air, tiba-tiba aku diseret ke pelukan yang dingin, tak usah ditebak juga tahu pasti Devil Yama. Aku mengusap wajahku di bajunya dan akhirnya membuka mataku. Wajahku sedikit panas, “Apa yang kamu lakukan ….?”
Aku sedang mandi dan tidak mengenakan apa-apa, dia masuk kemari begitu saja, bahkan langsung kemari melalui dinding, jadi dia tidak lewat pintu dengan benar.
Dia melingkarkan lengannya di pinggangku dan menatapku, lalu berkata dengan sangat khusyuk, “Tentu saja untuk berhubungan suami-istri."
Aku tersedak tanpa bisa berkata-kata, jelas-jelas menerobos kemari untuk mencuri kesucian seorang wanita, untuk apa berkata bagus seperti itu. Dadaku menempel di tubuhnya, dalam situasi yang sangat canggung, aku mendorongnya dan berkata, “Jangan buat onar, aku sedang mandi ….” Lagipula, ini masih di kamar mandi, bagaimana kalau sampai terdengar oleh ibuku?
Dia tidak bisa membantu tetapi meremas pantatku, dia menundukkan kepalanya dan menciumku. Sayup-sayup aku bisa mendengar suara sumpit ibuku menyentuh mangkuk, karena perbedaan tinggi badan, dia tidak bisa menciumku ketika aku menundukkan kepala, "Ibuku ada di luar …."
Novel Terkait
The Sixth Sense
AlexanderKamu Baik Banget
Jeselin VelaniTakdir Raja Perang
Brama aditioLove In Sunset
ElinaPria Misteriusku
LylyYou're My Savior
Shella NaviYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk