Yama's Wife - Bab 97 Teman Sekamar
Aku segera pergi melihat rumahnya, kamarnya cukup bersih, aku baru saja memindahkan selimut dan langsung tinggal di dalamnya, lagipula kopernya juga tida banyak, dibereskan juga tida merepotkan. Tuan rumah kedua diragukan lagi seorang gadis cantik, dari jenis yang sangat avant-garde dan tidak bisa keluar tanpa riasan. Sedikit lebih tinggi dariku, tubuhnya langsing, tapi berpayudara besar, yang akan berguncang saat berjalan, entah apakah gadis berdada datar akan bagaimana melihatnya. Yang utama wajahnya sangat cantik, dengan mata besar, pipi chubby, dan cat kuku merah cerah di jari-jari sangat mencolok.
Nama gadis ini adalah Clarissa Ke, sekarang rumah ini hanya ditinggali aku dan dia, sejak hari pertama aku tahu bahwa dia termasuk tipe orang yang suka pulang larut malam, dan dia berbau alkohol setiap kali dia kembali. Aku tidak ingin tahu apa yang dia lakukan di luar, dan aku tidak banyak bicara dengannya.
Sekolah akan menjalani pelatihan militer dalam beberapa hari, dan masih ada beberapa hari lagi untukku mengenali lingkungan di sini, kota ini lebih besar dan lebih makmur daripada kota tempat aku dulu tinggal, lebih mewah dan termasuk kelas pertama, harga di sini bukanlah apa-apa, tapi bagiku yang tidak perlu makan, ini masih mengurangi banyak biaya.
Pada hari ketiga tinggal di sini, Clarissa Ke tiba-tiba meneleponku dan mengatakan bahwa dia ada urusan di luar dan tidak bisa kembali, ada orang yang ingin melihat rumah, jadi dia memintaku untuk menunjukkan rumahnya ketika seseorang datang dan membicarakan perkiraan harga rumah ini. Pokoknya harganya segitu, tidak ada tawar-menawar. Selain itu dia masih mengatakan sesuatu yang aneh dan membuatku bingung. Sepertinya orang yang melihat kamar adalah seorang lelaki, katanya jika penampilannya seperti orang aneh jangan disewakan, kalau lelaki tampan, sewakan. Aku tak berdaya, apa menyewakan rumah saja perlu melihat wajah?
Itu hanya masalah kecil, jadi aku setuju.
Tidak lama setelah dia menyelesaikan panggilan, terdengar bunyi bel pintu, seorang lelaki tampan dengan tinggi minimal 180cm berdiri di depan pintu, penampilannya putih bersih, terlihat cerah, aku bertanya padanya, “Mau lihat rumah?"
Dia mengiyakan dan tidak berkata yang lainnya. Aku membiarkan dia masuk ke rumah dan menunjukkan kamar tidur terakhir padanya. Setelah dia melihatnya, dia mengeluarkan setumpuk uang dan menyerahkannya padaku, "Setengah tahun."
Aku menerima uang itu dan berpikir sejenak, lalu bertanya, "Hanya aku dan seorang gadis lagi yang tinggal di sini, kenapa kamu memilih untuk menyewa di sini?" Sebenarnya, aku khawatir membawa serigala ke dalam rumah, ada orang mesum yang berpindah tempat ke persewaan gadis, tinggal campuran seperti ini tidak terlalu aman. Selain itu tuan rumah kedua yang menyewakan rumah tersebut, prosedurnya tidak perlu lengkap, sehingga bisa dikatakan tidak ada kontrak tertulis atau semacamnya.
Dia melihat ke rumah dan berkata, "Asramanya terlalu kotor, tinggal sendiri terlalu sepi, lagipula wanita tidak se-berantakan pria, aku hanya punya satu persyaratan, jaga kebersihan."
Jawabannya sedikit mengejutkanku, pada sore hari, dia pindah kemari dan membawa seorang wanita paruh baya untuk membersihkan kamar, awalnya aku mengira wanita paruh baya itu adalah ibunya atau kerabatnya, tetapi aku mendengar percakapan mereka secara tidak sengaja, wanita itu memanggilnya tuan muda. Gila, rupanya anak dari keluarga kaya, ternyata malah tinggal bercampur dengan orang lain.
Setelah membersihkan, wanita paruh baya itu pergi, anak laki-laki itu tidak meninggalkan kamar. Clarissa Ke menelepon dan bertanya tentang hal itu di tengah perjalanan. Kubilang lelaki itu menyewanya, dia bertanya apakah penyewanya tampan, aku berkata tanpa daya, "Tampan …." Lalu, begitu aku terdiam, Devil Yama mendengus di liontin giok, aku segera menutup telepon, aku hanya mengatakan yang sebenarnya ….
Malamnya, Clarissa Ke kembali dalam keadaan mabuk dan langsung merosot di sofa dan menjatuhkan tas tangan, dia melepas stoking dan meletakkan kakinya di atas meja kopi. Kebetulan aku juga keluar dari kamar mandi setelah selesai mandi. Di saat yang sama, penyewa baru yang tampan juga membuka pintu dan keluar. Dia jelas-jelas mengerutkan kening saat melewati ruang tamu, kurasa dia memandang rendah Clarissa Ke ….
Aku buru-buru menyeret Clarissa Ke ke dalam kamar, dia tidak terlalu mabuk, dia bertanya dengan sedikit kebingungan, “Ada apa?” Dia tidak melihat lelaki tampan tadi.
Setelah memasuki kamarnya, aku berkata, "Penyewa baru sudah pindah, perhatikan image-mu, bagaimanapun juga dia laki-laki."
Dia tidak setuju, "Itu tergantung pada apakah dia cukup tampan untuk membuatku memperhatikan image-ku.”
Aku kembali ke kamar dan mengambil uang dari pria tampan yang menyewa rumah, “Dia menyewa setengah tahun, simpan uangnya."
Dia melihatnya sekilas dan memasukkannya langsung ke dalam tas tangannya, dan tidak menghitung, "Aku bisa mempercayai kamu, kamu terlihat jujur. Aku mau pergi melihat penyewa baru itu …."
Melihat dia terhuyung-huyung menuju kamar pria tampan itu, aku sedikit khawatir, dia sangat mabuk sehingga orang mungkin tidak perlu memperhatikannya.
Dia berjalan ke pintu kamar orang lain dan mengetuk, mungkin dia minum jadi sedikit pusing, dia mengetuk pintu, tapi lebih seperti sedang mendobrak pintu.
Pria tampan itu keluar dari kamar mandi dan melihat adegan ini, wajahnya tidak terlalu baik, "Apakah ada yang salah?"
Clarissa Ke menoleh ke arah pendatang baru yang tampan itu, dia tampak terpana: "Kamu ... pendatang baru? Sangat tampan, Alice Fan, penglihatanmu bagus juga."
Apa urusannya denganku? Apa maksudnya penglihatanku bagus? Aku langsung merasa canggung, dan bergegas bicara dengannya, “Aduh, kamu mabuk, pergi tidur sana, jangan buat onar."
Clarissa Ke mendorong aku dan berkata, "Aku tidak mabuk, kamu tidur saja, tidak apa …."
Aku tidak segera kembali, aku melihat dia berjalan ke arah pria tampan itu dan meletakkan tangannya di bahunya, "Siapa namamu? Berapa umurnya?"
"William Chen, dua puluh."
Pria tampan bernama William Chen sudah sangat tidak sabar, dia tidak menyukai keterbukaan Clarissa Ke, alisnya berkerut.
Aku merasa bingung, jika dia menjadi kesal dan tidak jadi menyewa bagaimana. Aku tersenyum minta maaf pada William Chen, lalu kembali ke kamar, dia seorang tuan muda, pasti bisa mengatasinya.
"Tunggu, Alice Fan, kan? Bantu aku melepaskannya …."
Aku hendak menutup pintu ketika William Chen tiba-tiba memanggilku.
Aku terlihat sedikit tak berdaya dan tidak tahu kapan Clarissa Ke benar-benar menempel padanya, dia masih sadar sebelumnya, kenapa tiba-tiba ….
Aku ragu-ragu dan berkata, "Apakah menurutmu aku bisa menyeretnya?"
Dia menyeret Clarissa Ke ke kamar Clarissa Ke, "Kamu ke sini juga, sungguh merepotkan!"
Aku tidak tahu mengapa aku harus mengikuti dia pada awalnya, ketika dia keluar dari kamar Clarissa Ke, dia langsung pergi ke kamar mandi, aku pikir dia pasti maniak kebersihan … selain itu dia takut terjadi kesalahpahaman, jadi menyuruhku mengikutinya.
Aku melirik kamar Clarissa Ke, kamar itu agak berantakan, aku bahkan bisa melihat pakaian dalam di atas tempat tidur ….
Sejujurnya, aku juga merasa jengkel bertemu dengan teman sekamar mabuk yang hampir setiap malam pulang, tetapi rumahnya sudah disewa, jadi hanya bisa membiasakan diri.
Aku melihat ke arah jam, sudah lewat jam dua belas, aku kembali ke kamarku, berbaring dan segera tertidur. Devil Yama terus diam di liontin giok tanpa ada pergerakan, jika ada pergerakan, aku tidak akan bisa tidur.
Aku tidak tahu sudah berapa lama, tetapi aku mendengar suara pintu terbuka di kamar sebelah dengan linglung, dan kemudian ada langkah kaki yang cepat, pintu kamarku diketuk.
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoMy Goddes
Riski saputroAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniSang Pendosa
DoniCinta Yang Terlarang
MinnieThe Richest man
AfradenYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk