Yama's Wife - Bab 131 Teriak Apaan
Lorenzo Hong mulai emosi: "Tidak perlu menjelaskannya lagi, dulu, bukankah kamu putus denganku dan masuk dalam pelukannya karena dia yang lebih dulu memegang kekuasaan dalam perusahaan? Kamu tidak pernah menyangka aku yang hanyalah putra bungsu tak penting dari Keluarga Hong pun bisa membalikkan keadaan di suatu hari bukan? Tak kusangka kamu bahkan bersekongkol dengan Victor yang keji itu untuk mencelakaiku, berapa banyak usaha yang kalian kerahkan dalam lampu itu? Tidak apa kalau kalian ingin mencelakaiku, kakek pun sudah meninggal, tapi tidak bisakah membiarkannya mati dengan tenang? Aku dulu benar-benar telah buta, ternyata kamu adalah wanita yang seperti ini, yang akan menempel terhadap siapapun yang kaya dan berkuasa. Sekarang kamu sudah menikah, maka jalanilah kehidupanmu baik-baik, jangan memanfaatkanku lagi dengan mengandalkan perasaanku terhadapmu, toleransiku terhadapmu sudah mencapai batas. Apalagi...... aku sudah tak memiliki perasaan apapun terhadapmu, seberapa besar usahamu dalam berlagak menyedihkan hanya akan membuatku jijik terhadapmu!"
Aku tidak mengerti dengan kehidupan orang kaya, tapi wanita ini hebat juga, bahkan bisa mempermainkan dua bersaudara sekaligus.
"Lorenzo, ini bukanlah seperti yang kamu pikirkan, sungguh bukan...... lampu itu kuberikan padamu atas perintah Victor, aku pun baru tahu lampunya bermasalah setelahnya. Aku ingin memberitahukanmu, tapi dia mengancamku, katanya, kalau aku memberitahukannya padamu, dia akan membunuhku...... dulu pun aku dipaksa untuk bersama dengannya, aku menikah dengannya setelah menyadari aku telah hamil, aku pun tak berdaya......"
Saat melihat penampilan wanita yang penuh tangisan itu, entah kenapa aku malah tidak merasa kasihan segelintir pun, aku rasa, Lorenzo Hong juga begitu, karena sepanjang perbincangan mereka, wajahnya tidak pernah memancarkan ekspresi mengkasihaninya.
Aku membalikkan badan dan pergi ke depan pintu kamarnya Nico Li, lalu mengetuk pintunya, kemudian suara Nico Li terdengar: "Siapa?!"
Aku merasa heran, kenapa dia begitu panik?
Aku langsung membuka pintu dan masuk setelah menanggapinya, dia malah langsung membelakangiku, untuk apa bereaksi seheboh itu, lagipula dia bukanlah sedang tidak memakai baju......
Aku menghampirinya dan berkata: "Apa yang kamu lakukan? Begitu aneh, misterius sekali......"
Nico Li tidak memalingkan kepala: "Tidak apa-apa, ada apa mencariku? Kalau tak ada urusan penting, besok saja baru bahas."
"Seharusnya ini termasuk penting, tahu bagaimana cara merampas keberuntungan orang lain tidak? Lorenzo telah dicelakai sampai begitu memprihatinkan, dan Victor itu malah berani mengataiku kampungan, kalau tidak memberikannya pelajaran, dia pasti akan merasa dirinya begitu hebat." Aku berkata dengan penuh emosi.
Nico Li berkata: "Kenapa kamu malah memikirkan ajaran sesat seperti ini? Jangan memikirkan cara bagaimana mencelakai orang, aku membawamu serta adalah untuk membuatmu belajar, kalau kamu memang pintar, kamu bakalan mampu menerima bisnismu sendiri setelah banyak belajar, kalau menghadapi masalah di mana Argus sedang tidak di sisimu, kamu masih bisa melindungi diri saat ada bahaya. Victor sudah mendapatkan hukumannya, dia tidak akan memiliki keturunan untuk selamanya."
Tidak akan memiliki keturunan untuk selamanya? Tapi tadi istrinya Victor bilang ke Lorenzo bahwa dia menikah dengan Victor karena sudah hamil kok? Memangnya kandungannya sudah tiada? Kalau memang begitu, hatiku akan tenang, inilah imbas dari berbuat dosa.
Saat aku hendak pergi, tiba-tiba menyadari ada benda berwarna biru dan merah di lengannya Nico Li, terlihat seperti garis. Aku hendak mendekat melihatnya karena penasaran, tapi dia malah mendadak membentakku: "Jangan kemari!"
Aku terkejut, lalu bergegas menghempaskan tamparan ke kepala bagian belakangnya: "Teriak apaan! Mengangetkanku saja......
Tamparanku ini malah membuatnya tumbang, tubuhnya pun menghasilkan suara benturan yang keras saat menyentuh lantai, ini bukanlah pura-pura, melainkan benar-benar tumbang.
Yang membuatku tercengang adalah, entah kenapa tubuhnya telah dipenuhi dengan garis-garis biru dan merah, bagaikan urat nadi, merambat di kulitnya, aneh kalau tidak mati ketakutan saat menyaksikan hal ini.
Aku rasa, dia mungkin khawatir aku akan ketakutan, makanya tidak membiarkanku mendekat, tapi aku hanya ingin tahu apa yang terjadi padanya, jelas-jelas tadi masih baik-baik saja, kenapa bisa menjadi seperti ini dalam seketika? Aku bergegas mendekat untuk membahunya, sedetik saat tanganku menyentuh tubuhnya, garis biru dan merah itu langsung merambat ke tubuhku dalam waktu singkat, aku mulai merasa panik, Nico Li langsung mendorongku: "Sudah kubilang jangan kemari! Kamu...... sudah mampus......"
Aku melihat garis-garis yang menjalar di tubuhku, rasanya ada suatu benda yang terus bergerak di tubuhku, perasaan ini sangat tidak nyaman, apalagi terkadang bagian jantung pun akan tersentuh sesekali, menyebabkan rasa sakit yang menusuk. Tidak lama kemudian, aku kesakitan hingga seluruh tubuhku gemetaran, Nico Li malah tiba-tiba tertawa: "Dasar...... kenapa kamu begitu bodoh?"
Aku bahkan sudah hampir menangis, tapi dia malah masih tertawa, lalu aku berkata padanya sambil melototinya: "Benda apa ini? Jelaskan padaku~!"
Dia memejamkan mata: "Ini adalah aura negatif dari lampu gantung dan tubuh sang bapak, aku telah menghisapnya ke dalam tubuhku, kalau tidak, si bapak pasti akan melompat keluar membuat onar. Awalnya akan segera beres, tapi gara-gara ulahmu, sekarang kelihatannya sudah semakin gawat......"
Benda dari lampu gantung? Kenapa benda dari lampu gantung bisa seperti ini? Kalau tahu dari awal, mana mungkin aku bakalan cari mati. Aku menanyakannya dengan ekspresi murung: "Sekarang harus bagaimana?" Awalnya mengira pekerjaan kali ini tidak akan kenapa-napa, akan kubereskan masalah di sini mumpung Devil Yama sedang tidur, tapi sekarang malah begini, kalau sampai diketahui oleh Devil Yama, aneh kalau dia tidak akan memarahiku habis-habisan, sebaiknya Nico Li bisa membantuku mengatasinya, aku sangat tidak ingin dimarahi Devil Yama.
Nico Li menggelengkan kepala: "Memang ada suatu cara, tapi aku tidak berani menggunakannya, takut Argus akan menghajarku habis-habisan."
Aku sudah tak peduli apa cara yang dia maksud: "Kalau memang ada cara, pakailah, lagipula kalian pun tetap akan berkelahi saat jumpa, memang apa bedanya kalau dia ingin menghajarmu habis-habisan atau tidak? Cepatlah......" Saat ucapanku baru terlontarkan, bagian jantungku kembali sakit, perasaan ini sulit diungkapkan. Aku hanya bisa memegang dadaku dan meringkukkan badan, dengan begini bisa membuatku sedikit lebih nyaman.
Nico Li pun kelihatannya sedang kesakitan, sekujur tubuhnya dibasahi keringat: "Kamu benar-benar yakin? Kalau nantinya dia ingin membunuhku, kamu harus membelaku ya...... aku tidak ingin selalu membiarkan Matteo yang ada dalam diriku ini keluar, aku takut suatu hari nanti aku akan menjadi dia sepenuhnya......."
Entah kenapa ucapan ini terdengar sedikit...... menyedihkan?
Tapi saat ini, aku tidak tertarik merenungkan ucapannya lagi: "Sudahlah sudahlah, akan kuhalang, puas?"
Setelah itu baru dia menarik napas dalam-dalam, berjalan kemari dengan susah payah, jelas-jelas hanya berjarak beberapa langkah saja, tapi malah ditempuh sampai beberapa menit......
Saat aku dan dia saling berhadap-hadapan, aku masih saja belum mengerti apa yang ingin dia lakukan. Dia duduk di sampingku dan bernapas sejenak, setelah itu baru berkata: "Kemari...... mendekatlah...... aku sudah tak bertenaga......"
Untuk apa mendekat? Garis di tubuhku sudah begitu banyak, memangnya aku masih bisa hidup kalau menyentuhnya lagi?
"Katakan padaku apa yang harus kulakukan......" Aku berkata sambil menahan rasa sakit.
Dia melihat liontin giok yang ada di depan dadaku sejenak: "Kenapa dia tidak bereaksi? Sudah mati?"
Aku membalikkan bola mata putih terhadapnya: "Kamulah yang mati, dia hanya sedang tidur, keadaannya dalam beberapa hari ini kurang baik......"
Sang pria tertawa, dan berkata: "Dia telah dijebak oleh taoist sialan itu hingga begitu memprihatinkan, siapa lagi kalau bukan dia, mungkin karena telah bersama denganmu begitu lama, makanya mulai ikut jadi bodoh......"
Tunggu......
Bagaimana caranya dia bisa tahu Devil Yama dijebak oleh taoist sialan?
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniSee You Next Time
Cherry BlossomAdore You
ElinaUnperfect Wedding
Agnes YuYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk