Yama's Wife - Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
Aku lantas berpura-pura tidak tahu, ketika aku sedang berpikir apakah aku harus mengatakan terima kasih padanya atau tidak, tiba-tiba saja muncul dua orang dikamarku, satu adalah Raphael Bai, yang satu lagi adalah bibi kecilku!
Ketika aku bertemu dengan bibi kecilku, air mataku hampir saja keluar, meskipun sekarang jika dilihat aku sepertinya lebih tua darinya, ketika dia meninggal usianya baru 14 tahun, wujud rohnya pun tetap seperti saat dia meninggal, sementara sekarang aku sudah berusia 18 tahun.
Entah kapan Devil Yama sudah menutupi tubuhku dengan selimut, tangannya memang selalu sangat cepat, mungkin saja dia sudah tahu kalau mereka akan datang. Aku hanya memakai pakaian dalam, inilah alasan mengapa aku sangat malu ketika Devil Yama menarikku ke kamar mandi dan melepaskan celanaku, jelas-jelas hanya celana pendek……aku sendiri juga bisa……
Devil Yama memiringkan wajahnya, kemudian menjulurkan tangannya kearahnya topeng yang ada disamping, topeng itu terbang kearahnya, ketika dia memakainya, bibi kecilku kemudian menyadarinya kalau yang dihadapannya ini adalah Devil Yama, dia bergegas mengatakan: “Ya……yang mulia Raja Yama……”
Raphael Bai hanya menunduk ringan, kemudian menyapa Raja Yama, Ratu Kecil, Devil Yama dengan datar mengatakan: “Diluar tidak perlu seperti ini, jangan sungkan. Julia Fan, kamu tinggallah disini dan jaga Alice Fan, ada yang ingin aku bahas dengan Raphael Bai.”
Bibi kecilku lantas segera mengangguk: “Baik……”
Melihat Devil Yama yang kemudian menuju ke ruang tamu diluar sana dengan Raphael Bai, aku lantas menghela nafas, membuka selimut dan mengatakan: “Bibi kecil, obat waktu itu masih ada tidak? Aku tidak ingin terus berbaring seperti ini.”
Hari ini bibi kecilku memakai baju putih, ketika berdiri bersama dengan Raphael Bai mereka kelihatan sangat serasi, meskipun waktu itu dia meninggal dengan sangat sadis, dan juga merupakan pukulan yang sangat berat untukku, tapi melihat kehidupannya yang lumayan sekarang, aku pun merasa lebih tenang.
Dia lantas mengeluarkan obat dari lengan bajunya yang cukup lebar: “Aku tahu, aku dengar dari Raphael Bai kamu sudah terluka, oleh karena itu aku memintanya membawaku untuk melihatmu. Mari, biar aku lihat.”
Bibi kecilku kemudian membuka perban diatas tubuhku, ketika dia melihat luka diatas tubuhku, dia tertegun untuk waktu yang cukup lama……
“Alice Fan, mengapa bisa seperti ini? Siapa yang telah melukaimu sampai seperti ini?”
Melihat beliau terkejut seperti itu, aku pun berpura-pura seperti tidak ada masalah dan mengatakan: “Hantu sialan, tidak masalah, aku tidak akan mati karenanya, luka ini tidak terlalu dalam, tapi aku takut jika dia membekas, obat yang kemarin kamu berikan padaku sepertinya sangat berguna.”
Tangan bibi kecil kemudian mengoleskan obat itu perlahan-lahan pada lukaku: “Alice Fan, bagaimana kalau kamu ikut denganku kealam gaib saja? Kamu yang seperti ini benar-benar membuatku sangat khawatir……aku tidak ingin melihatmu terluka.”
Aku lantas menggelengkan kepalaku: “Bibi kecil, ayah dan ibuku hanya memiliki aku, aku tidak boleh mati. Aku bisa memahami perasaan bibi, waktu itu ketika aku melihatmu dikeluarkan dari rumah kecil itu, aku benar-benar sangat sedih, tapi bukankah sekarang Raphael Bai juga sudah sangat baik padamu? akan tiba keadaan habis gelap terbitlah terang, hidup itu mungkin tidak seburuk yang kita bayangkan.”
Dia seperti merasa agak tidak enak hati, mungkin saja dia membayangkan malam pengantinnya dan Raphael Bai……
Aku agak tidak paham, dia mati dengan sangat tragis, mengapa ketika sekarang diungkit, dia sama sekali tidak kelihatan ketakutan? Hanya satu hal yang bisa disimpulkan, dia sudah jatuh cinta pada Raphael Bai.
Aku sudah tahu, bibi kecil itu seperti gadis kecil, ketika melihat pria yang tampan, dia tidak bisa menahan dirinya.
Setelah selesai diobati, dia kembali membalut luka itu dengan perban yang baru, luka itu kelihatan sangat mengerikan, jika tidak ditutupi akan membuat orang-orang ngeri melihatnya, dan merasa kasihan.
“Alice Fan, apa kamu merasa Devil Yama bersikap baik padamu?” tanya bibi tiba-tiba.
Dibenakku tiba-tiba saja muncul bayangan dimana Devil Yama mengantarkanku kekamar mandi dan meminumkan air untukku, aku menjawab sambil mengulum senyum: “Lumayanlah……”
Dia kemudian mengecilkan suaranya dan mengatakan: “Aku rasa Raja Yama lumayan tampan……tidak banyak yang tahu bagaimana parasnya, aku tadi sudah melihatnya.”
Aku agak khawatir: “Bibi kecil, hati-hati jangan sampai Raphael Bai mendengarnya, sebenarnya aku merasa……Raphael Bai juga lumayan tampan……menurutmu mengapa yang tampan-tampan itu semuanya adalah makhluk penghuni dunia gaib? Sementara didunia manusia jumlahnya benar-benar sedikit.”
Bagaimanapun wanita itu memiliki insting yang sama bukan? Wanita selalu membahas topik ini ketika mereka bersama. Ketika membahas mengapa dimalam pengantinnya dia bisa tewas dengan sangat mengenaskan, dia lantas menjulurkan tangannya menutup wajahnya yang tidak bisa berubah merah dan mengatakan: “Biar aku beritahu padamu, tapi kamu tidak boleh memberitahukan hal ini pada orang-orang ya……”
Sesaat aku merasa kalau caranya ini seperti cara anak usia 14 tahun yang masih belum mengerti akan banyak hal, apakah cara pikirnya akan tetap sama setelah dia meninggal untuk waktu yang cukup lama? Penampilannya seperti ini jika aku harus memanggilnya dengan sebutan bibi kecil benar-benar membuatku merasa berdosa, sepertinya aku telah membuatnya terdengar tua.
Aku pun mengikutinya, mendekatinya seperti kalau ini adalah sebuah rahasia besar. Dia dengan malu-malu tersenyum dan mengatakan: “Bukan seperti itu……waktu itu aku masih kecil, dia tidak lembut sama sekali, jadi akhirnya…… jadi seperti itu.”
Bibi masih kecil……Raphael Bai juga tidak lembut, meskipun beliau hanya memberi gambaran sesederhana ini, tapi aku seperti telah mendapatkan informasi yang sangat banyak……
Dia tiba-tiba bertanya padaku: “Bagaimana dengan malam pengantimu dengan Devil Yama? Aku benar-benar penasaran.”
Aku berpikir dan menjawab: “Juga seperti itu……”
Dia merapatkan bibirnya dan tersenyum mengatakan: “Selir Raja berkata beliau ingin datang dan melihatmu, tetapi Raja Yama tidak memberi izin, aku rasa beliau takut kalau Selir Raja sampai cemburu padamu, kemudian melakukan sesuatu yang buruk padamu, kamu tidak tahu, Raja Yama sudah lama bersama denganmu, dan jarang kembali ke Underworld, istri-istrinya disana benar-benar sangat marah, hanya saja dihadapan Raja Yama, mereka sama sekali tidak berani bersikap kurang ajar.”
Aku tidak lantas merasa bangga karena hal ini, juga tidak ada yang pantas dibanggakan, ketika laki-laki menyayangimu kamu seperti harta karun, ketika dia tidak menyayangimu kamu hanyalah rumput, jika merasa terlalu bangga, biasanya akan memiliki akhir yang cukup buruk.
Beberapa saat kemudian, Raphael Bai kemudian mengetuk pintu kamarku: “Julia Fan, ayo jalan.”
Bibi kecilku merasa tidak puas: “Kita baru saja datang!”
Raphael Bai yang berada didepan pintu mengatakan: “Lain kali aku akan membawamu kemari lagi, ada yang harus kukerjakan oleh karena itu harus segera kembali, yang patuh ya.”
Bibi kecilku dengan tidak senang berjalan kearah pintu dan mengatakan: “Alice Fan, lain kali aku akan datang melihatmu lagi.”
Setelah mereka pergi, Devil Yama kemudian berjalan masuk, aku menarik selimut dan menutupi tubuhku, setelah itu menutup mata dan tidur. Tiba-tiba saja, aku merasakan dia sedang memeriksa lukaku, tangannya tidak henti-hentinya menyentuh kulitku, rasanya dingin.
Aku memicingkan mataku dan melihat cincin jasper di ibu jarinya, sepertinya benda itu sangat mahal jika dijual bukan?
Dia menyadari tatapanku, berbalik melihat kearahku: “Apa kamu merasa uang yang kamu miliki belum cukup? Pendapatanmu akhir-akhir ini sudah cukup untuk kebutuhanmu untuk waktu yang cukup lama bukan?”
Tatapan mataku…… apa tadi sudah terlihat? Dia sepintas saja sudah tahu apa yang sedang aku pikirkan!
Aku segera menutup mataku kembali, dia kemudian berbaring disampingku, dan memelukku dengan lembut, aku membiarkannya memelukku, itu karena ketika bersandar padanya terasa sangat sejuk……
Tidak lama kemudian aku pun tidur, aku memimpikan sesuatu yang cukup buruk, aku bermimpi tentang hantu yang membuka perutku, aku hanya melihat sosoknya, aku tidak bisa melihat parasnya. Aku bermimpi aku berjalan dijalan yang sangat sepi, hantu yang kejam itu mengejarku, aku berlari sekuat tenaga, tetapi dia berhasil menjatuhkanku ketanah, tangannya yang dingin kemudian mencakar perutku, seperti sedang berpikir harus menggunakan cara apa untuk membereskanku……
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinCinta Yang Berpaling
NajokurataCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinHarmless Lie
BaigeJalan Kembali Hidupku
Devan HardiVillain's Giving Up
Axe AshciellyYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk