Husband Deeply Love - Bab 192 Wartawan yang tidak berhati nurani

Vheren tercengang sekali mendengar penjelasan Lenny.

Bukankah dulu para wartawan itu tidak banyak berbicara, lalu Lenny yang mencarinya sendiri? Kenapa sekarang apinya malah merembet ke diri sendiri?”

Setelah pelajaran yang ia dapat dari dua kejadian sebelumnya, sekarang Vheren sudah tidak berani begitu mudahnya percaya dengan perkataan Lenny.

Bahkan sekarang dia agak mencurigai Lenny, meneleponnya di saat seperti ini, jangan-jangan untuk menjebaknya ke sana, lalu menciptakan berita yang lebih menghebohkan lagi?

Lagi pula hal seperti ini, sudah bukan pertama kalinya Lenny lakukan.

Tentunya Lenny yang di balik telepon tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Vheren, dengan wajah tenang dia menatap ponselnya sendiri, kemudian melihat lagi ke manajernya yang babak belur, sepertinya yakin sekali Vheren akan datang membantu.

“Vheren, sekarang aku benar-benar membutuhkan bantuan kamu. Besok aku masih ada satu pertunjukan bisnis. Kalau orang-orang itu masih berkerumun di depan hotel, takutnya untuk keluar dari pintu hotel pun tidak akan bisa, apakah kamu bisa datang membantu aku?”

Mendengar perkataannya, Vheren menatap Gilbert yang duduk di samping dengan ragu-ragu, tidak tahu apakah belakangan ini dia dihantui oleh sugesti bahwa dirinya akan dijebak, dia selalu merasa sepertinya bukan sesuatu yang baik ketika orang ini menyuruhnya ke sana.

Melihat tatapan wanita lugu di depannya ini, Gilbert pun mengulurkan tangan menariknya ke dalam pelukan.

Dia sama sekali tidak punya kesan yang baik terhadap wanita yang menganggu mimpi indah orang di tengah malam begini!

Benar-benar menghabiskan waktunya dengan Vheren saja, pepatah mengatakan malam perayaan imlek meskipun sangat pendek, tapi tetap saja berharga sekali, dengan hanya karena wanita ini menelepon di jam segini saja, Gilbert sudah membenci orang ini.

Tanpa sepatah kata pun dia menenggelamkan wajahnya ke leher Vheren, serta ujung lidahnya juga bermain-main, tangan besarnya meraba ke atas mengikuti pakaian yang dikenakan Vheren, maksud dari tindakannya ini tidak perlu dijelaskan lagi.

Dia sama sekali tidak ingin Vheren mengurusi hal ini!

Melihat tangan pria ini sudah akan mencapai bagian vital, Vheren mengulurkan tangan menangkap pergelangan tangannya, dan langsung menempelkan kakinya ke wajah Gilbert.

Di saat ini juga, Lenny yang di balik telepon sana menjerit, dilanjutkan dengan suara langkah kaki yang tidak beraturan.

“Nona Liu, apa hubungan anda dengan sutradara Ding?”

“Nona Liu, sebelumnya tersebar berita di internet bahwa sahabat kamu, Vheren Xie, merebut Gilbert Lang, pengusaha yang sedang terkenal, dari sisi kamu, apakah benar?”

“Nona Liu, sekarang anda baru saja selesai syuting, dan konser juga masih dilanjutkan, kenapa kamu muncul di kota A?”

“……”

Vheren bisa mendengar pertanyaan yang menusuk itu, dia mengangkat kepala menatap pria yang ditindihnya di bawah, serta mengulurkan tangan menunjuk-nunjuk bahunya.

“Tuan Lang, tidakkah kamu merasa harusnya aku pergi menolongnya di saat seperti ini?”

Mendengar perkataannya, sekilas muncul tatapan suram dari matanya.

Kapan wanita polos ini bisa membedakan dengan jelas siapa teman dia yang sebenarnya?

Sekian tahun Lenny dalam dunia itu, sudah lama dia lupa bagaimana caranya menulis kata teman.

Sementara tidak perlu bilang apa tujuannya belakangan ini? Hanya berdasarkan perkataan yang orang itu katakan ke dirinya, Gilbert sudah kecewa berat terhadap dia.

Tapi ada beberapa hal, yang sudah dia katakan berulang kali pun tidak berguna.

Tetap perlu wanita polos itu menyadarinya sendiri.

Tapi meskipun demikian, Gilbert tetap mengkhawatirkan satu hal.

Kalau wanita polos ini ke hotel sendiri, bisa jadi para wartawan itu akan membuat berita yang tidak-tidak.

Terpikir akan hal ini, Gilbert langsung bangun dan mengganti baju, lalu menoleh ke Vheren yang masih kebingungan, serta tersenyum lebar.

Agak lama kemudian Vheren baru menyadari maksudnya, segera ia berkata ke telepon : “Aku ke sana sekarang juga!”

Tapi saat kedua orang itu dengan tergesa-gesanya sampai di hotel, ruang lobby penuh disesaki oleh satpam dan wartawan.

Sekarang adalah malam jam 8.40, seharusnya adalah waktu ramai-ramainya check in hotel, tapi terjadi keributan demikian di ruang lobby, keinginan para penonton untuk menonton keramaian pun melebihi keinginan untuk istirahat.

Vheren menarik Gilbert masuk ke lift yang di samping, dilihatnya bayangan dirinya di dinding lift yang tampak menyedihkan, ia pun mengeluarkan topinya untuk dipakai.

Dia saling berpandangan dengan Gilbert, lalu berkata : “Atau kamu jangan ikut saja, pertanyaan mereka juga sudah kamu dengar, kalau sekarang kamu muncul di sana, tidakkah membuktikan bahwa tebakan mereka benar? Kalau sampai demikian, Lenny semakin tidak bisa memberi penjelasan lagi.”

Mendengar perkataannya, Gilbert mengangguk, akhirnya dia berdiri di depan pintu lift, melihat kerumunan wartawan di sana, dia pun membalikkan badan menghadap dinding.

Kalau bukan karena mengkhawatirkan wanita polos ini, dia tidak mungkin tertarik untuk berada di sini di tengah malam begini.

Vheren masuk ke lift dan sampai ke lantai yang diberitahu Lenny, dia yang baru saja keluar dari lift terkejut oleh apa yang dilihatnya.

Apakah wartawan sekarang begitu parah?

Segerombolan orang berkerumun di depan pintu kamar hotel, satu per satu mengetuk pintu, bahkan ada beberapa orang yang sedang mengobrol dan bercanda dengan ponsel mereka sendiri.

Seolah hal seperti ini sudah wajar sekali dalam kehidupan sehari-hari mereka, namun mereka tidak menyadari tindakan mereka yang seperti ini menyebabkan akibat apa untuk orang lain.

Dengan dilihat semua orang, Vheren berjalan ke pintu kamar Lenny dan mengetuk pintu.

Wartawan yang paling dekat dengannya mendorongnya, dan bertanya dengan jutek : “Kamu wartawan media mana! Apakah tidak tahu mengantri?”

Vheren tidak mengindahkannya, dan langsung mengirim pesan ke ponsel Lenny.

Tiga menit kemudian, pintu terbuka.

Melihat Vheren dengan santainya masuk ke dalam kamar hotel, para wartawan itu sangat tidak puas.

Semakin keras mereka mengetuk pintu, bahkan ada beberapa yang ingin mengulurkan tangan masuk ke celah pintu, namun juga langsung ditarik kembali saat Vheren menutup pintu.

Vheren menoleh ke Lenny yang serba salah, dilepas topinya dan dilempar ke sofa.

“Bukankah kamu perlu jelaskan kenapa lagi kali ini?”

Lenny menatap Vheren dengan air mata berlinang, lalu mengucek matanya yang bengkak, agak lama kemudian baru membuka mulut menjelaskan.

Hari ini dia termasuk memindahkan batu namun batu mengenai kakinya sendiri. Awalnya ingin meminjam kesempatan dimana hubungan Vheren dan Gilbert sedang kurang membaik untuk mempromosikan film dia yang selanjutnya akan tayang.

Tapi yang tidak ia sangka adalah ada orang yang lebih cepat satu langkah darinya.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu