Yama's Wife - Bab 120 Hidup Abadi
Dia kemudian memberi isyarat untuk tidak berisik, aku pun menutup mulutku, dia malah menekan bell dengan tenang.
Pengedap suara dikamar ini boleh juga, aku harus berdiri dengan sangat dekat untuk mendengar suara langkah kaki dari dalam sana, suaranya terdengar sangat kecil.
Terdengar suara seorang laki-laki: “Siapa?”
Devil Yama meminta kami berdiri ditempat yang tidak terlihat, kemudian tubuhnya menghilang dan melewati pintu itu. Berikutnya aku mendengar suara erangan kecil, sepertinya orang yang tadi berada dibelakang pintu tadi sudah terjatuh.
Pintu kemudian terbuka dari dalam, aku lantas menarik tangan Peace dan masuk, setelah itu akupun menutup pintu dengan perlahan-lahan. Ternyata, seorang anak muda yang cukup tinggi dengan baju putih dan celana hitam kebaratan telah dijatuhkan kelantai oleh Devil Yama, matanya tertutup sepertinya sudah pingsan.
Ditempat ini sepertinya tidak ada orang yang tinggal didalamnya, karena tidak ada perabotan penting apapun didalamnya, diruang tamu yang cukup besar itu hanya ada dua buah kursi, masih ada lantai, dinding dan juga lampu dengan bentuk yang paling sederhana, tempat ini terlihat kosong. Rumah ini masih kosong, dan memiliki dua tingkat, dan harganya sepertinya sangat mahal.
Devil Yama lagi-lagi memberi isyarat untuk tidak mengeluarkan suara, kali ini aku sudah paham, aku menarik Peace ke dinding dan jongkok disana, dengan perlahan, tanpa berani mengeluarkan suara apapun.
Terdengar suara langkah kaki dari atas sana, sepertinya ada orang yang turun, berikutnya, terdengar suara pria yang terdengar sangat kasar: “Bos, ada apa? Siapa yang tadi menekan bel?”
Aku menahan nafas, ketika orang itu mendekat, Devil Yama dengan sangat cepat bergerak memutar lehernya. Orang itu belum sempat mengeluarkan suara, dari leher terdengar suara hancur, dia lantas tewas.
Aku membelalakkan mataku, mengapa harus membunuh orang? Aku ingin menanyakan hal ini pada Devil Yama, tapi aku menyadari ada kemarahan yang terpancar dari matanya, aku pun menjadi ketakutan, dan tidak berani mengatakan apapun. Dia sedang marah, aku tidak perlu melawannya, sepertinya bagi Devil Yama ini adalah sesuatu yang sangat penting, jika tidak dia tidak mungkin bisa marah.
Setelah membereskan pria tadi, dia kemudian langsung naik keatas, aku dan Peace juga ikut naik dengan perlahan-lahan, ketika kami tiba diujung tangga, Devil Yama berhenti, aku menyadari dibawah kakinya telah muncul tulisan yang berwarna keemasan, dinding disekitarnya juga ada tulisan yang tiba-tiba bercahaya. Dia lantas marah dan mengatakan: “Kurang ajar!”
Aku tahu telah terjadi hal diluar dugaannya, tulisan itu tentu tidak lain adalah tulisan jimat. Dia kemudian bergerak mundur satu langkah, tulisan itu kemudian menghilang.
Aku juga mencoba menginjaknya, tetapi tidak terjadi apapun, Devil Yama melihatku, kemudian melihat Peace, mengatakan: “Kalian masuk dan bawa Abishu Ming keluar, sepertinya ditempat ini ada dua orang yang menjaganya. Harus cepat membawanya keluar, kalau tidak ketika yang lain tiba akan sangat merepotkan.”
Aku juga tidak lagi menanyakan mengapa bukan dia sendiri yang masuk, sepertinya ini ada hubungannya dengan tulisan emas barusan. Aku dan Peace berjalan masuk ke kamar yang paling dekat, disana tidak ada jejak Abishu Ming, kita kemudian mencarinya dikamar yang lain. Dikamar kedua, kita melihat Abishu Ming. Tempat ini sama sekali tidak seperti kamar, tetapi lebih mirip seperti penjara. Abishu Ming di kurung didalam sebuah kurungan ditengah ruangan tersebut, ada rantai besi yang mengikat kaki dan tangannya. Disekeliling kurungan itu juga terdapat kertas jimat, sepertinya digunakan untuk menahannya. Dia mendengar suara, dan membuka matanya, memperlihat wajah yang sangat berang. Ketika melihat kalau kami yang muncul, dia pun telihat lebih tenang, bajunya penuh dengan bercak darah.
Disaat itu Peace langsung menangis, mungkin karena melihat Abishu Ming yang kelihatan menyedihkan seperti ini dan tidak bisa menahan diri. Dia kemudian mendekati kurungan itu dan bertanya: “Kamu baik-baik saja bukan? Apa yang telah mereka lakukan padamu?”
Abishu Ming mengernyitkan dahi dan bertanya: “Tidak apa-apa, mereka hanya mengambil beberapa sisikku, bukan masalah besar, aku tidak akan bisa mati. Bagaimana kamu bisa datang? Tempat ini sangat berbahaya, cepatlah pergi.”
Peace menggeleng dan mengatakan: “Aku tidak akan pergi, jika harus pergi kita harus pergi bersama!”
Aku mendekat dan melepaskan semua jimat yang menempel dikurungan, Abishu Ming melihatku dan mengatakan: “Tidak ada gunanya, diatas kurungan ini juga tertulis mantra, tidak perduli bagaimana pun aku tetap tidak akan bisa keluar. Kecuali bisa menemukan kunci untuk membuka kurungan ini, sepengatahuanku, kunci itu sekarang tidak ada disini.”
Kurungan itu memang sudah dikunci, dari perkataannya, sepertinya tidak ada cara yang lain. Aku lantas meminta mereka menungguku, aku pun berjalan keluar dan bertanya pada Devil Yama: “Abishu Ming tidak bisa keluar, dia terkurung didalam sebuah kurungan, kurungan itu dikunci, dan tidak ada kunci, diatas kurungannya sepertinya ada tulisan mantranya……apakah kamu bisa membuka kunci kurungan itu?”
Dia dengan tidak senang mengatakan: “Mantra ini benar-benar menyebalkan, baik hantu maupun dewa tidak bisa melewati tempat ini! Tidak ada waktu untuk berlama-lama lagi, jika tidak bisa dibuka, kita pergi dulu, jika orang-orang itu kembali, akan sangat merepotkan.”
Dia tentu tidak sedang bercanda, lawan kita adalah orang yang cukup hebat, dia merasa, kita tidak boleh terus memaksakan diri. Aku segera kembali kekamar itu dan memanggil Peace, mendengar kalau kita harus pergi, dia segera mengatakan: “Aku tidak akan pergi, jika Abishu Ming tidak pergi maka aku juga tidak akan pergi!”
Aku tidak berdaya, hatiku sangat gelisah, disaat seperti ini kita tidak bisa menggunakan yang namanya perasaan: “Jangan ribut, jika kita lebih lama lagi kita tidak akan bisa kabur, nanti kita panggil lebih banyak orang lain kan masih bisa? Karena sekarang kita tidak bisa menyelamatkannya, dan waktu juga mepet, kita pergi dulu!”
Peace masih saja tidak ingin pergi, Abishu Ming kemudian menghardiknya: “Kamu pergi! Tidak perlu mengurusku!”
Aku segera menarik Peace keluar dari kamar, dan menemukan sekelompok pria berpakaian hitam yang berdiri di tangga, yang memimpin mereka adalah seorang pria paruh baya berpakaian pendeta Tao. Disaat itu hatiku langsung mencelos, sudah terlambat.
Orang yang memakai pakaian pendeta Tao itu melihat Devil Yama dan mengatakan: “Yo, ada tamu rupanya, bukan orang biasa. Raja Yama datang sendiri untuk menyelamatkan utusan dari Abyss, benar-benar menarik.”
Apa orang itu gila? Sudah mengetahui tentang jati diri Devil Yama, dia masih berani bicara seperti itu, dia bahkan kelihatannya tidak takut sama sekali. Devil Yama mengepalkan tangannya membentuk tinju, meskipun aku tidak bisa melihat ekspresinya tapi aku tahu kalau sekarang ini dia pastilah sangat marah.
“Siapa kamu? Kamu sudah tahu kalau dia adalah utusan dari Abyss tapi masih berani melakukan hal ini, kamu tidak takut hukuman langit?!” tanya Devil Yama dengan nada dingin.
Hukuman langit, ternyata memang ada yang seperti itu. Dulu sering mendengar orang-orang menyumpahi orang lain dengan kata itu, aku masih berpikir kalau mereka hanya asal sebut.
Pria berpakaian pendeta Tao itu tertawa keras mengatakan: “Raja Yama, jujur saja, jika aku berani melakukannya tentu aku tidak takut. Manusia rela mengorbankan apapun demi harta, aku tidak hanya melakukannya demi harta, aku juga melakukannya agar aku bisa hidup abadi, asalkan aku bisa melepaskan diri dari reinkarnasi, untuk apa aku harus takut pada hukuman langit? Disaat itu meskipun kamu yang turun tangan, kamu juga tidak akan bisa melakukan apapun padaku, seperti sekarang……kamu juga tidak bisa melakukan apapun padaku. Sejak kamu masuk ketempat ini, kamu sudah masuk ke jurus yang aku buat, apa kamu merasa kalau tubuhmu semakin lama terasa semakin lemah? Aku sudah menebak kalau Underworld akan mengirimkan bantuan untuk menyelamatkan Abishu Ming, oleh karena itu aku sengaja memasang jurus, aku tidak menyangka yang datang adalah makhluk hebat sepertimu. Tenang saja, aku tidak akan cari mati dengan menghabisimu, jika Raja Yama sampai tewas maka semuanya akan sulit, Raja Langit tentu tidak akan diam dan tidak melakukan apapun, tapi asalkan kamu tidak mati, dan tidak muncul lagi……meskipun menyembunyikanmu disudut, Raja Langit juga tidak akan mengetahuinya. Kabarnya kamu ini selalu melakukan sesuatu sendiri, Raja Langit juga tahu akan hal ini bukan? Oleh karena itu dia tentu tidak akan mengetahuinya.”
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonSi Menantu Buta
DeddyCinta Tapi Diam-Diam
RossieThe Richest man
AfradenPrecious Moment
Louise LeeCinta Tak Biasa
SusantiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk