Yama's Wife - Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
Paul Jin pergi tidak lama kemudian. Sebelum pergi, dia meninggalkan kotak hadiah berwarna merah. Setelah dia pergi, ayahku perlahan keluar dari kamar mandi: “Alice, apa yang kalian bicarakan? Ibumu tahu pasti akan memarahimu."
Tadi, suaraku dan Paul Jin tidak kecil, dan rumah itu tidak terlalu kedap suara, ayahku kurang lebih mendengar, tapi dia tidak memarahiku, dia dengan lembut membujuk aku. Jika ibuku tahu tentang ini, dia pasti memarahi ku. Dulu dia percaya pada hantu dan dewa, tapi sekarang dia percaya, tapi dia tidak akan pernah mengizinkannya. Ketika aku bersentuhan dengan hal-hal ini, meskipun aku mengatakan padanya bahwa Devil Yama mengikuti, dia belum tentu setuju, aku tahu dia dengan baik.
Aku tersenyum pada ayahku dan berkata, "Ayah, jangan khawatir, aku dan kakek ketiga mempelajari beberapa Taoisme, apalagi ada Yama, tidak akan ada yang terjadi padaku, dan aku bisa menghasilkan uang dengan ini."
Dia tidak setuju atau setuju dengan masalah ini: “Meskipun keluarga kita miskin, kita tidak membutuhkanmu untuk menghasilkan uang seperti ini. Kamu masih merepotkan Raja Yama, itu tidak masuk akal."
Aku berjalan mendekat, meraih lengannya dan berkata, "Ayah, Yama tidak keberatan, aku tahu batasnya. Kamu tahu hal ini, dan kamu tahu aku dengan baik. Jika kamu tidak memberi tahu ibu, dia tidak akan tahu, aku akan memberikan uang yang aku hasilkan untukmu, jadi keluarga kita tidak perlu hidup susah."
Ayahku tidak berbicara atau bertanya tentang uangku, takutnya tidak percaya berapa banyak uang yang aku dapat hasilkan dengan ini, aku membuka kotak kado merah yang ditinggalkan Paul Jin. Aku ingin melihat isinya, saat membuka, kami tertegun. Di dalamnya ada uang, tapi tidak ada yang lain. Sekotak uang ...
“Tuan Jin memberikan semua uang ini?” Ayahku bertanya dengan ekspresi yang rumit.
Aku mengangguk: "Sebelumnya dia memberikanku 10.000 RMB, dan aku tidak berharap bisa menghasilkan uang sebanyak itu dalam bisnis ini."
Ayahku bertanya padaku dengan suara rendah: "Kamu benar-benar pergi untuk menyelesaikan urusan tadi?"
Aku hanya berpikir bahwa ayahku berpikir yang tidak-tidak: "Tentu saja, kalau tidak? Kamu lihat aku tinggal di rumah sepanjang waktu, bahkan tidak terlalu banyak keluar dari kamar, aku sudah menikah, dan kamu tahu itu juga."
Betul, aku harus mengingatkannya bahwa aku sudah menikah, dan itu pernikahan gaib.Jika menikah dengan orang yang masih hidup masih bisa main-main atau semacamnya, maka setelah menikah dengan orang gaib, jika berani selingkuh kemungkinan akan dibunuh, jadi bagaimana aku berani?
Setelah mendengarkan perkataanku, ayahku percaya: “Ada hal-hal yang tidak perlu kamu bayar mahal. Jangan lakukan yang berbahaya, kamu mengerti? Jika ini ketahuan oleh ibumu suatu hari, kita pasti akan dimarahi habis-habisan olehnya, simpan saja uang ini, jangan biarkan Ibumu mengetahuinya, ayah juga tidak akan menggunakan uangmu."
Aku berkata: “Ayah, aku tidak perlu banyak uang. Kamu bisa hidup lebih baik dengan ibu. Aku juga akan pergi kuliah di luar kota, dan kemudian tidak perlu khawatir tentangku, aku akan menemukan cara untuk menghasilkan uang untuk makanan dan kebutuhan lainnya."
Apa yang aku ucapkan sangat sederhana, tapi ekspresi ayahku agak rumit dan berat. Ini menjadi rahasiaku dan dia, orang bilang anak perempuan lebih dekat dengan ibu, tapi aku lebih dekat dengan ayahku.
Ayahku mengerti pikiranku. Tidak ada universitas yang bagus di kota kecil ini, dan nilaiku tidak bisa masuk ke universitas terbaik, tapi itu tidak masalah, tidak ada masa depan sama sekali di kota kecil ini, jadi aku akan pergi, mengenai hal ini, ibu dan ayahku tidak pernah menyebutkannya, dan aku memahami pikiran mereka dan apa yang terjadi padaku.
Begitu ayahku kembali ke kamar, Devil Yama keluar dari liontin giok. Begitu dia keluar, dia berkata, "Ayahmu sangat baik padamu."
Omong kosong, tentu saja, dia ayah kandungku, aku meliriknya dan berkata, "Inilah alasan mengapa aku ingin menemani mereka sampai mereka tua."
Dia tidak berbicara, aku menyalakan TV, dan setelah beberapa saat, dia berkata lagi: "Aku ada urusan dan perlu keluar. Jangan sembarangan pergi sampai aku kembali."
Aku tidak berencana menanyakan ada urusan apa, keberadaannya selalu aneh.
Setelah dia pergi, aku menyalakan AC karena terlalu panas. Meski kita tidak bisa tinggal di rumah yang bagus, paling tidak kita bisa menyalakan AC di musim panas.
Tiba-tiba ponsel di kamarku berdering.
Aku kembali ke kamar dan menjawab telepon. Tidak ada suara di telepon. Kupikir itu ada masalah dengan ponselku. Sesaat kemudian, terdengar suara pria yang lembut: "Terima kasih."
Aku terdiam sejenak, siapa ini? Saat menelepon hanya mengucapkan terima kasih tanpa mengatakan apapun, ini sangat membuatku bingung, dan aku langsung bertanya, "Siapa ini?"
Pihak lain menjawab: "Peter Jin, putra Paul Jin."
Aku sedikit terkejut, aku belum pernah mendengar dia mengatakan apapun sebelumnya, tapi suaranya sangat bagus, saat itu dia terlihat kurus, pucat, penyakitan, tidak energik, aku merasa kalau dia anak yang ada kekurangan...
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohMy Cold Wedding
MevitaThick Wallet
TessaIstri ke-7
Sweety GirlEverything i know about love
Shinta CharityMy Charming Lady Boss
AndikaYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk