Yama's Wife - Bab 93 Hantu Mesum
Anak itu meninggal mendadak, aku dilepaskan dari tuduhan sebagai tersangka, tapi aku sama sekali tidak merasa senang.
Meskipun semua orang memberi tahu wanita itu bahwa anaknya meninggal tiba-tiba karena suatu alasan dan itu tidak ada hubungannya denganku, tapi wanita itu mengatakan bahwa aku adalah seorang pembunuh dan meminta polisi untuk menangkapku.
Tidak ada yang memperdulikan keributan tidak masuk akalnya, kereta dengan cepat bergegas melaju lagi, tentu saja, wanita yang kehilangan anaknya itu tidak naik kereta lagi, dia tidak bisa membawa mayat anak itu naik, jiad dia hanya bisa kembali ke kampung halamannya.
Sebenarnya dipikir dengan tenang, seharusnya aku tidak membiarkan anak itu melihatku memakan mutiara energi negatif, dia kira permen, jadi dia mencurinya.
tenanglah dan pikirkanlah. Seharusnya aku tidak membiarkan anak itu melihatku makan Juyinzhu. Dia mengira itu permen, jadi diam-diam dia mengambilnya. Tapi dia mencuri barang-barang yang aku taruh di tasku, dan intinya, aku tidak bersalah. Aku tahu bahwa kematian anak itu bukan karena kematian mendadak, tetapi karena mutiara energi negatif, tapi tidak ada cara untuk pulih kembali, dewa juga tidak bisa menolongnya.
Saya naik kereta jam 9 pagi, seharusnya aku sampai jam 6 atau 7 sore, tapi karena keributan tadi, jadi terlambat 3 jam baru sampai. Dalam waktu singkat, banyak hal yang terjadi, aku tidak sempat bereaksi. Saat sore, aku menyeret koperku dan berjalan di kota yang asing, setelah duduk begitu lama di kereta, sekarang sudah pukul 9 lebih, ada banyak calo yang menawarkan penginapan, aku tidak memperdulikan mereka.
Menurut peta yang telah disiapkan sebelumnya, tidaklah realistis untuk pergi ke sekolah sekarang, aku mencari penginapan kecil terdekat dari sini, menaruh koper, lalu pergi membeli ponsel yang bagus sedikit, ponsel lama sebelumnya akan segera mati karena kehabisan baterai. Setelah mengganti nomor kartu, aku menelepon orang tuaku, agar mereka tenang.
Saat aku bersiap untuk mandi, tanpa sengaja aku menemukan bekas merah di pinggir tempat tidur yang tertutup seprai. Awalnya aku pikir itu cat, tapi kelihatannya sedikit berbeda. Aku menyekanya dengan jariku, lalu meletakkannya di ujung hidungku dan menciumnya, ada bau samar darah.
Aku mengangkat seluruh sprei, barulah menyadari bahwa sprei yang putih itu berlumuran darah, dan ada beberapa benda putih keras di atasnya, sepotong demi sepotong.
Menyadari apa itu, seluruh diriku menjadi kurang baik, jadi aku langsung menggosok tanganku beberapa kali, lalu pergi ke bos untuk minta ganti sprei, pemilik hotel dengan enggan membantuku mengganti sprei, dan masih berkata dari awal tidak menghasilkan uang yang seberapa hanya dengan menginap semalam, tapi permintaannya banyak sekali. Aku benar-benar tidak ingin mengeluh, siapa yang bisa tidur dengan tenang di atas ranjang seperti itu? Meskipun hanya menghabiskan beberapa puluh RMB semalam, tapi tidak perlu tidur di atas ranjang yang penuh darah perawan dan barang yang dikeluarkan seorang pria, bukan?
Salahku miskin, tidak ingin menghabiskan beberapa ratus RMB untuk tinggal di hotel bagus, meski aku masih ada 7000 RMB di tanganku setelah membeli ponsel, tapi aku tidak rela ….
Setelah mengganti sprei, aku mandi dan bersiap-siap untuk tidur, kupikir aku akan menginap malam ini, dan aku akan tinggal di asrama saat melapor ke sekolah besok.
Kupikir aku bisa tidur nyenyak, tetapi kemudian aku menyadari bahwa aku terlalu banyak berpikir, suara di jalan di luar sangat jelas, dan masih ada suara pria dan wanita melakukan hal semacam itu di kamar sebelah ….
Aku menutup telinga dan masih bisa bisa mendengarnya, ingin sekali mengetuk pintu sebelah, tetapi aku tidak tahu apakah aku akan dipukuli ….
Di tengah malam, di luar jauh lebih sepi, tapi suara masih keras saat kendaraan lewat. Aku bisa menahan semua ini, tapi energi di kamar sebelah tampaknya semakin kuat, susah payah menunggu mereka selesai melakukannya dan tidak ada suara lagi, saat aku bersiap untuk tidur, mereka malah mulai lagi.
Aku sangat marah, aku tidak percaya bahwa hanya aku seorang yang bisa mendengarnya, bisa tidak bersikap sedikit etis?
Sudahlah, pemilik penginapan tidak peduli, aku bukan orang yang suka mengganggu orang lain.
Susah payah aku berhasil tertidur, aku merasa ada cairan menetes di dadaku. Aku menjulurkan tangan dan meraba cairan itu, sedikit lengket. Aku tidak mematikan lampu, saat aku membuka mata, seorang pria mengambang di udara dan menatapku sambil menyipitkan mata, dia meneteskan air liur. Itu pasti bukan manusia, apa manusia bisa melayang di udara?
Aku ingin melarikan diri, tetapi ternyata aku tidak bisa bergerak. Devil Yama juga tidak ada pergerakan, entah apa yang dilakukannya. Aku menyadari liontin giok itu juga tidak begitu dingin, apa mungkin entah kapan, dia meninggalkan liontin giok?
Aku tidak berani berpikir, aku berusaha membuka mataku lebar-lebar dan memandang hantu itu, dia mencondongkan tubuhnya ke arahku, jarinya meraba mukaku, “Lembut sekali ….”
Aku merinding, tetapi aku tidak dapat berbicara, jelas-jelas aku bisa mendengar suara di samping dengan jelas, juga bisa mendengar suara kendaraan yang lewat, tapi aku tidak bisa meminta bantuan.
Hantu itu mengambil kausku, dan menjulurkan lidah hitamnya yang panjang untuk menjilat perutku yang rata. Perasaan lembut dan dingin membuatku merasa sangat mual. Setidaknya aku tidak merasa jijik saat melakukan hal semacam itu dengan Devil Yama, mungkin karena penampilannya, tapi orang ini … terlihat sangat mengerikan!
Belum lagi pipi monyet bermulut lancip dengan mata yang selalu menyipit, dia terlihat sangat pendek, ditambah dengan wajahnya yang pucat, dia terlihat sangat menjijikkan.
Aku hanya berdoa agar Devil Yama segera datang, jika aku terjebak dalam hal itu dengannya, aku tidak akan hidup lagi. Devil Yama juga bernafsu, tapi setidaknya Devil Yama tidak akan menunjukkan ekspresi yang menjijikkan.
"Apakah kamu merasa putus asa dan takut? Benar, seperti itulah ekspresinya, semakin takut kamu, semakin bahagia aku! Jarang sekali aku bertemu denganmu wanita yang begitu lembut sepertimu, hari ini biarkan aku menikmatinya,” kata iblis mesum itu sambil tertawa.
Aku merasa mual, jika aku bisa bergerak, aku pasti akan meludahinya.
Aku mencoba untuk berpura-pura tenang dan menatapnya dengan tatapan kosong.
Hantu mesum itu tertegun dan bertanya kepadaku, "Apa kamu tidak takut? Aku hantu, bukan manusia."
Aku masih menatapnya, meski mataku sangat pedas ….
Jika mata bisa membunuh, dia pasti sudah mati berkali-kali. Hidup dan melakukan kejahatan, saat mati juga melakukan kejahatan lagi, jangan beri aku kesempatan untuk membalas, atau aku akan merebusnya dalam minyak!
Dia berhenti bergerak dan menatapku dengan senyum tipis, dan berkata, "Kamu bisa bicara sekarang, aku ingin tahu apa yang ingin kamu katakan, aku belum pernah melihat wanita yang tidak takut pada hal semacam ini."
Aku pikir tenggorokanku benar-benar dapat mengeluarkan suara, aku berkata, "Bukannya aku tidak takut, tetapi aku hanya merasa kasihan padamu."
Dia tercengang, dan setelah beberapa detik dia berkata, "Kasihan? Aku kasihan? Aku tidak merasa aku kasihan, malahan aku hidup dengan sangat baik, wanita seperti apa yang belum pernah kumainkan, rasa itu … bermacam-macam rasanya, sungguh menakjubkan. Coba katakan, kenapa aku kasihan?"
Aku tersenyum dan berkata, "Orang mati seharusnya pergi ke tempat di mana seharusnya orang mati berada, orang Underworld sedang mencarimu, kamu seperti ini, saat ditanggkap orang Underworld, hanya ada kematian yang menunggumu. Apa kamu pernah pergi ke neraka tingkat 18? Hantu yang dikirim kesana, pasti hanya akan merasakan ketakutan. Yang berdosa sepertimu ini, mungkin saja jiwamu akan tercerai-berai dalam menghadapi siksaan di tingkat 18 itu."
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiLove In Sunset
ElinaThe Richest man
AfradenAdore You
ElinaPergilah Suamiku
DanisDark Love
Angel VeronicaYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk