Yama's Wife - Bab 51 Rangsangan
Ketika aku melihat Yunisha Chen meraba dada Nico Li dengan genit, seperti ada perasaan tidak bisa tahan untuk melihat langsung, Devil Yama pernah berkata, hantu wanita itu hanya bisa merasuk ke dalam tubuhnya kalau melakukan hal semacam itu, jadi sekarang dia langsung merayu Nico Li? Aku curiga dia tidak benar-benar dikontrol oleh hantu wanita, mungkin alasan dia kerasukan adalah karena dia seenaknya sendiri. Jangan tanya kenapa aku tahu bahwa hantu yang mengganggunya adalah wanita, apakah hantu pria perlu mengumpulkan energi positif untuk menggantikan energi negatif? Apakah hantu pria rela terikat pada wanita dan merasakan di-X? Siapapun yang punya otak pasti ingin mendapatkan hantu wanita.
Nico Li menunduk dan mengatakan sesuatu di telinganya, lalu pergi. Aku melihat wajah Yunisha Chen tersenyum bagai bunga bermekaran, ekspresi harapan dan keserakahan di matanya membuatku merinding, hasrat seksualnya terlalu kuat ….
Dalam hati aku sedang memarahi Nico Li karena tidak tahu malu, orang yang tercela, Yunisha Chen berjalan ke arahku, "Alice Fan, aku punya janji dengan Guru Li untuk pergi ke hutan belakang gunung siang nanti, kamu mau ikut? Aku lihat kamu sudah 18 tahun, tapi masih tidak paham cinta antara pria dan wanita, aku jadi cemas, lebih baik manfaatkan sebelum menikah, coba dulu dengan beberapa pria, bagaimana kamu bisa tahu mana yang baik mana yang buruk? Ajak seorang pria untuk selingkuh setelah menikah, sebelum menikah kamu bisa berpacaran dengan bebas, jangan terlalu kaku, ayo main ... 3P?"
Hal terakhir yang Nico Li katakan kepada Yunisha Chen ternyata adalah memintanya pergi ke gunung belakang, aku mengertakkan gigi dan berkata, "Kamu bisa memanggil semua kakak adikmu, boleh bermain NP, jangan panggil aku pergi, aku merasa jijik."
Dia bahkan tidak marah, juga tidak memarahiku, dia hanya berkata, “Dikasih hati rebut jantung, yang seperti kamu, pasti akan jadi perawan tua ketika mencapai usia akhiran.
Aku tersenyum dan tidak bicara, hanya memarahi dia orang gila dalam hati, apa keluarganya tidak ada yang tahu tingkah lakunya begitu kacau di sekolah? Apakah benar tidak apa memperlakukan diri sendiri sebagai bus dan membiarkan orang masuk?
Aku tidak peduli dengan apa yang dia katakan, masalah wanita sulit dibicarakan, aku jauh lebih trendy daripada dia, dan aku sudah menikah. Apalagi masalah perawan tua ….
Ketika kelas kedua usai, aku pergi ke toko swalayan sekolah untuk membeli air, tiba-tiba aku bertemu Nico Li, yang sedang berbicara dan tertawa dengan pemilik toko, melihat wajah pemilik toko wanita berusia empat puluh tahun yang berminyak dan kekasaran itu, aku merasa otak dan mata Nico Li bermasalah.
Aku tidak berencana untuk menyapanya, aku mengambil sebotol air di rak untuk membayar, tapi Nico Li menyenggolku dengan sikunya, "Alice Fan, aku lihat dahimu menghitam, tidak begitu bagus."
Aku ….
Aku membayar sambil memelototinya dan berkata, “Guru Li, kamu sangat luar biasa, tidak hanya bisa mengajar, tetapi kamu juga pandai dalam berbohong.” Setelah berkata begitu, aku berbalik dan berjalan keluar dari toko.
Dia mengejarku, menyisipkan selembar kertas ke dalam tanganku, lalu bergegas pergi. Aku melihat isi dari kertas itu, di atasnya tertulis: Datanglah ke hutan di gunung belakang sekolah sepulang sekolah nanti siang, kalau tidak datang, konsekuensinya tanggung sendiri.
Aku merobek kertas itu dengan mudah dan membuangnya ke tempat sampah, pandanganku tertuju pada tempat sampah, entah muntahan siapa itu, dan juga ada bau yang tidak sedap, aku merasa jijik sekali, lalu mengambil beberapa langkah ke depan. Tidak ada yang dimuntahkan, tapi perut bagian bawahku berkedut-kedut hebat, seolah ada sesuatu di dalamnya.
Aku menyentuh perut bagian bawah dengan heran, di dalamnya seperti ada makhluk yang bergerak, aku kaget dan tercengang, perut bagian bawahku sangat rata, benar-benar tidak seperti orang hamil, kenapa di dalamnya seperti ada yang bergerak? Apakah ini Janin Gaib itu?
Aku tidak mau berpikir terlalu banyak, saat dalam perut tidak bergerak, aku tidak memperhatikannya sebelumnya, aku juga tidak memperhatikannya setelah mengetahui bahwa aku hamil, tetapi sekarang sudah mulai ada reaksi, ini bukan lelucon. Aku segera memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, aku masih memiliki beberapa ratus RMB di sakuku, mungkin cukup untuk aborsi ….
Aku masih memiliki keraguan pada Devil Yama, dia tampaknya sangat memandang anak ini, tetapi bagiku, ini adalah mimpi buruk, dia memiliki begitu banyak istri, biarkan wanita lain melahirkannya, aku orang hidup, melahirkan anak untuk orang mat itu terlalu menggelikan. Apalagi kalau sampai melahirkan bayi aneh, itu akan meninggalkan bayangan gelap dalam hidupku ….
Aku tidak tahu apakah itu efek psikologis atau tidak, sisa dua jam pelajaran berikutnya aku tidak serius mengikutinya, aku selalu merasakan ada sesuatu yang bergerak di perutku. Sepulang sekolah, aku berjalan ke kantin dengan linglung, melihat makanan yang buruk di kantin, aku kehilangan nafsu makan. Tetapi aku merasa sangat lapar, aku ingin makan sesuatu, tetapi yang terpikir bisa dimakan olehku malah tidak menarik bagiku.
Aku memaksakan diri untuk makan, saat makanan masuk ke dalam mulutku, aku hampir tidak bisa menelannya, biasanya ada beberapa orang yang mengeluh bahwa makanan di kantin sekolah sangat buruk, dulu aku masih bisa memakannya, setelah tiga tahun, aku sudah terbiasa, tetapi sekarang aku sama sekali tidak bisa menelannya.
Aku menghela nafas dan keluar dari kantin, aku melihat pepohonan lebat di belakang gunung dan teringat akan selembar kertas yang diberikan Nico Li padaku. Dia ingin aku pergi, apa mungkin untuk melihat dia dengan Yunisha Chen melakukan hal itu, atau dia ingin membicarakan hal lain denganku? Ada gerakan tiba-tiba di perutku, apakah dia sudah memperhitungkannya? Dia berkata dahiku menghitam di toko tadi, sekarang membuat bulu kudukku tiba-tiba berdiri.
Meskipun aku tidak terlalu mempercayai karakternya, tapi aku telah melihat kekuatannya. Aku memutuskan untuk pergi menemuinya, mungkin saja dia benar-benar ada urusan mencariku. Kalau aku melihat dia dan Yunisha Chen melakukan hal-hal yang memalukan, aku langsung pergi saja.
Aku berjalan keluar melalui gerbang kecil di belakang sekolah, tiba di hutan, aku melihat sekeliling dan mencari di mana Nico Li berada, ketika aku mencapai kedalaman hutan, barulah aku mendengar suara Yunisha Chen, “Pak guru, apa kamu hanya akan berdiri berhadapan denganku di sini? Ayo lakukan sesuatu yang merangsang, mumpung tidak ada orang …."
Ketika aku mendengar ini, aku ingin berbalik dan pergi, tetapi suara Nico Li terdengar, “Sesuatu yang merangsang? Hanya ada sedikit hal yang bisa membuatku terangsang, aku tak tahu apa hal yang kamu bicarakan?"
Aku sedikit ingin terus mendengarkan, aku menarik semak-semak dan menyodorkan pinggangku, kebetulan bisa melihat mereka dari samping.
Seragam sekolah kami semuanya kemeja, berkancing, dan rok di bawah lutut, yang dianggap konservatif. Yunisha Chen membuka kancing kemejanya dan menempelkannya di dada Nico Li, “Pak guru, apakah kamu terangsang dengan ini? Kamu bisa berbuat yang lebih keterlaluan lho ….”
Aku ingin melihat betapa pura-pura sopannya si Nico Li itu, dia menatap dada Yunisha Chen, lalu berkata, "Tingkat rangsangan seperti ini tidak berarti apa-apa, kalau kamu bisa membangkitkan minatku, aku akan memuaskanmu hari ini."
Novel Terkait
Yama's Wife×
- Bab 1 Mimpi yang Menakutkan
- Bab 2 Token
- Bab 3 Kamu Seharusnya Sudah Mati Sejak Lama
- Bab 4 Sesuatu Di Perut
- Bab 5 Orang Tua Penjaga Gerbang Mati
- Bab 6 Kepalanya Hancur Dilindas
- Bab 7 Zombie (1)
- Bab 8 Zombie (2)
- Bab 9 Hantu Sialan Itu Menolongku
- Bab 10 Toleransi
- Bab 11 Hanya Wanita Dan Pria Berpikiran Sempit Yang Sulit Dijaga
- Bab 12 Kasih Sayang Suami Istri Yang Baru Bersama Selama Sehari
- Bab 13 Tidak Boleh Memperlihatkan Kaki
- Bab 14 Kerasukan
- Bab 15 Raja Yama
- Bab 16 Bertemu Dengan Yang Sudah Pergi
- Bab 17 Dipukul Hantu
- Bab 18 Zombie
- Bab 19 Semua Hal Selalu Masuk Akal
- Bab 20 Kesulitan Di Dua Sisi
- Bab 21 Tidak Ada Temboh Tak Bercelah
- Bab 22 Harus Panggil 'Suamiku'
- Bab 23 Angin Beraura Energi Negatif
- Bab 24 Wajah Memerah Hati Berdebar (1)
- Bab 25 Wajah Memerah Hati Berdebar (2)
- Bab 26 Cerita Masa Lalu
- Bab 27 Devil Yama Menikah Lagi
- Bab 28 Giok yang Hancur
- Bab 29 Lagi-lagi Melihat Malaikat Maut
- Bab 30 Orang yang Belum Dewasa, Tak Bisa Diandalkan
- Bab 31 Memungut Manusia Hidup
- Bab 32 Bertemu Roh Setiap Hari
- Bab 33 Lebih Baik Tidak Kamu Ketahui
- Bab 34 Yama Punya Banyak Istri
- Bab 35 Terjebak
- Bab 36 Meski Menjadi Hantu Aku Juga Tidak Akan Melepaskanmu
- Bab 37 Janin Gaib (1)
- Bab 38 Janin Gaib (2)
- Bab 39 Janin Gaib (3)
- Bab 40 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 41 Mimpi Di Siang Bolong
- Bab 42 Bicarakan Baik-Baik, Jangan Bersikap Kasar
- Bab 43 Bentuk Cinta
- Bab 44 Dengan Siapa Kamu Berbicara
- Bab 45 Dia Tidak Akan Bertahan Hidup
- Bab 46 Bermain Di Luar
- Bab 47 Merasuki Tubuh
- Bab 48 Memotong Umur 20 Tahun
- Bab 49 Perbedaan yang Hidup Dan Mati
- Bab 50 Membuat Segalanya Menjadi Sulit
- Bab 51 Rangsangan
- Bab 52 Gigit Lobak
- Bab 53 Mengintip
- Bab 54 Manik
- Bab 55 Video
- Bab 56 Mengancam
- Bab 57 Tidak Senang Setelah Membunuhny
- Bab 58 Berpura-Pura Bodoh
- Bab 59 Aku Sudah Memperhitungkannya
- Bab 60 Dirasuki
- Bab 61 Dipukul
- Bab 62 Ini Melanggar Hukum
- Bab 63 Kolam Panjang Umur
- Bab 64 Pinggang Terasa Mau Patah
- Bab 65 Mutiara Energi Negatif
- Bab 66 Orang Misterius Di Sosial Media
- Bab 67 Rumah Sudah Tidak Aman Lagi
- Bab 68 Ancaman Yang Aneh
- Bab 69 Hantu Jahat Mencongkel Jantung
- Bab 70 Berbohong
- Bab 71 Jangan Lupa Membagi Keuntungannya
- Bab 72 Tidak Tahan Lagi
- Bab 73 Halaman Belakangmu Kebakaran
- Bab 74 Cinta Baru Dan Lama
- Bab 75 Rasanya Menyenangkan
- Bab 76 Istri Pertama
- Bab 77 Aku Tidak Mau Mati Lebih Dulu Dari Orang Tuaku
- Bab 78 Dihantui
- Bab 79 Bakat yang Unik
- Bab 80 Rasa Manis
- Bab 81 Suami Yang Satu Ini Mengajarimu Dengan Cukup Baik
- Bab 82 Kamu Tahu Lebih Jelas Dibandingkan Diriku
- Bab 83 Aku Tetap Akan Mengenalmu Sekalipun Berubah Menjadi Debu
- Bab 84 Masih Saja Berkata Bukan
- Bab 85 Apakah Mungkin Seorang Wanita
- Bab 86 Mari Kuperlihatkan Yang Lebih Menarik
- Bab 87 Obsesi (1)
- Bab 88 Obsesi (2)
- Bab 89 Terakhir Kalinya
- Bab 90 Mengapa Ingin Mencelakaiku
- Bab 91 Tak Tahu Malu
- Bab 92 Hidup Berharga Beberapa Uang
- Bab 93 Hantu Mesum
- Bab 94 Jangan Main-Main Dengan Hubungan Antara Pria Dan Wanita
- Bab 95 Main Mata
- Bab 96 Apakah Kamu Seorang Wanita?
- Bab 97 Teman Sekamar
- Bab 98 Tidak Ada Air Yang Keluar
- Bab 99 Kebersihan Mental
- Bab 100 Ini Adalah Perilaku Penjahat
- Bab 101 Mengapa Tidak Ada Bulunya
- Bab 102 Di Mana Dimulai Di Situ Di Selesaikan
- Bab 103 Ilusi Hantu
- Bab 104 Bukan Orang Baik
- Bab 105 Pemandangan Indah Di Tempat Yang Jauh Dan Terpencil
- Bab 106 Berpikir Berlebihan
- Bab 107 Hantu Air
- Bab 108 Hubungan Dekat Kerabat
- Bab 109 Terungkap
- Bab 110 Semua Ada Balasannya
- Bab 111 Cinta Tengah Malam
- Bab 112 Mayat Kering Di Bawah Tempat Tidur
- Bab 113 Barang Ini Milikmu, Kan?
- Bab 114 Anggap Saja Melacur Gratis
- Bab 115 Sudah Berakhir
- Bab 116 Dimana Telur Naga
- Bab 117 Suamiku
- Bab 118 Membuka Postur Baru
- Bab 119 Telepati
- Bab 120 Hidup Abadi
- Bab 121 Waktu Itu Entah Mengapa Aku Bisa Menyukaimu
- Bab 122 Jurus Penggoda
- Bab 123 Pernikahan Gaib
- Bab 124 Menjadi Dewasa Belum Tentu Adalah Hal Yang Baik……
- Bab 125 Suara Apa
- Bab 126 Bantu Ucapkan Terima Kasih Pada Leluhurmu
- Bab 127 Sok Hebat Memerlukan Keterampilan
- Bab 128 Di Bawah Pancaran Sinar Mentari, Ini Terlalu Menyilaukan
- Bab 129 Lampu Gantung yang Meneteskan Air
- Bab 130 Tahu Tidak Orang Seperti Apa yang Tak Boleh Disinggung
- Bab 131 Teriak Apaan
- Bab 132 Apa yang Kalian Lakukan
- Bab 133 Kamu Siapa
- Bab 134 Kamu Bodoh Ya
- Bab 135 Bagian Mana yang Tak Pernah Kulihat
- Bab 136 Bukankah Hanya Masalah Kecil
- Bab 137 Tanah Yang Berdarah
- Bab 138 Ada Masalah Apa?
- Bab 139 Aku Percaya Padamu
- Bab 140 Seorang Wanita, Cara Berjalannya Seperti Itu Apa Pantas?
- Bab 141 Mengantarmu Kemana Saja
- Bab 142 Lari
- Bab 143 Kamu Hanya Memakai Ini Saat Keluar Tadi
- Bab 144 Takut Kedengaran Orang Lain?
- Bab 145 Hanya Saja Kamu Tidak Tahu
- Bab 146 Kata-Katanya Penuh Tipu Muslihat
- Bab 147 Kenapa Kamu Bisa Ada Di Sini
- Bab 148 Sampah
- Bab 149 Semuanya Adalah Wanita Raja Yama
- Bab 150 Konsekuensi Buruk