Yama's Wife - Bab 14 Kerasukan

Dia jelas-jelas adalah seorang pria yang terlihat berumur dua puluhan tahun, namun suaranya terdengar seperti suara seorang wanita. Keadaan ini tentu saja tidak normal, kakek ketiga langsung berdiri dan berwaspada,”Siapa kamu? Apakah itu roh yang kamu datangkan?”

Nenek langsung tergesa-gesa menarikku ke belakangnya, aku kini hanya terpikirkan akan satu hal, pria itu kerasukan!

Setiap kali ada yang berperilaku aneh di dalam dsa, kita selalu menyebutnya sebagai ‘kerasukan’, tentu saja, umumnya hanya merupakan sebuah candaan, namun ada juga yang sungguhan, contohnya adalah pria yang satu ini.

Aku melihat ke arah Devil, dia berdiri di bawah pohon dan terdiam, dia mengenakan sebuah topeng, sehingga aku juga tidak bisa melihat jelas ekspresi wajahnya.

Aku melihat wajah pria itu, mungkin aku jarang berkomunikasi dengannya sebelumnya, senter yang berada di tangan para penduduk desa mengarah kepadanya, sehingga aku bisa melihatnya lebih jelas lagi.

Orang-orang lainnya pun mulai berkumpul, mereka benar-benar merasa terkejut melihat pria yang tiba-tiba bersikap aneh itu.

Pria itu menjentikkan tangannya, lalu tersenyum dan berkata,”Kamu tidak mengenalku, jangan merusak suasana baik hatiku, jika tidak, hehe...... Lihat saja!”

Kakek ketiga tahu apa yang harus dia lakukan di tengah situasi seperti ini, dia pun bertanya kepada’nya’,”Apa sebenarnya tujuanmu?”

Pria yang kerasukan itu menatapku, lalu berbicara dengan aura negatif,”Hehe..... Aku menginginkan gadis itu...... Tubuh yang sesungguhnya masih murni, janin gaib yang berada dalam perutnya itu adalah bayaran yang paling tepat, tinggalkan gadis itu, jika tidak, kalian semua akan mati!”

Aku? Janin gaib? Aku menatap ke arah Devil dengan terkejut, aku kini sudah tidak meragukan kenyataannya bahwa aku hamil, anak itu adalah anaknya, apakah dia mungkin melihatku menuju ke ambang kematian begitu saja?

Ekspresi kakek ketigaku pun langsung berubah,”Jika kamu mencelakai orang lain, kamu tidak akan bisa reinkarnasi! Kamu harus memikirkannya dengan matang terlebih dahulu sebelum bertindak!”

Pria itu hanya tertawa,”Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal ini, terserah kalian apakah kalian ingin hidup atau tidak, aku hanya menginginkan gadis itu!”

Devil yang terus berdiri di sisi gelap itupun tiba-tiba berbicara,”Semuanya tidak hanya bergantung kepada ucapanmu saja, kamu sudah mati selama lebih dari dua ratus tahun, sepertinya kamu sudah bersenang-senang terlalu lama.”

Pria itu tiba-tiba tertegun,”Siapa yang sedang berbicara?”

Aku mulai merasa sedikit ragu, bukankah dia juga merupakan roh? Mengapa dia tidak bisa melihat Devil? Tidak heran jika manusia biasa yang tidak bisa melihatnya......

Kakek ketiga melihat reaksi pria yang kerasukan itu, memperhitungkannya sejenak, ekspresinya pun terlihat semakin memburuk, tangannya juga bergerak semakin cepat, akhirnya, dia pun berhenti,”Tuhan akan segera membinasakan penduduk Desa Du!”

Sepertinya ucapanmu ini juga terlalu mengerikan, bukan? Kamu membuatku juga ikut merasa gugup.

Devil langsung hadir di depan hadapan pria yang kerasukan itu, mengangkat kakinya, lalu menendang uluk hatinya. Dia menendang pria muda itu hingga melayang beberapa meter, aku pun langsung melihat sejenis cahaya permulaan, aku merasakan sebuah perasaan dimana aku tidak merasa sia-sia sudah merasa hancur sebelumnya, pria ini adalah sebuah harta karun, aku harus sanggup menyanjungnya, desa mungkin akan baik-baik saja.

Pria yang kerasukan itu langsung bergegas beranjak berdiri, jentikan tangannya pun bergemetar,”Kamu, kamu kamu...... Siapa kamu?!”

Aku tidak dapat menahan perasaan tersentuhku dalam sekejap, lalu langsung berteriak,”Dia adalah paman besarmu!”

Devil sepertinya mulai terenyum, nada bicaranya bahkan sudah terdengar sedikit lebih senang,”Betul, aku adalah paman besarmu!”

Nenek langsung menarikku ke samping,”Apakah kamu bisa melihatnya?”

Kakek ketiga juga menatapku dengan maksud yang sangat mendalam. Aku hanya mengatakan yang sesungguhnya,”Dia...... Jika bukan karena dirinya, aku tidak akan bisa kembali ke desa, dia adalah pria yang menikah secara gaib denganku. Dia yang menemaniku sepanjang perjalanan ini. Malaikan Maut Hitam Putih bahkan merasa takut terhadap dirinya, aku tidak percaya dia tidak bisa menaklukkan pengecut ini!”

Kakek ketiga mungkin mengira aku sedang bercanda,”Malaikat Maut Hitam Putih takut akan semuanya, kecuali Hakim Underworld yang bernama Yama!”

Aku tidak menjawab dan hanya menatap ke arah Devil. Pria yang kerasukan itu sudah terjatuh di atas permukaan tanah, tidak tahu sejak kapan muncul seorang wanita yang mengenakan Cheongsam berwarna merah, yang kini sedang bertempur sengit dengan Devil. Sekalipun tidak bisa melihatnya dengan terlalu jelas, aku tetap saja merasa bahwa wanita itu sangat menawan, berdada besar dan berpinggang ramping, berambut panjang, namun wajahnya yang sudah sedikit memucat.

Nenek menatap ke arahku dengan sikap cemas,”’Benda’ itu baru saja berkata bahwa kamu mengandung janin gaib, itu adalah janin roh, benar-benar sial! Dosa apa ini......”

Aku mengelus perut kecilku yang rata, hatiku tidak merasakan perasaan khusu apapun, setelah hidup empat tahun lebih lama, apalagi yang mungkin kuharapkan?

Tiba-tiba, tubuh orang yang berdiri di depan hadpanku itu bergemetar dengan sangat menggila, lalu mulai kejang hingga terjatuh di atas permukaan tanah. Aku merasa adanya cairan hangat yang mengalir di balik telapak tanganku, kakek ketiga dan yang lainnya tergesa-gesa mengecek keadaannya, aku mengelus cairan yang berada pada tanganku, lalu muncul aroma darah yang samar.

Saat aku kembali menatap ke arah orang yang berada di atas permukaan tanah, ada yang mengambil senter dan menerangi orang tersebut, orang tersebut sudah tidak kejang lagi, namun lubang besar yang berada pada uluk hatinya tetap saja terus mengalirkan darah.

Ekspresi wajah kakek ketiga terlihat sangat memburuk,”Rohnya sudah mengeruk hatinya....... Tidak hanya ada satu roh di sini......”

Aku pun langsung mengelus dadaku tanpa kusadari, Devil tiba-tiba berteriak ke arahku,”Tutup matamu, lalu berputar ke kiri dan ke kanan sebanyak tiga kali, lalu buka matamu dan terus berjalan maju ke depan, jangan pernah berhenti tidak peduli apapun yang kamu lihat!”

Aku langsung mempercayainya dan bergegas berkata kepada semua orang,”Ikuti aku, tutup mata dan berputar ke kiri serta ke kanan sebanyak tiga kali, lalu buka mata kalian dan terus berjalan maju ke depan, jangan berhenti tidak peduli apapun yang kalian lihat!”

Para penduduk desa terlihat tidak terlalu mempercayaiku, namun kakek ketiga dan nenekku yang terlebih dahulu ikut berputar bersama denganku. Setelah selesai berputar, akupun langsung berjalan maju ke depan, aku bahkan tidak melihat ke samping sedikitpun karena takut melihat hal-hal yang menakutkan.

Suara seorang wanita terdengar dari arah belakang,”Ke mana kalian ingin pergi?” Ada orang yang tidak dapat menahan diri dan berpaling, kakek ketiga sudah tidak sempat menghentikannya, orang-orang selalu berkata bahwa bahu manusia mempunyai dua lampu yang merepresentasikan kuatnya energi positif, jika ada orang yang memanggilmu di tengah malam, lalu kamu berpaling, lampu ini akan padam, ketika lampunya sudah padam, energi positif sudah tidak cukup, maka tidak dapat dipungkiri dapat saja bertemu dengan hal-hal kotor. Jika suara yang memanggilmu itu adalah roh, maka nasibmu sudah berakhir.

Benar saja, aku mendengar suara teriakan yang sangat mengenaskan, serta suara kunyahan. Aku bergemetar dan tidak berani memalingkan kepalaku, lalu hanya menambah kecepatan langkah kakiku. Tidak tahu apakah pria yang kerasukan itu sudah mati atau belum, tapi jumlah orang yang kini sudah mati ada dua.

Kegugupan selalu membuat mansuia mudah melakukan kesalahan, ketika kaki melemas, maka harus langsung beranjak di atas permukaan tanah. Aku melihat ke arah sikuku, sepertinya kulitku sudah terkelupas, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Sebuah tangan terulur di depan hadapanku, aku berterima kasih dan mengulurkan tanganku. Perhatikan, aku mengira itu adalah kakek ketiga atau nenekku, atau orang lain yang berencana untuk menarikku berdiri, namun saat aku mengangkat kepalaku, aku melihat wajah Malaikat Maut Putih yang sangat pucat itu.

Aku pun langsung terkejut hingga organku mungkin saja tidak berfungsi dengan baik,”Devil, tolong aku! Malaikat Maut Putih datang untuk menarik nyawaku!”

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu