Husband Deeply Love - Bab 195 Kampung halaman Federica
Hampir sepuluh jam kemudian, Vheren dan dua orangnya lagi sudah turun dari jalan tol.
Hampir semalaman Federica tidak tidur, kedua matanya hanya menatap lurus ke luar, tatapannya yang kosong itu mengejutkan sekali.
Melihat dia demikian, Vheren sungguh tidak tahu harus bagaimana menghiburnya.
Bagaimana pun juga masalah ini, bukannya bisa langsung keluar dari kesedihan hanya dengan beberapa kata hiburan dari orang lain.
Dia yang dulu juga demi mempertahankan hal terakhir yang ditinggalkan ayahnya, baru memaksakan diri sampai puncak, beberapa waktu itu kalau bukan ada Hendra yang kadang menemaninya di rumah, mungkin dirinya sudah mati kelelahan.
Pada saat itu, tidak ada hal lain selain lembur, tiga kali makan sehari juga ia tetap makan di perusahaan, rasanya ingin sekali membagi dirinya menjadi beberapa orang, agar bisa mengurus semua hal di perusahaan sampai jelas.
Awalnya ia pikir setelah sampai waktunya, dirinya akan bersatu dengan Hendra, tapi pada akhirnya dia malah menikah dengan Gilbert.
Di tengah melamun, ponselnya berbunyi.
Melihat tampilan panggilan masuk, Vheren mengerutkan alis.
Gilbert?
Setelah bingung sejenak, ia pun menerima panggilan tersebut.
“Tidak berangkat kerja?”
Setelah Vheren bertanya demikian, Gilbert hening sejenak, kemudian berkata : “Aku sudah sampai, di sini sudah diatur semuanya, nanti kalau sudah sampai, kamu bawa Federica ke rumah duka dulu saja, kakaknya bilang hari ini sudah akan dibawa pergi.”
Mendengar perkataan Gilbert, Vheren terkejut sekali.
“Bagaimana kamu bisa datang? Bukankah sebelumnya bilang akan rapat di perusahaan?”
Mendengar perkataan Vheren, sekilas tampak tatapan manja di wajah Gilbert, selanjutnya ia langsung mematikan telepon.
Ternyata Gilbert memang masih mengkhawatirkannya!
Sekitar setengah jam kemudian, Vheren membawa yang lain sampai di rumah lama Federica.
Ini hanya sebuah kota kecil, tidak termasuk tempat yang bagus, bisa dikatakan tidak ada yang spesial dari tempat ini.
Sesampainya di sini, Federica semakin diam.
Wajahnya yang suram itu membuat Vheren merasa tidak tega.
Agak lama kemudian, Federica baru membuka mulut : “Dari sangat kecil aku sudah meninggalkan rumah, diantar ibuku untuk dititip ke rumah famili, tapi setelah dewasa, aku keluar dari rumah famili, dan menyewa rumah di luar, kemudian mulai kuliah.”
Sambil berbicara, Federica menatap tempat ini, agak asing, agak takut, sudah bukan seperti dirinya yang dulu penuh kepercayaan diri.
Vheren mengulurkan tangan menepuk bahunya dan menghibur : “Jangan berpikir terlalu banyak, kita pergi melihat ayah kamu saja.”
Federica menyunggingkan bibir dengan kaku, dengan menundukkan kepala ia mengikuti Vheren di belakang.
Terkadang Federica bahkan tidak tahu apakah pria ini benar-benar ayah kandungnya, sejak dia mencari uang sendiri, yang ia hadapi adalah tuntutan tidak berakhir dari orang yang memberinya nyawa ini.
Selain membayar uang kuliah, kebanyakan uang yang ia dapat diserahkan untuk mengisi lubang yang tidak berdasar ini.
Tapi yang tidak disangka oleh Federica adalah, orang yang demikian malah tiba-tiba meninggal, seketika Federica tidak tahu apakah semua yang ia alami sekian tahun ini adalah kenyataan, tapi bagi Federica, sekarang ini semua hanya awal permulaan mimpi buruknya.
Baru saja mereka sampai di depan pintu rumah Federica, muncul seorang wanita yang rambutnya terurai dan kusut.
“Prakkk!”
Belum sempat merespon, satu tamparan sudah mendarat di wajah Federica.
“Apakah kamu masih manusia? Ayah kamu sudah mati saja kamu masih tidak tahu pulang untuk melihat sebentar? Hah? Apakah kamu masih punya hati nurani! Federica, apakah hati nuranimu sudah dimakan oleh anjing! Dasar anjing! Kenapa kamu tidak mati saja! Kenapa kamu tidak mati saja! Kenapa yang mati bukan kamu! Kenapa bukan kamu!”
Tinjuan dari wanita itu mendarat di tubuh Federica berulang kali, sambil memukul ia mengumpat, seolah Federica melakukan dosa besar.
Vheren menatapnya sambil mengerutkan dahi, serta langsung menarik Federica ke belakangnya.
Di saat ibunya Federica akan memukul lagi, Gilbert langsung menenggelamkan dia dalam pelukannya.
Roderick juga maju untuk menjauhkan dia, dan menghadang di antara mereka berdua.
“Bibi, tetap tenang walaupun sedang berduka!”
Usai Roderick berkata demikian, ditatapnya wanita yang wajahnya tidak bersahabat ini, kalau dirinya tidak salah ingat, sebelumnya pernah menyelidiki orang ini.
Punya ibu yang seperti ini, tidak tahu bagaimana Federica menghadapinya selama ini.
Namun jelas sekali wanita ini tidak mengindahkan maksud Roderick.
Dia langsung duduk di lantai dan menjerit.
“Ya Tuhan! Bagaimana bisa membiarkan kamu pergi begitu saja? Semuanya gara-gara anak tidak berbakti ini yang tidak mau mengeluarkan uang untuk kamu! Kamu berjerih payah seumur hidup, memimpin keluarga ini, dan sekarang malah pergi begitu saja, meninggalkan kami semua, bagaimana nasib kami selanjutnya? Aku mempertaruhkan setengah nyawaku, tapi malah melahirkan seorang anak yang tidak tahu balas budi! Apakah Tuhan mempermainkan aku!”
Jeritan wanita ini dengan cepat menarik perhatian tamu yang melayat untuk mengerumuni, mereka semua mengomentari Federica.
“Jadi ini putrinya Tuan Qiao, sebelumnya pernah dengar putri yang satu ini lulusan universitas terkenal di luar negeri. Ternyata semua pendidikan yang didapat sudah masuk ke perut anjing ini!”
“Iya iya, putri siapa yang melihat ayah kandung sendiri meninggal malah seperti ini! Menurut aku sungguh kesalahan besar dulu ayahnya menjemputnya, anak yang berhati busuk, untuk apa mempedulikannya?”
“Untuk apa mengkhawatirkan masalah orang lain? Kamu juga bukannya tidak tahu bagaimana perlakuan keluarga ini terhadap dia, orang lain ikut berkomentar, kamu yang hanya seorang tetangga juga masih tidak tahu diri sedikit?”
Seorang ibu-ibu di samping sudah tidak tahan lagi, didorongnya pria di sisinya, serta menarik pria itu kembali ke lantai atas dengan menjewer telinganya.
Federica seolah tidak mendengar bisikan komentar orang sekitar, dengan acuh tak acuh dia berdiri di belakang Vheren, sembari menatap ibunya yang sudah menangis sampai tidak bisa bersuara, sekilas muncul senyuman menyindir di wajahnya.
Sekarang dia sudah meninggalkan rumah ini selama setengah tahun, selain setiap bulan mengirimkan biaya hidup, dirinya bahkan tidak pernah meminta uang dari rumah.
Bahkan saat dia kecelakaan dan dirawat inap selama beberapa bulan di rumah sakit, perhatian dan tanya kabar dari semua orang dalam keluarga ini tidak ada sedikit pun.
Mereka hanya bisa tidak hentinya mengirim pesan ke dia, bilang bahwa di rumah sudah tidak ada uang, anak kakaknya tidak punya makanan, ayah tidak punya uang untuk berobat.
Tapi dia juga manusia, dia juga perlu istirahat, juga perlu perhatian dan kasih sayang dari orang lain.
Namun apa yang dilakukan oleh orang yang disebut orang tua kandungnya ini? Malah hanya ingin memeras semua kemampuannya sampai tetesan terakhir.
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyMy Only One
Alice SongMy Cute Wife
DessyAwesome Husband
EdisonPejuang Hati
Marry SuIstri Pengkhianat
SubardiHusband Deeply Love×
- Bab 1 Apakah Nona Xie bersedia menikah denganku?
- Bab 2 Maaf, semoga kalian bahagia.
- Bab 3 Berakting sesuai kondisi.
- Bab 4 Jauhi putriku, semakin jauh semakin bagus.
- Bab 5 Tak disangka berani-beraninya Gilbert Lang mengambil keuntungan darinya
- Bab 6 Sekamar dengan Gilbert Lang
- Bab 7 Bermain kelewat batas
- Bab 8 Membohongimu, aku tidak sudi!
- Bab 9 Pesta yang menyesakkan
- Bab 10 Apakah aku perlu mengajari kalian bagaiamana caranya berpacaran?
- Bab 11 Memamerkan istri
- Bab 12 Suntikan modal Gilbert Lang
- Bab 13 Mendatangkan pelakor
- Bab 14 Merebut pasangan orang
- Bab 15 Di atas ranjang dan di bawah ranjang
- Bab 16 Menantu bertemu dengan ayah mertua
- Bab 17 Memahami satu sama lain
- Bab 18 Merebut rumah orang lain
- Bab 19 Kamu terlalu keterlaluan
- Bab 20 Keputusan akhir Perusahaan Besar Xie berada di tanganku
- Bab 21 Perdebatan perihal saham
- Bab 22 Menghilangkan kepura-puraan
- Bab 23 Peringatan Kematian
- Bab 24 Kedatangan sahabat
- Bab 25 Masa lalu Federica Qiao
- Bab 26 Datang tanpa diundang
- Bab 27 Hubungan paman dan keponakan yang aneh
- Bab 28 Nenek Gilbert Lang
- Bab 29 Tak kenal puas
- Bab 30 Sakit
- Bab 31 Gangguan stres pasca trauma
- Bab 32 Aku mencari Hendra Gu!
- Bab 33 Kekecewaan yang mendalam
- Bab 34 Mengalami krisis sekali lagi
- Bab 35 Bawa keluar, jangan bunuh dulu.
- Bab 36 Bukankah kamu masih memiliki aku?
- Bab 37 Kembalikan putriku
- Bab 38 Dunia memang sempit
- Bab 39 Dolly Lang kembali
- Bab 40 Masa lalu Gilbert Lang
- Bab 41 Dapur Meledak
- Bab 42 Berpikiran Sempit
- Bab 43 Pelelangan
- Bab 44 Harus Mendapatkannya
- Bab 45 Bertemu di Bar
- Bab 46 Garis Awal Kerjasama
- Bab 47 Apa masalahmu?!
- Bab 48 Kesombongan Yang Tidak Terkontrol
- Bab 49 Aku adalah bosmu
- Bab 50 Wawancara Eksklusif
- Bab 51 Masuk Ke Dalam Pelukan
- Bab 52 Gilbert Lang Yang Mabuk
- Bab 53 Kamu Harus Bertanggung Jawab Padaku
- Bab 54 Gilbert Lang Menghilang
- Bab 55 Mencari Orang
- Bab 56 Penculikan dan ancaman
- Bab 57 Keselamatan Gilbert Lang
- Bab 58 Menyelamatkan diri sendiri
- Bab 59 Aku datang
- Bab 60 Bala bantuan tiba
- Bab 61 Kembali Dengan Selamat
- Bab 62 Identitas Vheren
- Bab 63 Datang Menjenguk
- Bab 64 Ini Karena Aku Mencintai Kamu
- Bab 65 Manja adalah suatu penyakit
- Bab 66 Menjenguk
- Bab 67 Masa Lalu
- Bab 68 Keluarga Xie
- Bab 69 Aku Tidaklah Tertarik dengan Monyet
- Bab 70 Tolong Datang
- Bab 71 Vheren adalah istriku
- Bab 72 Satu keluarga
- Bab 73 Total lima ratus juta!
- Bab 74 Orang yang tidak tahu malu, pasti akan melakukan hal apapun
- Bab 75 Kalau bukan mempunyai sifat yang sama, tidak akan menjadi keluarga
- Bab 76 Serakah
- Bab 77 Wanita Paling Berbahaya
- Bab 78 John Liu di Depan Pintu
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Sebuah Hadiah yang Besar
- Bab 81 Pembatalan Pernikahan Keluarga Liu
- Bab 82 Simpan Sebentar
- Bab 83 Merekomendasikan Seseorang
- Bab 84 Gumpalan Darah di Bagian Kepala
- Bab 85 Kekhawatiran Gilbert
- Bab 86 Vheren Xie Sudah Sadar
- Bab 87 Dokter Yang Datang Dari Amerika
- Bab 88 Hendra Gu Datang
- Bab 89 Wanitaku
- Bab 90 Tolong Jangan Menunda Waktu Anakku
- Bab 91 'Anjing' tidak patuh, karena ayahnya yang tidak bertanggung jawab?"
- Bab 92 Rencana Operasi Bedah
- Bab 93 Jamuan Malam
- Bab 94 Orang Keluarga Gu
- Bab 95 Terpukul di Hadapan Publik
- Bab 96 Awal Konspirasi
- Bab 97 Keluarga Gu Bertamu
- Bab 98 Pikirkan Baik-Baik
- Bab 99 Kontrak
- Bab 100 Ayah Hendra Gu
- Bab 101 Masalah waktu itu
- Bab 102 walau awalnya tidak tetapi untungnya berhasil
- Bab 103 Federica Qiao keluar dari rumah sakit
- Bab 104 Teman ayah
- Bab 105 Velly Shen
- Bab 106 Wawancara Dimulai
- Bab 107 Cantik
- Bab 108 Permisi, Ini Suamiku
- Bab 109 Maksud Hati
- Bab 110 Penggalangan Dana
- Bab 111 Rumah kemasukan Perampok
- Bab 112 Gilbert Lang terluka
- Bab 113 aku tidak ingin kamu cemas
- Bab 114 Kemunculan Hantu Batin
- Bab 115 )rang pintar yang memilih pemimpin tepat untuk memimpin
- Bab 116 Kehidupan Kecil yang Penting
- Bab 117 Pemaksaan Mendatangkan Pengawal
- Bab 118 Mencurigai
- Bab 119 Musuh yang Datang
- Bab 120 Mission Impossible
- Bab 121 Kebetulan bertemu Alberson Lang
- Bab 122 Wanita Cantik Diatas Kasur
- Bab 123 Mencoba Mendapatkan Keuntungan Tetapi Malah Menjadi Lebih Buruk.
- Bab 124 Jatuh Cinta
- Bab 125 Apakah Kamu Yakin Menyukai Ku?
- Bab 126 Berita Keluarga Gu
- Bab 127 Membatalakan Kerjasama
- Bab 128 Pasangan yang Sudah Ditakdirkan Bersama
- Bab 129 Telepon Dari Ibu Mertua
- Bab 130 Acara Makan Malam
- Bab 131 Istirku Hanya Ada Satu
- Bab 132 Erin Fang Melompat Dari Gedung
- Bab 133 Hidup Dan Mati Adalah Takdir
- Bab 134 Membutuhkan Makanan Dan Hubungan Seks
- Bab 135 Harus Banyak Bergerak Jika Ingin Hidup Bahagia
- Bab 136 Jujur dan tulus hati
- Bab 137 Pemikiran Aurora Tang
- Bab 138 Tidak ada bedanya
- Bab 139 Diikuti
- Bab 140 Balas dendam
- Bab 141 Pemecatan
- Bab 142 Semua Untuk Kebaikanmu
- Bab 143 Di Pikiranku Penuh Dengan Kamu
- Bab 144 Pahlawan Menyelamatkan Si Cantik
- Bab 145 Serangan Mendadak
- Bab 146 Pesta ulangtahun
- Bab 147 Aku menyukaimu
- Bab 148 Radang usus buntu akut
- Bab 149 Sesuatu terjadi pada Dolly Lang
- Bab 150 Penculik ditangkap
- Bab 151 Kembali Dengan Aman
- Bab 152 Marchella Xie Datang
- Bab 153 Rusa Kecil Terbunuh
- Bab 154 Urusan 'Publik' Rutin
- Bab 155 Ancaman Keluarga Gu
- Bab 156 Kaki Tangan Untuk Melakukan Hal Jahat
- Bab 157 Restoran Vegetarian
- Bab 158 Aku Tidak Sengaja
- Bab 159 Musuh Dari Musuh
- Bab 160 Pesta Keluarga Gu
- Bab 161 Mendapatkan Apapun Yang Diinginkan
- Bab 162 Apa Aku Tidak Boleh Bahagia?
- Bab 163 Kedatangan Ibu Mertua
- Bab 164 Aku Tidak Akrab Denganmu
- Bab 165 Paman Liu Mengalami Kecelakaan
- Bab 166 Kejadian buruk terjadi lagi
- Bab 167 Merkurius yang Surut.
- Bab 168 Video dalam Memori USB
- Bab 169 Gilbert Lang Kembali
- Bab 170 Cemburu
- Bab 171 Masalah Demi Masalah
- Bab 172 Minta Maaf Secara Langsung
- Bab 173 Fotografi Bawah Air (1)
- Bab 173 Fotografi Bawah Air
- Bab 174 Tatapan yang Berbeda
- Bab 175 Federica Tidak Tenang
- Bab 176 Mobil yang Hilang
- Bab 177 Undangan Ke Pesta Minuman
- Bab 178 Alergi Terhadap Alkohol
- Bab 179 Memangnya Dia Siapa?
- Bab 180 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Bab 181 Kamu Tahu Apa Kesalahanmu?
- Bab 182 Di mana Gilbert Lang?
- Bab 183 Orang Jahat yang Masih Belum Lenyap
- Bab 184 Pengaturan Dari Perusahaan
- Bab 185 Demi Mengejar Uang
- Bab 186 Hubungan ibu-anak yang tidak akrab
- Bab 187 Tidak Menghormati Senior
- Bab 188 Akhir dari Alfred Zheng
- Bab 189 Telepon dari Nyonya Tua Xie
- Bab 190 Meminta Bantuan
- Bab 191 Tindakan yang mantap sekali
- Bab 192 Wartawan yang tidak berhati nurani
- Bab 193 Penyelesaian yang mencanggungkan
- Bab 194 Mengenal orang yang tidak baik
- Bab 195 Kampung halaman Federica
- Bab 196 Kenapa Yang Mati Bukan Kamu?
- Bab 197 Upacara Pemakaman
- Bab 198 Masalah Keluarga
- Bab 199 Kehidupan Sangat Berharga
- Bab 200 Perbuatan Cari Mati
- Bab 201 Paman Liu Sudah Bangun
- Bab 202 Pemberhentian Pembantu
- Bab 203 Aku Bukan Ibumu
- Bab 204 Lotus Putih Abadi
- Bab 205 Perjamuan Khusus
- Bab 206 Pembicaraan Antara Ibu dan Anak
- Bab 207 Rencana Bulan Madu
- Bab 208 Tiba-Tiba Terkenal
- Bab 209 Telepon dari Lenny
- Bab 210 Aku Sungguh Menyukaimu
- Bab 211 Benar-Benar Tidak Terpikir
- Bab 212 Pacar Lenny
- Bab 213 Pintar Berwawasan Luas
- Bab 214 Harus Berperan Sempurna
- Bab 215 Gillan Keluar Dari Rumah Sakit
- Bab 216 Yenny Pan Masuk Rumah Sakit
- Bab 217 Ini Adalah Menantu Perempuanku
- Bab 218 Gillian Ge Meminta Maaf
- Bab 219 Jangan Masuk ke Rumah Jika Bukan Bagian Dari Keluarganya
- Bab 220 Keraguan
- Bab 221 Kecelakaan Dolly Lang
- Bab 222 Vheren Xie Terluka
- Bab 223 Gilbert Lang yang Marah
- Bab 224 Hendra Gu yang Sial
- Bab 225 Minum Air Dingin Saja Gigi Bisa Bolong
- Bab 226 Kamu ini pembawa nasib buruk
- Bab 227 Halo Paman kedua, sampai jumpa Paman kedua
- Bab 228 Mengantarmu pulang
- Bab 229 Mertua dan menantu berbicara tentang isi hati
- Bab 230 Kamu tidak akan pernah mendapatkanku
- Bab 231 Rekan Tim Bodoh
- Bab 232 Tiga Wanita Dalam Satu Permainan
- Bab 233 Mengurangi Kontak Dengannya
- Bab 234 Menghadiri Resepsi
- Bab 235 Orang Sombong
- Bab 236 Sedikit Berisi
- Bab 237 Luka dan Lelah
- Bab 238 Restoran Privat
- Bab 239 Aku Akan Mempertimbangkannya
- Bab 240 Pertemuan di Bar
- Bab 241 Maaf, Tapi Ia adalah Suamiku
- Bab 242 Selamat Tahun Baru
- Bab 243 Anak ini bermarga Lang
- Bab 244 Kesepakatan
- Bab 245 Kedatangan Bibi Kedua
- Bab 246 Kamu tidak patut mengajari wanitaku
- Bab 247 Lebih baik bertemu
- Bab 248 Tes Kehamilan
- Bab 249 Ini Nenek
- Bab 250 Anak Alberson Lang
- Bab 251 Konfrontasi di Depan Umum
- Bab 252 Menurutku Lebih Baik Menikah
- Bab 253 Demi Kebaikanmu
- Bab 254 Awal Dari Kehancuran
- Bab 255 Tidak Ingin Berhubungan Denganmu
- Bab 256 Siluman, Kembalikan Kakekku
- Bab 257 Brengsek
- Bab 258 Tidak Tahu Balas Budi
- Bab 259 Membahas Pernikahan
- Bab 260 Menantu Bertemu Mertua
- Bab 261 Menyapu Pemakaman
- Bab 262 Paman Liu Siuman
- Bab 263 Epilog