Yama's Wife - Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
Caranya berkata memang tidak nyaman didengar, tapi aku sudah terbiasa, di saat-saat ini perlu pura-pura tuli, cukup melihat, tak perlu mendengar~~
Toni Qu saat ini sepertinya sudah mulai tahu masih ada orang lain selain aku di sini, karena ada orang yang tak terlihat mengambil kotak dari tangannya, dia tidaklah bodoh.
Aku merasa penasaran apa benda di dalamnya, tapi Devil Yama tidak membukanya, malah meletakkannya ke samping. Jangan-jangan di dalamnya adalah mutiara energi negatif? Aku merasa seperti itu......
"Kamu sakit apa? Kelihatannya...... cukup parah." Toni Qu bertanya.
Aku rasa Nico Li tidak menceritakan segalanya terhadapnya: "Tidak apa, hanya penyakit sepele." Kalau kukatakan secara jujur, aku khawatir akan membuatnya ketakutan.
Dia pun tidak menetap begitu lama, katanya masih harus pergi ke suatu tempat dengan Nico Li, makanya dia pergi tidak lama kemudian. Aku sangat heran, kenapa dia bisa berada di kota yang sama denganku, Nico Li pun tidak pernah mengatakan dia menjadikan Toni Qu sebagai muridnya, saat mengingat dia dulunya pernah menyatakan cintanya padaku, aku jadi sedikit kurang nyaman. tapi dia kelihatannya tidaklah merasa canggung, jadi kenapa aku malah merasa sangat canggung?
Aku sekarang hanya bisa berbaring, ini sangat tidak nyaman, apalagi, yang menemaniku di sini hanyalah Devil Yama, ada begitu banyak hal yang tak leluasa kulakukan, misalnya...... sebenarnya aku sangat ingin pergi ke toilet saat Toni Qu datang, tapi selalu tidak enak hati mengatakannya. Meskipun yang terus kukonsumsi hanyalah mutiara energi negatif yang tidak akan membuatku BAB atau BAK seperti manusia biasanya, tapi aku masih memerlukan air, aku harus minum, makanya masih akan kencing...... iya, benar, kencing......
Aku terus menahannya, sangat tidak nyaman, luka akan terasa sangat sakit saat tubuh bergerak. Aku melihat Devil yama sekilas, dia juga melihatku: "Ada apa?"
Ini jadi canggung......
Aku berkata dengan sedikit malu: "Apakah tatapan mataku masih belum cukup pintar? Kamu tidak mampu menebak apa yang kupikirkan, benar bukan?"
Dia menggelengkan kepala: "Tidak, aku kali ini mampu menebakmu, kamu...... kebelet?"
Aku......
Memangnya hal ini tertulis di wajahku? Aku sudah tak tahan lagi...... kalau terus berbaring seperti ini, aku ingin meminta Peace datang menemaniku di sini, setidaknya akan terasa jauh lebih baik daripada bersama dengan Devil Yama. Seorang Tuan Yama yang terhormat bukanlah seseorang yang pandai melayani orang lain, aku pun tidak mengharapkan pelayanan darinya.
Melihat aku tidak lagi berkata, dia kembali bertanya: "Iya atau bukan? Ada 3 hal yang tak bisa ditunda bagi manusia, ini bukanlah hal yang memalukan."
Aku memancarkan sebuah senyuman yang memikat...... alasan dikatakan sebagai senyuman yang memikat, karena aku pun tak tahu kenapa tersenyum. Lalu menurunkan gengsiku dan menganggukkan kepala: "Benar, aku ingin ke toilet......"
Dia langsung menggendongku dari ranjang tanpa ragu, bergegas ke toilet. Saat tiba di jamban, baru dia menurunkanku, lalu suasana jadi lebih canggung...... dia tidak berniat untuk pergi, dengan kata lain, aku harus melepaskan celana di depannya, lalu kencing......
Candaan apa ini! Aku masih ingin menjaga muka......
Aku berusaha berdiri stabil sambil menahan sakit: "Err...... kamu keluar saja dulu, aku bisa melakukannya sendirian."
Dia menundukkan kepala melihatku sekilas, lalu melakukan tindakan memelukku, awalnya aku tidak tahu apa yang ingin dia lakukan, namun, saat merasakan hawa dingin di bagian kakiku......
Dia langsung melepaskan celanaku! Lalu memaksaku duduk di jamban tanpa terasa kasar. Suasana canggung terus berlanjut, dia berdiri di depanku dan melihatku, tanpa mengalihkan pandangan mata, aku pun menengadahkan kepala melihatnya, dengan ekspresi melongo, beberapa menit kemudian, dia bertanya: "Perlu selama ini?"
Aku menggelengkan kepala: "Kalau kamu terus berdiri di sini, sepertinya akan semakin lama...... kalau kamu keluar, pasti akan sangat cepat."
Dia mengulurkan tangan mencubit sebelah pipiku: "Memangnya bagian mana dari tubuhmu yang tak pernah kulihat? Cepatlah!"
Benar, bagian mana yang tak pernah dilihatnya, tapi dia tidaklah pernah melihatku BAK...... otaknya bermasalah ya? Mana ada orang yang suka melihat orang lain BAK?
Aku jadi semakin tidak bisa kencing akibat bentakannya, jelas-jelas sudah sangat kebelet, tapi ada hambatan secara psikologi. Sesaat kemudian, aku mengangkat tangan menutup wajahku, lalu terdengar suara air mengalir, aku mampu merasakan wajahku sedang memanas......
Dia sudah menang, dasar kejam!
Saat dia membantuku menarik celanaku ke atas dalam tatapanku yang terkejut, aku sepertiya telah melihat sesuatu yang aneh...... ada sesuatu di bagian bawah bajunya. Entah apakah otakku bermasalah atau tidak, aku malah mengulurkan tangan merabanya, lalu sentuhan itu terasa seperti......
Saat dia mengembalikanku ke ranjang dengan wajah murung, aku tak bisa menahan diri untuk menjelaskannya: "Aku tidak tahu kamu akan bereaksi dalam keadaan seperti itu, aku pun bukanlah sengaja ingin merabamu, jangan bermuka masam lagi boleh tidak?"
Dia melirikku sekilas: "Coba saja katakan sekali lagi kalau berani."
Aku......
Ini salahku? Dia bereaksi setelah melihatku kencing adalah salahku? Jelas-jelas dirinyalah yang abnormal, aku adalah pasien, aku tak percaya dia bisa melakukan sesuatu padaku. Saat mengingat rabaan tadi, sebenarnya aku pun merasa sedikit malu, jangan bahas lagi, ini memalukan......
Aku terus berbaring hingga malam hari tiba, lukaku tidak terasa jauh membaik, kepalaku malah terasa jauh lebih pusing, berbaring terlalu lama di ranjang memang akan membuat semangat jadi buyar, agar tidak merasa sakit, aku berusaha jarang bergerak, Devil Yama tidaklah perhatian, kenapa tidak membantuku membalikkan badan. Sudahlah, terima nasib saja, siapa suruh aku begitu sial dengan menikah padanya.
Isi di dalam kotak yang dibawakan Toni Qu memang adalah mutiara energi negatif, malam hari, Devil Yama memberiku makan sebutir, aku mengunyahnya sambil berkata: "Aku ingin minum......"
Dia mengambil gelas yang ada di atas rak samping ranjangku dan pergi ke ruang tamu, aku mendengar dia sedang menggunakan dispenser, mendengar adanya suara air mengalir dari dispenser. Kelihatannya, dia tidaklah begitu bodoh terhadap benda masa modern, ketika dia kembali, entah kenapa, tangannya terlihat sangat indah saat melihat jari-jari tangannya menggenggam gelasku.
Aku ingin bangun untuk minum air, tapi malah ditekan olehnya: "Jangan gerak sembarangan."
Kalau tidak gerak, bagaimana caranya aku minum air?
Dia membuat kepalaku terdongak sedikit, menyuapiku air dengan tangannya, aku cukup merasa terharu dalam selang waktu itu, Tuan Yama yang tidak pernah melayani orang lain sedang menyuapiku air dengan tangannya sendiri, orang biasa tidak akan bisa menikmati pelayanan seperti ini. Tapi siapa sangka, sedetik kemudian aku malah tersedak, karena batuk, air dalam gelas langsung tumpah ke tubuhku, apalagi setiap kali aku batuk, lukanya akan terasa sangat sakit, setelah batuk berakhir, aku menyadari kain perban sudah memerah!
Tapi untung saja tidak berdarah banyak, dia tiba-tiba meminum seteguk air, dan mendekat ke arahku, dia tidaklah menelan airnya, melainkan langsung menyuapi air padaku dengan mulutnya.
Dulu, saat melihat adegan seperti ini dalam sinetron, aku akan merasa jijik, hatiku terasa tidak nyaman, tapi entah kenapa, aku tidak merasa seperti itu terhadap Devil Yama.
Setelah mengulangi hal ini sebanyak 3 kali, air telah habis dia suapi, dan aku dengan begitu jelas merasakan dia menjilat bibirku......
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeHusband Deeply Love
NaomiLelaki Greget
Rudy GoldLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyBeautiful Lady
ElsaLove And War
JaneTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk