Yama's Wife - Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
Kakek ketigaku berkata: "Tentu saja harus ditebus, mereka mengalami kecelakaan karena membantu keluarga kami, sudah sewajarnya menebus mereka, kalau tidak, kami akan merasa tidak enak hati. Jatuh miskin pun tetap akan kami tebus, ucapanmu ini sangat masuk akal. Kalian pun jangan berpikiran sembarangan lagi, pulanglah."
Seorang kakek tua yang setengah rambutnya telah memutih berkata: "Beberapa orang keluarga kalian yang mati dan menjadi zombie itu masih belum ditemukan, orang-orang desa sangat merasa resah, kami berniat membantu mencari, tapi takut akan bernasib seperti Dwei dan Seacht, tapi kalau tidak mencarinya, hati selalu merasa cemas dan tidak tenang. Kamu rasa, bagaimana cara mengatasi masalah ini?"
Kakek tua itu sepertinya merupakan Kakek kedua Hong di desa, orang di desa ini kebanyakan bermarga Fan dan Hong, juga ada yang bermarga Li, tapi lebih sedikit.
Kakek ketigaku berkata setelah mendengar ucapan Kakek kedua Hong: "Aku pun tidak berharap akan terjadi hal seperti ini. Kalau kalian tidak mengerahkan sedikit tenaga untuk membantu, mustahil bisa mengatasinya dengan hanya mengandalkanku seorang diri, kalian pun tahu bagaimana keadaan keluarga kami sekarang, ayahnya Alice sudah menjadi seperti itu, sekarang hanya tersisa aku dan Kakak Ipar kedua, keluargaku pun tidak bisa membantu dalam hal ini, jadi, bukankah masalah ini harus mengandalkan para pria? Memangnya ada perempuan yang memiliki nyali untuk mencari mayat? Sehari tidak ditemukan, desa akan dipenuhi keresahan, saat muncul masalah malah datang memperhitungkannya padaku, masuk akalkah ini? Dulu, aku sering membantu orang-orang desa yang mengalami kesulitan bukan? Siapa yang tidak pernah mengalami kesialan?"
Semua orang merasa ucapan Kakek ketigaku masuk akal, Kakek Besarku hanya memiliki seorang putra, lebih tua dari ayahku, aku memanggilnya 'Ayah besar', saat masih muda, Ayah besar sudah pergi mengelana di luat kota, jarang pulang. Kakekku hanya memiliki seorang putra, yaitu ayahku. Kalau Kakek ketigaku, jangan ditanyakan lagi, Nenek ketigaku bukan hanya ketus, juga tidak pernah beranak seumur hidup, ada orang yang bergosip bahwa Kakek ketigaku tidak bisa memiliki anak karena berprofesi dalam bidang ini.
Keluarga kami pada awalnya tidak termasuk berjaya, sekarang ditimpa dengan masalah besar, pasti tidak bisa teratasi dengan hanya mengandalkan keluarga kami. Apalagi, setahuku, masalah besar tidak hanya berhubungan dengan keluarga kami, juga berkaitan dengan semua orang desa, hanya saja keluarga kamilah yang lebih sial. Aku terkadang merasa apakah aku benar-benar pembawa sial, semenjak aku pulang, musibah terus bermunculan.
Setelah Kakek ketigaku menyatakan pernyataannya, baru orang-orang desa pulang ke rumah masing-masing, aku tahu tidak ada seorang pun yang bersedia tertimpa masalah rumit, aku juga tahu mungkin tidak akan ada orang yang akan membantu keluarga kami nantinya, mereka akan mencari alasan untuk menolak, karena masalah ini telah merengut nyawa, dan sudah menjadi masalah besar.
Setelah mereka pergi, Kakek ketigaku merokok dengan berjongkok di tanah, semalam dia tidak pernah memejamkan mata sejenak pun, dan pagi harinya harus pergi mencari mayat kakekku, belum pernah istirahat hingga sekarang. Matanya telah dipenuhi dengan urat merah, meskipun begitu, dia dari tadi tidak pernah mengeluh, hanya merokok menghilangkan frustasi.
Aku dulu selalu merasa Kakek ketiga adalah orang yang tidak begitu ramah, makanya tidak begitu dekat dengannya, tapi sosoknya bagaikan seorang dewa dalam hatiku, mampu menangkap roh dan melihat Fengshui, saat melakukan Exorcism pun terlihat berkharisma.
"Kakek ketiga, istirahatlah sebentar, kamu tidak pernah tidur dari semalam, kalau kamu sampai tumbang karena kelelahan, keluarga kita benar-benar akan mampus......" Aku berkata dengan sedikit terisak.
Kakek ketiga mengangkat pandangan mata melihatku dan berkata: "Alice, Kakek ketiga selama ini terus membantu orang melihat Fengshui dan melakukan exorcism, tidak menabung pahala apapun, bahkan tidak bisa melindungi keturunan. Kehidupanku sudah seperti ini, tapi aku tidak terima aku akan mati begitu saja. Kamu kurang lebih seharusnya tahu bahwa desa ini tidak sederhana, ada roh jahat, bahkan memiliki kemampuan yang luar biasa. Beberapa roh yang dibereskan Tuan Yama semalam masih belum termasuk yang paling hebat, yang selevel itu saja tidak mampu kubereskan, masih lumayan kalau hanya satu, tapi kenyataannya telah datang 3, dan yang belum keluar masih belum diketahui jumlahnya. Entah dosa apa yang telah dilakukan Desa Du ini, makanya bernasib seperti ini. Kakek ketiga tidak berharap banyak, karena kamu telah menikah dengan Yama, kamu sudah termasuk tokoh hebat, sekarang Kakek ketiga memohon padamu, mintalah bantuan dari Yama, setidaknya membantu menyelidiki hal ini sampai jelas, kita tidak boleh berdiam diri menunggu kematian begitu saja bukan?"
Aku merenung sebentar lalu berkata: "Aku sebelumnya pernah menanyakannya, dia bilang setiap masalah ada sebab akibatnya, aku rasa seharusnya desa kita telah menyinggung suatu roh atau mungkin juga sekelompok roh. Devil Yama itu mana mungkin mau mengurus hal seperti ini, semalam sudah cukup baik dia bisa muncul untuk membantu......"
Yang kukatakan adalah kejujuran, meskipun aku sudah menikah dengan Yama, tapi sama seperti yang dikatakannya, wanitanya bukan hanya aku seorang,. Aku rasa, kalau bukan karena di perutku ada seorang anak, dia pasti sama sekali tidak akan mempedulikanku. 4 tahun sudah, aku pun begitu jarang bertemu dengannya, aku tidak mengerti dengan wataknya, apalagi dia berada di Underworld, dan aku adalah manusia, jurang pemisah ini tidak akan mampu dilampaui bagaimana pun juga, jadi bagaimana caraku memohon padanya? Dia bersedia melindungi nyawaku saja sudah termasuk cukup bermurah hati.
Kakek ketiga melambaikan tangan dan berkata: "Dasar kamu, jangan asal bicara, apanya yang Devil Yama? Tuan Yama tidak boleh dimaki. Kalau memang begitu, orang desa kita memang salah, tapi aku tahu semua masalah kecil dan besar dalam desa selama puluhan tahun ini kok, aku tidak mampu menebak faktor permasalahannya. Bagaimana kalau kamu menanyakan Yama? Tidak apa kalau dia tidak ingin membantu, setidaknya aku ingin mencari tahu sampai jelas, agar bisa tahu masih bisa diatasi atau tidak."
Aku tidak begitu yakin, juga tidak berani menjamin, aku berkata setelah merenung sejenak: "Akan kucoba...... aku tidak tahu bagaimana caranya mencarinya, liontin giok yang ditinggalkannya untukku sepertinya bisa digunakan untuk berkomunikasi dengannya, tapi kalau dia tidak menanggapiku setelah memanggilnya, aku pun tak berdaya."
Kakek ketiga melihat liontin giok yang berada dalam tanganku: "Coba bicara dengannya sekarang."
Aku berkata terhadap liontin giok: "Ada orang?" Tidak ada tanggapan, aku melihat Kakek ketiga dan menaik turunkan bahu, menyatakan aku pun tak berdaya.
Tiba-tiba, sebuah suara yang dingin berbunyi di samping telingaku: "Ratu Kecil, Raja Yama telah berkata, lain kali kalau ingin mencarinya, harus memanggil 'Suamiku', kalau tidak dia tidak akan mampu mendengarnya.
Aku merinding: "Siapa yang berbicara?"
Kakek ketiga memadamkan puntung rokok dan mengusap mata dengan tangannya sejenak, lalu melihat ke arah di sampingku dan berkata: "Alice, jangan takut, itu adalah Petugas Akhirat yang tadinya merasuki tubuh nenekmu."
Aku melihat ke arah samping, samar-samar bisa melihat sosok orang yang sedikit tembus pandang, mengenakan jubah putih, riasan di wajahnya sangat menor, bagaikan pemain opera, tidak bisa melihat parasnya dengan jelas, tapi bisa dipastikan dia adalah seorang pria, tubuhnya cukup tinggi, saat berdiri denganku, dia lebih tinggi hampir dua kepala dariku......
Aku bergeser dua langkah ke samping, menjauhi Petugas Akhirat ini sedikit, karena terasa dingin saat dia berada di sampingku, tidak nyaman: "Dia benar-benar berkata seperti itu? Dulu saat aku memanggilnya, dia benar-benar bisa mendengar perkataan yang kukatakan terhadap liontin giok......"
Aku memiliki sebuah firasat, jelas-jelas dulunya aku tidak memanggil 'Suamiku' kok......
Petugas Akhirat berkata dengan tenang: "Bukankah aku sudah mengatakannya? Anda lain kali harus memanggil 'Suamiku', lain kali! Ini adalah amanah dari Raja Yama padaku sebelumnya."
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMy Secret Love
Fang FangDon't say goodbye
Dessy PutriJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMy Cold Wedding
MevitaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesUnlimited Love
Ester GohYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk