Husband Deeply Love - Bab 189 Telepon dari Nyonya Tua Xie
Setelah mendengar perkataannya, ekspresinya kelihatan tidak baik.
Dia menaruh piring diatas meja, lalu duduk berhadapan dengan Federica Qiao.
Setelah sesaat, dia baru berkata:"Federica, waktu sudah berlalu, tapi kenapa aku merasa kalau kamu sedikitpun tidak berubah?"
Federica Qiao mendengarkan perkataannya, menutup laptopnya dan melihat buah yang ada di piring, lalu tersenyum kepada Vheren Xie.
"Mungkin karena aku sudah lama tinggal di luar negri. Tapi apa kamu tidak senang pergi belanja dengan Lenny hari ini?
Federica Qiao memperhatikan Vheren Xie, dan mengerti kalau acara hari ini tidak berjalan dengan baik, jadi dia juga tidak begitu mengatakan apa- apa lagi tentang hal itu.
"Oh ya, hari ini aku ada pergi ke rumah sakit untuk menjenguk paman Liu, dokter mengatakan kalau indikator kesehatannya baik-baik saja, masih mempunyai reaksi terhadap dunia luar, mungkin dia bisa sadar dalam waktu dekat ini."
Vheren Xie sambil mendengar perkataan Federica Qiao, sambil duduk bersila di sofa.
"Terima kasih sudah merawat paman Liu selama ini, apa kamu sudah menemukan orang-orang yang aku katakan sebelumnya?"
Hari in Vheren Xie sengaja meminta Federica Qiao untuk tetap di rumah, beberapa karyawan tetap di keluarga Xie mungkin tidak akan mengekspos dirinya di depan Vheren Xie, tapi mereka berbeda di depan Federica Qiao.
Dipikiran mereka, Federica Qiao mungkin hanya orang luar yang tinggal disini untuk sementara.
Vheren Xie menatap Federica Qiao, lalu memakan anggur tanpa bersuara.
Mendengan perkataan Vheren Xie, Federica Qiao lalu duduk disebelahnya, pelan-pelan mengeluarkan video dari hapenya.
Dia melihat Vheren Xie dengan ekspresi khawatir, Federica Qiao sanglat jelas dengan insiden paman Liu, tapi seiring waktu berjalan, meskipun paman Liu sedang pulih sedikit demi sedikit, tapi tetap saja belum jelas kapan dia akan sadar.
Pasti sekarang Vheren Xie sedang memaksa dirinya untuk tetap kuat agar dapat berurusan dengan orang-orang ini.
Apabila kondisi paman Liu memburuk, Vheren Xie pasti tidak dapat tahan menghadapi pukulan itu.
Kalau waktu itu tiba.....
Vheren Xie tidak sadar dengan keanehan Federica Qiao, dia melihat video di hape, dan ekspresinya tidak terlihat baik.
Sosok ini adalah tukang kebun yang kerja di keluarga Xie lebih dari 20 tahun yang lalu!
Kalau Vheren Xie ingat dengan benar, putra orang ini bekerja untuk Perusahaan Besar Xie sebelumnya, tetapi karena dia bekerja sama dengan anggota dewan direksi di luar perusahaan, perusahaan menderita kerugian besar dan dia pun langsung dipecat oleh Vheren Xie.
Setelah masalah itu berlalu, tukang kebun ini tidak begitu mengungkit tentang itu, sebaliknya, dia sering memarahi anaknya di depan Vheren Xie.
Benar-benar kalau kita mengenal seseorang belum tentuk mengenal isi hatinya.
Federica Qiao melihat senyuman Vheren xie yang ironis, lalu memeluknya.
"Vheren, sebenarnya kamu sudah bisa menebak hal ini dari awal, tidak perlu diganggu oleh orang seperti mereka, yang paling penting sekarang orang yang ada di belakang semua ini, hanya dengan membereskan orang-orang ini baru bisa tenang!"
Mendengar perkataan Federica Qiao, Vheren Xie pun menghela napas, lalu meletakkan telpon di samping.
Betul sekali perkataannya, ini semua hanyalah hal kecil!
Disaat Vheren Qiao mau berdiskusi soal waktu kepulangan mereka ke kampung halaman Federica Qiao, Roderick Wang pun masuk.
"hape mu bunyi."
Vheren Xie melihat eskpresi Roderick Wang yang aneh, melihat nama penelepon, Orang pembawa sial.
Kenapa dia tidak ingat untuk siapa panggilan ini?
Dengan bingung dia mengangkat telepon, sebelum dia dapat berkata apapun, dapat terdengar suara orang tua yang tidak sabar dari ujung telepon.
"Kenapa sekarang baru angkat telepon? Biasanya orang tua kamu mengajarimu begini?"
Vheren Xie mendengar sesaat, baru sadar kalau dia adalah Nenek Tua Xie!
Tapi kenapa Nenek Tua Xie menelponnya?
"Masih belum bicara? Vheren Xie, apa kamu masih sadar aku adalah nenekmu?
Nenek Tua Xie jelas tidak menyangka kalau Vheren Xie tidak berencana untuk mempedulikan dirinya.
Dia bergumam dalam waktu yang lama, tapi masih belum mendapatkan jawaban dari Vheren Xie.
Sudah jelas kalau Vheren Xie yang tidak berbicara sudah membuat dia marah, pada saat dia mau menutup telpon, Vheren Xie akhirnya berbicara.
"Apa kamu ada urusan sama saya? Disaat seperti ini menelpon saya."
"Bos Xie, kamu benar-benar sombong ya sekarang, apa kamu sudah tidak menganggap saya sebagai nenekmu? Aku menelpon karena peduli padamu, tapi kamu tidak berkata apapun, hanya membiarkan saya berbicara sendiri, Vheren Xie, saya pernah bilang kalau jadi orang itu tidak boleh melupai akarnya."
Perkataan Vheren Xie jelas sudah membuat Nenek Tua Xie marah, kata-kata yang lebih kasar pun sudah diucapkannya.
"Nenek, yang anda katakan benar-benar menarik. Dari saya mengangkat telpon, anda terus memarahi saya, apa anda ada kasih saya kesempatan untuk berbicara?"
Vheren Xie mendengarkan perkataanya sampai dia sendiri juga emosi, dengan kesal menghabiskan semua anggur yang ada di piring.
"Apa ini cara kamu berbicara dengan saya? Apa kamu masih menganggap saya sebagai orang yang lebih tua darimu?!"
Sekarang nenek Xie makin kesal, tidak memberikan Vheren Xie kesempatan untuk berbicara sama sekali.
Tapi apa dia ingin menggunakan identitasnya sebagai nenek keluarga Xie untuk menekan Vheren Xie? Jelas dia terlalu banyak berpikir.
Vheren Xie menelan anggur terakhir, lalu berkata.
"Nenek, anda sudah berumur, pasti tahu kalau mau meminta bantuan itu harus memiliki sikap yang baik, meskipun saya tidak tahu kenapa anda menelepon, tapi kalau anda terus menggunakan sikap ini untuk berbicara kepada saya, anda tidak perlu menelepon saya lagi di masa depan."
Untuk menghadapi keluarga Xie, Vheren Xie sudah tahu jelas haru menggunakan cara apa, muka mereka sangatlah tebal, mungkin lebih tebal dari dinding tembok, kalau tidak ingin ditekan mereka, muka kita harus lebih tebal dari mereka!
Nenek Tua Xie jelas tidak menyangka Vheren Xie akan berkata seperti itu, suaranya pun langsung terdiam.
"Kamu.....ini cara kamu berbicara dengan nenek? Aku baru saja mendengar ada yang terjadi pada keluargamu? Aku meneleponmu karena peduli padamu. Tapi lihat kamu! "
Vheren Xie benar-benar malas mendengar omong kosongnya dan melempar telponnya ke samping.
Beberapa menit kemudian, dia baru mengambil kembali hape nya, dan Nenek Tua Xie juga baru selesai bicara
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaPerjalanan Selingkuh
LindaInventing A Millionaire
EdisonGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraAir Mata Cinta
Bella CiaoHusband Deeply Love×
- Bab 1 Apakah Nona Xie bersedia menikah denganku?
- Bab 2 Maaf, semoga kalian bahagia.
- Bab 3 Berakting sesuai kondisi.
- Bab 4 Jauhi putriku, semakin jauh semakin bagus.
- Bab 5 Tak disangka berani-beraninya Gilbert Lang mengambil keuntungan darinya
- Bab 6 Sekamar dengan Gilbert Lang
- Bab 7 Bermain kelewat batas
- Bab 8 Membohongimu, aku tidak sudi!
- Bab 9 Pesta yang menyesakkan
- Bab 10 Apakah aku perlu mengajari kalian bagaiamana caranya berpacaran?
- Bab 11 Memamerkan istri
- Bab 12 Suntikan modal Gilbert Lang
- Bab 13 Mendatangkan pelakor
- Bab 14 Merebut pasangan orang
- Bab 15 Di atas ranjang dan di bawah ranjang
- Bab 16 Menantu bertemu dengan ayah mertua
- Bab 17 Memahami satu sama lain
- Bab 18 Merebut rumah orang lain
- Bab 19 Kamu terlalu keterlaluan
- Bab 20 Keputusan akhir Perusahaan Besar Xie berada di tanganku
- Bab 21 Perdebatan perihal saham
- Bab 22 Menghilangkan kepura-puraan
- Bab 23 Peringatan Kematian
- Bab 24 Kedatangan sahabat
- Bab 25 Masa lalu Federica Qiao
- Bab 26 Datang tanpa diundang
- Bab 27 Hubungan paman dan keponakan yang aneh
- Bab 28 Nenek Gilbert Lang
- Bab 29 Tak kenal puas
- Bab 30 Sakit
- Bab 31 Gangguan stres pasca trauma
- Bab 32 Aku mencari Hendra Gu!
- Bab 33 Kekecewaan yang mendalam
- Bab 34 Mengalami krisis sekali lagi
- Bab 35 Bawa keluar, jangan bunuh dulu.
- Bab 36 Bukankah kamu masih memiliki aku?
- Bab 37 Kembalikan putriku
- Bab 38 Dunia memang sempit
- Bab 39 Dolly Lang kembali
- Bab 40 Masa lalu Gilbert Lang
- Bab 41 Dapur Meledak
- Bab 42 Berpikiran Sempit
- Bab 43 Pelelangan
- Bab 44 Harus Mendapatkannya
- Bab 45 Bertemu di Bar
- Bab 46 Garis Awal Kerjasama
- Bab 47 Apa masalahmu?!
- Bab 48 Kesombongan Yang Tidak Terkontrol
- Bab 49 Aku adalah bosmu
- Bab 50 Wawancara Eksklusif
- Bab 51 Masuk Ke Dalam Pelukan
- Bab 52 Gilbert Lang Yang Mabuk
- Bab 53 Kamu Harus Bertanggung Jawab Padaku
- Bab 54 Gilbert Lang Menghilang
- Bab 55 Mencari Orang
- Bab 56 Penculikan dan ancaman
- Bab 57 Keselamatan Gilbert Lang
- Bab 58 Menyelamatkan diri sendiri
- Bab 59 Aku datang
- Bab 60 Bala bantuan tiba
- Bab 61 Kembali Dengan Selamat
- Bab 62 Identitas Vheren
- Bab 63 Datang Menjenguk
- Bab 64 Ini Karena Aku Mencintai Kamu
- Bab 65 Manja adalah suatu penyakit
- Bab 66 Menjenguk
- Bab 67 Masa Lalu
- Bab 68 Keluarga Xie
- Bab 69 Aku Tidaklah Tertarik dengan Monyet
- Bab 70 Tolong Datang
- Bab 71 Vheren adalah istriku
- Bab 72 Satu keluarga
- Bab 73 Total lima ratus juta!
- Bab 74 Orang yang tidak tahu malu, pasti akan melakukan hal apapun
- Bab 75 Kalau bukan mempunyai sifat yang sama, tidak akan menjadi keluarga
- Bab 76 Serakah
- Bab 77 Wanita Paling Berbahaya
- Bab 78 John Liu di Depan Pintu
- Bab 79 Tidak Tahu Malu
- Bab 80 Sebuah Hadiah yang Besar
- Bab 81 Pembatalan Pernikahan Keluarga Liu
- Bab 82 Simpan Sebentar
- Bab 83 Merekomendasikan Seseorang
- Bab 84 Gumpalan Darah di Bagian Kepala
- Bab 85 Kekhawatiran Gilbert
- Bab 86 Vheren Xie Sudah Sadar
- Bab 87 Dokter Yang Datang Dari Amerika
- Bab 88 Hendra Gu Datang
- Bab 89 Wanitaku
- Bab 90 Tolong Jangan Menunda Waktu Anakku
- Bab 91 'Anjing' tidak patuh, karena ayahnya yang tidak bertanggung jawab?"
- Bab 92 Rencana Operasi Bedah
- Bab 93 Jamuan Malam
- Bab 94 Orang Keluarga Gu
- Bab 95 Terpukul di Hadapan Publik
- Bab 96 Awal Konspirasi
- Bab 97 Keluarga Gu Bertamu
- Bab 98 Pikirkan Baik-Baik
- Bab 99 Kontrak
- Bab 100 Ayah Hendra Gu
- Bab 101 Masalah waktu itu
- Bab 102 walau awalnya tidak tetapi untungnya berhasil
- Bab 103 Federica Qiao keluar dari rumah sakit
- Bab 104 Teman ayah
- Bab 105 Velly Shen
- Bab 106 Wawancara Dimulai
- Bab 107 Cantik
- Bab 108 Permisi, Ini Suamiku
- Bab 109 Maksud Hati
- Bab 110 Penggalangan Dana
- Bab 111 Rumah kemasukan Perampok
- Bab 112 Gilbert Lang terluka
- Bab 113 aku tidak ingin kamu cemas
- Bab 114 Kemunculan Hantu Batin
- Bab 115 )rang pintar yang memilih pemimpin tepat untuk memimpin
- Bab 116 Kehidupan Kecil yang Penting
- Bab 117 Pemaksaan Mendatangkan Pengawal
- Bab 118 Mencurigai
- Bab 119 Musuh yang Datang
- Bab 120 Mission Impossible
- Bab 121 Kebetulan bertemu Alberson Lang
- Bab 122 Wanita Cantik Diatas Kasur
- Bab 123 Mencoba Mendapatkan Keuntungan Tetapi Malah Menjadi Lebih Buruk.
- Bab 124 Jatuh Cinta
- Bab 125 Apakah Kamu Yakin Menyukai Ku?
- Bab 126 Berita Keluarga Gu
- Bab 127 Membatalakan Kerjasama
- Bab 128 Pasangan yang Sudah Ditakdirkan Bersama
- Bab 129 Telepon Dari Ibu Mertua
- Bab 130 Acara Makan Malam
- Bab 131 Istirku Hanya Ada Satu
- Bab 132 Erin Fang Melompat Dari Gedung
- Bab 133 Hidup Dan Mati Adalah Takdir
- Bab 134 Membutuhkan Makanan Dan Hubungan Seks
- Bab 135 Harus Banyak Bergerak Jika Ingin Hidup Bahagia
- Bab 136 Jujur dan tulus hati
- Bab 137 Pemikiran Aurora Tang
- Bab 138 Tidak ada bedanya
- Bab 139 Diikuti
- Bab 140 Balas dendam
- Bab 141 Pemecatan
- Bab 142 Semua Untuk Kebaikanmu
- Bab 143 Di Pikiranku Penuh Dengan Kamu
- Bab 144 Pahlawan Menyelamatkan Si Cantik
- Bab 145 Serangan Mendadak
- Bab 146 Pesta ulangtahun
- Bab 147 Aku menyukaimu
- Bab 148 Radang usus buntu akut
- Bab 149 Sesuatu terjadi pada Dolly Lang
- Bab 150 Penculik ditangkap
- Bab 151 Kembali Dengan Aman
- Bab 152 Marchella Xie Datang
- Bab 153 Rusa Kecil Terbunuh
- Bab 154 Urusan 'Publik' Rutin
- Bab 155 Ancaman Keluarga Gu
- Bab 156 Kaki Tangan Untuk Melakukan Hal Jahat
- Bab 157 Restoran Vegetarian
- Bab 158 Aku Tidak Sengaja
- Bab 159 Musuh Dari Musuh
- Bab 160 Pesta Keluarga Gu
- Bab 161 Mendapatkan Apapun Yang Diinginkan
- Bab 162 Apa Aku Tidak Boleh Bahagia?
- Bab 163 Kedatangan Ibu Mertua
- Bab 164 Aku Tidak Akrab Denganmu
- Bab 165 Paman Liu Mengalami Kecelakaan
- Bab 166 Kejadian buruk terjadi lagi
- Bab 167 Merkurius yang Surut.
- Bab 168 Video dalam Memori USB
- Bab 169 Gilbert Lang Kembali
- Bab 170 Cemburu
- Bab 171 Masalah Demi Masalah
- Bab 172 Minta Maaf Secara Langsung
- Bab 173 Fotografi Bawah Air (1)
- Bab 173 Fotografi Bawah Air
- Bab 174 Tatapan yang Berbeda
- Bab 175 Federica Tidak Tenang
- Bab 176 Mobil yang Hilang
- Bab 177 Undangan Ke Pesta Minuman
- Bab 178 Alergi Terhadap Alkohol
- Bab 179 Memangnya Dia Siapa?
- Bab 180 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
- Bab 181 Kamu Tahu Apa Kesalahanmu?
- Bab 182 Di mana Gilbert Lang?
- Bab 183 Orang Jahat yang Masih Belum Lenyap
- Bab 184 Pengaturan Dari Perusahaan
- Bab 185 Demi Mengejar Uang
- Bab 186 Hubungan ibu-anak yang tidak akrab
- Bab 187 Tidak Menghormati Senior
- Bab 188 Akhir dari Alfred Zheng
- Bab 189 Telepon dari Nyonya Tua Xie
- Bab 190 Meminta Bantuan
- Bab 191 Tindakan yang mantap sekali
- Bab 192 Wartawan yang tidak berhati nurani
- Bab 193 Penyelesaian yang mencanggungkan
- Bab 194 Mengenal orang yang tidak baik
- Bab 195 Kampung halaman Federica
- Bab 196 Kenapa Yang Mati Bukan Kamu?
- Bab 197 Upacara Pemakaman
- Bab 198 Masalah Keluarga
- Bab 199 Kehidupan Sangat Berharga
- Bab 200 Perbuatan Cari Mati
- Bab 201 Paman Liu Sudah Bangun
- Bab 202 Pemberhentian Pembantu
- Bab 203 Aku Bukan Ibumu
- Bab 204 Lotus Putih Abadi
- Bab 205 Perjamuan Khusus
- Bab 206 Pembicaraan Antara Ibu dan Anak
- Bab 207 Rencana Bulan Madu
- Bab 208 Tiba-Tiba Terkenal
- Bab 209 Telepon dari Lenny
- Bab 210 Aku Sungguh Menyukaimu
- Bab 211 Benar-Benar Tidak Terpikir
- Bab 212 Pacar Lenny
- Bab 213 Pintar Berwawasan Luas
- Bab 214 Harus Berperan Sempurna
- Bab 215 Gillan Keluar Dari Rumah Sakit
- Bab 216 Yenny Pan Masuk Rumah Sakit
- Bab 217 Ini Adalah Menantu Perempuanku
- Bab 218 Gillian Ge Meminta Maaf
- Bab 219 Jangan Masuk ke Rumah Jika Bukan Bagian Dari Keluarganya
- Bab 220 Keraguan
- Bab 221 Kecelakaan Dolly Lang
- Bab 222 Vheren Xie Terluka
- Bab 223 Gilbert Lang yang Marah
- Bab 224 Hendra Gu yang Sial
- Bab 225 Minum Air Dingin Saja Gigi Bisa Bolong
- Bab 226 Kamu ini pembawa nasib buruk
- Bab 227 Halo Paman kedua, sampai jumpa Paman kedua
- Bab 228 Mengantarmu pulang
- Bab 229 Mertua dan menantu berbicara tentang isi hati
- Bab 230 Kamu tidak akan pernah mendapatkanku
- Bab 231 Rekan Tim Bodoh
- Bab 232 Tiga Wanita Dalam Satu Permainan
- Bab 233 Mengurangi Kontak Dengannya
- Bab 234 Menghadiri Resepsi
- Bab 235 Orang Sombong
- Bab 236 Sedikit Berisi
- Bab 237 Luka dan Lelah
- Bab 238 Restoran Privat
- Bab 239 Aku Akan Mempertimbangkannya
- Bab 240 Pertemuan di Bar
- Bab 241 Maaf, Tapi Ia adalah Suamiku
- Bab 242 Selamat Tahun Baru
- Bab 243 Anak ini bermarga Lang
- Bab 244 Kesepakatan
- Bab 245 Kedatangan Bibi Kedua
- Bab 246 Kamu tidak patut mengajari wanitaku
- Bab 247 Lebih baik bertemu
- Bab 248 Tes Kehamilan
- Bab 249 Ini Nenek
- Bab 250 Anak Alberson Lang
- Bab 251 Konfrontasi di Depan Umum
- Bab 252 Menurutku Lebih Baik Menikah
- Bab 253 Demi Kebaikanmu
- Bab 254 Awal Dari Kehancuran
- Bab 255 Tidak Ingin Berhubungan Denganmu
- Bab 256 Siluman, Kembalikan Kakekku
- Bab 257 Brengsek
- Bab 258 Tidak Tahu Balas Budi
- Bab 259 Membahas Pernikahan
- Bab 260 Menantu Bertemu Mertua
- Bab 261 Menyapu Pemakaman
- Bab 262 Paman Liu Siuman
- Bab 263 Epilog