Yama's Wife - Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
Aku kira orang biasa juga tidak akan bisa melihatnya, sehingga aku pun hanya menurutinya,”Tidak, kalau begitu...... Ikut saja.” Setelah selesai berbicara, aku pun mendorong pintu taman.
Tidak tahu mata siapa yang cukup tajam untuk terlebih dahulu mengenalku, lalu berteriak,”Bibi Kedua, bukankah ini Alice?”
Ayah dan ibuku juga tergesa-gesa datang kemari, terutama ibuku, rasa kesal yang muncul di wajahnya itu membuatku merasa sedikit takut. Aku berbicara dengan tertegun,”Aku...... Kakekku sudah pergi, apakah aku masih saja tidak boleh kembali untuk melihatnya?”
Ibuku menggenggam pergelangan tanganku dan mulai memarahiku,”Kamu masih saja tidak mau menurut ketika menyuruhmu untuk menetap di rumah, untuk apa kamu datang kemari?! Apakah kamu sudah merasa bosan hidup? Lihat sudah jam berapa ini, kamu bahkan datang sendirian di tengah malam seperti ini, apakah kamu tidak takut bertemu dengan hal-hal kotor? Banyak sekali hal-hal aneh yang terjadi di sini belakangan ini, kamu masih saja tidak mau mendengarnya setelah aku mengatakannya kepadamu? Mengapa aku bisa melahirkan anak merugikan sepertimu!”
Aku tidak menghiraukan ibuku, setelah melihat peti kakek yang berada di dalam ruang tengah, peti mati itu terlihat tertata baik di sana, semuanya bahkan terlihat sangat normal, siapa yang menyangka......
Ayahku hanya menyuruh ibuku untuk menenangkan dirinya, jangan tergesa-gesa memarahi diriku, ibuku terlihat sangat agresif dan terus memarahiku tanpa henti. Kakek ketigaku yang sudah menyusun acara pemakaman kakekku kali ini, kakek ketiga mengenakan sepotong jas tradisional pria, dia berjalan keluar dari aula duka dan mulai mengomeli ibuku,”Belle, untuk apa kamu memarahi dia seperti itu? Bukankah semuanya baik-baik saja selama dia selamat? Dia bahkan sudah datang, kamu tidak mungkin akan terus mengomelinya hingga menyuruhnya pulang di tengah malam, bukan?”
Ibuku selalu menyepelekan kakek ketigaku, dia merasa bahwa dia adalah orang yang melaukan tindakan yang tidak benar di belakang, ketika mendengar kakek ketigaku berkata demikian, ibuku pun berbicara dengan nada tidak senang,”Apakah aku akan membiarkannya mati di sini jika aku tidak menyuruhnya pulang? Apakah kamu masih takut orang lain menertawai keluarga Fan atas semua hal yang sudah kalian lakukan?”
Kakek ketigaku merasa cukup kesal oleh karena ibuku, banyak sekali penduduk desa yang sedang hadir, sehingga dia juga tidak bisa bertindak, ibuku selalu mengkhawatirkan pernikahan gaib empat tahun yang lalu itu.
Nenekku kini juga merasa marah,”Belle, kusampaikan kepadamu, jangan memicu keributan di sini, aku tidak pernah memohonmu untuk kembali, aku bahkan tidak akan menghentikanmu sekalipun kamu melangkah pergi sekarang juga. Kamu juga tidak pernah berpikir untuk apa kamu kembali, kamu hanya bisa memicu keributan saja di sini, lihat saja memalukan atau tidak!”
Setelah diomeli oleh kakek ketiga dan nenekku, emosi yang sudah terpendam dalam hatinya selama empat tahun pun meledak,”Jika bukan karena Tuan Besar yang sudah hidup sebagai orang baik di sepanjang hidupnya, aku juga tidak akan kembali, aku merasa kesal melihat kalian ini, aku tidak ingin bertengkar denganmu, kalian ini adalah sekelompok orang yang tidak masuk akal, jika putriku mengalami kemalangan, aku akan bertarung habis-habisan dengan kalian!”
Semua penduduk desa tidak terlalu memahami keadaan keluarga kami, ketika melihat mereka bertengkar, mereka pun terus mencoba untuk menenangkan mereka dengan mengatakan bahwa bertengkar di depan aula duka bukanlah sebuah hal yang baik.
Aku berpaling dan menatap Devil yang terus terdiam di sisiku, aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, apakah dia mungkin sedang menertawaiku...... Semua ini terjadi karena pernikahan gaib dengannya yang terjadi empat tahun yang lalu, jika tidak, hubungan antara ibuku dengan keluarganya tidak akan semenegangkan ini.
Kakek ketigaku tiba-tiba langsung menarikku,”Alice, apakah kamu bertemu dengan sesuatu dalam perjalananmu kemari?”
Tentu saja, ucapannya ini diam-diam menargetkan diriku, ada banyak sekali orang yang sedang hadir di tempat ini, bukankah bertanya kepadaku seperti ini sangat menakutkan?
Aku baru saja ingin menjawabnya, namun ibuku langsung menarikku ke samping,”Kakek ketiga, jaga jarakmu dari Alice!”
Tindakan ibuku ini memicu rasa penasaran dari orang-orang di sekitar, kakek ketiga mulai merasa sedikt canggung, juga merasa sedikit kesal,”Aku ini hanya bertindak demi kebaikanmu, apa yang sedang kamu lakukan?!”
Ibuku hanya tersenyum dingin,”Kamu tidak perlu bertindak demi kebaikannya, kita kembali kali ini hanya karena Tuan Besar ‘sudah pergi’, aku tidak bermarga Liu lagi jika aku kembali lain kali!”
Aku merasa sudah cukup, ibuku sudah membuat kakek dan nenek merasa kesulitan di depan hadapan orang banyak, ketegasan dan kewaspadaan ibuku selama empat tahun ini sudah sedikit terlalu keras, aku menyingkirkan tangannya dan berkata,”Ibu, sudah cukup belum? Apakah memicu keributan seperti ini ada artinya? Ada banyak sekali orang yang sedang melihat keadaan ini di sini, jika kalian mempunyai waktu untuk bertengkar, apakah kalian tidak mempunyai waktu untuk melihat ke mana kakek sudah pergi?’
Ketika aku menuturkan kata-kata ini, mereka pun mulai merasa kebingungan, bukankah kakek seharusnya berada di dalam peti? Aku berjalan ke dalam aula duka, menjinjitkan kakiku dan melihat ke dalam peti, sesuai dengan dugaanku, tidak ada apa-apa di dalamnya,”Lihat saja, tidak tahu siapa yang sudah mencuri mayatnya, apakah kalian masih akan terus lanjut bertengkar?”
Tidak tahu siapa yang sudah menempatkan peti ini pada posisi yang sangat tinggi, jadi aku harus menjinjit untuk bisa melihat isinya, pantas saja mereka juga tidak pernah menyadari bahwa mayat kakek sudah dibawa pergi, jika aku berkata kakek pergi sendiri, apakah mereka akan mempercayainya? Kakek ketiga mungkin saja melakukan sesuatu lagi padanya, aku tidak ingin mayat kakek tersiksa lebih lagi.
Kakek ketiga berjalan kemari dan melihatnya, ekspresi wajahnya pun langsung berubah dalam sekejap. Demi mencegahnya untuk sembarangan berpikir, aku pun langsung bergegas berkata,”Pada saat aku kembali, aku melihat ada orang yang diam-diam membawa mayat kakek, aku baru saja berteriak, namun orang itu langsung meletakkan mayatnya dan pergi. Apakah kita akan mengambil kakek kembali sekarang juga......”
Orang yang berada di dalam taman juga tergesa-gesa berkata,”Kalau begitu, ayo cepat pergi, jangan sampai dicuri lagi! Dengar-dengar, orang yang baru saja mati masih bisa dijual setelah dicuri, tidak tahu siapa yang melakukan hal seperti ini!”
Kakek ketiga dan nenekku juga bergegas membawa orang untuk mengikutiku pergi mencari mayat kakek, setelah masalah seperti ini terjadi, ibuku juga tidak terus melanjutkan keributannya lagi, jika tidak, semuanya akan menjadi salahnya.
Devil terus menetap di sisiku, aku sebenarnya merasa sangat berterima kasih kepadanya, walaupun aku dahulu merasa takut terhadap dirinya, namun aku kini sudah sepenuhnya merasa tidak takut lagi. Jika bukan karena dirinya, aku pasti sudah mati sejak awal.
Aku mencari kesempatan ketika tidak ada yang memperhatikan untuk berbisik kepadanya,”Terima kasih.....”
Dia menghadap kesamping, lalu melirikku dan berkata,”Bukankah kamu yang mengatakan bahwa suami istri yang baru saja menjadi pasangan sehari tetap akan selalu menyayangi pasangan mereka? Berdasarkan rasa kasih sayang ini, apakah aku mungkin hanya akan diam dan tidak menghiraukan segalanya?”
Aku tiba-tiba merasa sedikit bersalah, aku hanya mengatakannya secara sembarang saja......
Ketika tiba di posisi mayat kakek sebelumnya, aku pun tercengang. Mayatnya ternyata hilang! Aku menatap ke arah Devil dengan kebingungan, dia sepertinya juga sedang merasa ragu. Kakek ketiga kini bertanya kepadaku,”Alice, di mana kakekmu?”
Aku pun mulai menangis,”Dia jelas-jelas berada di sini sebelumnya! Dia jelas-jelas berada di sini ketika aku kembali!”
Nenek juga mulai berbicara dengan suara yang terdengar hendak menangis,”Apakah pencurinya membawa mayatnya pergi lagi?! Orang-orang kejam ini benar-benar sangat jahat, mereka harus masuk neraka ketika matin anti!”
Aku melihat Devil berjalan ke posisi mayat kakekku tergeletak sebelumnya, dia bersujud dan mengelus lumpur yang berada di permukaannya, bahkan mengendusnya, dia kemudian berkata kepadaku,”Bukan manusia yang melakukannya, bendanya itu jauh lebih mengejamkan dibandingkan wanita tua mematikan itu.”
Aku pun langsung merinding dalam sekejap, sebuah benda yang lebih kejam dibandingkan nenekku sudah membawa mayat kakekku pergi, bagaimana cara penyelesaian yang tergolong lebih baik?
Kakek ketiga sepertinya menyadari sesuatu, dia berjalan ke titik dimana Devil berdiri, juga melakukan tindakan yang serupa dengan Devil, dia mengambil lumpurnya dan mencium aromanya. Dengan bantuan cahaya bulan, aku melihat ekspresi kakek ketiga yang berubah menjadi sangat tidak enak, dia terlihat seakan-akan mencium sesuatu dengan aroma yang sangat bau, dia menepisnya dari hidungnya, lalu berkata,”Masalah besar akan segera terjadi! Para Ox-Nosed Old Taoist yang berada di kuil beberapa hari yang lalu sudah pergi, aku bahkan tidak mengetahui alasannya, jika kini diperhatikan kembali, mereka sepertinya sudah tahu sejak awal!”
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaMy Perfect Lady
AliciaMy Superhero
JessiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesInnocent Kid
FellaWahai Hati
JavAliusYama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk