Husband Deeply Love - Bab 207 Rencana Bulan Madu

Gillian sama sekali tidak pernah satu hari pun berpikir ada harinya di mana ia akan dikritik oleh putranya sendiri, tapi jika dipikirkan sekarang, hal yang dulu ia lakukan memang keterlaluan.

Tapi waktu itu ia juga diperintahkan oleh orang lain, hingga akhirnya melakukan beberapa hal itu.

Sekarang ia memikirkan wajah Ibu dan anak dari keluarga Pan pun merasa menindas Gilbert.

“Mama, aku tahu kamu masih tidak menyukai Vheren, tapi kata-kata yang baru saja aku ucapkan sebaiknya kamu pikirkan baik-baik, bagaimana pun juga nantinya kita akan tinggal di bawah satu atap. Aku dan Vheren sudah membeli rumah baru, aku memilih yang dekat dengan rumah, dengan begitu kita ada waktu untuk pulang menengokmu dan Ayah.”

Setelah Gilbert selesai berbicara, ia melihat Gillian yang sudah berbaring di ranjang pasien, ia pun mengulurkan tangannya dan menyelimuti dia.

“Jika kamu merasa tidak enak badan maka cepatlah istirahat, besok aku masih ada rapat di kantor, aku akan pulang dulu hari ini. Nanti aku akan menelepon Dolly, menyuruhnya menemanimu.”

Selesai berbicara Gilbert lagi-lagi melihat sebentar Gillian yang terbaring di ranjang pasien, akhirnya setelah sedikit ragu, ia tetap meninggalkan rumah sakit dengan tepat waktu.

Dan setelah Gilbert pergi, Gillian bangun dan terduduk.

Ia melihat MMS yang ada di ponselnya, akhirnya tetap langsung menghapus video-video itu.

Dan langsung menelepon nomor agen detektif pribadi, menyuruhnya datang, tidak usah mencari tahu lagi.

Ia menyadari hal yang paling sulit ia mengerti dari wanita ini adalah, kebaikan tanpa syaratnya bagi Gilbert.

Jika kadang-kadang Gilbert marah padanya, atau terjadi cekcok di antara keduanya. Gillian tidak akan merasa canggung.

Sekarang perasaannya seperti putranya sendiri dikuasai oleh orang lain, bagaimana pun juga terasa tidak nyaman.

Tadi setelah Gilbert memberitahunya hal-hal yang terjadi belakangan ini, api amarah di dalam hatinya pun turut menghilang.

Sedangkan Gilbert yang sudah pulang ke rumah, belum naik ke lantai atas saja dia sudah melihat Vheren menggunakan t-shirt lengan pendeknya, duduk di sofa memeluk sisa dari setengah semangka, mengoreknya sedikit demi sedikit menggunakan sendok.

Setelah Vheren melihat Gilbert kembali, ia langsung memberikan semangka yang ada di atas sendok kepada Gilbert.

“Mengapa tidak menemani Mama sedikit lebih lama di rumah sakit, apakah kamu tidak tahu akhir-akhir ini suasana hatinya sedang tidak baik? Mana lagi kurasa kamu dan Mama seharusnya mencari waktu untuk berdiskusi, dengan begitu, kalian berdua pun tidak usah terlalu canggung jika bertemu. Sekalian bisa membantuku berhati-hati akan Yenny si manusia licik itu.”

Setelah Vheren selesai berbicara, dirinya sudah bersandar di dalam dekapan Gilbert.

Gilbert mengulurkan tangannya mengelus rambut Vheren, tangan satunya lagi membuka dasinya sendiri, lalu langsung melemparkannya ke sofa.

“Tadi aku sudah mengatakan yang harus kukatakan, dan mengatakan yang bisa kukatakan padanya. Selanjutnya bagaimana dengan dia? Maka harus melihat caranya sendiri. Tapi di dalam ingatanku? Ia selalu menjadi orang yang adil. Meski kadang-kadang kata-katanya sedikit ketus, tapi akhirnya ada beberapa masalah yang harus ia putuskan sendiri.”

Setelah Gilbert selesai berbicara, ia langsung menggendong VHeren dan meletakkannya di atas lututnya.

Tangan Vheren pun merangkul pundak Gilbert, meski dikatakan tidak rela, tapi ia tetap tertawa sambil memandang Gilbert.

“Kmu juga tahu sifat Nenek Tua, melewati masalah kali ini, seharusnya ia lebih berhati-hati lagi pada sepasang ibu dan anak itu. Kamu pun tidak usah khawatir mereka akan mempermainkanmu.”

Setelah Gilbert selesai berbicara, ia menggunakan tangannya untuk menahan pinggang Vheren, tersenyum memandangnya, tatapannya terlihat bercahaya.

Ia pun berkata: “Setelah menyelesaikan masalah di sini, bagaimana kalau kita pergi bulan madu?”

Mendengar ucapannya, meski Vheren sedikit ragu, tapi ia terharu.

Bagaimana pun juga dalam setahun ini, rata-rata ia selalu sibuk dalam urusan pekerjaan, sama sekali tidak ada waktu untuk keluar beristirahat.

Sepertinya setiap hari dari pagi sampai malam dirinya selalu siaga.

Berpikir begitu, Vheren pun mengangguk ringan, ia meletakkan dagunya di atas pundak Gilbert, lalu berkata dengan suara pelan: “Kalau begitu kamu bertanggung jawab untuk mengaturnya, aku membawa kamu, kamu membawa uang. Bagaimana menurutmu?”

Dengan penuh cinta Gilbert mengulurkan tangannya dan meraba hidung Vheren, meski selalu tidak melawan.

Lagi-lagi keduanya bermesraan di atas sofa, barulah Vheren menyampaikan apa yang terjadi pagi ini di rumah kepada Gilbert.

“Jadi kamu bilang benda itu baik-baik saja, tiba-tiba meledak? Apakah Roderick sudah memeriksanya?”

Gilbert bertanya sambil mengerutkan alisnya.

Seluruh diri Vheren ada dalam dekapan Gilbert, seperti gurita, melingkari tubuh Gilbert, meletakkan kepalanya di leher Gilbert, lalu berkata:

“Tentu dia sudah memeriksanya, tapi tidak ada kesalahan apa pun, benda itu meledak begitu saja, yang lebih mencurigakan adalah sebelum menggunakan benda itu, seharusnya berjarak beberapa meter, tapi begitu kebetulannya hingga meledak dan melukai kakinya, pagi tadi aku sudah memecat beberapa orang, tapi hatiku masih tetap merasa tidak tenang.”

Setelah selesai berbicara, Vheren menoleh dan memandang ke luar jendela, seakan kejadian ini terjadi di depan matanya.

Ia memeluk lengan Gilbert, dan api yang tidak diketahuinya memanas begitu saja.

Dikatakan bahwa lebih mudah menghindari penjahat daripada pencuri di rumah, sebenarnya masalah hari ini kebetulan atau ada orang yang merencanakannya pun sekarang masih tidak bisa dipastikan.

Meski berita baiknya adalah Paman Liu sudah sadarkan diri, tapi tidak tahu mengapa, Vheren masih merasa akan terjadi sesuatu dalam waktu dekat.

Dengan berpikir begitu ia pun berkata pada Gilbert: “Aku masih sedikit khawatir pada Paman Liu, besok kamu kirim dua orang untuk menjaga keamanannya ya?”

“Semuanya akan mendengarkan kata-katamu.”

Setelah Gilbert berbicara, ia pun melihat Vheren menguap.

Tentu saja ia tahu apa yang dikhawatirkan wanita ini, kejadian peledakan kali ini, memberinya sebuah peringatan.

Ia merasa dirinya dan Vheren harus mencari waktu untuk kembali ke rumah baru dan tinggal di sana.

Mana lagi masih belum diketahui tujuan orang-orang itu adalah dirinya dan Vheren atau Paman Liu.

Beberapa orang berkerumun bersama bagaimana pun juga sedikit berbahaya.

Gilbert berpikir, lalu meneruskan berbicara: “Rumah baru sudah selesai direnovasi, kapan ita akan pindah ke sana?”

“Setelah tahun baru saja, lagipula setengah bulan lagi akan melewati tahun baru. Beberapa waktu ini bukankah kamu harus kembali ke kediaman Keluarga Lang? Kamu seharusnya mencari waktu untuk meminta maaf dengan baik pada Nenek Tua, sekalian membicarakan benda yang kamu curi dari dalam ruang leluhur.”

Vheren berbicara dengan tatapan licik pada Gilbert, lalu menunjukkan senyumnya.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu