Yama's Wife - Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
Aku berkata dengan tenang: "Mengerti sedikit."
Kepala sekolah mencariku untuk hal semacam ini membuatku merasa sedikit aneh. Sekolah adalah tempat untuk mengajar, masyarakat sekarang lebih meyakini sains, tidak begitu memercayai hal-hal gaib, makanya aku merasa sangat aneh......
Pria muda itu terus diam dari tadi, dia hanya melihatku dengan sepasang matanya yang tenang tak beriak itu.
Kepala sekolah tidak menanyakanku banyak hal dalam sekaligus, setelah memastikan aku mengetahui hal-hal gaib, dia langsung memperkenalkanku pada pria muda itu: "Ini adalah Tuan Hong, seorang pengusaha terkenal dalam kota ini."
Tuan Hong itu bagaikan bermuka batu, dari tadi terus tidak menunjukkan ekspresi apapun, di usia yang masih semuda ini malah mulai menyembunyikan ekspresinya sedalam itu, memangnya ingin menakuti siapa.
Dia tidak bicara, aku pun tidak berkata, dulu kakek ketigaku sering berpesan, orang yang berprofesi dalam bidang ini tidak boleh tunduk terhadap orang kaya, tidak perlu merendahkan diri. Tentu saja, ucapan ini berawal dari pernyataan tidak boleh mengabaikan orang lain karena dia miskin, juga tidak boleh mendekati orang lain karena dia kaya, cukup dengan melakukan hal sesuai kemampuan dan tak melakukan dosa.
Tuan Hong itu bertatapan denganku sejenak, lalu akhirnya mulai berkata: "Kamu bisa membantuku?"
Aku mengangkat alisku: "Kamu tidak mengatakan apa sebenarnya hal yang perlu kubantu, jadi mana bisa kusimpulkan?"
Dia berkata: "Seseorang bilang, tidak ada hal yang tak bisa kamu lakukan, hanya tergantung apakah kamu bersedia melakukannya atau tidak."
Dalam hati aku mulai memaki leluhurnya Nico Li, tapi dari luar aku terlihat tersenyum sambil berkata: "Oh, siapa yang begitu menyanjungku? Di mata kalian aku hanyalah seorang gadis kecil yang masih bersekolah, tidak peduli sehebat apa pendeskripsian dari orang lain, kalian seharusnya tidaklah percaya."
Orang yang bermarga Hong itu sepertinya bukanlah orang yang terbiasa berbasa-basi, makanya langsung berkata terus terang: "Kamu bukalah harga."
Aku sendiri saja tidak tahu apa yang harus kulakukan, jadi buka harga apaan? Dia sepertinya mengira aku tetap bisa tahu meskipun tidak dia katakan, sekarang Devil Yama tidak seaktif sebelumnya lagi, bagaimana kalau sampai nantinya tidak bisa membangunkannya dan Nico Li tidak tiba di tempat, aku pasti bakalan mampus. Makanya aku harus berhati-hati. Aku pun merasa mereka cukup lucu, kepala sekolah dari awal sudah berkata orang bermarga Hong ini adalah seorang pengusaha terkenal dalam kota ini, bukankah ini berarti dia sangat kaya dan bisa 'memusnahkanku'?
Aku tidak langsung membuka harga, melainkan duluan menanyakannya: "Siapa yang menyuruhmu mencariku?"
Dia diam sejenak baru berkata: "Orang dari Keluarga Li yang merupakan orang paling terkenal dalam profesi ini, Tuan Li itu berkata harus bekerja sama denganmu, makanya menyuruhku datang untuk mengundangmu. Ternyata kamu belum mengetahuinya? Aku kira......"
Dia tidak melanjutkan sisa perkataannya, tapi aku mampu menebaknya, dia pasti mengira aku dan orang Keluarga Li itu sudah bersekongkol dari awal. Orang Keluarga Li, bukankah maksudnya adalah Nico Li?
Setelah memastikan Nico Li akan hadir, aku mulai merasa ragu apakah ingin menerima tawaran ini atau tidak, orang bermarga Hong itu jelas-jelas terlihat kaya, tapi aku tidak ingin terus 'terjebak' oleh Nico Li, ini apa bedanya dengan mencari makan dengan mengandalkan Nico Li?
Aku merasa ragu sejenak baru berkata: "Masalahmu sangatlah rumit, suruh orang bermarga Li itu menghubungiku, setelah itu baru kuberikan tanggapanku padamu."
Aku mana tahu dia mencari Peramal Geomansi untuk hal apa, aku hanya ingin menakutinya saja, siapa suruh dia terus bermuka batu, memangnya orang tampan dan kaya sangat luar biasa? Saat menghadapi hal semacam ini, tetap saja kehilangan akal bukan? Dari segi mana pun, sikapnya tetap terlihat arogan, aku tidak akan tertipu.
Ternyata benar, setelah aku berkata seperti ini, ekspresi wajah orang bermarga Hong itu mulai berubah: "Nona Alice, berharap kamu harus membantuku, aku akan berusaha memenuhi segala persyaratanmu, asalkan kamu bersedia membantuku menyelesaikan perkara ini, apapun akan kupenuhi."
Aku tetap berkata: "Suruh orang bermarga Li itu menghubungiku, nanti akan kusuruh dia menyampaikan tanggapanku padamu. Kalau tidak ada urusan lainnya lagi, aku pamit dulu." Aku langsung pergi meninggalkan kantor kepala sekolah setelah mengutarakannya.
Setelah keluar, baru kusadari telapak tanganku telah berkeringat, ternyata benar, sok hebat adalah hal yang sangat menguji kemampuan akting dan keberanian, ini terlalu sukar......
Saat baru saja kembali ke ruang kelas, ponselku langsung bergetar, karena berada di sekolah, ponselku selalu dalam keadaan mute, celana jeans yang kupakai pun lebih tipis dan ketat, getaran ponsel akan sangat terasa karena terletak dalam kantong celana.
Aku mengeluarkan ponsel dan melihatnya, ini adalah nomor asing. Aku menekan tombol mengangkat panggilan, suara Nico Li yang sinis terdengar: "Eh, ada kerjaan untuk mendapatkan uang malah tak ingin kamu terima?"
Aku mengecilkan suaraku: "Nico, langsung katakan saja apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan, bukankah uang yang kamu dapatkan akan lebih banyak dengan mengerjakannya seorang diri? Kenapa sampai melibatkanku? Kamu sendiri pun tahu aku tidak bisa apa-apa selain menggambar jimat, apa tujuanmu sebenarnya? Jangan kira kamu bisa menyogokku dengan uang!"
Dia berkata sambil tertawa sinis: "Hei, orang sepertiku ini biasanya sangat baik terhadap teman, akan selalu berbagi rezeki, aku rasa kamu sangat berprasangka buruk terhadapku, makanya aku ingin menyogokmu, agar prasangka burukmu terhadapku berkurang."
Hmph, bisa bilang dengan lebih jelas tidak?
Aku berkata sambil menggertakkan gigi: "Kubilangin ya, kalau kamu memiliki siasat apapun, aku sarankan sebaiknya hentikan dari awal, aku orangnya biasanya tidaklah pendendam, tapi kalau sampai begitu, aku akan dendam untuk seumur hidup, aku dan kamu sudah saling dendam sejak berada di Desa Du, yaitu saat kamu memanggilku gadis desa! Tidak ada gunanya menyogokku, hati-hati nantinya malah malang celaka Raja Genggang, tuak terbeli tunjang hilang. Sedangkan aku paling tidak hanya mendapatkan uang darimu lalu membalikkan bola mata putih terhadapmu, mengerti?"
"Kenapa kamu orangnya malah seperti ini? Memangnya siasat apa yang kumiliki? Sebelumnya aku pernah mencarimu seperti ini, tapi apakah Yama pernah mengomentarimu? Tidak bukan? Aku hanya sekedar memanggilmu gadis desa saja, memangnya perlu sampai kamu dendami seperti itu?" Nada suaranya terdengar sedikit tak berdaya.
Aku membalikkan bola mata putih terhadapnya: "Devil Yama dari awal sudah berkata padaku untuk jangan berhubungan denganmu, kamu orangnya memang penuh dengan siasat, aku sangat takut, puas? Lagipula aku tidaklah akrab denganmu, aku bahkan tidak tahu kamu itu Nico atau Matteo, selain itu, aku pun tidak tahu ada dendam apa antara kamu dan Devil Yama, kecuali kamu bilang padaku siapa Yasmine, kalau tidak, kita sebaiknya jangan berhubungan lagi, kalau kamu kembali mencariku, aku akan langsung memaki leluhurmu!"
Nico Li yang berada di sisi ponsel sana terdiam, aku seketika merasa kesal dalam hati, kenapa saat mengungkit nama Yasmine, Devil Yama dan Nico Li sama-sama seperti ini? Tepat saat aku hendak menutup panggilan, Nico Li tiba-tiba kembali berkata, hanya saja tidak lagi bernada ceria, caranya berbicara pun berubah drastis bagaikan dua orang yang berbeda.
"Tidak memberitahukanmu adalah demi kebaikanmu, aku tidak tahu kenapa Argus menyembunyikannya darimu, tapi aku menyembunyikannya darimu adalah demi kebaikanmu. Tidak ada wanita yang tidak peduli tentang masa lalu suaminya dengan wanita lain, aku tidaklah takut Argus bakalan memberi perhitungan padaku setelah memberitahukanmu, aku hanya khawatir kamu...... lupakan saja, masalah apapun bersedia kukatakan kecuali masalah tentang Yasmine, masalah ini hanya bisa dibahas sampai sini saja. Kutanyakan untuk terakhir kalinya, bisnis ini ingin kamu lakukan atau tidak?"
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaCinta Yang Dalam
Kim YongyiPrecious Moment
Louise LeeGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk