Yama's Wife - Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
Tiba-tiba, aku mendengar hantu itu berkata kepada Matteo Li: "Tujuan kita sama. Sepertinya kita ditakdirkan untuk memperjuangkan kematian masing-masing. Kamu mengirimku ke underworld lima ratus tahun yang lalu, dan aku belum membalas ini padamu, hari ini, aku pasti akan membalasnya!"
Matteo Li mengirimnya ke underworld lima ratus tahun yang lalu? Berapa usia Matteo Li? Yang paling aku ingin tahu adalah apakah Nico Li seumuran dengan Matteo Li ...
Apa maksud hantu itu? Aku selalu merasa ada kebenaran yang muncul, apa tujuan Matteo Li yang sama dengannya?
“Toni Qu, bawa mereka pergi dulu!” Kata Matteo Li.
Toni Qu mengambil tubuh malaikat maut putih dengan satu tangan, dan mengangkatku dengan satu tangan dan berkata, "Ayo, serahkan saja pada Masterku!"
Aku melirik Matteo Li dengan ragu, lalu mengikuti Toni Qu pergi. Devil Yama datang sebelum bisa pergi jauh, dan aku ketakutan saat melihat seluruh tubuhnya berlumuran darah: "Ada apa denganmu?"
Dia tidak menjawab, dia hanya menatap Matteo Li, Matteo Li sedang melawan hantu itu dan tampak mendebarkan.
Hantu itu melihat Devil Yama dan memilih melarikan diri, tubuhnya menghilang sesaat.
Diperkirakan mengetahui bahwa tidak ada kesempatan untuk menang satu lawan dua.
Matteo Li dengan cepat mengejarnya ke suatu tempat. Bahkan jika dia lolos dari siklus hidup dan mati, dia akan tetap menjadi manusia. Tidak peduli seberapa dalamnya Taoisme, dia tidak bisa menghilang begitu saja, kecepatannya sangat cepat, aku pernah melihatnya.
Devil Yama menoleh dan melihat ke arahku, tiba-tiba matanya menjadi galak, dan dengan topeng mengerikan di wajahnya dan darah di topeng, itu terlihat lebih menakutkan. Aku mengikuti matanya, dan Toni Qu memegang tanganku yang tidak terluka.
Aku dengan tenang melepaskan diri dari tangan Toni Qu. Ia juga ingin membantuku barusan. Demi meredakan suasana, aku berkata: "Tidak apa-apa, aku tidak apa-apa, ayo kembali dulu, hari sudah hampir gelap. Malaikat maut putih mengalami luka yang sangat serius, kita harus membantu memeriksa lukanya.
Kembali ke rumah sewaku, Toni Qu meletakkan malaikat maut putih di atas sofa, Devil Yama mulai menyembuhkan lukanya, aku hanya melihat cahaya merah di tangannya, dan cahaya merah menahan luka di dada malaikat maut putih dengan kabut hitam.
Aku menyuruh Toni Qu untuk duduk istirahat, lalu mengambil pakaian untuk mandi, aku tidak bisa menggerakkan tangan kiriku, tapi melihat mood Devil Yama yang tidak begitu baik sekarang, aku tidak enakkan untuk meminta pergi ke rumah sakit.
Butuh banyak usaha untukku melepas bajuku, setelah mandi aku pakai baju tidur dan keluar, aku tidak bisa mengancingkan baju dalamku...
Karena Devil Yama dan Toni Qu sama-sama ada di ruang tamu, aku buru-buru masuk ke kamar, tanpa memakai baju dalam ...
Baru saja berjalan ke pintu, Toni Qu menghentikanku: "Tanganmu baik-baik saja?"
Aku sedikit malu: "Itu ... tidak apa-apa ..."
Devil Yama menatapku, "Ada apa dengan tanganmu?"
Saat aku hendak bicara, Toni Qu berjalan mendekat dan menatap lenganku dengan serius: "Pergi ke rumah sakit dan periksa dulu, kalau sampai terjadi sesuatu, takut tanganmu bisa cacat..."
Matanya melihat dadaku secara tidak sengaja, dan aku memperhatikan bahwa wajahnya sedikit merah, lalu mundur dua langkah dan berkata, "Kamu ganti bajumu dulu ..."
Aku juga sangat malu, ganti baju tetap sama saja, intinya tidak bisa pakai baju dalam...
Kembali ke kamar, aku menutup pintu dan menunggu Devil Yama selesai, nyawa malaikat maut putih lebih penting.
Aku juga mencoba melihat apa yang terjadi pada lenganku, tapi tidak bisa disentuh. Setelah beberapa saat, Devil Yama masuk tanpa membuka pintu, melainkan langsung masuk melalui tembok.
Aku duduk di tepi ranjang dan menatapnya: "Bagaimana dengan malaikat maut putih?"
Dia tidak menjawab, tapi bertanya padaku: "Bagaimana tanganmu?"
Aku ragu-ragu sejenak dan berkata, "Aku perlu ke rumah sakit untuk memeriksanya..." Dia adalah Yama, bukan dokter yang jenius.
Dia berhenti dan berkata: "Tidak perlu pergi, aku akan membantumu memeriksanya, tunggu sebentar. Lepaskan liontin giok itu dan pinggirkan dulu."
Aku melakukan apa yang dia katakan dan melepas liontin giok itu dan meminggirkannya. Dia berubah menjadi cahaya merah dan terbang ke dalam liontin giok itu, tetapi setetes darah tertinggal di permukaan liontin giok itu. Aku sedikit penasaran, dan hendak meraih liontin giok itu, suaranya terdengar dari dalam: "Jangan sentuh! Darah itu racun zombie!"
Aku merasa ketakutan, dan dengan cepat menarik tanganku kembali.
Setelah sekitar setengah jam, aku menemukan bahwa darah pada liontin giok telah hilang, ia keluar dari liontin giok tersebut, dan aku hampir tidak mengenalinya karena ia mengganti pakaiannya dengan perbedaan warna yang sangat besar. Dulu dia memakai warna merah tua tapi sekarang sudah putih, putih bersih, dan topeng berubah menjadi perak. Hanya saja aku tidak tahu bagaimana dia mengganti bajunya, aku selalu ingin melihat seperti apa dunia di dalam liontin giok itu...
Dia mengambil liontin giok dan menggantungnya di leherku: "Jangan sampai hilang."
Dia tidak punya tempat untuk berganti pakaian jika dia kehilangannya? Tidak ada tempat tinggal?
Usai berbicara, ia mengulurkan tangan dan meraih tangan kiriku. Aku menggigit bibir untuk menahan rasa sakit. Piyamaku berlengan pendek, tangannya dengan lembut meraba-raba lenganku.
Setelah beberapa saat, dia berkata, "Tulangnya bergeser, tahan sedikit."
Dia baru saja selesai berbicara, dan sebelum aku sempat bereaksi, dia mencengkeram lenganku dan menariknya, aku langsung menjerit kesakitan, dan keringat dingin muncul di keningku.
Toni Qu mendengar teriakanku dan bertanya di luar pintu: "Ada apa?"
Aku buru-buru berkata: "Tidak apa-apa, kamu bisa bantu menjaga malaikat maut putih."
Tidak ada suara di luar, dan aku mencoba untuk menggerakkan lenganku, meskipun masih sedikit sakit, namun tidak berhenti bergerak. Tampaknya tidak ada patah tulang, ini bisa dibilang berkah di tengah kesialan.
Devil Yama tiba-tiba berkata, "Bocah itu sangat peduli padamu."
Aku menatapnya dan berkata, "Teman sekelasku yang dulu."
Dia melirik baju yang aku kenakan dan berkata, "Kamu tadi hanya memakai baju ini saat keluar tadi?"
Aku mengulurkan tangan untuk menutupi dadaku: "Aku tidak bisa menggerakkan tangan kiriku, tentu saja pilih baju yang terbaik untuk dipakai..."
Novel Terkait
Sederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCinta Dan Rahasia
JesslynPergilah Suamiku
DanisThe Richest man
AfradenAwesome Husband
EdisonYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk