Husband Deeply Love - Bab 260 Menantu Bertemu Mertua
"Kamu ini, datang saja sudah cukup, untuk apa membawa buah tangan? Kamu juga Kimmy Wen! Rumah kita tidak kekurangan apa-apa, tetapi merepotkan kamu membeli buah-buahan, membuat kamu menghabiskan uangmu. Kamu kenapa masih di sana? Kemari! Cuci bersih buah-buahan ini setelah itu berikan kepada istrimu! Sudah berumur 30 tahun tetapi tidak bisa berinisiatif."
Ibu dari Kimmy Wen menatap Kimmy Wen dengan tatapan meremehkan, lalu menolehkan kepalanya melihat ke arah Federica Qiao sambil tersenyum lebar hingga giginya sudah mau keluar.
Gilbert Lang dan Vheren Xie duduk pada sudut sofa, sambil memakan buah yang ada pada meja mereka sambil melihat kejadian yang ada di depan mereka saat ini. Tidak tahu kenapa mereka berdua merasa kejadian di depan mata mereka ini sangat lucu.
Kimmy Wen masih memiliki tiga kakak laki-laki, semuanya merupakan orang yang hebat dalam militer. Mamanya berharap kepada bulan dan bintang agar anak terakhirnya berjenis kelamin perempuan, meskipun harus membayar denda. Tetapi dia tidak menyangka anak terakhirnya merupakan laki-laki!
Karena ini timbulah dendam pada saat menjalani masa nifas. Dia pun langsung membeli rok kepada Kimmy Wen dan memakainya.
Terkadang jika sedang tidak dalam suasana hati yang baik, dia sering bertanya mengapa Kimmy Wen bukan perempuan.
Terkadang Kimmy Wen sangat curiga apakah dia anak kandung ibunya.....
Federica Qiao merasa sedikit bingung dengan keantusiasan wanita ini.
Bukannya orang-orang mengatakan hubungan antara menantu dan mertua itu bagaikan api dan air yang tidak bisa bersatu?
Tetapi mengapa dia melihat kebalikannya?
Dan jika dia tidak salah menebak, wanita ini seharusnya mengenal mertua dari Vheren Xie. Dua orang yang memiliki perbedaan yang sangat jauh ini mengapa bisa menjadi teman?
Dia mengetahui dengan jelas apa yang telah dilakukan mertua Vheren Xie, tetapi wanita di depannya ini tidak terlihat seperti orang yang licik.
Melihat Federica Qiao yang sedang tertegun, Ibu Kimmy Wen segera mengulurkan tangannya dan memegang pergelangan tangannya di tangan dia.
"Anakku, aku tahu kesulitan apa saja yang telah kamu rasakan sejak kecil di keluargamu. Kimmy Wen sudah mengatakannya semua kepadaku. Untuk kedepannya kamu tidak perlu khawatir, selama masih ada Keluarga Wen, tidak ada orang yang berani menindas putriku!"
Perkataan ini seketika membuat mata Federica Qiao memerah.
Terakhir kali yang mengatakan perkataan seperti ini adalah Vheren Xie. Dia masih mengingatnya ketika baru saja memulai perkuliahan dikarenakan dia datang dari pedalaman, ada saja orang yang meremehkan dia, dan menindas dia.
Hubungan pertemanan dia dan Vheren Xie yang sudah bertahun-tahun itu, di mulai sejak itu.
Tetapi wanita di depannya ini yang tidak bertemu secara langsung pun bisa mengatakan ucapan seperti itu.
Federica Qiao menarik nafas dalam, sambil tersenyum melihat ke arah orang yang duduk di samping dia.
Vheren Xie merasa tenang melihat kedua orang di depannya ini.
Dulu dia pernah mendengar dari Gilbert Lang bahwa ibu Kimmy Wen merupakan orang yang sangat lurus dan terus terang. Dia tidak pernah berpura-pura di depan maupun di belakang.
Akhirnya setelah bertahun-tahun Federica Qiao melewati ini semua, dia dapat merasakan hidup yang baik.
Ketika sedang berpikir, dia menjulurkan tangan dan menusuk Gilbert Lang. Lalu beranjak dan berpamitan.
"Bibi, aku dan Gilbert Lang sudah membahas sebelumnya untuk malam ini kami akan makan di rumah, jadi kami tidak akan berlama-lama di sini. Jika ada kesempatan di lain hari, aku akan datang kembali melihatmu."
Setelah selesai berbicara beberapa waktu, Vheren Xie menggandeng lengan Gilbert Lang dan meninggalkan gedung markas militer.
Dua orang duduk di dalam mobil, Vheren Xie pun menanyakan yang sudah ada di pikirannya sejak lama.
Dia memakai sabuk pengaman, lalu membuka suara bertanya.
"Tuan Lang, dulu mengapa nenek pergi meninggalkan markas militer? Tingkat keamanan di sini bukannya lebih bagus dibanding dengan mansion?"
Begitu mendengar perkataannya, Gilbert Lang menjulurkan tangannya dan mengusap kepalanya.
"Sebenarnya aku tidak tahu begitu jelas mengenai masalah itu. Pada saat itu aku masih kecil. Sejak kakek meninggal, nenek selalu merasa jika dia tetap tinggal di markas militer ini seolah-olah mengambil keuntungan dari keluarga mertuanya. Jadi sejak itu dia pun membawa ayahku dan yang lainnya menyewa rumah kecil untuk menjalani hidup. Lalu setelah itu Perusahaan Besar Lang mulai stabil, lalu barulah pindah ke tempat itu. Hanya memerlukan 20 tahun."
Setelah Gilbert Lang selesai berbicara, dia menatap pintu markas militer dengan penuh kerinduan.
Setiap kali datang ke sini, dia selalu teringat kakeknya yang memakai seragam militer, berdiri di dalam markas dan sedang bertinju."
Karena hal ini, dia sudah sangat lama tidak pernah kembali kemari.
Ketika sedang berpikir, dia menoleh ke arah wanita di sampingnya, menjulurkan tangannya dan mengalungkan tangannya di leher dia lalu menciumnya.
Vheren Xie melirik pria ini dengan marah lalu merapikan pakaiannya.
"Otakmu ini tidak bisakah diisi dengan sesuatu yang berguna? Cepatlah menyetir."
"Nyonya Lang, kamu terlalu melebih-lebihkan aku, aku ini begitu selesai bekerja seluruh pikiran aku diisi oleh kamu. Tentu saja jika kamu merasa dirimu tidak berguna, aku akan menarik perkataanku."
Tatapan Gilbert Lang yang penuh kelicikan membuat Vheren Xie ingin menendangnya dari mobil. Setelah ragu-ragu beberapa saat, dia masih memegang sabuk pengamannya dengan erat lalu bersender pada bangku untuk berpura-pura tidur.
Sejak pagi ini ketika dia bangun tidur, kepalanya sudah sedikit sakit, lalu dibiarkan dalam waktu yang panjang. Sekarang dia merasa kepalanya sudah ingin meledak.
Dia yang sekarang, sangat merindukan kasur yang ada di rumah.
Vheren Xie sambil berpikir, sambil memijat pelipisnya, keningnya mengerut kencang karena sakit.
Dia tidak merasakan apa-apa sore ini, mungkin dikarenakan pikirannya teralihkan karena adanya masalah. Tetapi dirinya sekarang sudah bersantai, rasa sakit di kepalanya semakin kuat.
Gilbert Lang menolehkan kepalanya dan melihat wanita di sampingnya yang sedang kesakitan, dia langsung memutar balik dan pergi ke toko obat.
Belum sempat Vheren Xie menanyakan apa yang ingin dia lakukan, Gilbert Lang sudah turun dari mobil.
Ketika dia kembali, tangannya sedang memegang segelas air dan dua kotak obat.
"Saat ini jalanan macet, jarak rumah sakit juga jauh. Kamu makan obat terlebih dahulu, yang putih makan tiga buah, yang kuning satu buah. Dokter mengatakan kamu harus minum banyak air putih hari ini, untuk menggantikan anggur yang ada di dalam tubuhmu."
Setelah Gilbert Lang selesai berbicara, dia segera menjuluran tangan dan menekan jidad Vheren Xie.
"Jika aku kembali melihat kamu minum anggur sebanyak itu lain kali, aku akan menelanjangimu dan membuangmu ke dalam bak. Aku pasti akan melakukannya."
Vheren Xie mendengar peringatan pria ini, bibirnya tertutup, mengerutkan keningnya dan mengunyah obatnya.
Rasa pahitnya sangat terliihat pada wajahhnya, Gilbert Lang segera memberikan segelas air kepada dia.
"Nyonya Lang, apakah kamu menjadi bodoh setelah minum anggur? Obat ini bisa langsung ditelan, mengapa kamu mengunyahnya?"
Gilbert Lang mencemooh Vheren Xie, dengan tidak berdaya dia memasang sabuk pengamannya dan menjalankan mobil ke arah rumah Keluarga Xie
Novel Terkait
My Cute Wife
DessyAwesome Guy
RobinMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraCEO Daddy
TantoMy Charming Lady Boss
AndikaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaKing Of Red Sea
Hideo TakashiRahasia Istriku
MahardikaHusband Deeply Love×
- Bab 1 Apakah Nona Xie bersedia menikah denganku?
- Bab 2 Maaf, semoga kalian bahagia.
- Bab 3 Berakting sesuai kondisi.
- Bab 4 Jauhi putriku, semakin jauh semakin bagus.
- Bab 5 Tak disangka berani-beraninya Gilbert Lang mengambil keuntungan darinya
- Bab 6 Sekamar dengan Gilbert Lang
- Bab 7 Bermain kelewat batas
- Bab 8 Membohongimu, aku tidak sudi!
- Bab 9 Pesta yang menyesakkan
- Bab 10 Apakah aku perlu mengajari kalian bagaiamana caranya berpacaran?
- Bab 11 Memamerkan istri
- Bab 12 Suntikan modal Gilbert Lang
- Bab 13 Mendatangkan pelakor
- Bab 14 Merebut pasangan orang
- Bab 15 Di atas ranjang dan di bawah ranjang
- Bab 16 Menantu bertemu dengan ayah mertua
- Bab 17 Memahami satu sama lain
- Bab 18 Merebut rumah orang lain
- Bab 19 Kamu terlalu keterlaluan
- Bab 20 Keputusan akhir Perusahaan Besar Xie berada di tanganku
- Bab 21 Perdebatan perihal saham
- Bab 22 Menghilangkan kepura-puraan
- Bab 23 Peringatan Kematian
- Bab 24 Kedatangan sahabat
- Bab 25 Masa lalu Federica Qiao
- Bab 26 Datang tanpa diundang
- Bab 27 Hubungan paman dan keponakan yang aneh
- Bab 28 Nenek Gilbert Lang
- Bab 29 Tak kenal puas
- Bab 30 Sakit
- Bab 31 Gangguan stres pasca trauma
- Bab 32 Aku mencari Hendra Gu!
- Bab 33 Kekecewaan yang mendalam
- Bab 34 Mengalami krisis sekali lagi
- Bab 35 Bawa keluar, jangan bunuh dulu.
- Bab 36 Bukankah kamu masih memiliki aku?
- Bab 37 Kembalikan putriku
- Bab 38 Dunia memang sempit
- Bab 39 Dolly Lang kembali
- Bab 40 Masa lalu Gilbert Lang
- Bab 41 Dapur Meledak
- Bab 42 Berpikiran Sempit
- Bab 43 Pelelangan
- Bab 44 Harus Mendapatkannya
- Bab 45 Bertemu di Bar
- Bab 46 Garis Awal Kerjasama
- Bab 47 Apa masalahmu?!
- Bab 48 Kesombongan Yang Tidak Terkontrol
- Bab 49 Aku adalah bosmu
- Bab 50 Wawancara Eksklusif
- Bab 51 Masuk Ke Dalam Pelukan
- Bab 52 Gilbert Lang Yang Mabuk
- Bab 53 Kamu Harus Bertanggung Jawab Padaku
- Bab 54 Gilbert Lang Menghilang
- Bab 55 Mencari Orang
- Bab 56 Penculikan dan ancaman
- Bab 57 Keselamatan Gilbert Lang
- Bab 58 Menyelamatkan diri sendiri
- Bab 59 Aku datang
- Bab 60 Bala bantuan tiba
- Bab 61 Kembali Dengan Selamat
- Bab 62 Identitas Vheren
- Bab 63 Datang Menjenguk
- Bab 64 Ini Karena Aku Mencintai Kamu
- Bab 65 Manja adalah suatu penyakit
- Bab 66 Menjenguk
- Bab 67 Masa Lalu
- Bab 68 Keluarga Xie
- Bab 69 Aku Tidaklah Tertarik dengan Monyet
- Bab 70 Tolong Datang
- Bab 71 Vheren adalah istriku
- Bab 72 Satu keluarga
- Bab 73 Total lima ratus juta!
- Bab 74 Orang yang tidak tahu malu, pasti akan melakukan hal apapun
- Bab 75 Kalau bukan mempunyai sifat yang sama, tidak akan menjadi keluarga
- Bab 76 Serakah
- Bab 77 Wanita Paling Berbahaya
- Bab 78 John Liu di Depan Pintu
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Sebuah Hadiah yang Besar
- Bab 81 Pembatalan Pernikahan Keluarga Liu
- Bab 82 Simpan Sebentar
- Bab 83 Merekomendasikan Seseorang
- Bab 84 Gumpalan Darah di Bagian Kepala
- Bab 85 Kekhawatiran Gilbert
- Bab 86 Vheren Xie Sudah Sadar
- Bab 87 Dokter Yang Datang Dari Amerika
- Bab 88 Hendra Gu Datang
- Bab 89 Wanitaku
- Bab 90 Tolong Jangan Menunda Waktu Anakku
- Bab 91 'Anjing' tidak patuh, karena ayahnya yang tidak bertanggung jawab?"
- Bab 92 Rencana Operasi Bedah
- Bab 93 Jamuan Malam
- Bab 94 Orang Keluarga Gu
- Bab 95 Terpukul di Hadapan Publik
- Bab 96 Awal Konspirasi
- Bab 97 Keluarga Gu Bertamu
- Bab 98 Pikirkan Baik-Baik
- Bab 99 Kontrak
- Bab 100 Ayah Hendra Gu
- Bab 101 Masalah waktu itu
- Bab 102 walau awalnya tidak tetapi untungnya berhasil
- Bab 103 Federica Qiao keluar dari rumah sakit
- Bab 104 Teman ayah
- Bab 105 Velly Shen
- Bab 106 Wawancara Dimulai
- Bab 107 Cantik
- Bab 108 Permisi, Ini Suamiku
- Bab 109 Maksud Hati
- Bab 110 Penggalangan Dana
- Bab 111 Rumah kemasukan Perampok
- Bab 112 Gilbert Lang terluka
- Bab 113 aku tidak ingin kamu cemas
- Bab 114 Kemunculan Hantu Batin
- Bab 115 )rang pintar yang memilih pemimpin tepat untuk memimpin
- Bab 116 Kehidupan Kecil yang Penting
- Bab 117 Pemaksaan Mendatangkan Pengawal
- Bab 118 Mencurigai
- Bab 119 Musuh yang Datang
- Bab 120 Mission Impossible
- Bab 121 Kebetulan bertemu Alberson Lang
- Bab 122 Wanita Cantik Diatas Kasur
- Bab 123 Mencoba Mendapatkan Keuntungan Tetapi Malah Menjadi Lebih Buruk.
- Bab 124 Jatuh Cinta
- Bab 125 Apakah Kamu Yakin Menyukai Ku?
- Bab 126 Berita Keluarga Gu
- Bab 127 Membatalakan Kerjasama
- Bab 128 Pasangan yang Sudah Ditakdirkan Bersama
- Bab 129 Telepon Dari Ibu Mertua
- Bab 130 Acara Makan Malam
- Bab 131 Istirku Hanya Ada Satu
- Bab 132 Erin Fang Melompat Dari Gedung
- Bab 133 Hidup Dan Mati Adalah Takdir
- Bab 134 Membutuhkan Makanan Dan Hubungan Seks
- Bab 135 Harus Banyak Bergerak Jika Ingin Hidup Bahagia
- Bab 136 Jujur dan tulus hati
- Bab 137 Pemikiran Aurora Tang
- Bab 138 Tidak ada bedanya
- Bab 139 Diikuti
- Bab 140 Balas dendam
- Bab 141 Pemecatan
- Bab 142 Semua Untuk Kebaikanmu
- Bab 143 Di Pikiranku Penuh Dengan Kamu
- Bab 144 Pahlawan Menyelamatkan Si Cantik
- Bab 145 Serangan Mendadak
- Bab 146 Pesta ulangtahun
- Bab 147 Aku menyukaimu
- Bab 148 Radang usus buntu akut
- Bab 149 Sesuatu terjadi pada Dolly Lang
- Bab 150 Penculik ditangkap
- Bab 151 Kembali Dengan Aman
- Bab 152 Marchella Xie Datang
- Bab 153 Rusa Kecil Terbunuh
- Bab 154 Urusan 'Publik' Rutin
- Bab 155 Ancaman Keluarga Gu
- Bab 156 Kaki Tangan Untuk Melakukan Hal Jahat
- Bab 157 Restoran Vegetarian
- Bab 158 Aku Tidak Sengaja
- Bab 159 Musuh Dari Musuh
- Bab 160 Pesta Keluarga Gu
- Bab 161 Mendapatkan Apapun Yang Diinginkan
- Bab 162 Apa Aku Tidak Boleh Bahagia?
- Bab 163 Kedatangan Ibu Mertua
- Bab 164 Aku Tidak Akrab Denganmu
- Bab 165 Paman Liu Mengalami Kecelakaan
- Bab 166 Kejadian buruk terjadi lagi
- Bab 167 Merkurius yang Surut.
- Bab 168 Video dalam Memori USB
- Bab 169 Gilbert Lang Kembali
- Bab 170 Cemburu
- Bab 171 Masalah Demi Masalah
- Bab 172 Minta Maaf Secara Langsung
- Bab 173 Fotografi Bawah Air (1)
- Bab 173 Fotografi Bawah Air
- Bab 174 Tatapan yang Berbeda
- Bab 175 Federica Tidak Tenang
- Bab 176 Mobil yang Hilang
- Bab 177 Undangan Ke Pesta Minuman
- Bab 178 Alergi Terhadap Alkohol
- Bab 179 Memangnya Dia Siapa?
- Bab 180 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Bab 181 Kamu Tahu Apa Kesalahanmu?
- Bab 182 Di mana Gilbert Lang?
- Bab 183 Orang Jahat yang Masih Belum Lenyap
- Bab 184 Pengaturan Dari Perusahaan
- Bab 185 Demi Mengejar Uang
- Bab 186 Hubungan ibu-anak yang tidak akrab
- Bab 187 Tidak Menghormati Senior
- Bab 188 Akhir dari Alfred Zheng
- Bab 189 Telepon dari Nyonya Tua Xie
- Bab 190 Meminta Bantuan
- Bab 191 Tindakan yang mantap sekali
- Bab 192 Wartawan yang tidak berhati nurani
- Bab 193 Penyelesaian yang mencanggungkan
- Bab 194 Mengenal orang yang tidak baik
- Bab 195 Kampung halaman Federica
- Bab 196 Kenapa Yang Mati Bukan Kamu?
- Bab 197 Upacara Pemakaman
- Bab 198 Masalah Keluarga
- Bab 199 Kehidupan Sangat Berharga
- Bab 200 Perbuatan Cari Mati
- Bab 201 Paman Liu Sudah Bangun
- Bab 202 Pemberhentian Pembantu
- Bab 203 Aku Bukan Ibumu
- Bab 204 Lotus Putih Abadi
- Bab 205 Perjamuan Khusus
- Bab 206 Pembicaraan Antara Ibu dan Anak
- Bab 207 Rencana Bulan Madu
- Bab 208 Tiba-Tiba Terkenal
- Bab 209 Telepon dari Lenny
- Bab 210 Aku Sungguh Menyukaimu
- Bab 211 Benar-Benar Tidak Terpikir
- Bab 212 Pacar Lenny
- Bab 213 Pintar Berwawasan Luas
- Bab 214 Harus Berperan Sempurna
- Bab 215 Gillan Keluar Dari Rumah Sakit
- Bab 216 Yenny Pan Masuk Rumah Sakit
- Bab 217 Ini Adalah Menantu Perempuanku
- Bab 218 Gillian Ge Meminta Maaf
- Bab 219 Jangan Masuk ke Rumah Jika Bukan Bagian Dari Keluarganya
- Bab 220 Keraguan
- Bab 221 Kecelakaan Dolly Lang
- Bab 222 Vheren Xie Terluka
- Bab 223 Gilbert Lang yang Marah
- Bab 224 Hendra Gu yang Sial
- Bab 225 Minum Air Dingin Saja Gigi Bisa Bolong
- Bab 226 Kamu ini pembawa nasib buruk
- Bab 227 Halo Paman kedua, sampai jumpa Paman kedua
- Bab 228 Mengantarmu pulang
- Bab 229 Mertua dan menantu berbicara tentang isi hati
- Bab 230 Kamu tidak akan pernah mendapatkanku
- Bab 231 Rekan Tim Bodoh
- Bab 232 Tiga Wanita Dalam Satu Permainan
- Bab 233 Mengurangi Kontak Dengannya
- Bab 234 Menghadiri Resepsi
- Bab 235 Orang Sombong
- Bab 236 Sedikit Berisi
- Bab 237 Luka dan Lelah
- Bab 238 Restoran Privat
- Bab 239 Aku Akan Mempertimbangkannya
- Bab 240 Pertemuan di Bar
- Bab 241 Maaf, Tapi Ia adalah Suamiku
- Bab 242 Selamat Tahun Baru
- Bab 243 Anak ini bermarga Lang
- Bab 244 Kesepakatan
- Bab 245 Kedatangan Bibi Kedua
- Bab 246 Kamu tidak patut mengajari wanitaku
- Bab 247 Lebih baik bertemu
- Bab 248 Tes Kehamilan
- Bab 249 Ini Nenek
- Bab 250 Anak Alberson Lang
- Bab 251 Konfrontasi di Depan Umum
- Bab 252 Menurutku Lebih Baik Menikah
- Bab 253 Demi Kebaikanmu
- Bab 254 Awal Dari Kehancuran
- Bab 255 Tidak Ingin Berhubungan Denganmu
- Bab 256 Siluman, Kembalikan Kakekku
- Bab 257 Brengsek
- Bab 258 Tidak Tahu Balas Budi
- Bab 259 Membahas Pernikahan
- Bab 260 Menantu Bertemu Mertua
- Bab 261 Menyapu Pemakaman
- Bab 262 Paman Liu Siuman
- Bab 263 Epilog